Anda di halaman 1dari 67

NO JENIS INDIKATOR DEFINISI OPERASIONAL (DO) CARA PERHITUNGAN CARA PERHITUNGAN

banyaknya balita kurang gizi banyaknya balita kurang gizi


1. Prevalensi kekurangan gizi (underweight) pada anak balita adalah jumlah
Prevalensi kekurangan gizi
1. anak usia 6 bulan 0 hari s/d 59 bulan 29 hari dengan status gizi kurus (BB/PB X
(underweight) pada anak balita atau BB/TB = -3 SD sampai dengan < -2 SD).
Jumlah balita Jumlah balita

banyaknya balita stunting banyaknya balita stunting


1. Prevalensi stunting pada baduta (bawah dua tahun) adalah balita dg tanda
Prevalensi stunting pada baduta
2. klinis stunting (S.Pendek) dan atau indeks Berat Badan menurut Tinggi Badan X
(bawah dua tahun) menurut Umur (TB/U) dg nilai Z-score < -3 SD.
Jumlah balita Jumlah balita

Jumlah Desa yang ada peta informasi kurang gizidi Jumlah Desa yang ada peta informasi kurang
suatu wilayah pada periode tertentu gizidi suatu wilayah pada periode tertentu

Jumlah seluruh Desa yang ada Jumlah seluruh Desa yang ada
1. Persentase Pemetaan informasi kurang gizi adalah proporsi desa yang ada
Persentase peta informasi kurang peta informasi kurang gizi di suatu wilayah pada periode tertentu terhadap
3. gizi jumlah seluruh puskesmas yang ada di suatu wilayah pada periode tertentu
100%.

1. Balita Kurus mendapat makanan tambahan adalah jumlah anak usia 6


bulan 0 hari s/d 59 bulan 29 hari dengan status gizi kurus (BB/PB atau BB/TB = Jumlah balita kurus yang mendapat makanan Jumlah balita kurus yang mendapat makanan
-3 SD sampai dengan < -2 SD) yang mendapat makanan tambahan selama 90 tambahan tambahan
hari berturut turut.
X

Persentase balita kurus yang


4. mendapat makanan tambahan
X
2. Makanan Tambahan adalah makanan yg di konsumsi sebagai tambahan
Persentase balita kurus yang asupan zat gizi diluar makanan utama dalam bentuk makanan tambahan di suatu wilayah pada periode tertentu Jumlah seluruh balita kurus di suatu wilayah
4. mendapat makanan tambahan pabrikan atau makanan tambahan bahan pangan lokal yang diberikan minimal pada periode tertentu
selama 90 Hari Makan Anak (HMA) berturut turut.

3. Persentase balita kurus mendapat makanan tambahan adalah proporsi


balita kurus yg mendapat makanan tambahan selama 90 HMA terhadap jumlah
balita kurus di satu wilayah pada periode tertentu.
Jumlah kasus balita gizi buruk yang mendapat
1. Balita adalah anak yg berumur di bawah 5 tahun (0-59 bulan 29 hari). perawatan

2. Kasus Balita Gizi Buruk adalah balita dg tanda klinis gizi buruk dan atau Jumlah kasus balita gizi buruk yang
indeks Berat Badan menurut Panjang Badan (BB/PB) atau Berat Badan di suatu wilayah pada periode tertentu mendapat perawatan
Menurut Tinggi Badan (BB/TB) dg nilai Z-score < -3 SD.
Persentase kasus balita gizi buruk
5. X
yang mendapat perawatan
3. Kasus balita gizi buruk yg mendapat perawatan adalah balita gizi buruk yg Jumlah seluruh balita gizi buruk yg
di rawat inap maupun rawat jalan di fasilitas pelayanan kesehatan dan ditemukan disuatu wilayah periode tertentu
masyarakat sesuai dg tatalaksana gizi buruk.

4. Persentase kasus balita gizi buruk yang mendapat perawatan adalah


proporsi kasus balita gizi buruk yang mendapat perawatan terhadap jumlah
kasus balita gizi buruk yg ditemukan disuatu wilayah pada periode tertentu.

1. Ibu Hamil KEK adalah ibu Hamil dengan Lingkar Lengan Atas (LILA) < 23,5 Jumlah ibu hamil KEK yang mendapat makanan Jumlah ibu hamil KEK yang mendapat
cm. makanan

X
2. Makanan Tambahan adalah makanan yg dikonsumsi sebagai tambahan
Persentase ibu hamil KEK yang asupan zat gizi diluar makanan utama dalam bentuk makanan tambahan di suatu wilayah pada periode tertentu Jumlah seluruh sasaran bumil KEK di suatu
6. mendapat makanan tambahan pabrikan atau makanan tambahan makanan bahan pangan lokal yg diberikan wilayah pada periode tertentu
minimal selama 90 hari makan ibu (HMI) beturut turut.

3. Persentase Ibu Hamil KEK mendapat makanan tambahan adalah proporsi


ibu hamil KEK yg mendapatkan makanan tambahan terhadap jumlah ibu hamil
KEK yg ada di suatu wilayah pada periode tertentu.

Jumlah balita BGM di suatu wilayah pada periode


1. Balita adalah anak yang berumur di bawah 5 tahun (0-59 bulan 29 hari) tertentu

2. Balita di timbang (D) adalah anak umur 0-59 bulan 29 hari yang di timbang Jumlah seluruh balita yang ditimbang berat Jumlah balita BGM di suatu wilayah pada
di seluruh posyandu yang melapor di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu badannya periode tertentu
Persentase balita bawah garis
7. X
merah (BGM)
3. Bawah Garis Merah (BGM) adalah hasil penimbangan berat badan dengan Jumlah seluruh balita yang ditimbang berat
grafik berat badan berada di bawah garis merah kurva pertumbuhan anak yang di suatu wilayah pada periode tertentu badannya disuatu wilayah pada periode
ada pada buku KIA/KMS. tertentu

4. Persentase Balita BGM adalah proporsi balita BGM terhadap balita yang
ditimbang di suatu wilayah pada periode tertentu X 100%.
1. Garam Konsumsi Beriodium adalah produk bahan makanan yg komponen Jumlah rumah tangga yang mengonsumsi garam
utamanya natrium klorida (NaCl) dengan penambahan kalium lodat (KlO3).

2. Alat Tes Cepat Garam Beriodium (Larutan Uji Garam beriodium) adalah Jumlah rumah tangga yang mengonsumsi
larutan yg di gunakan untuk menguji kandungan iodium dalam garam secara beriodium di suatu wilayah pada periode tertentu garam beriodium di suatu wilayah pada
kualitatif yg dapat membedakan ada/tidaknya iodium dalam garam melalui periode tertentu
perubahan warna menjadi ungu.
Persentase rumah tangga
8. X
mengonsumsi garam beriodium
Jumlah rumah tangga yang diperiksa di suatu
3. Rumah Tangga yg mengkonsumsi garam beriodium adalah seluruh anggota Jumlah rumah tangga yang diperiksa di suatu wilayah Jumlah rumah tangga yang diperiksa
rumah tangga yg mengkonsumsi garam beriodium. wilayah di suatu wilayah

4. Persentase rumah tangga yg mengkonsumsi garam beriodium adalah


proporsi rumah tangga yg mengkonsumsi garam beriodium terhadap jumlah pada periode tertentu pada periode tertentu
seluruh rumah tangga yg diperiksa di satu wilayah pada periode tertentu .

1. Bayi umur 6-11 bulan adalah bayi umur 6-11 bulan yang ada di suatu Jumlah bayi 6-11 bulan + balita 12-59 bulan yang
mendapat kapsul vitamin A di suatu wilayah pada
wilayah kabupaten/kota. periode tertentu

Jumlah bayi 6-11 bulan + balita 12-59 bulan


2. Bayi umur 12-59 bulan adalah balita umur 12-59 bulan yang ada di suatu Jumlah balita 6-59 bulan di suatu wilayah yang mendapat kapsul vitamin A di suatu
wilayah kabupaten/kota wilayah pada periode tertentu
X

Persentase balita 6-59 bulan 3. Balita 6-59 bulan adalah balita umur 6-59 bulan yg ada di suatu wilayah pada periode tertentu Jumlah balita 6-59 bulan di suatu wilayah
9. mendapat kapsul vitamin A kabupaten/kota. pada periode tertentu

4. Kapsul Vitamin A adalah kapsul yg mengandung vitamin A dosis tinggi,


yaitu 100.000 Satuan Internasional (SI) untuk Bayi umur 6-11 bulan dan
200.000 SI untuk balita 12-59 bulan.

5. Persentase balita mendapat kapsul vitamin a adalah proporsi bayi 6-11


bulan ditambah proporsi balita 12-59 bulan yg mendapat 1 (satu) kapsul
vitamin A pada periode 6 bulan terhadap jumlah seluruh balita 6-59 bulan yg
ada di suatu wilayah pada periode tertentu.

1. Ibu Nifas dalah ibu baru melahirkan sampai hari ke 42 Jumlah ibu nifas dapat kapsul vit A

2. Ibu nifas mendapat kapsul vitamin A adalah ibu nifas mendapat 2 kapsul
Jumlah ibu nifas dapat kapsul vit A di suatu
vitamin A, satu kapsul diberikan segera setelah melahirkan dan kapsul kedua di suatu wilayah pada periode tertentu wilayah pada periode tertentu
diberikan minimal 24 jam setelah pemberian pertama.
Persentase ibu nifas mendapat
10. X
kapsul vitamin A
Persentase ibu nifas mendapat
10. X
kapsul vitamin A
3. Kapsul Vitamin A Untuk Ibu nifas adalah kapsul yang mengandung vitamin Jumlah seluruh ibu nifas yang ada di suatu wilayah Jumlah seluruh ibu nifas yang ada di suatu
A dosis 200.000 Satuan Internasional (SI) berwarna Merah. wilayah pada periode tertentu

4. Persentase ibu nifas mendapat kapsul vitamin a adalah proporsi ibu nifas
yang mendapat kapsul vitamin A terhadap jumlah ibu nifas yang ada di suatu pada periode tertentu
wilayah pada periode tertentu.

1. Remaja Putri adalah remaja puteri yang berusia 12-18 tahun yang Jumlah remaja putri mendapat TTD
bersekolah di SLTP dan SLTA

2. TTD Program adalah tablet yang mengandung 60 mg elemental besi dan


Jumlah remaja putri mendapat TTD di suatu
0,25 mg asam folat yang disediakan oleh pemerintah dan diberikan secara di suatu wilayah pada periode tertentu wilayah pada periode tertentu
gratis pada remaja puteri
X
Persentase remaja putri mendapat 3. TTD Mandiri adalah TTD atau multi vitamin dan mineral, minimal Jumlah seluruh remaja yang ada di suatu
12. mengandung elemental besi dan asam folat yang diperoleh secara mandiri Jumlah seluruh remaja yang ada di suatu wilayah
TTD wilayah pada periode tertentu
sesuai anjuran

4. Remaja puteri mendapat TTD adalah jumlah remaja puteri yang mendapat pada periode tertentu
minimal 13 butir TTD setiap bulan.

5. Persentase remaja puteri mendapat TTD adalah proporsi remaja putri yg


mendapat TTD 1 tablet setiap minggu dan 1 tablet setiap hari selama 10 hari
masa haid terhadap jumlah remaja putri di suatu wilayah pada periode
tertentu.
1. Ibu Hamil Anemia adalah ibu hamil dengan kadar Hb < 11,0 g/dl yang Jumlah ibu hamil anemia di suatu wilayah
Jumlah ibu hamil anemia
diperiksa pada saat kunjungan pertama (K1). pada periode tertentu

13. Persentase ibu hamil anemia X


2. Persentase Ibu Hamil Anemia adalah proporsi ibu hamil anemia Jumlah seluruh ibu hamil yang diperiksa di
terhadap jumlah ibu hamil yang diperiksa di suatu wilayah pada periode di suatu wilayah pada periode tertentu suatu wilayah pada periode tertentu
tertentu X 100%.

1. Baduta adalah bayi dan anak umur 0-23 bulan 29 hari. Jumlah balita 0-59 bulan 29hari ditimbang

2. Balita adalah anak yg berumur di bawah 5 tahun (0-59 bulan 29 hari). di suatu wilayah pada periode tertentu

3. S Baduta adalah jumlah baduta yg berasal dari seluruh posyandu yg Jumlah balita 0-59 bulan 29 hari dari seluruh Jumlah balita 0-59 bulan 29hari ditimbang
posyandu yang melapor di suatu wilayah pada
melapor di suatu wilayah pada periode tertentu. di suatu wilayah pada periode tertentu
periode tertentu
Persentase balita yang ditimbang
14. X
berat badannya
Jumlah balita 0-59 bulan 29 hari dari seluruh
4. D Baduta adalah jumlah baduta yg di timbang di seluruh posyandu yg posyandu yang melapor di suatu wilayah
melapordi suatu wilayah pada periode tertentu. pada periode tertentu

5. Persentase D/S baduta adalah proporsi baduta yg ditimbang terhadap


baduta yg berasal dari seluruh posyandu yg melapor di suatu wilayah pada
periode tertentu .

6. S balita 24-59 bulan adalah jumlah anak umur 24-59 bulan yg berasal dari
seluruh posyandu yg melapor di suatu wilayah pada periode tertentu.

1. Bayi umur 0-6 bulan adalah seluruh bayi umur 0 bulan 1 hari sampai 5 Jumlah bayi eksklusif usia 0- 5 bulan 29 hari
bulan 29 hari.

2. Bayi umur 6 bulan adalah seluruh bayi yg mencapai umur 5 bulan 29 hari. di suatu wilayah pada periode tertentu

3. Bayi mendapat ASI Ekslusif 0-6 bulan adalah bayi 0-6 bulan yg diberi ASI
saja tanpa makanan atau cairan lain kecuali obat,vitamin dan mineral (Jumlah bayi eksklusif usia 5 bulan 29 hari + bayi Jumlah bayi eksklusif usia 0- 5 bulan 29 hari
tidak eksklusif di suatu wilayah pada periode tertentu
berdasarkan recall 24 jam
X
Persentase bayi usia kurang dari 6
15.
bulan mendapat ASI Eksklusif
X

Persentase bayi usia kurang dari 6 4. Bayi mendapat ASI Ekslusif 6 bulan adalah bayi 6 bulan yg diberi ASI saja (Jumlah bayi eksklusif usia 5 bulan 29 hari +
tanpa makanan atau cairan lain kecuali obat,vitamin dan mineral berdasarkan usia 5 bulan 29 hari) di suatu wilayah pada periode
15. bayi tidak eksklusif usia 5 bulan 29 hari) di
bulan mendapat ASI Eksklusif tertentu
recall 24 jam. suatu wilayah pada periode tertentu

5. Bayi 0-6 bulan yg ada di suatu wilayah adalah jumlah seluruh bayi umur 0
bulan 1 hari sampai 5 bulan 29 hari yg tercatat pada register pencatatan
pemberian ASI pada bayi umur 0-6 bulan di suatu wilayah pada periode
tertentu.

6. Persentase bayi umur 0-6 bulan mendapat Asi Ekslusif adalah proporsi bayi
mendapat ASI Ekslusif 0-6 bulan terhadap jumlah seluruh bayi umur 0-6 bulan
yg datang dan tercatat dalam register pencatatan/Buku KIA/ KMS di suatu
wilayah pada periode tertentu.
7. Persentase bayi umur 6 bulan mendapat ASI Ekslusif adalah proporsi bayi
mencapai umur 5 bulan 29 hari mendapat ASI Ekslusif 6 bulan terhadap jumlah
seluruh bayi mencapai umur 5 bulan 29 hari yg datang dan tercatat dalam
register pencatatan/Buku KIA/ KMS di suatu wilayah pada periode tertentu.

1. Inisiasi Menyusui Dini (IMD) adalah proses menyusu dimulai secepatnya Jumlah bayi baru lahir yang mendapat IMD
segera setelah lahir. IMD dilakukan dengan cara kontak kulit ke kulit antara bayi Jumlah bayi baru lahir yang mendapat IMD
di suatu wilayah pada periode tertentu
dengan ibunya segera setelah lahir dan berlangsung minimal 1 (satu) jam.
Persentase bayi yang baru lahir
16. X
mendapat IMD
2. Persentase bayi baru lahir yang mendapat IMD adalah proporsi bayi baru Jumlah seluruh bayi baru lahir di suatu
lahir yang mendapat IMD terhadap jumlah bayi baru lahir di suatu wilayah di suatu wilayah pada periode tertentu wilayah pada periode tertentu
pada periode tertentu.

Jumlah desa yang telah dibentuk kelompok


Jumlah desa yang telah dibentuk kelompok pendukung program gizi di suatu wilayah
pendukung pada periode tertentu
X
1. Jumlah kelompok pemberdayaan masyarakat pendukung program gizi
Jumlah kelompok pemberdayaan adalah Jumlah desa yang telah dibentuk kelompok pendukung program gizi di program gizi di suatu wilayah pada periode Jumlah seluruh desa di suatu wilayah pada
17. masyarakat pendukung program suatu wilayah pada periode tertentu dibagi Jumlah seluruh desa di suatu tertentu periode tertentu
gizi wilayah pada periode tertentu 8 kelompok.

Jumlah seluruh desa

1. Kasus balita gizi lebih adalah balita dg tanda klinis gizi lebih (obesitas) dan Jumlah anak balita (0-59bln) mengalami gizi lebih Jumlah anak balita (0-59bln) mengalami gizi
atau indeks Berat Badan menurut Tinggi Badan menurut Umur (TB/U) dg nilai (obesitas) lebih (obesitas) di suatu wilayah pada
Z-score > +3 SD. periode tertentu
18. Persentase kasus gizi lebih X
2. Persentase kasus gizi lebih adalah Jumlah anak balita (0-59bln)
Jumlah balita (0-59 bln) di suatu wilayah
mengalami gizi lebih (obesitas) di suatu wilayah pada periode tertentu di suatu wilayah pada periode tertentu pada periode tertentu
terhadap Jumlah balita (0-59 bln) di suatu wilayah pada periode tertentu.
1. Kasus balita gizi buruk/busung lapar adalah balita dg tanda klinis gizi Jumlah gizi buruk/busung lapar yang
Jumlah gizi buruk/busung lapar yang membuat
buruk dan atau indeks Berat Badan menurut Panjang Badan (BB/PB) atau membuat ada di suatu wilayah pada periode
ada
Berat Badan Menurut Tinggi Badan (BB/TB) dg nilai Z-score < -3 SD. tertentu
Persentase gizi buruk/busung lapar
20. X
mendapat pelayanan
2. Persentase kasus balita gizi buruk yang mendapat pelayanan adalah Jumlah seluruh gizi buruk/busung lapar yang
proporsi kasus balita gizi buruk yang mendapat pelayanan terhadap jumlah di suatu wilayah pada periode tertentu dilayani di suatu wilayah pada periode
kasus balita gizi buruk yg ditemukan disuatu wilayah pada periode tertentu. tertentu
CAPAIAN KINERJA PROGRAM
GAN
2016 2017 2018 2019 2020

100%

100%

100%

100%

100%
100%
100%

100%

100%
100%

100%

100%
100%

100%
100%

100%

100%
100%

100%

100%

100%
100%
NO JENIS INDIKATOR DEFINISI OPERASIONAL (DO) CARA PERHITUNGAN

d. Puskesmas dengan rawat inap ( BOR dan LOS) Rawat inap adalah pelayanan kesehatan perorangan yang meliputi observasi, diagnosa,
pengobatan rehabilitasi medik dengan menginap di ruang inap puskesmas rawat inap yang oleh Jumlah hari lama dirawat pasien keluar dari Puskesmas dengan Rawat Inap dalam satu
karena penyakitnya penderita harus menginap. ALOS (Average Length of Stay ) adalah rata-rata wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
lama rawat seorang pasien. Indikator ini disamping memberikan gambaran tingkat efisiensi, juga
dapat memberikan gambaran mutu pelayanan, apabila diterapkan pada diagnosis tertentu dapat
dijadikan hal yang perlu pengamatan yang lebih lanjut. Secara umum LOS yang ideal < 12 Jumlah Pasien Keluar (Hidup+Mati) dalam satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
hari adalah prosentase pemakaian tempat tidur pada satuan waktu tertentu. Indikator ini
BOR
memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur di Puskesmas Rawat Jumlah hari perawatan di puskesmas dengan rawat inap dalam satu wilayah kerja pada
Inap. Nilai parameter BOR yang ideal adalah antara 60-85%. kurun waktu tertentu.

