Anda di halaman 1dari 11

EVALUASI DAMPAK PENTING

METODE MATRIK DAN NONMATRIK

Dr. Dwi P. Sasongko, M.Si.


No. Reg. K.1.07.09.031.000015

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Amdal merupakan salah satu instrumen perencanaan lingkungan yang


bertujuan untuk menduga kemungkinan terjadinya dampak dari suatu
rencanausaha dan/atau kegiatan terhadap lingkungan hidup yang hasilnya
dapat digunakan untuk proses pengambilan keputusan dan dapatdigunakan
sebagai bahan perencanaan pembangunan wilayah. Oleh karena itu
dalammenyusun Amdal diperlukan seperangkat metoda yang diperlukan
untuk identifikasi, prediksi dan evaluasi dampak.Metoda Amdal selalu
berkaitan dengan langkah-langkah identifikasi dampak, prediksi dampak,
dan evaluasi dampak.

Telaahan secara holistik atas berbagai komponen lingkungan hidup yang


diprakirakan mengalami perubahan mendasar dilakukan menggunakan
metode-metode evaluasi yang lazim (metode matrik Leopold, Lohani &
Thanh, Sorensen, Battelle, Fisher & Davies, metode overlay dan metode
lainyang memiliki referensi), sesuai dengan kaidah metode evaluasi dampak
penting.

Evaluasi dampak yang bersifat holistik merupakan telaahan secara totalitas


terhadap beragam dampak penting hipotetik lingkungan hidup dengan
sumber usaha dan/atau kegiatan penyebab dampak. Beragam komponen
lingkungan hidup yang terkena dampak penting ditelaah sebagai satu
kesatuan yang saling terkait dan saling pengaruhmempengaruhi, sehingga
diketahui perimbangan dampak penting yang bersifat positif dengan yang
bersifat negatif;

1
1.2. DESKRIPSI SINGKAT

Modul ini membahas evaluasi dampak metode matrik dan nonmatrik.

1.3. TUJUAN PEMBELAJARAN

1.3.1. Kompetensi Dasar


Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta mampu memahami
(kembali) evaluasi dampak lingkungan.

1.3.2. Indikator Keberhasilan


Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta dapat memahami evaluasi
dampak metode matrk dan nonmatrik.

2
METODOLOGI
EVALUASI DAMPAK SECARA HOLISTIK

2.1. PENGERTIAN EVALUASI DAMPAK PENTING

Evaluasi dampak