Jumlah Tempat Tidur x Jumlah Hari dalam satu satuan waktu

13 Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) Jumlah Program yang melakukan publikasi kegiatan BOK di Puskesmas sesuai dengan RKA BOK
Jumlah Program Mempublikasi kegiatan BOK
Jumlah seluruh program yang didanai BOK

VII PROGRAM KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN


1 Mencatat penerimaan dan pengeluaran obat Melakukan pencatatan semua obat yang dikeluarkan maupun yang diterima disetiap bagian a. Sebagian kecil unit pelayanan ( < 30% Unit Pelayanan)= Nilai 4
disetiap unit pelayanan di Puskesmas
b. Sebagian besar unit pelayanan ( 50% Unit Pelayanan)= Nilai 7

c. Seluruh unit pelayanan = Nilai 10

2 Menerapkan FIFO dan FEFO FIFO adalah penempatan obat berdasarkan obat yang datang pertama kali harus dikeluarkan lebih a. Sebagian kecil obat ( < 30% obat)= Nilai 4
dahulu dari obat yang datang kemudian FEFO adalah penggunaan
obat berdasarkan kadaluarsanya, obat yang lebih kadaluarsa harus di keluarkan lebih dahulu dari
FEFO adalah penggunaan obat berdasarkan
obat yang kadaluarsanya kemudian. kadaluarsanya, obat yang lebih kadaluarsa harus di b. Sebagian besar obat ( 5 0% obat )= Nilai 7
keluarkan lebih dahulu dari obat yang kadaluarsanya kemudian.
c. Seluruh obat = Nilai 10

3 Membuat kartu stock untuk setiap jenis obat/ Mencatat mutasi obatdalam bentuk kartu stock pada setiap item obat a. Sebagian kecil obat ( < 30% obat)= Nilai 4
bahan digudang obat secara rutin
b. Sebagian besar obat ( 5 0% obat )= Nilai 7

c. Seluruh obat = Nilai 10

4 Melakukan Up dating / Pelaporan daftar alkes Melakukan crosscek ulang terhadap Alkes yang ada disetiap bagian pelayanan rutin a. 1 kali setahun = Nilai 4
secara berkala
NO JENIS INDIKATOR DEFINISI OPERASIONAL (DO) CARA PERHITUNGAN
4 Melakukan Up dating / Pelaporan daftar alkes Melakukan crosscek ulang terhadap Alkes yang ada disetiap bagian pelayanan rutin
secara berkala
b. 2 kali setahun = Nilai 7

c. Tiap 4 bulan = Nilai 10

VIII PROGRAM PROMKES, KESLING DAN KESJA

1 Jumlah Kebijakan Publik yang berwawasan Jumlah kebijakan yang berasal dari kepala desa yang mendukung program kesehatan berupa
kesehatan kebijakan/peraturan/surat edaran/surat himbauan hasil dari Advokasi/MMD yang mendukung
kesehatan khususnya dalam upaya peningkatan perilaku sehat dan kemandirian masyarakat untuk Jumlah kebijakan kepala desa yang dikeluarkan Kepala Desa se wilayah kerja Puskesmas
hidup sehat.

2 Jumlah Tema Pesan dalam Komunikasi,informasi, Jumlah tema dengan bentuk brosur,leaflet,poster, buku saku dan spanduk yang di sebarkan di
dan Edukasi kepada masyarakat masyarakat secara individu,kelompok, dan massal berupa pesan kesehatan prioritas. Jumlah tema yang di publikasikan
10 tema publikasi

3 Persentase Desa yang memanfaatkan Alokasi dana persentase desa yang memanfaatkan alokasi dana desa min 10% untuk UKBM dalam rangka
Desa Minimal 10 % untuk UKBM (jumlah desa yang pengembangan desa/kelurahan siaga aktif Jumlah desa dengan dana 10 %
di harapkan)
Jumlah Desa
NO JENIS INDIKATOR DEFINISI OPERASIONAL (DO) CARA PERHITUNGAN

5 Persentase Rumah Tangga Ber PHBS Rumah tangga yang seluruh anggotanya ber-perilaku hidup bersih dan sehat yang meliputi 10
indicator ( rumah tangga yang seuruh anngotanya berperilaku hidup bersi dan sehat memenuhi 7 Jumlah rumah tangga yang ber PHBS
indikator
Seluruh jumlah rumah tangga

6 Persentase desa siaga aktif Strata Madya dan Desa dan kelurahan siaga aktif yang telah memiliki forum desa/kelurahan dan berjalan walaupun
Purnama belum rutin,memiliki kader kesehatan 3-5 orang,memiliki akses pelayanan kesehatan
dasar,meilikiposyandu dan 2 UKBM aktif,Sudah memiliki dana dari pemerintahan desa dan Jumlah desa siaga aktif madia + purnama
kelurahan serta sumber dana lainnya,ada peran aktif masyarakat atau ormas,pembinaan PHBS Jumlah Semua desa siaga aktif
minimal 20 % rumah tangga.

7 Persentase sekolah dasar yang mempromosikan Sekolah dengan melaksanakan program strata Standar dan paripurna
kesehatan Jumlah Sekolah sehat strata Standarl dan paripurna
Jumlah sekolah sehat diwilayah kerja

8 Persentase sekolah menengah yang Sekolah dengan melaksanakan program starata Standar dan paripurna
mempromosikan kesehatan Jumlah Sekolah sehat strata maksimal dan paripurna
Jumlah sekolah diwilayah kerja

9 Persentase Sekolah PAUD/SD/SMP/SMA memiliki Sekolah yang telah memiliki SK tim Pelaksana UKS
SK Tim pelaksana UKS Jumlah Sekolah yang memiliki SK Tim Pelaksana UKS
Jumlah sekolah di wilayah kerja

10 Jumlah Desa dengan pembentukan 3 UKBM Desa yang memiliki 3 UKBM dengan pengurusnya.
Jumlah Desa yang memiliki 3 UKBM sewilayah kerja Puskesmas

11 Jumlah Kader Poskesdes yang Ikut Orientasi semua Jumlah Kader poskesdes yang mendapatkan pengetahuan semua program kesehatan
program kesehatan Jumlah kader poskesdes yang mendapatkan pengetahuan semua program kesehatan
sewilayah kerja Puskesmas

12 Kader Posyandu yang ikut Orientasi semua Jumlah kader posyandu yang mendapatkan pengetahuan semua program kesehatan
program kesehatan Jumlah kader posyandu yang mendapatkan pengetahuan semua program posyandu se
Wilayah kerja Puskesmas

13 Jumlah organisasi kemasyarakatan yang Jumlah organisasi kemasyarakatan yang bekerja sama dengan Puskesmas dan jaringannya yang
memanfaatkan sumberdayanya untuk mendukung memanfaatkan sumber dayanya untuk mendudkung program kesehatan. Jumlah ormas yang melakukan MOU mendukung program kesehatan sewilayah kerja
kesehatan Puskesmas

14 Jumlah Desa/Kelurahan yang melaksanakan STBM Desa yg melaksanakan STBM adalah desa yg melaksanakan minimal 2 pilar dan sudah melakukan
pemicuan minimal 1 dusun, mempunyai tim kerja masyarakat, dan telah mempunyai rencana Jumlah kumulatif Desa/Kelurahan yang terverifikasi melaksanakan STBM
tindak lanjut untuk menuju sanitasi total
NO JENIS INDIKATOR DEFINISI OPERASIONAL (DO) CARA PERHITUNGAN

15 Sarana air minum yg dilakukan pengawasan Persentase sampel air minum yg diperiksa pd penyelenggara air minum
Jumlah sampel yang diperiksa pada penyelenggara air minum

Jumlah Sampel yang harus diperiksa

16 Proporsi Penduduk/RT dengan akses berkelanjutan Perbandingan antara pddk/RT dengan akses thd sumber air minum berkualitas (layak) di wilayah
terhadap air minum berkualitas (layak) tertentu pd periode waktu tertentu Jml/banyaknya pddk atau rumah tangga diwilayah tertentu dg akses thd sumber air
minum berkualitas pada periode tertentu

Jumlah Penduduk atau rumah tangga pada wilayah dan periode yang sama

17 Kualitas Air Minum yang memenuhi syarat Persentase sampel air minum yg memenuhi syarat pd penyelenggara air minum di wil tertentu
yang diuji pada periode waktu tertentu Jml sampel air minum di penyelenggara air minum yg dijui kualitas air minum dan
memenuhi syarat parameter mikrobiologi, fisik, kimia pada periode

Jumlah total/ seluruh sampel air minum di [penyelenggara air minum yg diuji parameter
mikrobiologi, fisik, kimia dlm periode waktu yg sama

18 Pddk/RT dg akses thd fasilitas sanitasi yg layak Perbandingan antara Pddk/RT yg memiliki akses thd fasilitas sanitasi yg layak (jamban sehat) dg
(jamban sehat) pddk/ RT seluruhnya dinytakan dlm pesrsentase Jmlh pddk dg akses thd fasilitas sanitasi yg layak (jamban sehat) di wilayah dan periode
tertentu

Jumlah pddk/RT di wilayah dan periode tertentu waktu yg sama


NO JENIS INDIKATOR DEFINISI OPERASIONAL (DO) CARA PERHITUNGAN

19 Rumah yg memenuhi syarat kesehatan - Jumlah Rumah Sehat adalah jumlah rumah sehat tahun sebelumnya ditambah rumah sehat
hasil pembinaan tahun berjalan
% Rumah Sehat =

- Jumlah rumah dibina yg memenuhi syarat kesehatan adalah jumlah rumah yg dilakukan yg
telah dilakukan pembinaan dan telah memenuhi syarat kesehatan -
Jumlah rumah dibina adalah jumlah yg tidak memnuhi syarat kesehatan pada tahun sebelumnya % Rumah dibina sehat =
yg dibina pada tahun berjalan

20 Tempat Umum yang memenuhi Syarat - Jumlah TTU yg ada adalah Jml seluruh TTU yg berada di lokasi wilayah kerja dan kurun waktu
tertentu - Jumlah TTU sehat adalah Jumlah TTU yang memenuhi syarat kesehatan berdasarkan hasil Inspeksi Kesehatan
TTU sehat tahun sebelumnya ditambah TTU sehat hasil pembinaan tahun sebelumnya Lingkungan sesuai standar dalam kurun waktu 1 tahun
- Jumlah TTU yang dibina adalah jumlah TTU yg tdk memnuhi syarat kesehatan pd
tahun sebelumnya yg dibina pada tahun berjalan
Jumlah TTU yg teregistrasi di wilayah Kabupaten/Kota dalam kurun waktu 1 tahun
yang sama
21 Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) yang - Jumlah TPM Sehat adalah : Jumlah TPM yg memenuhi persyaratan hygiene sanitasi di suatu
memenuhi syarat kesehatan daerah dlm kurun waktu tertentu -
Persentase TPM sehat adalah jumlah TPM sehat (memenuhi persyaratan hygiene sanitasi) disuatu
daerah dlm kurun waktu tertentu % TPM Sehat =
- Jumlah TPM seluruhnya adalah jumlah TPM yg memenuhi persyaratan hygiene sanitasi dan
TPM yang TMS hygiene sanitasi

% TPM yg dibina =

% TPM yg diuji petik =

22 Fasilitas kesehatan dan jaringannya yg melakukan Fasilitas kesehatan dan jaringannya adalah sarana pelayanan kesehatan yang berupa, puskesmas,
pengolahan limbah medis sesuai standar pustu, polindes, poskesdes, dan klinik dokter.
Fasilitas kesehatan dan jaringannya yang melakukan pengolahan limbah medis sesuai
standar
Jumlah Seluruh Fasilitas Kesehatan dan Jaringannya

24 Persentase Puskesmas yang melaksanakan Puskesmas adalah organisasi fungsional yang menyelenggarakan kesehatan olah raga
kegiatan kesehatan olah raga pada kelompok Jumlah Puskesmas yg memenuhi standar persyaratan penyelenggaraan kesehatan olah
masyarakat diwilayah kerjanya raga sesuai standar
NO Persentase Puskesmas
JENIS yang melaksanakan
INDIKATOR DEFINISI OPERASIONAL (DO) CARA PERHITUNGAN
kegiatan kesehatan olah raga pada kelompok
masyarakat diwilayah kerjanya
Jumlah Puskesmas

25 Pesentase Puskesmas yg menyelenggarakan Puskesmas adalah organisasi fungsional yang menyelenggarakan kesehatan olah raga
Kesehatan kerja dasar
Jumlah Puskesmasyg memenuhi persyaratan penyelenggaraan kesehatan kesehatan dasar
Jumlah Puskesmas

26 Jumlah Pos UKK yg dibentuk masyarakat yg Pos UKK adalah wadah upaya kesehatan berbasis masyarakat pekerja sektor informal
difasilitasi Puskesmas di daerah PPI/TPI
Jumlah Pos UKK yg dibentuk masarakat yg difasilitasi puskesmas didaerah PPI/TPI
NO JENIS INDIKATOR DEFINISI OPERASIONAL (DO) CARA PERHITUNGAN

27 Persentase Puskesmas yg melaksanakan kesor bagi Puskesmas adalah organisasi fungsional yang menyelenggarakan kesehatan olah raga bagi anak-
anak SD anak SD Jumlah SD yg telah melalsanakan kesor
Jumlah SD

28 Pesentase Jemaah haji yang diperiksa Jemaah haji yg diperiksa kebugarannya adalah jemaah haji yg dilatih dan dites kebugarannya
kebugarannya Jumlah Jemaah haji yang diperiksa kebugarannya
Jumlah jemaah haji yg ada pada tahun berjalan

IX MANAJEMEN PUSKESMAS

1 Persentase Program di Puskesmas yang membuat Dokumen Perencanaan tingkat program yang disusun sesuai dengan pedoman yang tertuang
perencanaan tingkat Program sesuai dengan dalam Permenkes Nomor 44 Tahun 2016 tentang Pedoman Manajemen Puskesmas
standar Jumlah Program PKM yang membuat Dokumen PTP Program sesuai standar
Jumlah total Program di PKM

2 Persentase Program di Puskesmas yang membuat Dokumen Renja tingkat program yang disusun sesuai dengan pedoman yang tertuang dalam
Rencana Kerja (Renja) Program sesuai dengan Permendagri Nomor 54 tahun 2010
standar Jumlah Pengelola Program PKM yang membuat Dokumen Renja Program sesuai standar
Jumlah total Program di PKM

3 Persentase Rekomendasi/RTL hasil lokmin yang Banyaknya Rekomendasi/RTL hasil Lokmin yang dikerjakan selama satu tahun
dikerjakan
Jumlah RTL yang dikerjakan
Jumlah total RTL hasil lokmin

4 Jumlah frekuensi Lokmin yang dilaksanakan Banyaknya Lokmin Bulanan dan Tribulanan yang dilaksanakan dalam jangka waktu satu tahun
Frekuensi Lokmin Bulanan

Frekuensi Lokmin Tribulanan


NO JENIS INDIKATOR DEFINISI OPERASIONAL (DO) CARA PERHITUNGAN

d. Puskesmas dengan rawat inap ( BOR dan LOS) Rawat inap adalah pelayanan kesehatan perorangan yang meliputi observasi, diagnosa,
pengobatan rehabilitasi medik dengan menginap di ruang inap puskesmas rawat inap yang oleh Jumlah hari lama dirawat pasien keluar dari Puskesmas dengan Rawat Inap dalam satu
karena penyakitnya penderita harus menginap. ALOS (Average Length of Stay ) adalah rata-rata wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
lama rawat seorang pasien. Indikator ini disamping memberikan gambaran tingkat efisiensi, juga
dapat memberikan gambaran mutu pelayanan, apabila diterapkan pada diagnosis tertentu dapat
dijadikan hal yang perlu pengamatan yang lebih lanjut. Secara umum LOS yang ideal < 12 Jumlah Pasien Keluar (Hidup+Mati) dalam satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
hari adalah prosentase pemakaian tempat tidur pada satuan waktu tertentu. Indikator ini
BOR
memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur di Puskesmas Rawat Jumlah hari perawatan di puskesmas dengan rawat inap dalam satu wilayah kerja pada
Inap. Nilai parameter BOR yang ideal adalah antara 60-85%. kurun waktu tertentu.

Jumlah Tempat Tidur x Jumlah Hari dalam satu satuan waktu

13 Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) Jumlah Program yang melakukan publikasi kegiatan BOK di Puskesmas sesuai dengan RKA BOK
Jumlah Program Mempublikasi kegiatan BOK
X 100%
Jumlah seluruh program yang didanai BOK

VII PROGRAM KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN


1 Mencatat penerimaan dan pengeluaran obat Melakukan pencatatan semua obat yang dikeluarkan maupun yang diterima disetiap bagian a. Sebagian kecil unit pelayanan ( < 30% Unit Pelayanan)= Nilai 4
disetiap unit pelayanan di Puskesmas
b. Sebagian besar unit pelayanan ( 50% Unit Pelayanan)= Nilai 7

c. Seluruh unit pelayanan = Nilai 10

2 Menerapkan FIFO dan FEFO FIFO adalah penempatan obat berdasarkan obat yang datang pertama kali harus dikeluarkan lebih a. Sebagian kecil obat ( < 30% obat)= Nilai 4
dahulu dari obat yang datang kemudian FEFO adalah penggunaan
obat berdasarkan kadaluarsanya, obat yang lebih kadaluarsa harus di keluarkan lebih dahulu dari
FEFO adalah penggunaan obat berdasarkan
obat yang kadaluarsanya kemudian. kadaluarsanya, obat yang lebih kadaluarsa harus di b. Sebagian besar obat ( 5 0% obat )= Nilai 7
keluarkan lebih dahulu dari obat yang kadaluarsanya kemudian.
c. Seluruh obat = Nilai 10

3 Membuat kartu stock untuk setiap jenis obat/ Mencatat mutasi obatdalam bentuk kartu stock pada setiap item obat a. Sebagian kecil obat ( < 30% obat)= Nilai 4
bahan digudang obat secara rutin
b. Sebagian besar obat ( 5 0% obat )= Nilai 7

c. Seluruh obat = Nilai 10

4 Melakukan Up dating / Pelaporan daftar alkes Melakukan crosscek ulang terhadap Alkes yang ada disetiap bagian pelayanan rutin a. 1 kali setahun = Nilai 4
secara berkala
NO JENIS INDIKATOR DEFINISI OPERASIONAL (DO) CARA PERHITUNGAN
4 Melakukan Up dating / Pelaporan daftar alkes Melakukan crosscek ulang terhadap Alkes yang ada disetiap bagian pelayanan rutin
secara berkala
b. 2 kali setahun = Nilai 7

c. Tiap 4 bulan = Nilai 10

VIII PROGRAM PROMKES, KESLING DAN KESJA

1 Jumlah Kebijakan Publik yang berwawasan Jumlah kebijakan yang berasal dari kepala desa yang mendukung program kesehatan berupa
kesehatan kebijakan/peraturan/surat edaran/surat himbauan hasil dari Advokasi/MMD yang mendukung
kesehatan khususnya dalam upaya peningkatan perilaku sehat dan kemandirian masyarakat untuk Jumlah kebijakan kepala desa yang dikeluarkan Kepala Desa se wilayah kerja Puskesmas
hidup sehat.

2 Jumlah Tema Pesan dalam Komunikasi,informasi, Jumlah tema dengan bentuk brosur,leaflet,poster, buku saku dan spanduk yang di sebarkan di
dan Edukasi kepada masyarakat masyarakat secara individu,kelompok, dan massal berupa pesan kesehatan prioritas. Jumlah tema yang di publikasikan
X 100%
10 tema publikasi

3 Persentase Desa yang memanfaatkan Alokasi dana persentase desa yang memanfaatkan alokasi dana desa min 10% untuk UKBM dalam rangka
Desa Minimal 10 % untuk UKBM (jumlah desa yang pengembangan desa/kelurahan siaga aktif Jumlah desa dengan dana 10 %
di harapkan) X 100%
Jumlah Desa
NO JENIS INDIKATOR DEFINISI OPERASIONAL (DO) CARA PERHITUNGAN

5 Persentase Rumah Tangga Ber PHBS Rumah tangga yang seluruh anggotanya ber-perilaku hidup bersih dan sehat yang meliputi 10
indicator ( rumah tangga yang seuruh anngotanya berperilaku hidup bersi dan sehat memenuhi 7 Jumlah rumah tangga yang ber PHBS
indikator X 100%
Seluruh jumlah rumah tangga

6 Persentase desa siaga aktif Strata Madya dan Desa dan kelurahan siaga aktif yang telah memiliki forum desa/kelurahan dan berjalan walaupun
Purnama belum rutin,memiliki kader kesehatan 3-5 orang,memiliki akses pelayanan kesehatan X 100%
dasar,meilikiposyandu dan 2 UKBM aktif,Sudah memiliki dana dari pemerintahan desa dan Jumlah desa siaga aktif madia + purnama
kelurahan serta sumber dana lainnya,ada peran aktif masyarakat atau ormas,pembinaan PHBS Jumlah Semua desa siaga aktif
minimal 20 % rumah tangga.

7 Persentase sekolah dasar yang mempromosikan Sekolah dengan melaksanakan program strata Standar dan paripurna
kesehatan Jumlah Sekolah sehat strata Standarl dan paripurna
X 100%
Jumlah sekolah sehat diwilayah kerja

8 Persentase sekolah menengah yang Sekolah dengan melaksanakan program starata Standar dan paripurna
mempromosikan kesehatan Jumlah Sekolah sehat strata maksimal dan paripurna
X 100%
Jumlah sekolah diwilayah kerja

9 Persentase Sekolah PAUD/SD/SMP/SMA memiliki Sekolah yang telah memiliki SK tim Pelaksana UKS
SK Tim pelaksana UKS Jumlah Sekolah yang memiliki SK Tim Pelaksana UKS
X 100%
Jumlah sekolah di wilayah kerja

10 Jumlah Desa dengan pembentukan 3 UKBM Desa yang memiliki 3 UKBM dengan pengurusnya.
Jumlah Desa yang memiliki 3 UKBM sewilayah kerja Puskesmas X 100%

11 Jumlah Kader Poskesdes yang Ikut Orientasi semua Jumlah Kader poskesdes yang mendapatkan pengetahuan semua program kesehatan
program kesehatan Jumlah kader poskesdes yang mendapatkan pengetahuan semua program kesehatan X 100%
sewilayah kerja Puskesmas

12 Kader Posyandu yang ikut Orientasi semua Jumlah kader posyandu yang mendapatkan pengetahuan semua program kesehatan
program kesehatan Jumlah kader posyandu yang mendapatkan pengetahuan semua program posyandu se
X 100%
Wilayah kerja Puskesmas

13 Jumlah organisasi kemasyarakatan yang Jumlah organisasi kemasyarakatan yang bekerja sama dengan Puskesmas dan jaringannya yang
memanfaatkan sumberdayanya untuk mendukung memanfaatkan sumber dayanya untuk mendudkung program kesehatan. Jumlah ormas yang melakukan MOU mendukung program kesehatan sewilayah kerja
kesehatan X 100%
Puskesmas

14 Jumlah Desa/Kelurahan yang melaksanakan STBM Desa yg melaksanakan STBM adalah desa yg melaksanakan minimal 2 pilar dan sudah melakukan
pemicuan minimal 1 dusun, mempunyai tim kerja masyarakat, dan telah mempunyai rencana Jumlah kumulatif Desa/Kelurahan yang terverifikasi melaksanakan STBM
tindak lanjut untuk menuju sanitasi total
NO JENIS INDIKATOR DEFINISI OPERASIONAL (DO) CARA PERHITUNGAN

15 Sarana air minum yg dilakukan pengawasan Persentase sampel air minum yg diperiksa pd penyelenggara air minum
Jumlah sampel yang diperiksa pada penyelenggara air minum
x 100%
Jumlah Sampel yang harus diperiksa

16 Proporsi Penduduk/RT dengan akses berkelanjutan Perbandingan antara pddk/RT dengan akses thd sumber air minum berkualitas (layak) di wilayah
terhadap air minum berkualitas (layak) tertentu pd periode waktu tertentu Jml/banyaknya pddk atau rumah tangga diwilayah tertentu dg akses thd sumber air
minum berkualitas pada periode tertentu
x 100%
Jumlah Penduduk atau rumah tangga pada wilayah dan periode yang sama

17 Kualitas Air Minum yang memenuhi syarat Persentase sampel air minum yg memenuhi syarat pd penyelenggara air minum di wil tertentu
yang diuji pada periode waktu tertentu Jml sampel air minum di penyelenggara air minum yg dijui kualitas air minum dan
memenuhi syarat parameter mikrobiologi, fisik, kimia pada periode
x 100%
Jumlah total/ seluruh sampel air minum di [penyelenggara air minum yg diuji parameter
mikrobiologi, fisik, kimia dlm periode waktu yg sama

18 Pddk/RT dg akses thd fasilitas sanitasi yg layak Perbandingan antara Pddk/RT yg memiliki akses thd fasilitas sanitasi yg layak (jamban sehat) dg
(jamban sehat) pddk/ RT seluruhnya dinytakan dlm pesrsentase Jmlh pddk dg akses thd fasilitas sanitasi yg layak (jamban sehat) di wilayah dan periode
tertentu
x 100%
Jumlah pddk/RT di wilayah dan periode tertentu waktu yg sama
NO JENIS INDIKATOR DEFINISI OPERASIONAL (DO) CARA PERHITUNGAN

19 Rumah yg memenuhi syarat kesehatan - Jumlah Rumah Sehat adalah jumlah rumah sehat tahun sebelumnya ditambah rumah sehat
hasil pembinaan tahun berjalan Jumlah Rumah Sehat
% Rumah Sehat = x 100%
Jumlah Rumah
Jumlah rumah dibina yg
memenuhi syarat kesehatan
- Jumlah rumah dibina yg memenuhi syarat kesehatan adalah jumlah rumah yg dilakukan yg
telah dilakukan pembinaan dan telah memenuhi syarat kesehatan -
Jumlah rumah dibina adalah jumlah yg tidak memnuhi syarat kesehatan pada tahun sebelumnya % Rumah dibina sehat = x 100%
yg dibina pada tahun berjalan
Jumlah rumah yang dibina

20 Tempat Umum yang memenuhi Syarat - Jumlah TTU yg ada adalah Jml seluruh TTU yg berada di lokasi wilayah kerja dan kurun waktu
tertentu - Jumlah TTU sehat adalah Jumlah TTU yang memenuhi syarat kesehatan berdasarkan hasil Inspeksi Kesehatan
TTU sehat tahun sebelumnya ditambah TTU sehat hasil pembinaan tahun sebelumnya Lingkungan sesuai standar dalam kurun waktu 1 tahun
- Jumlah TTU yang dibina adalah jumlah TTU yg tdk memnuhi syarat kesehatan pd x 100%
tahun sebelumnya yg dibina pada tahun berjalan
Jumlah TTU yg teregistrasi di wilayah Kabupaten/Kota dalam kurun waktu 1 tahun
yang sama
21 Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) yang - Jumlah TPM Sehat adalah : Jumlah TPM yg memenuhi persyaratan hygiene sanitasi di suatu
memenuhi syarat kesehatan daerah dlm kurun waktu tertentu -
Persentase TPM sehat adalah jumlah TPM sehat (memenuhi persyaratan hygiene sanitasi) disuatu Jumlah TPM Sehat
daerah dlm kurun waktu tertentu % TPM Sehat = x 100%
- Jumlah TPM seluruhnya adalah jumlah TPM yg memenuhi persyaratan hygiene sanitasi dan Jumla TPM Terdaftar
TPM yang TMS hygiene sanitasi

% TPM yg dibina = TPM yang Dibina x 100%


Jumlah TPM yg TMS hygiene sanitasi

Jumlah TPM diuji petik


% TPM yg diuji petik = x 100%
Jumlah TPM yg MS hygiene sanitasi

22 Fasilitas kesehatan dan jaringannya yg melakukan Fasilitas kesehatan dan jaringannya adalah sarana pelayanan kesehatan yang berupa, puskesmas,
pengolahan limbah medis sesuai standar pustu, polindes, poskesdes, dan klinik dokter.
Fasilitas kesehatan dan jaringannya yang melakukan pengolahan limbah medis sesuai
standar
x 100%
Jumlah Seluruh Fasilitas Kesehatan dan Jaringannya

24 Persentase Puskesmas yang melaksanakan Puskesmas adalah organisasi fungsional yang menyelenggarakan kesehatan olah raga
kegiatan kesehatan olah raga pada kelompok Jumlah Puskesmas yg memenuhi standar persyaratan penyelenggaraan kesehatan olah
masyarakat diwilayah kerjanya raga sesuai standar
x 100%
NO Persentase Puskesmas
JENIS yang melaksanakan
INDIKATOR DEFINISI OPERASIONAL (DO) CARA PERHITUNGAN
kegiatan kesehatan olah raga pada kelompok
masyarakat diwilayah kerjanya
x 100%
Jumlah Puskesmas

25 Pesentase Puskesmas yg menyelenggarakan Puskesmas adalah organisasi fungsional yang menyelenggarakan kesehatan olah raga
Kesehatan kerja dasar
Jumlah Puskesmasyg memenuhi persyaratan penyelenggaraan kesehatan kesehatan dasar
x 100%
Jumlah Puskesmas

26 Jumlah Pos UKK yg dibentuk masyarakat yg Pos UKK adalah wadah upaya kesehatan berbasis masyarakat pekerja sektor informal
difasilitasi Puskesmas di daerah PPI/TPI
Jumlah Pos UKK yg dibentuk masarakat yg difasilitasi puskesmas didaerah PPI/TPI 100%
NO JENIS INDIKATOR DEFINISI OPERASIONAL (DO) CARA PERHITUNGAN

27 Persentase Puskesmas yg melaksanakan kesor bagi Puskesmas adalah organisasi fungsional yang menyelenggarakan kesehatan olah raga bagi anak-
anak SD anak SD Jumlah SD yg telah melalsanakan kesor
x 100%
Jumlah SD

28 Pesentase Jemaah haji yang diperiksa Jemaah haji yg diperiksa kebugarannya adalah jemaah haji yg dilatih dan dites kebugarannya
kebugarannya Jumlah Jemaah haji yang diperiksa kebugarannya
x 100%
Jumlah jemaah haji yg ada pada tahun berjalan

IX MANAJEMEN PUSKESMAS

1 Persentase Program di Puskesmas yang membuat Dokumen Perencanaan tingkat program yang disusun sesuai dengan pedoman yang tertuang
perencanaan tingkat Program sesuai dengan dalam Permenkes Nomor 44 Tahun 2016 tentang Pedoman Manajemen Puskesmas
standar Jumlah Program PKM yang membuat Dokumen PTP Program sesuai standar
x 100%
Jumlah total Program di PKM

2 Persentase Program di Puskesmas yang membuat Dokumen Renja tingkat program yang disusun sesuai dengan pedoman yang tertuang dalam
Rencana Kerja (Renja) Program sesuai dengan Permendagri Nomor 54 tahun 2010
standar Jumlah Pengelola Program PKM yang membuat Dokumen Renja Program sesuai standar
x 100%
Jumlah total Program di PKM

3 Persentase Rekomendasi/RTL hasil lokmin yang Banyaknya Rekomendasi/RTL hasil Lokmin yang dikerjakan selama satu tahun
dikerjakan
Jumlah RTL yang dikerjakan
x 100%
Jumlah total RTL hasil lokmin

4 Jumlah frekuensi Lokmin yang dilaksanakan Banyaknya Lokmin Bulanan dan Tribulanan yang dilaksanakan dalam jangka waktu satu tahun
Frekuensi Lokmin Bulanan

Frekuensi Lokmin Tribulanan


NO JENIS INDIKATOR DEFINISI OPERASIONAL (DO) CARA PERHITUNGAN
Lampiran :

INDIKATOR CAPAIAN KINERJA DI LINGKUNGAN DINAS KESEHATAN KABUPATEN KEPAHIANG

NO JENIS INDIKATOR DEFINISI OPERASIONAL (DO) CARA PERHITUNGAN

I PROGRAM SURVEILANS, IMUNISASI DAN BENCANA

1 Persentase anak usia 0 sampai 11 bulan yang Bayi yang telah mendapatkan imunisasi dasar lengkap meliputi satu dosis imunisasi Hepatitis B,
mendapat imunisasi dasar lengkap satu dosis imunisasi BCG, tiga dosis imunisasi DPT-HB/DPT-HB-Hib, empat dosis imunisasi polio, (jumlah bayi yang mendapat 1x imunisasi
dan satu dosis imunisasi campak. hepatitis B, 1 x imunisasi BCG, 3 x imunisasi DPT-
HB-Hib, 4 x imunisasi polio dan 1 x imunisasi
campak dalam kurun waktu 1 tahun) X 100%

Jml Seluruh Bayi selama kurun waktu yang sama


2 Persentase sinyal kewaspadaan dini yang direspon kelengkapan dan ketepatan laporan alert atau sinyal siaga, informasi epidemiologi yang relevan, Jumlah sinyal kewaspadaan dini yang direspon
rekomendasi kegiatan yang di anjurkan untuk mengendalikan tersangka KLB dalam kurun tertentu
X 100%
Jm sinyal kewaspadaan dini yang muncul pada
kurun waktu yang sama
3 Eliminasi penyakit Campak pada anak sekolah Pelayanan Vaksin Campak terhadap murid kelas 1 SD dan Madrasah Ibtidaiyah yang dilaksanakan Jml anak SD kelas 1 yang diimunisasi Campak
dasar/sederajat kelas 1 oleh tenaga kesehatan di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu dalam kurun waktu 1 tahun
X 100%
Jml seluruh anak SD kelas 1 selama kurun waktu
yang sama
4 Eliminasi penyakit Dipteri dan Tenanus pada anak Pelayanan Vaksin Difteri Tetanus terhadap murid kelas 1 SD dan Madrasah Ibtidaiyah yang Jml anak SD Kelas 1 yang diimunisasi DT dalam
sekolah dasar/sederajat kelas 1 dilaksanakan oleh tenaga kesehatan di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu kurun waktu 1 tahun
X 100%
Jml seluruh anak SD Kelas 1 selama kurun waktu
yang sama
5 Eliminasi penyakit Dipteri dan Tenanus pada anak Pelayanan Vaksin Tetanus difteri terhadap murid kelas 2 dan 3 SD dan Madrasah Ibtidaiyah yang
sekolah dasar/sederajat kelas 2 dan 3 dilaksanakan oleh tenaga kesehatan di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu Jml anak SD Kelas 2 & 3 yang diimunisasi Td
dalam kurun waktu 1 tahun
X 100%
Jml seluruh anak SD Kelas 2 dan 3 selama kurun
waktu yang sama

II PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT TIDAK MENULAR, KESEHATAN JIWA DAN NAPZA
NO JENIS INDIKATOR DEFINISI OPERASIONAL (DO) CARA PERHITUNGAN

1 Persentase prevalensi tekanan darah tinggi (hipertensi ) Jumlah seluruh penyandang darah tinggi (hipertensi) yang mendapatkan pelayanan kesehatan
Jml Penyandang Hipertensi yg mendapatkan Yankes
X 100%
Jml estimasi penderita hipertensi berdasarkan angka
prevalensi kabupaten kepahiang ( 7.38)

2 Persentase obesitas pada penduduk usia 18 tahun jumlah seluruh penduduk usia 18 tahun keatas yang obesitas yang mendaptkan pelayanan
keatas kesehatan
Jml penduduk usia 18 tahun ketas yang obesitas
X 100%
JML penduduk 15 - 18 tahun keatas

3 Persentase DM yang mendapatkan pelayanan Jumlah seluruh penyandang DM yang mendapat pelayanan kesehatan
Jml penyandang DM yang mendapatkan pelayanan
kesehatan kesehatan X 100%
Jml estimasi kabupaten kepahiang ( 90)
4 Persentase penurunan prevalensi merokok pada usia ≤ Jumlah penduduk usia ≤ 18 tahun yang merokok mendapatkan pelayanan kesehatan
18 tahun Jml ah penduduk usia 15 - 18 tahun yang merokok
X 100%
Jml penduduk 15-18 tahun
NO JENIS INDIKATOR DEFINISI OPERASIONAL (DO) CARA PERHITUNGAN

5 Persentase Desa yang melaksanakan kebijakan Jumlah desa yang melaksanakan kebijakan KTR yang sudah di bina
kawasan tanpa rokok
Jml Desa yang melaksanakan kebijakan KTR
Jml seluruh Desa kabupaten kepahiang
X 100%

6 Persentase desa/ kelurahan yang melaksanakan Jumlah desa /kelurahan yang melaksanakan kegiatan posbindu / yang sudah memiliki posbindu
desa desa / kelurahan yang melaksanakan kegiatan
kegiatan pos pembinaan terpadu (posbindu ) PTM Posbindu PTM
X 100%
Jml seluruh desa di kabupaten kepahiang

7 Persentase perempuan usia 30 sampai 50 tahun yang Jumlah seluruh perempuan usia 30 sampai 50 tahun yang telah melaksanakan deteksi dini kanker
di wilayah puskesmas Jml perempuan usia 30 sampai 50 tahun yang telah
dideteksi dini kanker serviks dan payudara dilakukan deteksi dini kanker serviks dan payudara
X 100%
Jml perempuan usia 30 sampai 50 tahun di kabupaten
kepahiang

III PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT MENULAR LANGSUNG

PROGRAM PENCEGAHAN DAN


1 PENANGGULANGAN PENYAKIT MENULAR
a Insiden rate DBD Jumlah keseluruhan kasus demam berdarah yang ditemukan dipuskesmas
Jumah kasus DBD puskesmas

b Persentase ABJ Angka Bebas Jentik yang dihitung oleh puskesmas pada Daerah yang terjadi kasus DBD dan Jumlah rumah yg bebas jentik nyamuk
wilayah endemis DBD
x 100%
Jumlah rumah yg diperiksa jentik nyamuk
c Persentase Pemberian VAR Vaksin Anti Rabies yang diberikan terhadap pasien GHPR yang memiliki resiko tinggi tertular Jumlah Pasien GHPR Beresiko Rabies yang di
Rabies (Luka beresiko derajat II dan III dan keadaan Hewan Menurut WHO ) VAR
x 100%
Jumlah Seluruh pasien GHPR Resiko Rabies

2 PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN


PENYAKIT MENULAR LANGSUNG

a Prevalensi TB per 100.000 penduduk Angka Kejadian kasus TB paru BTA + yang terdapat dipuskesmas dalam krun waktu satu tahun
Jumlah keseluruh kasus TB per 100.000 pddk
Persentase angka keberhasilan Pengobatan TB Pasien BTA + adalah pasien dengan pemeriksaan mikroskopis sewaktu - pagi - sewaktu (SPS)
Paru BTA Positif (succes rate) dengan hasil a. sekurang kurangnya 2 dari 3 spesimen terdaapat BTA +,terdapat 1 spesimen positif Jumlah kasus tTB BTA (+)
dan dengan foto thorak menunjukan gambaran Tuberculosis. x 100%
a

NO JENIS INDIKATOR DEFINISI OPERASIONAL (DO) CARA PERHITUNGAN


Persentase angka keberhasilan Pengobatan TB Pasien BTA + adalah pasien dengan pemeriksaan mikroskopis sewaktu - pagi - sewaktu (SPS)
Paru BTA Positif (succes rate) dengan hasil a. sekurang kurangnya 2 dari 3 spesimen terdaapat BTA +,terdapat 1 spesimen positif
dan dengan foto thorak menunjukan gambaran Tuberculosis. x 100%
Jumlah seluruh kasus yang diobati

c Persentase Kasus HIV/AIDS Seseorang yang hasil pemeriksaan Positif HIV dengaan melalui 3 Test HIV.
Jumlah kasus HIV yang diobati
x 100%
Seluruh jumlah kasus HIV

e Persentase cakupan penemuan kasus baru kusta Seseorang yang mempunyai 2 tanda gejala utama kusta yaitu kelainan atau lesi pada kulit dengan
tanpa cacat bercak putih dan penebalan syaraf tepi yang disertai dengan gangguan fungsi syaraf baik sensorik Jumlah Kasus Baru yang diobati
maupun motorik. x 100%
Jumlah seluruh kasus baru
NO JENIS INDIKATOR DEFINISI OPERASIONAL (DO) CARA PERHITUNGAN

3 PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN PENDUDUK


MISKIN
a Persentase cakupan diare penyakit di saat tinja atau feses berubah menjadi lembek atau cair yang biasanya terjadi paling Jumlah Penderita Diare yang mendapat 50%
sedikit tiga kali dalam 24 jam ,Jumlah Balita penderita diare yang berkunjung dan mendapat 50% tatalaksana
tatalaksana mulai dari diare dengan dehidrasi ringan,sedang dan berat x 100%
Jumlah seluruh kasus diare

IV PROGRAM GIZI MASYARAKAT

1. Prevalensi kekurangan gizi (underweight) pada 1. Prevalensi kekurangan gizi (underweight) pada anak balita adalah jumlah anak usia 6 bulan 0
anak balita hari s/d 59 bulan 29 hari dengan status gizi kurus (BB/PB atau BB/TB = -3 SD sampai dengan < -2 banyaknya balita kurang gizi
SD). X 100%
Jumlah balita

2. Prevalensi stunting pada baduta (bawah dua 1. Prevalensi stunting pada baduta (bawah dua tahun) adalah balita dg tanda klinis stunting
tahun) (S.Pendek) dan atau indeks Berat Badan menurut Tinggi Badan menurut Umur (TB/U) dg nilai Z- banyaknya balita stunting
score < -3 SD. X 100%
Jumlah balita

3 Persentase balita kurus yang mendapat makanan 1. Balita Kurus mendapat makanan tambahan adalah jumlah anak usia 6 bulan 0 hari s/d 59
tambahan bulan 29 hari dengan status gizi kurus (BB/PB atau BB/TB = -3 SD sampai dengan < -2 SD) yang
mendapat makanan tambahan selama 90 hari berturut turut.
Jumlah balita kurus yang mendapat makanan
tambahan
X 100%
2. Makanan Tambahan adalah makanan yg di konsumsi sebagai tambahan asupan zat gizi diluar Jumlah seluruh balita kurus di suatu wilayah
makanan utama dalam bentuk makanan tambahan pabrikan atau makanan tambahan bahan pada periode tertentu
pangan lokal yang diberikan minimal selama 90 Hari Makan Anak (HMA) berturut turut.

3. Persentase balita kurus mendapat makanan tambahan adalah proporsi balita kurus yg
mendapat makanan tambahan selama 90 HMA terhadap jumlah balita kurus di satu wilayah pada
periode tertentu.

4 Persentase kasus balita gizi buruk yang mendapat 1. Balita adalah anak yg berumur di bawah 5 tahun (0-59 bulan 29 hari).
makanan tambahan
2. Kasus Balita Gizi Buruk adalah balita dg tanda klinis gizi buruk dan atau indeks Berat Badan
menurut Panjang Badan (BB/PB) atau Berat Badan Menurut Tinggi Badan (BB/TB) dg nilai Z-score Jumlah kasus balita gizi buruk yang mendapat
< -3 SD. makanan tambahan
X 100%
3. Kasus balita gizi buruk yg mendapat makanan tambahan adalah balita gizi buruk yang
mendapat makanan tambahan berupa MP-ASI Pemulihan Jumlah seluruh balita gizi buruk yg ditemukan
disuatu wilayah periode tertentu
4 Persentase kasus balita gizi buruk yang mendapat
makanan tambahan

NO JENIS INDIKATOR DEFINISI OPERASIONAL (DO) CARA PERHITUNGAN

4. Persentase kasus balita gizi buruk yang mendapat makanan tambahan adalah proporsi kasus
balita gizi buruk yang mendapat makanantambahan terhadap jumlah kasus balita gizi buruk yg
ditemukan disuatu wilayah pada periode tertentu.

5 Persentase ibu hamil KEK yang mendapat makanan 1. Ibu Hamil KEK adalah ibu Hamil dengan Lingkar Lengan Atas (LILA) < 23,5 cm.
tambahan Jumlah ibu hamil KEK yang mendapat makanan
2. Makanan Tambahan adalah makanan yg dikonsumsi sebagai tambahan asupan zat gizi diluar
makanan utama dalam bentuk makanan tambahan pabrikan atau makanan tambahan makanan
bahan pangan lokal yg diberikan minimal selama 90 hari makan ibu (HMI) beturut turut.
X 100%
Jumlah seluruh sasaran bumil KEK di suatu
wilayah pada periode tertentu
3. Persentase Ibu Hamil KEK mendapat makanan tambahan adalah proporsi ibu hamil KEK yg
mendapatkan makanan tambahan terhadap jumlah ibu hamil KEK yg ada di suatu wilayah pada
periode tertentu.
NO JENIS INDIKATOR DEFINISI OPERASIONAL (DO) CARA PERHITUNGAN

6 Persentase balita BGM yang 1. Bawah Garis Merah (BGM) adalah hasil penimbangan berat badan dengan grafik berat badan
berada di bawah garis merah kurva pertumbuhan anak yang ada pada buku KIA/KMS Jumlah BGM yang mendapat makanan

X 100%
mendapat makanan tambahan 2. Persentase Balita BGM mendapat makanan tambahan adalah proporsi balita BGM mendapat
makanan tambahan terhadap jumlah balita BGM di suatu wilayah pada periode tertentu X 100%. Jumlah seluruh balita BGM di suatu wilayah
pada periode tertentu

7 Persentase rumah tangga mengonsumsi garam 1. Garam Konsumsi Beriodium adalah produk bahan makanan yg komponen utamanya natrium
beriodium klorida (NaCl) dengan penambahan kalium lodat (KlO3).
2. Alat Tes Cepat Garam Beriodium (Larutan Uji Garam beriodium) adalah larutan yg di gunakan
untuk menguji kandungan iodium dalam garam secara kualitatif yg dapat membedakan Jumlah rumah tangga yang mengonsumsi garam
ada/tidaknya iodium dalam garam melalui perubahan warna menjadi ungu. beriodium di suatu wilayah pada periode
tertentu
X 100%
3. Rumah Tangga yg mengkonsumsi garam beriodium adalah seluruh anggota rumah tangga yg Jumlah rumah tangga yang diperiksa di suatu
mengkonsumsi garam beriodium. wilayah Jumlah rumah tangga yang diperiksa di
suatu wilayah
4. Persentase rumah tangga yg mengkonsumsi garam beriodium adalah proporsi rumah tangga
yg mengkonsumsi garam beriodium terhadap jumlah seluruh rumah tangga yg diperiksa di satu
wilayah pada periode tertentu .

8 Persentase balita 6-59 bulan mendapat kapsul 1. Bayi umur 6-11 bulan adalah bayi umur 6-11 bulan yang ada di suatu wilayah Puskesmas
vitamin A
2. Bayi umur 12-59 bulan adalah balita umur 12-59 bulan yang ada di suatu wilayah Puskesmas

3. Balita 6-59 bulan adalah balita umur 6-59 bulan yg ada di suatu wilayah Puskesmas Jumlah bayi 6-11 bulan + balita 12-59 bulan yang
mendapat kapsul vitamin A di suatu wilayah
pada periode tertentu
X 100%
4. Kapsul Vitamin A adalah kapsul yg mengandung vitamin A dosis tinggi, yaitu 100.000 Satuan
Internasional (SI) untuk Bayi umur 6-11 bulan dan 200.000 SI untuk balita 12-59 bulan. Jumlah balita 6-59 bulan di suatu wilayah pada
periode tertentu

5. Persentase balita mendapat kapsul vitamin a adalah proporsi bayi 6-11 bulan ditambah
proporsi balita 12-59 bulan yg mendapat 1 (satu) kapsul vitamin A pada periode 6 bulan terhadap
jumlah seluruh balita 6-59 bulan yg ada di suatu wilayah pada periode tertentu.

9 Persentase ibu nifas mendapat kapsul vitamin A 1. Ibu Nifas dalah ibu baru melahirkan sampai hari ke 42

2. Ibu nifas mendapat kapsul vitamin A adalah ibu nifas mendapat 2 kapsul vitamin A, satu
kapsul diberikan segera setelah melahirkan dan kapsul kedua diberikan minimal 24 jam setelah
pemberian pertama. Jumlah ibu nifas dapat kapsul vit A di suatu
wilayah pada periode tertentu X 100%
NO JENIS INDIKATOR DEFINISI OPERASIONAL (DO) CARA PERHITUNGAN

X 100%
3. Kapsul Vitamin A Untuk Ibu nifas adalah kapsul yang mengandung vitamin A dosis 200.000 Jumlah seluruh ibu nifas yang ada di suatu
Satuan Internasional (SI) berwarna Merah. wilayah pada periode tertentu
4. Persentase ibu nifas mendapat kapsul vitamin a adalah proporsi ibu nifas yang mendapat
kapsul vitamin A terhadap jumlah ibu nifas yang ada di suatu wilayah pada periode tertentu.

10 Persentase ibu hamil yang mendapatkan tablet 1. Tablet Tambah Darah (TTD) adalah tablet yg mengandung Fe dan asam folat baik yg berasal
tambah darah(TTD) minimal 90 tablet selama dari program maupun mandiri.
kehamilan
2. TTd Program adalah tablet yg mengandung 60 mg elemental besi dan 0,25 mg asam folat yg
disediakan oleh pemerintah dan diberikan secara gratis pada ibu hamil.

3. TTD Mandiri adalah TTd atau multi vitamin dan mineral, minimal mengandung elemental besi
dan asam folat yg diperoleh secara mandiri sesuai anjuran Jumlah ibu hamil yang mendapat 90 TTD yang
x 100%
ada di suatu wilayah pada periode tertentu

4. Ibu Hamil mendapat 90 TTD adalah ibu yg selama masa kehamilannya minimal mendapat 90 Jumlah seluruh ibu hamil yang ada di suatu
TTD program maupun TTD mandiri. wilayah pada periode tertentu
5. Persentase ibu hamil mendapat 90 TTD adalah proporsi ibu hamil yg mendapat 90 TTD
terhadap jumlah sasaran ibu hamil yg ada di satu wilayah pada periode tertentu
NO JENIS INDIKATOR DEFINISI OPERASIONAL (DO) CARA PERHITUNGAN

11 Persentase remaja putri mendapat TTD 1. Remaja Putri adalah remaja puteri yang berusia 12-18 tahun yang bersekolah di SLTP dan SLTA

2. TTD Program adalah tablet yang mengandung 60 mg elemental besi dan 0,25 mg asam folat
yang disediakan oleh pemerintah dan diberikan secara gratis pada remaja puteri Jumlah remaja putri mendapat TTD di suatu
wilayah pada periode tertentu
X 100%
3. TTD Mandiri adalah TTD atau multi vitamin dan mineral, minimal mengandung elemental besi
dan asam folat yang diperoleh secara mandiri sesuai anjuran Jumlah seluruh remaja yang ada di suatu
wilayah pada periode tertentu

4. Remaja puteri mendapat TTD adalah jumlah remaja puteri yang mendapat minimal 13 butir
TTD setiap bulan.
5. Persentase remaja puteri mendapat TTD adalah proporsi remaja putri yg mendapat TTD 1
tablet setiap minggu dan 1 tablet setiap hari selama 10 hari masa haid terhadap jumlah remaja
putri di suatu wilayah pada periode tertentu.

12 Persentase ibu hamil anemia 1. Ibu Hamil Anemia adalah ibu hamil dengan kadar Hb < 11,0 g/dl yang diperiksa pada saat Jumlah ibu hamil anemia di suatu wilayah pada
kunjungan pertama (K1). periode tertentu
2. Persentase Ibu Hamil Anemia adalah proporsi ibu hamil anemia terhadap jumlah ibu hamil X 100%
yang diperiksa di suatu wilayah pada periode tertentu X 100%. Jumlah seluruh ibu hamil yang diperiksa di
suatu wilayah pada periode tertentu

13 Persentase balita yang ditimbang berat badannya 1. Baduta adalah bayi dan anak umur 0-23 bulan 29 hari.

2. Balita adalah anak yg berumur di bawah 5 tahun (0-59 bulan 29 hari).


3. S Baduta adalah jumlah baduta yg berasal dari seluruh posyandu yg melapor di suatu wilayah
pada periode tertentu. Jumlah balita 0-59 bulan 29hari ditimbang di
suatu wilayah pada periode tertentu
X 100%
4. D Baduta adalah jumlah baduta yg di timbang di seluruh posyandu yg melapordi suatu wilayah Jumlah balita 0-59 bulan 29 hari dari seluruh
pada periode tertentu. posyandu yang melapor di suatu wilayah pada
periode tertentu
5. Persentase D/S baduta adalah proporsi baduta yg ditimbang terhadap baduta yg berasal dari
seluruh posyandu yg melapor di suatu wilayah pada periode tertentu .

6. S balita 24-59 bulan adalah jumlah anak umur 24-59 bulan yg berasal dari seluruh posyandu
yg melapor di suatu wilayah pada periode tertentu.
14 Persentase balita bawah garis merah (BGM) 1. Balita adalah anak yang berumur di bawah 5 tahun (0-59 bulan 29 hari)
2. Balita di timbang (D) adalah anak umur 0-59 bulan 29 hari yang di timbang di seluruh Jumlah balita BGM di suatu wilayah pada
posyandu yang melapor di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu periode tertentu
X 100%
14 Persentase balita bawah garis merah (BGM)
NO JENIS INDIKATOR DEFINISI OPERASIONAL (DO) CARA PERHITUNGAN

3. Bawah Garis Merah (BGM) adalah hasil penimbangan berat badan dengan grafik berat badan Jumlah seluruh balita yang ditimbang berat X 100%
berada di bawah garis merah kurva pertumbuhan anak yang ada pada buku KIA/KMS. badannya disuatu wilayah pada periode
tertentu
4. Persentase Balita BGM adalah proporsi balita BGM terhadap balita yang ditimbang di suatu
wilayah pada periode tertentu X 100%.
15 Persentase bayi usia kurang dari 6 bulan mendapat 1. Bayi umur 0-6 bulan adalah seluruh bayi umur 0 bulan 1 hari sampai 5 bulan 29 hari.
ASI Eksklusif
2. Bayi umur 6 bulan adalah seluruh bayi yg mencapai umur 5 bulan 29 hari.
3. Bayi mendapat ASI Ekslusif 0-6 bulan adalah bayi 0-6 bulan yg diberi ASI saja tanpa makanan
atau cairan lain kecuali obat,vitamin dan mineral berdasarkan recall 24 jam Jumlah bayi eksklusif usia 0- 5 bulan 29 hari di
suatu wilayah pada periode tertentu

4. Bayi mendapat ASI Ekslusif 6 bulan adalah bayi 6 bulan yg diberi ASI saja tanpa makanan atau X 100%
cairan lain kecuali obat,vitamin dan mineral berdasarkan recall 24 jam. (Jumlah bayi eksklusif usia 5 bulan 29 hari + bayi
tidak eksklusif usia 5 bulan 29 hari) di suatu
wilayah pada periode tertentu

5. Bayi 0-6 bulan yg ada di suatu wilayah adalah jumlah seluruh bayi umur 0 bulan 1 hari sampai
5 bulan 29 hari yg tercatat pada register pencatatan pemberian ASI pada bayi umur 0-6 bulan di
suatu wilayah pada periode tertentu.

6. Persentase bayi umur 0-6 bulan mendapat Asi Ekslusif adalah proporsi bayi mendapat ASI
Ekslusif 0-6 bulan terhadap jumlah seluruh bayi umur 0-6 bulan yg datang dan tercatat dalam
register pencatatan/Buku KIA/ KMS di suatu wilayah pada periode tertentu.

7. Persentase bayi umur 6 bulan mendapat ASI Ekslusif adalah proporsi bayi mencapai umur 5
bulan 29 hari mendapat ASI Ekslusif 6 bulan terhadap jumlah seluruh bayi mencapai umur 5 bulan
29 hari yg datang dan tercatat dalam register pencatatan/Buku KIA/ KMS di suatu wilayah pada
periode tertentu.

16 Persentase bayi yang baru lahir mendapat IMD 1. Inisiasi Menyusui Dini (IMD) adalah proses menyusu dimulai secepatnya segera setelah lahir.
IMD dilakukan dengan cara kontak kulit ke kulit antara bayi dengan ibunya segera setelah lahir dan Jumlah bayi baru lahir yang mendapat IMD di
berlangsung minimal 1 (satu) jam. suatu wilayah pada periode tertentu
X 100%
2. Persentase bayi baru lahir yang mendapat IMD adalah proporsi bayi baru lahir yang mendapat
IMD terhadap jumlah bayi baru lahir di suatu wilayah pada periode tertentu. Jumlah seluruh bayi baru lahir di suatu wilayah
pada periode tertentu

17 Jumlah kelompok pemberdayaan masyarakat 1. Jumlah kelompok pemberdayaan masyarakat pendukung program gizi adalah Jumlah desa Jumlah desa yang telah dibentuk kelompok
pendukung program gizi yang telah dibentuk kelompok pendukung program gizi di suatu wilayah pada periode tertentu pendukung program gizi di suatu wilayah
dibagi Jumlah seluruh desa di suatu wilayah pada periode tertentu 8 kelompok. pada periode tertentu X 100%
17 Jumlah kelompok pemberdayaan masyarakat 1. Jumlah kelompok pemberdayaan masyarakat pendukung program gizi adalah Jumlah desa
NO pendukung program
JENIS
giziINDIKATOR DEFINISI OPERASIONAL
yang telah dibentuk kelompok pendukung program gizi di(DO)
suatu wilayah pada periode tertentu CARA PERHITUNGAN
dibagi Jumlah seluruh desa di suatu wilayah pada periode tertentu 8 kelompok.
X 100%
Jumlah seluruh desa di suatu wilayah pada
periode tertentu

18 Persentase kasus gizi lebih 1. Kasus balita gizi lebih adalah balita dg tanda klinis gizi lebih (obesitas) dan atau indeks Berat Jumlah anak balita (0-59bln) mengalami gizi
Badan menurut Tinggi Badan menurut Umur (TB/U) dg nilai Z-score > +3 SD. lebih (obesitas) di suatu wilayah pada periode
tertentu
X 100%
2. Persentase kasus gizi lebih adalah Jumlah anak balita (0-59bln) mengalami gizi lebih
(obesitas) di suatu wilayah pada periode tertentu terhadap Jumlah balita (0-59 bln) di suatu Jumlah balita (0-59 bln) di suatu wilayah pada
wilayah pada periode tertentu. periode tertentu

19 Persentase puskesmas yang melaksanakan 1. Puskesmas yang melaksanakan surveilans gizi adalah petugas gizi puskesmas yang
surveilans gizi melaksanakan surveilans gizi sesuai kriteria pelaksanaan surveilans gizi.
Jumlah petugas gizi puskesmas yang
melaksanakan surveilans gizi sesuai kriteria
2. Persentase puskesmas yang melaksanakan surveilans gizi adalah jumlah petugas gizi puskesmas Jumlah Puskesmas yang ada disuatu wilayah X 100%
yang melaksanakan surveilans gizi sesuai kriteria terhadap dengan jumlah seluruh puskesmas tertentu
yang ada di satu wilayah kabupaten pada kurun waktu tertentu

20 Persentase gizi buruk/busung lapar mendapat 1. Kasus balita gizi buruk/busung lapar adalah balita dg tanda klinis gizi buruk dan atau indeks
perawatan tingkat lanjut Berat Badan menurut Panjang Badan (BB/PB) atau Berat Badan Menurut Tinggi Badan (BB/TB) dg Jumlah gizi buruk/busung lapar yang mendapat
nilai Z-score < -3 SD. perawatan tingkat lanjutan di suatu wilayah
pada periode tertentu
2. Persentase kasus balita gizi buruk yang mendapat perawatan tingkat lanjut adalah proporsi Jumlah seluruh gizi buruk/busung lapar yang X 100%
kasus balita gizi buruk yang mendapat pelayanan terhadap jumlah kasus balita gizi buruk yg dilayani di suatu wilayah pada periode tertentu
ditemukan disuatu wilayah pada periode tertentu.

V SEKSI KESEHATAN KELUARGA

1 Persentase puskesmas yang melakukan kelas ibu persentase Desa yang bidan desanya melaksanakan kelasa ibu hamil jumlah Desa yang melaksanakan kelasa ibu
hamil hamil
X 100%
jumlah seluruh desa disatu wilayah Puskesmas

2 Persentasi K1 Ibu hamil cakupan ibu Hamil yang pertama kali mendapat pelayanan antenatal oleh tenaga kesehatan
disuatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu oleh tenaga kesehatan sesuat standar ( 10 T ) Jumlah ibu Hamil yang pertama kali mendapat
pelayanan antenatal oleh tenaga kesehatan
disuatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
X 100%
Jumlah sasaran ibu hamil disuatu wilayah kerja
dalam 1 tahun
NO JENIS INDIKATOR DEFINISI OPERASIONAL (DO) CARA PERHITUNGAN

3 Presentasi K4 ibu hamil cakupan ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai dengan standar, paling
sedikit empat kali dengan distribusi waktu 1 kali pada trimester ke-1, 1 kali pada trimester ke-2 Jumlah ibu hamil yang telah memperoleh
dan 2 kali pada trimester ke-3 disuatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu pelayanan antenatal 4 kali sesuai dengan
standar oleh tenaga kesehatan disuatu wilayah
kerja pada kurun waktu tertentu X 100%

Jumlah sasaran ibu hamil disuatu wilayah kerja


dalam 1 tahun
4 Persentase Desa yang melakukan orientasi P4K Persentasi Keluarga Bumil yang melakukan orientasai program perencanaan persalinan dan
pencegahan komplikasi
Persentasi Keluarga Bumil yang melakukan
orientasai program perencanaan persalinan dan X 100%
pencegahan komplikasi
Jumlah seluruh Keluarga Bumil disuatu Desa

5 presentasi komplikasi maternal yang ditangani cakupan ibu dengan komplikasi kebidanan disuatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu yang
ditangani secara definitif sesuai dengan standar oleh tenaga kesehatan kompeten pada tingkat
pelayanan dasar dan rujukan. Penanganan definitif adalh penanganan / pemberian tindakan Jumlah ibu dengan komplikasi kebidanan yang
terakhir untuk menyelesaikan permasalahan tiap kasus komplikasi kebidanan mendapat pelayanan definitif disuatu wilayah
kerja pada kurun waktu tertentu X 100%
20% x jumlah sasaran ibu hamil disuatu wilayah
kerja dalam 1 tahun
6 Persentase Pelayanan Kesehatan Bayi Jumlah Bayi yang mendapatkan pelayanan paripurna minimal 4 kali yaitu 1 kali pada umur 29
hari-2 bulan, 1 kali pada umur 3-5 bulan dan 1 kali pada umur 6-8 bulan dan 1 kali pada umur 9-
11 bulan sesuai standar disuatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu Jumlah Bayi yang mendapatkan pelayanan
paripurna minimal 4 kali yaitu 1 kali pada umur
29 hari-2 bulan, 1 kali pada umur 3-5 bulan dan
1 kali pada umur 6-8 bulan dan 1 kali pada umur X 100%
9-11 bulan sesuai standar disuatu wilayah kerja
pada kurun waktu tertentu
Jumlah seluruh sasaran Bayi disuatu wilayah
kerja dalam 1 tahun
7 Persentase Pelayanan Kesehatan Balita Jumlah Balita yang mendapatkan pelayanan sesuai standar disuatu wilayah kerja pada kurun
waktu tertentu
Jumlah Balita yang mendapatkan pelayanan
sesuai standar disuatu wilayah kerja pada kurun X 100%
waktu tertentu
Jumlah seluruh sasaran Balita disuatu wilayah
kerja dalam 1 tahun
8 Persentase puskesmas yang melakukan kelas balita persentase Puskesmas yang minimal salah satu bidan puskesmas dan 50% bidan desa di wilayah
kerjanya melaksanakan kelas balita jumlah Puskesmas yang minimal salah satu
bidan puskesmas dan 50% bidan desa di wilayah
kerjanya melaksanakan kelas balita X 100%
8 Persentase puskesmas yang melakukan kelas balita persentase Puskesmas yang minimal salah satu bidan puskesmas dan 50% bidan desa di wilayah
kerjanya melaksanakan kelas balita
NO JENIS INDIKATOR DEFINISI OPERASIONAL (DO) CARA PERHITUNGAN
X 100%

jumlah seluruh puskesmas disatu wilayah


kabupaten/kota
9 Persentase Pelaksanaan SIDDTK 1. Persentase puskesmas yang melaksanakan Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh
Kembang (SDIDTK) adalah yang memberi pelayanan SDIDTK pada Balita dan Anak Pra sekolah jumlah Desa yang melaksanakan pelayanan
sesuai standar di suatu wilayah kerja dalam 1 tahun. sdidtk sesuai standar dalam 1 tahun
2. Balita adalah anak usia 0 – 59 bulan. X 100%
3. Anak Pra sekolah adalah anak usia 60 - 72 bulan. Jumlah seluruh Desa dalam 1 tahun
4. Pelayanan SDIDTK pada Balita dan Anak Pra sekolah sesuai standar adalah pelayanan SDIDTK 2
10 Persentasec pemanfaatan buku KIA kali pertahun.
Jumlah Balita, balita dan Bumil yg memiliki buku KIA
5. Dalam melaksanakan SDIDTK, Puskesmas bekerjasama dengan institusi yang melakukan
pelayanan anak usia dini seperti TK/RA, Kelompok Bermain, Tempat Penitipan Anak dan Satuan Jumlah Ibu hamil yg memiliki buku KIA
X 100%
PAUD Sejenis. Jumlah Seluruh ibu hamil di wilayah dalam 1
tahun
11 Persentase Kunjunag KN 1 cakupan pelayanan kesehatan Balita baru lahir 6 jam-48jam yang memperoleh pelayanan
kesehatan sesuai standar jumlah Balita baru lahir yang telah mendapatkan
1 kali pelayanan kunjungan neonatus pada 6-48
jam sesuai standar disuatu wilayah kerja pada
kuru waktu tertentu X 100%

Jumlah Sasaran Kelahiran Hidup di satu wilayah


kerja pada kurun waktu yang sama

12 Persentase Kunjungan KN lengkap Jumlah neonatus yang mendapatkan pelayanan sesuai standar paling sedikit tiga kali dengan
distribusi waktu 1 kali pada 6-48 jam, 1 kali pada hari ke-3- hari ke 7 dan 1 kali pada hari ke 8- hari
ke 28 setelah lahir disuatu wilayah kerja pada kuru waktu tertentu Jumlah neonatus yang mendapatkan pelayanan
sesuai standar paling sedikit tiga kali dengan
distribusi waktu 1 kali pada 6-48 jam, 1 kali pada
hari ke-3- hari ke 7 dan 1 kali pada hari ke 8- hari
ke 28 setelah lahir disuatu wilayah kerja pada X 100%
kuru waktu tertentu

Jumlah seluruh sasaran Balita disuatu wilayah


kerja dalam 1 tahun
13 Jumlah pelayanan Neonatal esensial sesuai Desa yang memberi pelayanan kesehatan esensial pada Balita baru lahir (usia 0-28 hari) sesuai sta
standar Jumlah Desa yang melaksanakan pelayanan
kesehatan neonatal esensial sesuai standar
dalam kurun waktu tertentu X 100%
àIndikator ini mengukur kesiapan puskesmas yang mampu melaksanakan pelayanan kesehatan neonatal Jumlah seluruh Desa dalam kurun waktu yang
sama
14 Persentase SD/MI yang melakukan penjaringan Jumlah sekolah yang melaksanakan penjaringan kesehatan pada Peserta Didik kelas 1 sd/mi dan
anak sekolah Kelas 1 SDLB di wilayah kerja puskesmas tersebut. jumlah siswa kelas 1 yang dijaring kesehatannya
di sekolah wilayah puskesmas dalam 1 tahun
X 100%
14 Persentase SD/MI yang melakukan penjaringan Jumlah sekolah yang melaksanakan penjaringan kesehatan pada Peserta Didik kelas 1 sd/mi dan
NO anak sekolah Kelas
JENIS
1 INDIKATOR DEFINISI OPERASIONAL (DO)
SDLB di wilayah kerja puskesmas tersebut. CARA PERHITUNGAN

X 100%
jumlah seluruh siswa kelas 1 yang dijaring
kesehatannya di sekolah wilayah puskesmas
dalam 1 tahun
15 Persentase SMP/SMA yang melakukan penjaringan Jumlah sekolah yang melaksanakan penjaringan kesehatan pada Peserta Didik kelas 7, 10 dan jumlah siswa kelas 7, 10 dan SMPLB yang
anak sekolah Kelas VII & Kelas X SMPLB di wilayah kerja puskesmas tersebut. dijaring kesehatannya di sekolah wilayah
puskesmas dalam 1 tahun
jumlah seluruh siswa kelas 7, 10 dan SMPLB X 100%
yang dijaring kesehatannya di sekolah wilayah
puskesmas dalam 1 tahun

16 Persentase Kelompok yang menyelenggarakan Jumlah Kelompok yang menyelenggarakan kegiatan kesehatan remaja memenuhi kriteria: Jumlah Kelompok menyelenggarakan kegiatan
kegiatan kesehatan remaja Memiliki tenaga kesehatan terorientasi/terlatih pelayanan kesehatan peduli remaja kesehatan remaja
Memiliki pedoman kesehatan remaja X 100%
Melakukan pelayanan konseling pada remaja Jumlah seluruh Kelompok di suatu wilayah kerja
dalam 1 tahun
17 Presentasi Posyandu Lansia Jumlah Posyandu Lansia (usia 60 tahun ke atas) yang telah mendapat pelayanan dari petugas
kesehatan baik di rumah, di kelompok lansia atau di fasilitas kesehatan minimal satu kali dalam Jumlah Posyandu Lansia
satu tahun berjalan Jumlah seluruh Posyandu Lansia di suatu X 100%
wilayah kerja dalam kurun waktu yang sama

18 Persentase Persalinan oleh nakes difaskes Jumlah Ibu Bersalin yg Mendapat Pertolongan Persalinan Oleh Nakes yg Memiliki Kompetensi
Kebidanan Di Fasilitas Kesehatan (RS, Puskesmas, Pustu, Poskesdes, Polindes, Klinik Bersalin/BPM)
Termasuk Pelayanan Balita Baru Lahir Minimal Kurang dari 48 Jam (Neonatal Esensial) Untuk
Memastikan Kesehatan Balita Pada Suatu Wilayah Kerja pd Kurun Waktu Tertentu. Jumlah persalinan yg ditolong oleh tenaga
kesehatan kompeten di fasilitas pelayanan
kesehatan pada suatu wilayah kerja pd kurun X 100%
waktu tertentu
Jumlah sasaran ibu bersalin disuatu wilayah
kerja dalam 1 tahun

19 Persenatse Persalinan oleh nakes Jumlah ibu bersalin yang mendapatkan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang Jumlah persalinan yg ditolong oleh tenaga
memiliki kompetensi kebidanan di suatu wilayah kerja dalam kurun waktu tertentu kesehatan kompeten disuatu wilayah kerja pd
kurun waktu tertentu X 100%
Jumlah sasaran ibu bersalin disuatu wilayah kerja dalam 1 tahun

20 Persentase Kunjungan nifas Lengkap Jumlah pelayanan kepada ibu pada masa 6 jam sampai dengan 42 hari pasca bersalin sesuai
standar paling sedikit 3 kali dengan distribusi waktu 6 jam-3 hari, 8-14 hari dan 36-42 hari setelah
bersalin disuatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu Jumlah ibu nifas yg telah memperoleh 3 kali
pelayanan nifas sesuai standar oleh nakes X 100%
disuatu wilayah kerja pd kurun waktu tertentu
Jumlah sasaran ibu nifas disuatu wilayah kerja
dalam 1 tahun
NO JENIS INDIKATOR DEFINISI OPERASIONAL (DO) CARA PERHITUNGAN

21 Persentase Pelayanan KB aktif Jumlah peserta KB yang baru dan lama yang masih aktif menggunakan alat dan obat kontrasepsi Jumlah peserta KB aktif disuatu wilayah kerja pd
(alokon ) dibandikan dengan jumlah pasangan usia subur disuatu wilayah kerja pada kurun waktu kurun waktu tertentu
tertentu X 100%
Jumlah seluruh PUS disuatu wilayah kerja dalam
1 tahun

VI PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN DASAR, JAMINAN KESEHATAN DAN PENGEMBANGAN

1 Persentase Penemuan kasus penyakit mata di Jumlah kasus penyakit mata yang ditemukan baik di Puskesmas maupun di Pustu/Poskesdes Jumlah kasus penyakit mata
puskesmas dalam satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
Jumlah seluruh penduduk yang ada di dalam
satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. X 100%

2 Jumlah kasus buta katarak pada usia > 45 tahun Jumlah kasus mata katarak (orang) pada usia > 45 tahun yang ditemukan disuatu wilayah kerja
pada kurun waktu tertentu Jumlah kasus buta katarak pada usia > 45 tahun yang ada di dalam satu
wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
3 Persentase Pemeriksaan Kes. Gigi pd SD/MI Jumlah murid SD/MI kelas 1 dan 6 yang dilakukan pemeriksaan gigi oleh petugas gigi yang Jumlah murid SD/MI kelas 1 dan 6 yang
berkompeten disuatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu dilakukan pemeriksaan gigi
X 100%
Jumlah seluruh murid SD/MI kelas 1 dan 6 pada
kurun waktu tertentu
5 Persentase Murid SD/MI mendapat perawatan Jumlah murid SD/MI kelas 1 dan 6 yang telah dilakukan pemeriksaan gigi oleh petugas gigi yang Jumlah murid SD/MI yang mendapatkan
Kes. Gigi berkompeten dan perlu mendapatkan perawatan gigi tindak lnjut disuatu wilayah kerja pada perawatan kesehatan gigi
kurun waktu tertentu
Jumlah seluruh murid SD/MI kelas 1 dan 6 yang X 100%
ada masalah kesehatan gimul pada kurun waktu
tertentu
6 Jumlah Kegiatan asuhan keperawatan pada Perkesmas (Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat ) adalah salah satu upaya Puskesmas
keluarga mendukung peningkatan derajat kesehatan masyarakat dengan memadukan ilmu/praktik
keperawatan dengan kesehatan masyarakat lewat dukungan peran serta aktif masyarakat yang
mengutamakan pelayanan promotif dan preventif, secara mbungan tanpa mengabaikan pelayanan
kuratif dan rehabilitatif secara menyeluruh dan terpadu, yang ditujukan kepada individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat untuk kut meningkatkan fungsi kegidupan manusia secara optimal Jumlah Kepala Keluarga yang mendapatkan
sehingga mandiri dalam upaya kesehatannya. Asuhan Keperawatan adalah Askep Perkesmas
proses atau rangkaian kegiatan pada praktik keperawatan yang diberikan secara langsung kepada X 100%
Jumlah semua KK yang mendapatkan Perkesmas
klien/ pasien di berbagai tatanan pelayanan kesehatan. Dilaksanakan berdasarkan kaidah-kaidah
Keperawatan sebagai suatu profesi yang berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan, bersifat
humanistic,dan berdasarkan pada kebutuhan objektif klien untuk mengatasi masalah yang
dihadapi klien. Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga
dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah satu atap dalam
keadaan saling ketergantungan. Kepala Keluarga (KK) adalah seseorang yang bertanggung jawab
terhadap suatu keluarga. Kelompok masyarakat adalah sekumpulan orang yang terdiri dari dua
individu atau lebih yang saling berinteraksi dan terorganisir yang mempunyai tujuan yang sama
mengutamakan pelayanan promotif dan preventif, secara mbungan tanpa mengabaikan pelayanan
kuratif dan rehabilitatif secara menyeluruh dan terpadu, yang ditujukan kepada individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat untuk kut meningkatkan fungsi kegidupan manusia secara optimal
sehingga mandiri dalam upaya kesehatannya. Asuhan Keperawatan adalah
proses atau rangkaian kegiatan pada praktik keperawatan yang diberikan secara langsung kepada
klien/ pasien di berbagai tatanan pelayanan kesehatan. Dilaksanakan berdasarkan kaidah-kaidah
Keperawatan sebagai suatu profesi yang berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan, bersifat
humanistic,dan berdasarkan pada kebutuhan objektif klien untuk mengatasi masalah yang
NO JENIS INDIKATOR dihadapi klien. Keluarga adalah unit terkecil
DEFINISI dari masyarakat
OPERASIONAL (DO)yang terdiri dari kepala keluarga CARA PERHITUNGAN
dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah satu atap dalam
keadaan saling ketergantungan. Kepala Keluarga (KK) adalah seseorang yang bertanggung jawab
7 Jumlah Kegiatan asuhan keperawatan pada terhadap suatu keluarga. Kelompok masyarakat adalah sekumpulan orang yang terdiri dari dua
kelompok masyakarat individu atau lebih yang saling berinteraksi dan terorganisir yang mempunyai tujuan yang sama

Jumlah Kelompok yang mendapatkan Askep X 100%


Perkesmas
Jumlah semua Kelompok yang mendapatkan
Perkesmas

8 Persentase Pembinaan pengobat tradisional yang Pengobatan tradisional adalah pengobatan dan/atau perawatan dengan cara, obat dan
menggunakan tanaman obat pengobatnya yang mengacu kepada pengalaman, ketrampilan turun temurun, dan/atau
pendidikan/pelatihan, dan diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku dalam masyarakat.
Pengobat tradisional ramuan terdiri dari pengobat tradisional ramuan Indonesia (Jamu), gurah, Jumlah pengobat tradisional ramuan yang dibina
tabib, shinshe, homoeopathy, aromatherapist dan pengobat tradisional lainnya yang metodenya X 100%
sejenis. Jumlah seluruh pengobat tradisional ramuan
yang ada dalam satu wilayah kerja pada kurun
waktu tertentu
NO JENIS INDIKATOR DEFINISI OPERASIONAL (DO) CARA PERHITUNGAN

9 Persentase Pembinaan pengobat tradisional Pengobatan tradisional adalah pengobatan dan/atau perawatan dengan cara, obat dan
dengan keterampilan pengobatnya yang mengacu kepada pengalaman, ketrampilan turun temurun, dan/atau
pendidikan/pelatihan, dan diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku dalam masyarakat. Kata
keterampilan sama artinya dengan kata kecekatan. Jumlah pengobat tradisional ketrampilan yang
Terampil atau cekatan adalah kepandaian melakukan sesuatu dengan cepat dan benar. Seseorang dibina
X 100%
yang dapat melakukan sesuatu dengan cepat tetapi salah tidak dapat dikatakan terampil. Jumlah seluruh pengobat tradisional ketrampilan
Pengobat tradisional ketrampilan terdiri dari pengobat tradisional pijat urut, patah tulang, sunat, yang ada dalam satu wilayah kerja pada kurun
dukun bayi, refleksi, akupresuris, akupuntur, chiropractor dan pengobat tradisional lainnya yang waktu tertentu
metodenya sejenis
10 Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin di Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran perkapita per bulan
Puskesmas Jaringannya dibawah garis kemiskinan. Penerima Bantuan Iuran (PBI) adalah peserta Jaminan Kesehatan Jumlah Penduduk Miskin yang memiliki Kartu X 100%
Nasional (JKN) bagi penduduk miskin dan tidak mampu yang iurannya dibayar oleh pemerintah. JKN
Non Penerima Bantuan Iuran ( Non PBI) adalah peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang Jumlah Total Penduduk Miskin yang ada dalam
iurannya dibayar sendiri/Perusahaan/Usaha satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu

Jumlah Peserta yang memiliki Kartu JKN


Jumlah Total Penduduk yang ada dalam satu X 100%
wilayah kerja pada kurun waktu tertentu

11 Pemeriksaan Laboratorium Laboratorium Puskesmas adalah sarana pelayanan kesehatan di Puskesmas yang melaksanakan
pengukuran, penetapan, dan pengujian terhadap bahan yang berasal dari manusia untuk Jumlah Jenis Pelayanan Lab yg dilaksanakan di
penentuan jenis penyakit, penyebaran penyakit, kondisi kesehatan atau faktor yang dapat Puskesmas
X 100%
berpengaruh pada kesehatan perorangan atau masyarakat berdasarkan Peraturan Menteri Jumlah semua Jenis Pelayanan Lab yang ada di
Kesehatan Nomor 37 Tahun 2012 tentang Penyelengaraan Laboratorium Pusat Kesehatan Puskesmas
12 Pengobatan Masyarakat
Rawat jalan adalah pelayanan kesehatan perorangan yang meliputi observasi, diagnosa,
pengobatan rehabilitasi medik di fasilitas pelayanan kesehatan dengan tidak harus menginap di
fasilitas pelayanan kesehatan tersebut baik didalam gedung dan diluar gedung. Sarana / fasilitas
pelayanan kesehatan adalah tempat pelayanan kesehatan meliputi antara lain : Rumah Sakit, Jumlah seluruh kunjungan pengobatan rawat
Puskesmas, Puskesmas Pembantu/Poskesdes, Balai Pengobatan milik pemerintah, swasta jalan yang mendapatkan pelayanan pengobatan
maupun perorangan dan pelayanan kesehatan lain baik milik pemerintah maupun swasta di FKTP dalam satu wilayah kerja pada kurun
termasuk dokter praktek. Kunjungan adalah perihal (perbuatan, proses, hasil) mengunjungi atau waktu tertentu.
berkunjung; lawatan. Kunjungan rawat jalan adalah Jumlah seluruh kunjungan kasus ( baru dan X 100%
a. Kunjungan rawat Jalan Jumlah Penduduk yang ada di dalam satu
lama) di FKTP dalam waktu 1 tahun wilayah kerja pada kurun waktu yang sama

b. Kunjungan rawat jalan gigi Kunjungan Rawat jalan gigi adalah jumlah kunjungan kasus gigi (baru dan lama) rawat jalan di
FKTP
Jumlah seluruh kunjungan pengobatan rawat
jalan gigi yang mendapatkan pelayanan
pengobatan gigi dipoli gigi dalam satu wilayah
kerja pada kurun waktu tertentu. X 100%
Kunjungan Rawat jalan gigi adalah jumlah kunjungan kasus gigi (baru dan lama) rawat jalan di
FKTP
NO JENIS INDIKATOR DEFINISI OPERASIONAL (DO) CARA PERHITUNGAN
X 100%
Jumlah Penduduk yang ada di dalam satu
wilayah kerja pada kurun waktu yang sama

c. Kunjungan Maskin Kunjungan Maskin adalah jumlah kunjungan kasus (baru dan lama) rawat jalan di FKTP bagi
masyarakat miskin baik kontak sakit maupun kontak sehat. Masyarakat miskin adalah masyarakat
sasaran program pengentasan kemiskinan yang memenuhi kriteria tertentu menggunakan 14
(empat belas) variabel kemiskinan dalam satuan Rumah Tangga Miskin (RTM). Masyarakat yang Jumlah kunjungan pasien maskin di FKTP
menjadi peserta Non PBI Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) X 100%
Jumlah seluruh maskin diwilayah Puskesmas
Lampiran : Surat Keputusan Kepal
Nomor : 442
Tanggal :

INDIKATOR CAPAIAN KINERJA DI LINGKUNGAN DINAS KESEHATAN KABUPATEN KEPAHIANG

CAPAIAN KIN
NO JENIS INDIKATOR DEFINISI OPERASIONAL (DO) CARA PERHITUNGAN
TH 2016 TH 2017 TH

I PROGRAM SURVEILANS, IMUNISASI DAN BENCANA

1 Persentase anak usia 0 sampai 11 bulan yang Bayi yang telah mendapatkan imunisasi dasar lengkap meliputi satu dosis imunisasi Hepatitis B,
mendapat imunisasi dasar lengkap satu dosis imunisasi BCG, tiga dosis imunisasi DPT-HB/DPT-HB-Hib, empat dosis imunisasi polio, (jumlah bayi yang mendapat 1x imunisasi
dan satu dosis imunisasi campak. hepatitis B, 1 x imunisasi BCG, 3 x imunisasi DPT-
HB-Hib, 4 x imunisasi polio dan 1 x imunisasi
campak dalam kurun waktu 1 tahun) X 100% 92 92.5

Jml Seluruh Bayi selama kurun waktu yang sama


2 Persentase sinyal kewaspadaan dini yang direspon kelengkapan dan ketepatan laporan alert atau sinyal siaga, informasi epidemiologi yang relevan, Jumlah sinyal kewaspadaan dini yang direspon
rekomendasi kegiatan yang di anjurkan untuk mengendalikan tersangka KLB dalam kurun tertentu
X 100% >90 >90
Jm sinyal kewaspadaan dini yang muncul pada
kurun waktu yang sama
3 Eliminasi penyakit Campak pada anak sekolah Pelayanan Vaksin Campak terhadap murid kelas 1 SD dan Madrasah Ibtidaiyah yang dilaksanakan Jml anak SD kelas 1 yang diimunisasi Campak
dasar/sederajat kelas 1 oleh tenaga kesehatan di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu dalam kurun waktu 1 tahun
X 100% >95 >95
Jml seluruh anak SD kelas 1 selama kurun waktu
yang sama
4 Eliminasi penyakit Dipteri dan Tenanus pada anak Pelayanan Vaksin Difteri Tetanus terhadap murid kelas 1 SD dan Madrasah Ibtidaiyah yang Jml anak SD Kelas 1 yang diimunisasi DT dalam
sekolah dasar/sederajat kelas 1 dilaksanakan oleh tenaga kesehatan di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu kurun waktu 1 tahun
X 100% >95 >95
Jml seluruh anak SD Kelas 1 selama kurun waktu
yang sama
5 Eliminasi penyakit Dipteri dan Tenanus pada anak Pelayanan Vaksin Tetanus difteri terhadap murid kelas 2 dan 3 SD dan Madrasah Ibtidaiyah yang
sekolah dasar/sederajat kelas 2 dan 3 dilaksanakan oleh tenaga kesehatan di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu Jml anak SD Kelas 2 & 3 yang diimunisasi Td
dalam kurun waktu 1 tahun
X 100% >95 >95
Jml seluruh anak SD Kelas 2 dan 3 selama kurun
waktu yang sama

II PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT TIDAK MENULAR, KESEHATAN JIWA DAN NAPZA
CAPAIAN KIN
NO JENIS INDIKATOR DEFINISI OPERASIONAL (DO) CARA PERHITUNGAN
TH 2016 TH 2017 TH
1 Persentase prevalensi tekanan darah tinggi (hipertensi ) Jumlah seluruh penyandang darah tinggi (hipertensi) yang mendapatkan pelayanan kesehatan
Jml Penyandang Hipertensi yg mendapatkan Yankes
X 100% 3% 2.5% 2
Jml estimasi penderita hipertensi berdasarkan angka
prevalensi kabupaten kepahiang ( 7.38)

2 Persentase obesitas pada penduduk usia 18 tahun jumlah seluruh penduduk usia 18 tahun keatas yang obesitas yang mendaptkan pelayanan
keatas kesehatan
Jml penduduk usia 18 tahun ketas yang obesitas
X 100% 0 0
JML penduduk 15 - 18 tahun keatas

3 Persentase DM yang mendapatkan pelayanan Jumlah seluruh penyandang DM yang mendapat pelayanan kesehatan
Jml penyandang DM yang mendapatkan pelayanan
kesehatan kesehatan X 100% 0.3 0.2
Jml estimasi kabupaten kepahiang ( 90)
4 Persentase penurunan prevalensi merokok pada usia ≤ Jumlah penduduk usia ≤ 18 tahun yang merokok mendapatkan pelayanan kesehatan
18 tahun Jml ah penduduk usia 15 - 18 tahun yang merokok
X 100% 5 4
Jml penduduk 15-18 tahun
CAPAIAN KIN
NO JENIS INDIKATOR DEFINISI OPERASIONAL (DO) CARA PERHITUNGAN
TH 2016 TH 2017 TH
5 Persentase Desa yang melaksanakan kebijakan Jumlah desa yang melaksanakan kebijakan KTR yang sudah di bina
kawasan tanpa rokok 12 desa 23 desa 35
Jml Desa yang melaksanakan kebijakan KTR
Jml seluruh Desa kabupaten kepahiang
X 100% ket tiap
puskesmas 2/3 d
1/2 desa /pkm
bentuk desa ktr p
1 desa

6 Persentase desa/ kelurahan yang melaksanakan Jumlah desa /kelurahan yang melaksanakan kegiatan posbindu / yang sudah memiliki posbindu
desa desa / kelurahan yang melaksanakan kegiatan 10% 20%
kegiatan pos pembinaan terpadu (posbindu ) PTM Posbindu PTM
X 100%
Jml seluruh desa di kabupaten kepahiang jumlah desa
dipuskesmas
7 Persentase perempuan usia 30 sampai 50 tahun yang Jumlah seluruh perempuan usia 30 sampai 50 tahun yang telah melaksanakan deteksi dini kanker 888 wus 898 wus 90
di wilayah puskesmas Jml perempuan usia 30 sampai 50 tahun yang telah
dideteksi dini kanker serviks dan payudara diperiksa diperiksa dip
dilakukan deteksi dini kanker serviks dan payudara
X 100%
ket. Per pkm 64 per pkm 65 p
Jml perempuan usia 30 sampai 50 tahun di kabupaten
kepahiang 63.4 pasien

III PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT MENULAR LANGSUNG

PROGRAM PENCEGAHAN DAN


1 PENANGGULANGAN PENYAKIT MENULAR
a Insiden rate DBD Jumlah keseluruhan kasus demam berdarah yang ditemukan dipuskesmas
Jumah kasus DBD puskesmas 206 150

b Persentase ABJ Angka Bebas Jentik yang dihitung oleh puskesmas pada Daerah yang terjadi kasus DBD dan Jumlah rumah yg bebas jentik nyamuk
wilayah endemis DBD
x 100% 90% 90% 9
Jumlah rumah yg diperiksa jentik nyamuk
c Persentase Pemberian VAR Vaksin Anti Rabies yang diberikan terhadap pasien GHPR yang memiliki resiko tinggi tertular Jumlah Pasien GHPR Beresiko Rabies yang di
Rabies (Luka beresiko derajat II dan III dan keadaan Hewan Menurut WHO ) VAR
x 100% 100% 100% 1
Jumlah Seluruh pasien GHPR Resiko Rabies

2 PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN


PENYAKIT MENULAR LANGSUNG

a Prevalensi TB per 100.000 penduduk Angka Kejadian kasus TB paru BTA + yang terdapat dipuskesmas dalam krun waktu satu tahun
Jumlah keseluruh kasus TB per 100.000 pddk
Persentase angka keberhasilan Pengobatan TB Pasien BTA + adalah pasien dengan pemeriksaan mikroskopis sewaktu - pagi - sewaktu (SPS)
Paru BTA Positif (succes rate) dengan hasil a. sekurang kurangnya 2 dari 3 spesimen terdaapat BTA +,terdapat 1 spesimen positif Jumlah kasus tTB BTA (+)
dan dengan foto thorak menunjukan gambaran Tuberculosis. x 100% 85% 85% 8
a
CAPAIAN KIN
NO JENIS INDIKATOR DEFINISI OPERASIONAL (DO) CARA PERHITUNGAN
Persentase angka keberhasilan Pengobatan TB Pasien BTA + adalah pasien dengan pemeriksaan mikroskopis sewaktu - pagi - sewaktu (SPS)
Paru BTA Positif (succes rate) dengan hasil a. sekurang kurangnya 2 dari 3 spesimen terdaapat BTA +,terdapat 1 spesimen positif TH 2016 TH 2017 TH
dan dengan foto thorak menunjukan gambaran Tuberculosis. x 100% 85% 85% 8
Jumlah seluruh kasus yang diobati

c Persentase Kasus HIV/AIDS Seseorang yang hasil pemeriksaan Positif HIV dengaan melalui 3 Test HIV.
Jumlah kasus HIV yang diobati
x 100% 100% 100% 1
Seluruh jumlah kasus HIV

e Persentase cakupan penemuan kasus baru kusta Seseorang yang mempunyai 2 tanda gejala utama kusta yaitu kelainan atau lesi pada kulit dengan
tanpa cacat bercak putih dan penebalan syaraf tepi yang disertai dengan gangguan fungsi syaraf baik sensorik Jumlah Kasus Baru yang diobati
maupun motorik. x 100% 100% 100% 1
Jumlah seluruh kasus baru
CAPAIAN KIN
NO JENIS INDIKATOR DEFINISI OPERASIONAL (DO) CARA PERHITUNGAN
TH 2016 TH 2017 TH
3 PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN PENDUDUK
MISKIN
a Persentase cakupan diare penyakit di saat tinja atau feses berubah menjadi lembek atau cair yang biasanya terjadi paling Jumlah Penderita Diare yang mendapat 50%
sedikit tiga kali dalam 24 jam ,Jumlah Balita penderita diare yang berkunjung dan mendapat 50% tatalaksana
tatalaksana mulai dari diare dengan dehidrasi ringan,sedang dan berat x 100% 30% 50% 6
Jumlah seluruh kasus diare

IV PROGRAM GIZI MASYARAKAT

1. Prevalensi kekurangan gizi (underweight) pada 1. Prevalensi kekurangan gizi (underweight) pada anak balita adalah jumlah anak usia 6 bulan 0
anak balita hari s/d 59 bulan 29 hari dengan status gizi kurus (BB/PB atau BB/TB = -3 SD sampai dengan < -2 banyaknya balita kurang gizi
SD). X 100% 17% 16% 1
Jumlah balita

2. Prevalensi stunting pada baduta (bawah dua 1. Prevalensi stunting pada baduta (bawah dua tahun) adalah balita dg tanda klinis stunting
tahun) (S.Pendek) dan atau indeks Berat Badan menurut Tinggi Badan menurut Umur (TB/U) dg nilai Z- banyaknya balita stunting
score < -3 SD. X 100% 23% 20% 1
Jumlah balita

3 Persentase balita kurus yang mendapat makanan 1. Balita Kurus mendapat makanan tambahan adalah jumlah anak usia 6 bulan 0 hari s/d 59
tambahan bulan 29 hari dengan status gizi kurus (BB/PB atau BB/TB = -3 SD sampai dengan < -2 SD) yang
mendapat makanan tambahan selama 90 hari berturut turut.
Jumlah balita kurus yang mendapat makanan
tambahan
X 100% 100% 100% 1
2. Makanan Tambahan adalah makanan yg di konsumsi sebagai tambahan asupan zat gizi diluar Jumlah seluruh balita kurus di suatu wilayah
makanan utama dalam bentuk makanan tambahan pabrikan atau makanan tambahan bahan pada periode tertentu
pangan lokal yang diberikan minimal selama 90 Hari Makan Anak (HMA) berturut turut.

3. Persentase balita kurus mendapat makanan tambahan adalah proporsi balita kurus yg
mendapat makanan tambahan selama 90 HMA terhadap jumlah balita kurus di satu wilayah pada
periode tertentu.

4 Persentase kasus balita gizi buruk yang mendapat 1. Balita adalah anak yg berumur di bawah 5 tahun (0-59 bulan 29 hari).
makanan tambahan
2. Kasus Balita Gizi Buruk adalah balita dg tanda klinis gizi buruk dan atau indeks Berat Badan
menurut Panjang Badan (BB/PB) atau Berat Badan Menurut Tinggi Badan (BB/TB) dg nilai Z-score Jumlah kasus balita gizi buruk yang mendapat
< -3 SD. makanan tambahan
X 100% 100% 100% 1
3. Kasus balita gizi buruk yg mendapat makanan tambahan adalah balita gizi buruk yang
mendapat makanan tambahan berupa MP-ASI Pemulihan Jumlah seluruh balita gizi buruk yg ditemukan
disuatu wilayah periode tertentu
4 Persentase kasus balita gizi buruk yang mendapat
makanan tambahan

CAPAIAN KIN
NO JENIS INDIKATOR DEFINISI OPERASIONAL (DO) CARA PERHITUNGAN
TH 2016 TH 2017 TH
4. Persentase kasus balita gizi buruk yang mendapat makanan tambahan adalah proporsi kasus
balita gizi buruk yang mendapat makanantambahan terhadap jumlah kasus balita gizi buruk yg
ditemukan disuatu wilayah pada periode tertentu.

5 Persentase ibu hamil KEK yang mendapat makanan 1. Ibu Hamil KEK adalah ibu Hamil dengan Lingkar Lengan Atas (LILA) < 23,5 cm.
tambahan Jumlah ibu hamil KEK yang mendapat makanan
2. Makanan Tambahan adalah makanan yg dikonsumsi sebagai tambahan asupan zat gizi diluar
makanan utama dalam bentuk makanan tambahan pabrikan atau makanan tambahan makanan
bahan pangan lokal yg diberikan minimal selama 90 hari makan ibu (HMI) beturut turut.
X 100% 100% 100% 1
Jumlah seluruh sasaran bumil KEK di suatu
wilayah pada periode tertentu
3. Persentase Ibu Hamil KEK mendapat makanan tambahan adalah proporsi ibu hamil KEK yg
mendapatkan makanan tambahan terhadap jumlah ibu hamil KEK yg ada di suatu wilayah pada
periode tertentu.
CAPAIAN KIN
NO JENIS INDIKATOR DEFINISI OPERASIONAL (DO) CARA PERHITUNGAN
TH 2016 TH 2017 TH
6 Persentase balita BGM yang 1. Bawah Garis Merah (BGM) adalah hasil penimbangan berat badan dengan grafik berat badan
berada di bawah garis merah kurva pertumbuhan anak yang ada pada buku KIA/KMS Jumlah BGM yang mendapat makanan

X 100% 100% 100% 1


mendapat makanan tambahan 2. Persentase Balita BGM mendapat makanan tambahan adalah proporsi balita BGM mendapat
makanan tambahan terhadap jumlah balita BGM di suatu wilayah pada periode tertentu X 100%. Jumlah seluruh balita BGM di suatu wilayah
pada periode tertentu

7 Persentase rumah tangga mengonsumsi garam 1. Garam Konsumsi Beriodium adalah produk bahan makanan yg komponen utamanya natrium
beriodium klorida (NaCl) dengan penambahan kalium lodat (KlO3).
2. Alat Tes Cepat Garam Beriodium (Larutan Uji Garam beriodium) adalah larutan yg di gunakan
untuk menguji kandungan iodium dalam garam secara kualitatif yg dapat membedakan Jumlah rumah tangga yang mengonsumsi garam
ada/tidaknya iodium dalam garam melalui perubahan warna menjadi ungu. beriodium di suatu wilayah pada periode
tertentu
X 100%
98% 98% 9
3. Rumah Tangga yg mengkonsumsi garam beriodium adalah seluruh anggota rumah tangga yg Jumlah rumah tangga yang diperiksa di suatu
mengkonsumsi garam beriodium. wilayah Jumlah rumah tangga yang diperiksa di
suatu wilayah
4. Persentase rumah tangga yg mengkonsumsi garam beriodium adalah proporsi rumah tangga
yg mengkonsumsi garam beriodium terhadap jumlah seluruh rumah tangga yg diperiksa di satu
wilayah pada periode tertentu .

8 Persentase balita 6-59 bulan mendapat kapsul 1. Bayi umur 6-11 bulan adalah bayi umur 6-11 bulan yang ada di suatu wilayah Puskesmas
vitamin A
2. Bayi umur 12-59 bulan adalah balita umur 12-59 bulan yang ada di suatu wilayah Puskesmas

3. Balita 6-59 bulan adalah balita umur 6-59 bulan yg ada di suatu wilayah Puskesmas Jumlah bayi 6-11 bulan + balita 12-59 bulan yang
mendapat kapsul vitamin A di suatu wilayah
pada periode tertentu
X 100% 93% 94% 9
4. Kapsul Vitamin A adalah kapsul yg mengandung vitamin A dosis tinggi, yaitu 100.000 Satuan
Internasional (SI) untuk Bayi umur 6-11 bulan dan 200.000 SI untuk balita 12-59 bulan. Jumlah balita 6-59 bulan di suatu wilayah pada
periode tertentu

5. Persentase balita mendapat kapsul vitamin a adalah proporsi bayi 6-11 bulan ditambah
proporsi balita 12-59 bulan yg mendapat 1 (satu) kapsul vitamin A pada periode 6 bulan terhadap
jumlah seluruh balita 6-59 bulan yg ada di suatu wilayah pada periode tertentu.

9 Persentase ibu nifas mendapat kapsul vitamin A 1. Ibu Nifas dalah ibu baru melahirkan sampai hari ke 42

2. Ibu nifas mendapat kapsul vitamin A adalah ibu nifas mendapat 2 kapsul vitamin A, satu
kapsul diberikan segera setelah melahirkan dan kapsul kedua diberikan minimal 24 jam setelah
pemberian pertama. Jumlah ibu nifas dapat kapsul vit A di suatu
wilayah pada periode tertentu X 100%
63% 65% 6
CAPAIAN KIN
NO JENIS INDIKATOR DEFINISI OPERASIONAL (DO) CARA PERHITUNGAN
TH 2016 TH 2017 TH
X 100%
63% 65% 6
3. Kapsul Vitamin A Untuk Ibu nifas adalah kapsul yang mengandung vitamin A dosis 200.000 Jumlah seluruh ibu nifas yang ada di suatu
Satuan Internasional (SI) berwarna Merah. wilayah pada periode tertentu
4. Persentase ibu nifas mendapat kapsul vitamin a adalah proporsi ibu nifas yang mendapat
kapsul vitamin A terhadap jumlah ibu nifas yang ada di suatu wilayah pada periode tertentu.

10 Persentase ibu hamil yang mendapatkan tablet 1. Tablet Tambah Darah (TTD) adalah tablet yg mengandung Fe dan asam folat baik yg berasal
tambah darah(TTD) minimal 90 tablet selama dari program maupun mandiri.
kehamilan
2. TTd Program adalah tablet yg mengandung 60 mg elemental besi dan 0,25 mg asam folat yg
disediakan oleh pemerintah dan diberikan secara gratis pada ibu hamil.

3. TTD Mandiri adalah TTd atau multi vitamin dan mineral, minimal mengandung elemental besi
dan asam folat yg diperoleh secara mandiri sesuai anjuran Jumlah ibu hamil yang mendapat 90 TTD yang
x 100% 90% 93% 9
ada di suatu wilayah pada periode tertentu

4. Ibu Hamil mendapat 90 TTD adalah ibu yg selama masa kehamilannya minimal mendapat 90 Jumlah seluruh ibu hamil yang ada di suatu
TTD program maupun TTD mandiri. wilayah pada periode tertentu
5. Persentase ibu hamil mendapat 90 TTD adalah proporsi ibu hamil yg mendapat 90 TTD
terhadap jumlah sasaran ibu hamil yg ada di satu wilayah pada periode tertentu
CAPAIAN KIN
NO JENIS INDIKATOR DEFINISI OPERASIONAL (DO) CARA PERHITUNGAN
TH 2016 TH 2017 TH
11 Persentase remaja putri mendapat TTD 1. Remaja Putri adalah remaja puteri yang berusia 12-18 tahun yang bersekolah di SLTP dan SLTA

2. TTD Program adalah tablet yang mengandung 60 mg elemental besi dan 0,25 mg asam folat
yang disediakan oleh pemerintah dan diberikan secara gratis pada remaja puteri Jumlah remaja putri mendapat TTD di suatu
wilayah pada periode tertentu
X 100%
3. TTD Mandiri adalah TTD atau multi vitamin dan mineral, minimal mengandung elemental besi
dan asam folat yang diperoleh secara mandiri sesuai anjuran Jumlah seluruh remaja yang ada di suatu
wilayah pada periode tertentu 18% 20% 2
4. Remaja puteri mendapat TTD adalah jumlah remaja puteri yang mendapat minimal 13 butir
TTD setiap bulan.
5. Persentase remaja puteri mendapat TTD adalah proporsi remaja putri yg mendapat TTD 1
tablet setiap minggu dan 1 tablet setiap hari selama 10 hari masa haid terhadap jumlah remaja
putri di suatu wilayah pada periode tertentu.

12 Persentase ibu hamil anemia 1. Ibu Hamil Anemia adalah ibu hamil dengan kadar Hb < 11,0 g/dl yang diperiksa pada saat Jumlah ibu hamil anemia di suatu wilayah pada
kunjungan pertama (K1). periode tertentu
2. Persentase Ibu Hamil Anemia adalah proporsi ibu hamil anemia terhadap jumlah ibu hamil X 100% 29% 28% 2
yang diperiksa di suatu wilayah pada periode tertentu X 100%. Jumlah seluruh ibu hamil yang diperiksa di
suatu wilayah pada periode tertentu

13 Persentase balita yang ditimbang berat badannya 1. Baduta adalah bayi dan anak umur 0-23 bulan 29 hari.

2. Balita adalah anak yg berumur di bawah 5 tahun (0-59 bulan 29 hari).


3. S Baduta adalah jumlah baduta yg berasal dari seluruh posyandu yg melapor di suatu wilayah
pada periode tertentu. Jumlah balita 0-59 bulan 29hari ditimbang di
suatu wilayah pada periode tertentu
X 100%
4. D Baduta adalah jumlah baduta yg di timbang di seluruh posyandu yg melapordi suatu wilayah Jumlah balita 0-59 bulan 29 hari dari seluruh
pada periode tertentu. 75% 75% 7
posyandu yang melapor di suatu wilayah pada
periode tertentu
5. Persentase D/S baduta adalah proporsi baduta yg ditimbang terhadap baduta yg berasal dari
seluruh posyandu yg melapor di suatu wilayah pada periode tertentu .

6. S balita 24-59 bulan adalah jumlah anak umur 24-59 bulan yg berasal dari seluruh posyandu
yg melapor di suatu wilayah pada periode tertentu.
14 Persentase balita bawah garis merah (BGM) 1. Balita adalah anak yang berumur di bawah 5 tahun (0-59 bulan 29 hari)
2. Balita di timbang (D) adalah anak umur 0-59 bulan 29 hari yang di timbang di seluruh Jumlah balita BGM di suatu wilayah pada
posyandu yang melapor di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu periode tertentu
X 100% 0.8% 0.8% 0
14 Persentase balita bawah garis merah (BGM) CAPAIAN KIN
NO JENIS INDIKATOR DEFINISI OPERASIONAL (DO) CARA PERHITUNGAN
TH 2016 TH 2017 TH
3. Bawah Garis Merah (BGM) adalah hasil penimbangan berat badan dengan grafik berat badan Jumlah seluruh balita yang ditimbang berat X 100%
berada di bawah garis merah kurva pertumbuhan anak yang ada pada buku KIA/KMS. 0.8% 0.8% 0
badannya disuatu wilayah pada periode
tertentu
4. Persentase Balita BGM adalah proporsi balita BGM terhadap balita yang ditimbang di suatu
wilayah pada periode tertentu X 100%.
15 Persentase bayi usia kurang dari 6 bulan mendapat 1. Bayi umur 0-6 bulan adalah seluruh bayi umur 0 bulan 1 hari sampai 5 bulan 29 hari.
ASI Eksklusif
2. Bayi umur 6 bulan adalah seluruh bayi yg mencapai umur 5 bulan 29 hari.
3. Bayi mendapat ASI Ekslusif 0-6 bulan adalah bayi 0-6 bulan yg diberi ASI saja tanpa makanan
atau cairan lain kecuali obat,vitamin dan mineral berdasarkan recall 24 jam Jumlah bayi eksklusif usia 0- 5 bulan 29 hari di
suatu wilayah pada periode tertentu

4. Bayi mendapat ASI Ekslusif 6 bulan adalah bayi 6 bulan yg diberi ASI saja tanpa makanan atau X 100%
cairan lain kecuali obat,vitamin dan mineral berdasarkan recall 24 jam. (Jumlah bayi eksklusif usia 5 bulan 29 hari + bayi
tidak eksklusif usia 5 bulan 29 hari) di suatu
wilayah pada periode tertentu

5. Bayi 0-6 bulan yg ada di suatu wilayah adalah jumlah seluruh bayi umur 0 bulan 1 hari sampai
5 bulan 29 hari yg tercatat pada register pencatatan pemberian ASI pada bayi umur 0-6 bulan di 63% 65% 7
suatu wilayah pada periode tertentu.

6. Persentase bayi umur 0-6 bulan mendapat Asi Ekslusif adalah proporsi bayi mendapat ASI
Ekslusif 0-6 bulan terhadap jumlah seluruh bayi umur 0-6 bulan yg datang dan tercatat dalam
register pencatatan/Buku KIA/ KMS di suatu wilayah pada periode tertentu.

7. Persentase bayi umur 6 bulan mendapat ASI Ekslusif adalah proporsi bayi mencapai umur 5
bulan 29 hari mendapat ASI Ekslusif 6 bulan terhadap jumlah seluruh bayi mencapai umur 5 bulan
29 hari yg datang dan tercatat dalam register pencatatan/Buku KIA/ KMS di suatu wilayah pada
periode tertentu.

16 Persentase bayi yang baru lahir mendapat IMD 1. Inisiasi Menyusui Dini (IMD) adalah proses menyusu dimulai secepatnya segera setelah lahir.
IMD dilakukan dengan cara kontak kulit ke kulit antara bayi dengan ibunya segera setelah lahir dan Jumlah bayi baru lahir yang mendapat IMD di
berlangsung minimal 1 (satu) jam. suatu wilayah pada periode tertentu
X 100% 41% 44% 4
2. Persentase bayi baru lahir yang mendapat IMD adalah proporsi bayi baru lahir yang mendapat
IMD terhadap jumlah bayi baru lahir di suatu wilayah pada periode tertentu. Jumlah seluruh bayi baru lahir di suatu wilayah
pada periode tertentu

17 Jumlah kelompok pemberdayaan masyarakat 1. Jumlah kelompok pemberdayaan masyarakat pendukung program gizi adalah Jumlah desa Jumlah desa yang telah dibentuk kelompok
pendukung program gizi yang telah dibentuk kelompok pendukung program gizi di suatu wilayah pada periode tertentu pendukung program gizi di suatu wilayah
dibagi Jumlah seluruh desa di suatu wilayah pada periode tertentu 8 kelompok. pada periode tertentu X 100%
8 10
CAPAIAN KIN
17 Jumlah kelompok pemberdayaan masyarakat 1. Jumlah kelompok pemberdayaan masyarakat pendukung program gizi adalah Jumlah desa
NO pendukung program
JENIS
giziINDIKATOR DEFINISI OPERASIONAL
yang telah dibentuk kelompok pendukung program gizi di(DO)
suatu wilayah pada periode tertentu CARA PERHITUNGAN
dibagi Jumlah seluruh desa di suatu wilayah pada periode tertentu 8 kelompok. TH 2016 TH 2017 TH
X 100%
8 10
Jumlah seluruh desa di suatu wilayah pada
periode tertentu

18 Persentase kasus gizi lebih 1. Kasus balita gizi lebih adalah balita dg tanda klinis gizi lebih (obesitas) dan atau indeks Berat Jumlah anak balita (0-59bln) mengalami gizi
Badan menurut Tinggi Badan menurut Umur (TB/U) dg nilai Z-score > +3 SD. lebih (obesitas) di suatu wilayah pada periode
tertentu
X 100% 21% 20% 1
2. Persentase kasus gizi lebih adalah Jumlah anak balita (0-59bln) mengalami gizi lebih
(obesitas) di suatu wilayah pada periode tertentu terhadap Jumlah balita (0-59 bln) di suatu Jumlah balita (0-59 bln) di suatu wilayah pada
wilayah pada periode tertentu. periode tertentu

19 Persentase puskesmas yang melaksanakan 1. Puskesmas yang melaksanakan surveilans gizi adalah petugas gizi puskesmas yang
surveilans gizi melaksanakan surveilans gizi sesuai kriteria pelaksanaan surveilans gizi.
Jumlah petugas gizi puskesmas yang
melaksanakan surveilans gizi sesuai kriteria
2. Persentase puskesmas yang melaksanakan surveilans gizi adalah jumlah petugas gizi puskesmas Jumlah Puskesmas yang ada disuatu wilayah X 100% 35% 40% 4
yang melaksanakan surveilans gizi sesuai kriteria terhadap dengan jumlah seluruh puskesmas tertentu
yang ada di satu wilayah kabupaten pada kurun waktu tertentu

20 Persentase gizi buruk/busung lapar mendapat 1. Kasus balita gizi buruk/busung lapar adalah balita dg tanda klinis gizi buruk dan atau indeks
perawatan tingkat lanjut Berat Badan menurut Panjang Badan (BB/PB) atau Berat Badan Menurut Tinggi Badan (BB/TB) dg Jumlah gizi buruk/busung lapar yang mendapat
nilai Z-score < -3 SD. perawatan tingkat lanjutan di suatu wilayah
pada periode tertentu
2. Persentase kasus balita gizi buruk yang mendapat perawatan tingkat lanjut adalah proporsi Jumlah seluruh gizi buruk/busung lapar yang X 100% 100% 100% 1
kasus balita gizi buruk yang mendapat pelayanan terhadap jumlah kasus balita gizi buruk yg dilayani di suatu wilayah pada periode tertentu
ditemukan disuatu wilayah pada periode tertentu.

V SEKSI KESEHATAN KELUARGA

1 Persentase puskesmas yang melakukan kelas ibu persentase Desa yang bidan desanya melaksanakan kelasa ibu hamil jumlah Desa yang melaksanakan kelasa ibu
hamil hamil
X 100% 81 84
jumlah seluruh desa disatu wilayah Puskesmas

2 Persentasi K1 Ibu hamil cakupan ibu Hamil yang pertama kali mendapat pelayanan antenatal oleh tenaga kesehatan
disuatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu oleh tenaga kesehatan sesuat standar ( 10 T ) Jumlah ibu Hamil yang pertama kali mendapat
pelayanan antenatal oleh tenaga kesehatan
disuatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
X 100% 92 95
Jumlah sasaran ibu hamil disuatu wilayah kerja
dalam 1 tahun
CAPAIAN KIN
NO JENIS INDIKATOR DEFINISI OPERASIONAL (DO) CARA PERHITUNGAN
TH 2016 TH 2017 TH
3 Presentasi K4 ibu hamil cakupan ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai dengan standar, paling
sedikit empat kali dengan distribusi waktu 1 kali pada trimester ke-1, 1 kali pada trimester ke-2 Jumlah ibu hamil yang telah memperoleh
dan 2 kali pada trimester ke-3 disuatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu pelayanan antenatal 4 kali sesuai dengan
standar oleh tenaga kesehatan disuatu wilayah
kerja pada kurun waktu tertentu X 100% 75 78

Jumlah sasaran ibu hamil disuatu wilayah kerja


dalam 1 tahun
4 Persentase Desa yang melakukan orientasi P4K Persentasi Keluarga Bumil yang melakukan orientasai program perencanaan persalinan dan
pencegahan komplikasi
Persentasi Keluarga Bumil yang melakukan
orientasai program perencanaan persalinan dan X 100% 45 50
pencegahan komplikasi
Jumlah seluruh Keluarga Bumil disuatu Desa

5 presentasi komplikasi maternal yang ditangani cakupan ibu dengan komplikasi kebidanan disuatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu yang
ditangani secara definitif sesuai dengan standar oleh tenaga kesehatan kompeten pada tingkat
pelayanan dasar dan rujukan. Penanganan definitif adalh penanganan / pemberian tindakan Jumlah ibu dengan komplikasi kebidanan yang
terakhir untuk menyelesaikan permasalahan tiap kasus komplikasi kebidanan mendapat pelayanan definitif disuatu wilayah
kerja pada kurun waktu tertentu X 100% 54 58
20% x jumlah sasaran ibu hamil disuatu wilayah
kerja dalam 1 tahun
6 Persentase Pelayanan Kesehatan Bayi Jumlah Bayi yang mendapatkan pelayanan paripurna minimal 4 kali yaitu 1 kali pada umur 29
hari-2 bulan, 1 kali pada umur 3-5 bulan dan 1 kali pada umur 6-8 bulan dan 1 kali pada umur 9-
11 bulan sesuai standar disuatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu Jumlah Bayi yang mendapatkan pelayanan
paripurna minimal 4 kali yaitu 1 kali pada umur
29 hari-2 bulan, 1 kali pada umur 3-5 bulan dan
1 kali pada umur 6-8 bulan dan 1 kali pada umur X 100% 70 75
9-11 bulan sesuai standar disuatu wilayah kerja
pada kurun waktu tertentu
Jumlah seluruh sasaran Bayi disuatu wilayah
kerja dalam 1 tahun
7 Persentase Pelayanan Kesehatan Balita Jumlah Balita yang mendapatkan pelayanan sesuai standar disuatu wilayah kerja pada kurun
waktu tertentu
Jumlah Balita yang mendapatkan pelayanan
sesuai standar disuatu wilayah kerja pada kurun X 100% 50 55
waktu tertentu
Jumlah seluruh sasaran Balita disuatu wilayah
kerja dalam 1 tahun
8 Persentase puskesmas yang melakukan kelas balita persentase Puskesmas yang minimal salah satu bidan puskesmas dan 50% bidan desa di wilayah
kerjanya melaksanakan kelas balita jumlah Puskesmas yang minimal salah satu
bidan puskesmas dan 50% bidan desa di wilayah
kerjanya melaksanakan kelas balita X 100% 70 75
8 Persentase puskesmas yang melakukan kelas balita persentase Puskesmas yang minimal salah satu bidan puskesmas dan 50% bidan desa di wilayah
kerjanya melaksanakan kelas balita CAPAIAN KIN
NO JENIS INDIKATOR DEFINISI OPERASIONAL (DO) CARA PERHITUNGAN
X 100% TH 70
2016 TH 75
2017 TH

jumlah seluruh puskesmas disatu wilayah


kabupaten/kota
9 Persentase Pelaksanaan SIDDTK 1. Persentase puskesmas yang melaksanakan Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh
Kembang (SDIDTK) adalah yang memberi pelayanan SDIDTK pada Balita dan Anak Pra sekolah jumlah Desa yang melaksanakan pelayanan
sesuai standar di suatu wilayah kerja dalam 1 tahun. sdidtk sesuai standar dalam 1 tahun
2. Balita adalah anak usia 0 – 59 bulan. X 100% 70 75
3. Anak Pra sekolah adalah anak usia 60 - 72 bulan. Jumlah seluruh Desa dalam 1 tahun
4. Pelayanan SDIDTK pada Balita dan Anak Pra sekolah sesuai standar adalah pelayanan SDIDTK 2
10 Persentasec pemanfaatan buku KIA kali pertahun.
Jumlah Balita, balita dan Bumil yg memiliki buku KIA
5. Dalam melaksanakan SDIDTK, Puskesmas bekerjasama dengan institusi yang melakukan
pelayanan anak usia dini seperti TK/RA, Kelompok Bermain, Tempat Penitipan Anak dan Satuan Jumlah Ibu hamil yg memiliki buku KIA
X 100% 70 80
PAUD Sejenis. Jumlah Seluruh ibu hamil di wilayah dalam 1
tahun
11 Persentase Kunjunag KN 1 cakupan pelayanan kesehatan Balita baru lahir 6 jam-48jam yang memperoleh pelayanan
kesehatan sesuai standar jumlah Balita baru lahir yang telah mendapatkan
1 kali pelayanan kunjungan neonatus pada 6-48
jam sesuai standar disuatu wilayah kerja pada
kuru waktu tertentu X 100% 75 80

Jumlah Sasaran Kelahiran Hidup di satu wilayah


kerja pada kurun waktu yang sama

12 Persentase Kunjungan KN lengkap Jumlah neonatus yang mendapatkan pelayanan sesuai standar paling sedikit tiga kali dengan
distribusi waktu 1 kali pada 6-48 jam, 1 kali pada hari ke-3- hari ke 7 dan 1 kali pada hari ke 8- hari
ke 28 setelah lahir disuatu wilayah kerja pada kuru waktu tertentu Jumlah neonatus yang mendapatkan pelayanan
sesuai standar paling sedikit tiga kali dengan
distribusi waktu 1 kali pada 6-48 jam, 1 kali pada 75
hari ke-3- hari ke 7 dan 1 kali pada hari ke 8- hari
ke 28 setelah lahir disuatu wilayah kerja pada X 100% 70
kuru waktu tertentu

Jumlah seluruh sasaran Balita disuatu wilayah


kerja dalam 1 tahun
13 Jumlah pelayanan Neonatal esensial sesuai Desa yang memberi pelayanan kesehatan esensial pada Balita baru lahir (usia 0-28 hari) sesuai sta
standar Jumlah Desa yang melaksanakan pelayanan
kesehatan neonatal esensial sesuai standar
dalam kurun waktu tertentu X 100% 30 35
àIndikator ini mengukur kesiapan puskesmas yang mampu melaksanakan pelayanan kesehatan neonatal Jumlah seluruh Desa dalam kurun waktu yang
sama
14 Persentase SD/MI yang melakukan penjaringan Jumlah sekolah yang melaksanakan penjaringan kesehatan pada Peserta Didik kelas 1 sd/mi dan
anak sekolah Kelas 1 SDLB di wilayah kerja puskesmas tersebut. jumlah siswa kelas 1 yang dijaring kesehatannya
di sekolah wilayah puskesmas dalam 1 tahun
X 100% 60 65
CAPAIAN KIN
14 Persentase SD/MI yang melakukan penjaringan Jumlah sekolah yang melaksanakan penjaringan kesehatan pada Peserta Didik kelas 1 sd/mi dan
NO anak sekolah Kelas
JENIS
1 INDIKATOR DEFINISI OPERASIONAL (DO)
SDLB di wilayah kerja puskesmas tersebut. CARA PERHITUNGAN
TH 2016 TH 2017 TH
X 100% 60 65
jumlah seluruh siswa kelas 1 yang dijaring
kesehatannya di sekolah wilayah puskesmas
dalam 1 tahun
15 Persentase SMP/SMA yang melakukan penjaringan Jumlah sekolah yang melaksanakan penjaringan kesehatan pada Peserta Didik kelas 7, 10 dan jumlah siswa kelas 7, 10 dan SMPLB yang
anak sekolah Kelas VII & Kelas X SMPLB di wilayah kerja puskesmas tersebut. dijaring kesehatannya di sekolah wilayah
puskesmas dalam 1 tahun
jumlah seluruh siswa kelas 7, 10 dan SMPLB X 100% 45 50
yang dijaring kesehatannya di sekolah wilayah
puskesmas dalam 1 tahun

16 Persentase Kelompok yang menyelenggarakan Jumlah Kelompok yang menyelenggarakan kegiatan kesehatan remaja memenuhi kriteria: Jumlah Kelompok menyelenggarakan kegiatan
kegiatan kesehatan remaja Memiliki tenaga kesehatan terorientasi/terlatih pelayanan kesehatan peduli remaja kesehatan remaja
Memiliki pedoman kesehatan remaja X 100% 35 40
Melakukan pelayanan konseling pada remaja Jumlah seluruh Kelompok di suatu wilayah kerja
dalam 1 tahun
17 Presentasi Posyandu Lansia Jumlah Posyandu Lansia (usia 60 tahun ke atas) yang telah mendapat pelayanan dari petugas
kesehatan baik di rumah, di kelompok lansia atau di fasilitas kesehatan minimal satu kali dalam Jumlah Posyandu Lansia
satu tahun berjalan Jumlah seluruh Posyandu Lansia di suatu X 100% 15 17
wilayah kerja dalam kurun waktu yang sama

18 Persentase Persalinan oleh nakes difaskes Jumlah Ibu Bersalin yg Mendapat Pertolongan Persalinan Oleh Nakes yg Memiliki Kompetensi
Kebidanan Di Fasilitas Kesehatan (RS, Puskesmas, Pustu, Poskesdes, Polindes, Klinik Bersalin/BPM)
Termasuk Pelayanan Balita Baru Lahir Minimal Kurang dari 48 Jam (Neonatal Esensial) Untuk
Memastikan Kesehatan Balita Pada Suatu Wilayah Kerja pd Kurun Waktu Tertentu. Jumlah persalinan yg ditolong oleh tenaga
kesehatan kompeten di fasilitas pelayanan
kesehatan pada suatu wilayah kerja pd kurun X 100% 77 79
waktu tertentu
Jumlah sasaran ibu bersalin disuatu wilayah
kerja dalam 1 tahun

19 Persenatse Persalinan oleh nakes Jumlah ibu bersalin yang mendapatkan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang Jumlah persalinan yg ditolong oleh tenaga
memiliki kompetensi kebidanan di suatu wilayah kerja dalam kurun waktu tertentu kesehatan kompeten disuatu wilayah kerja pd
kurun waktu tertentu X 100% 92 94
Jumlah sasaran ibu bersalin disuatu wilayah kerja dalam 1 tahun

20 Persentase Kunjungan nifas Lengkap Jumlah pelayanan kepada ibu pada masa 6 jam sampai dengan 42 hari pasca bersalin sesuai
standar paling sedikit 3 kali dengan distribusi waktu 6 jam-3 hari, 8-14 hari dan 36-42 hari setelah
bersalin disuatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu Jumlah ibu nifas yg telah memperoleh 3 kali
pelayanan nifas sesuai standar oleh nakes X 100% 92 94
disuatu wilayah kerja pd kurun waktu tertentu
Jumlah sasaran ibu nifas disuatu wilayah kerja
dalam 1 tahun
CAPAIAN KIN
NO JENIS INDIKATOR DEFINISI OPERASIONAL (DO) CARA PERHITUNGAN
TH 2016 TH 2017 TH
21 Persentase Pelayanan KB aktif Jumlah peserta KB yang baru dan lama yang masih aktif menggunakan alat dan obat kontrasepsi Jumlah peserta KB aktif disuatu wilayah kerja pd
(alokon ) dibandikan dengan jumlah pasangan usia subur disuatu wilayah kerja pada kurun waktu kurun waktu tertentu
tertentu X 100% 67 69
Jumlah seluruh PUS disuatu wilayah kerja dalam
1 tahun

VI PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN DASAR, JAMINAN KESEHATAN DAN PENGEMBANGAN

1 Persentase Penemuan kasus penyakit mata di Jumlah kasus penyakit mata yang ditemukan baik di Puskesmas maupun di Pustu/Poskesdes Jumlah kasus penyakit mata
puskesmas dalam satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
Jumlah seluruh penduduk yang ada di dalam
satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. X 100% 40% 40% 4

2 Jumlah kasus buta katarak pada usia > 45 tahun Jumlah kasus mata katarak (orang) pada usia > 45 tahun yang ditemukan disuatu wilayah kerja
pada kurun waktu tertentu Jumlah kasus buta katarak pada usia > 45 tahun yang ada di dalam satu 30 60
wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
3 Persentase Pemeriksaan Kes. Gigi pd SD/MI Jumlah murid SD/MI kelas 1 dan 6 yang dilakukan pemeriksaan gigi oleh petugas gigi yang Jumlah murid SD/MI kelas 1 dan 6 yang
berkompeten disuatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu dilakukan pemeriksaan gigi
X 100% 100% 100% 1
Jumlah seluruh murid SD/MI kelas 1 dan 6 pada
kurun waktu tertentu
5 Persentase Murid SD/MI mendapat perawatan Jumlah murid SD/MI kelas 1 dan 6 yang telah dilakukan pemeriksaan gigi oleh petugas gigi yang Jumlah murid SD/MI yang mendapatkan
Kes. Gigi berkompeten dan perlu mendapatkan perawatan gigi tindak lnjut disuatu wilayah kerja pada perawatan kesehatan gigi
kurun waktu tertentu
Jumlah seluruh murid SD/MI kelas 1 dan 6 yang X 100% 80% 80% 8
ada masalah kesehatan gimul pada kurun waktu
tertentu
6 Jumlah Kegiatan asuhan keperawatan pada Perkesmas (Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat ) adalah salah satu upaya Puskesmas
keluarga mendukung peningkatan derajat kesehatan masyarakat dengan memadukan ilmu/praktik
keperawatan dengan kesehatan masyarakat lewat dukungan peran serta aktif masyarakat yang
mengutamakan pelayanan promotif dan preventif, secara mbungan tanpa mengabaikan pelayanan
kuratif dan rehabilitatif secara menyeluruh dan terpadu, yang ditujukan kepada individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat untuk kut meningkatkan fungsi kegidupan manusia secara optimal Jumlah Kepala Keluarga yang mendapatkan
sehingga mandiri dalam upaya kesehatannya. Asuhan Keperawatan adalah Askep Perkesmas
proses atau rangkaian kegiatan pada praktik keperawatan yang diberikan secara langsung kepada X 100% 60% 60% 6
Jumlah semua KK yang mendapatkan Perkesmas
klien/ pasien di berbagai tatanan pelayanan kesehatan. Dilaksanakan berdasarkan kaidah-kaidah
Keperawatan sebagai suatu profesi yang berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan, bersifat
humanistic,dan berdasarkan pada kebutuhan objektif klien untuk mengatasi masalah yang
dihadapi klien. Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga
dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah satu atap dalam
keadaan saling ketergantungan. Kepala Keluarga (KK) adalah seseorang yang bertanggung jawab
terhadap suatu keluarga. Kelompok masyarakat adalah sekumpulan orang yang terdiri dari dua
individu atau lebih yang saling berinteraksi dan terorganisir yang mempunyai tujuan yang sama
mengutamakan pelayanan promotif dan preventif, secara mbungan tanpa mengabaikan pelayanan
kuratif dan rehabilitatif secara menyeluruh dan terpadu, yang ditujukan kepada individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat untuk kut meningkatkan fungsi kegidupan manusia secara optimal
sehingga mandiri dalam upaya kesehatannya. Asuhan Keperawatan adalah
proses atau rangkaian kegiatan pada praktik keperawatan yang diberikan secara langsung kepada
klien/ pasien di berbagai tatanan pelayanan kesehatan. Dilaksanakan berdasarkan kaidah-kaidah
Keperawatan sebagai suatu profesi yang berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan, bersifat
humanistic,dan berdasarkan pada kebutuhan objektif klien untuk mengatasi masalah yang CAPAIAN KIN
NO JENIS INDIKATOR dihadapi klien. Keluarga adalah unit terkecil
DEFINISI dari masyarakat
OPERASIONAL (DO)yang terdiri dari kepala keluarga CARA PERHITUNGAN
dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah satu atap dalam TH 2016 TH 2017 TH
keadaan saling ketergantungan. Kepala Keluarga (KK) adalah seseorang yang bertanggung jawab
7 Jumlah Kegiatan asuhan keperawatan pada terhadap suatu keluarga. Kelompok masyarakat adalah sekumpulan orang yang terdiri dari dua
kelompok masyakarat individu atau lebih yang saling berinteraksi dan terorganisir yang mempunyai tujuan yang sama

Jumlah Kelompok yang mendapatkan Askep X 100% 60% 60% 6


Perkesmas
Jumlah semua Kelompok yang mendapatkan
Perkesmas

8 Persentase Pembinaan pengobat tradisional yang Pengobatan tradisional adalah pengobatan dan/atau perawatan dengan cara, obat dan
menggunakan tanaman obat pengobatnya yang mengacu kepada pengalaman, ketrampilan turun temurun, dan/atau
pendidikan/pelatihan, dan diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku dalam masyarakat.
Pengobat tradisional ramuan terdiri dari pengobat tradisional ramuan Indonesia (Jamu), gurah, Jumlah pengobat tradisional ramuan yang dibina
tabib, shinshe, homoeopathy, aromatherapist dan pengobat tradisional lainnya yang metodenya X 100% 50% 50% 5
sejenis. Jumlah seluruh pengobat tradisional ramuan
yang ada dalam satu wilayah kerja pada kurun
waktu tertentu
CAPAIAN KIN
NO JENIS INDIKATOR DEFINISI OPERASIONAL (DO) CARA PERHITUNGAN
TH 2016 TH 2017 TH
9 Persentase Pembinaan pengobat tradisional Pengobatan tradisional adalah pengobatan dan/atau perawatan dengan cara, obat dan
dengan keterampilan pengobatnya yang mengacu kepada pengalaman, ketrampilan turun temurun, dan/atau
pendidikan/pelatihan, dan diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku dalam masyarakat. Kata
keterampilan sama artinya dengan kata kecekatan. Jumlah pengobat tradisional ketrampilan yang
Terampil atau cekatan adalah kepandaian melakukan sesuatu dengan cepat dan benar. Seseorang dibina
X 100% 50% 50% 5
yang dapat melakukan sesuatu dengan cepat tetapi salah tidak dapat dikatakan terampil. Jumlah seluruh pengobat tradisional ketrampilan
Pengobat tradisional ketrampilan terdiri dari pengobat tradisional pijat urut, patah tulang, sunat, yang ada dalam satu wilayah kerja pada kurun
dukun bayi, refleksi, akupresuris, akupuntur, chiropractor dan pengobat tradisional lainnya yang waktu tertentu
metodenya sejenis
10 Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin di Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran perkapita per bulan
Puskesmas Jaringannya dibawah garis kemiskinan. Penerima Bantuan Iuran (PBI) adalah peserta Jaminan Kesehatan Jumlah Penduduk Miskin yang memiliki Kartu X 100%
Nasional (JKN) bagi penduduk miskin dan tidak mampu yang iurannya dibayar oleh pemerintah. JKN
Non Penerima Bantuan Iuran ( Non PBI) adalah peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang Jumlah Total Penduduk Miskin yang ada dalam 75% 80% 9
iurannya dibayar sendiri/Perusahaan/Usaha satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu

Jumlah Peserta yang memiliki Kartu JKN


Jumlah Total Penduduk yang ada dalam satu X 100% Sesuaikan dg d
wilayah kerja pada kurun waktu tertentu

11 Pemeriksaan Laboratorium Laboratorium Puskesmas adalah sarana pelayanan kesehatan di Puskesmas yang melaksanakan
pengukuran, penetapan, dan pengujian terhadap bahan yang berasal dari manusia untuk Jumlah Jenis Pelayanan Lab yg dilaksanakan di
penentuan jenis penyakit, penyebaran penyakit, kondisi kesehatan atau faktor yang dapat Puskesmas
X 100% 80% 82% 8
berpengaruh pada kesehatan perorangan atau masyarakat berdasarkan Peraturan Menteri Jumlah semua Jenis Pelayanan Lab yang ada di
Kesehatan Nomor 37 Tahun 2012 tentang Penyelengaraan Laboratorium Pusat Kesehatan Puskesmas
12 Pengobatan Masyarakat
Rawat jalan adalah pelayanan kesehatan perorangan yang meliputi observasi, diagnosa,
pengobatan rehabilitasi medik di fasilitas pelayanan kesehatan dengan tidak harus menginap di
fasilitas pelayanan kesehatan tersebut baik didalam gedung dan diluar gedung. Sarana / fasilitas
pelayanan kesehatan adalah tempat pelayanan kesehatan meliputi antara lain : Rumah Sakit, Jumlah seluruh kunjungan pengobatan rawat
Puskesmas, Puskesmas Pembantu/Poskesdes, Balai Pengobatan milik pemerintah, swasta jalan yang mendapatkan pelayanan pengobatan
maupun perorangan dan pelayanan kesehatan lain baik milik pemerintah maupun swasta di FKTP dalam satu wilayah kerja pada kurun
termasuk dokter praktek. Kunjungan adalah perihal (perbuatan, proses, hasil) mengunjungi atau waktu tertentu.
berkunjung; lawatan. Kunjungan rawat jalan adalah Jumlah seluruh kunjungan kasus ( baru dan X 100% 70% 72% 7
a. Kunjungan rawat Jalan Jumlah Penduduk yang ada di dalam satu
lama) di FKTP dalam waktu 1 tahun wilayah kerja pada kurun waktu yang sama

b. Kunjungan rawat jalan gigi Kunjungan Rawat jalan gigi adalah jumlah kunjungan kasus gigi (baru dan lama) rawat jalan di
FKTP
Jumlah seluruh kunjungan pengobatan rawat
jalan gigi yang mendapatkan pelayanan
pengobatan gigi dipoli gigi dalam satu wilayah
kerja pada kurun waktu tertentu. X 100% 45% 47% 5
Kunjungan Rawat jalan gigi adalah jumlah kunjungan kasus gigi (baru dan lama) rawat jalan di
FKTP
CAPAIAN KIN
NO JENIS INDIKATOR DEFINISI OPERASIONAL (DO) CARA PERHITUNGAN
X 100% TH45%
2016 TH47%
2017 TH5
Jumlah Penduduk yang ada di dalam satu
wilayah kerja pada kurun waktu yang sama

c. Kunjungan Maskin Kunjungan Maskin adalah jumlah kunjungan kasus (baru dan lama) rawat jalan di FKTP bagi
masyarakat miskin baik kontak sakit maupun kontak sehat. Masyarakat miskin adalah masyarakat
sasaran program pengentasan kemiskinan yang memenuhi kriteria tertentu menggunakan 14
(empat belas) variabel kemiskinan dalam satuan Rumah Tangga Miskin (RTM). Masyarakat yang Jumlah kunjungan pasien maskin di FKTP
menjadi peserta Non PBI Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) X 100% 60% 65% 7
Jumlah seluruh maskin diwilayah Puskesmas

Anda mungkin juga menyukai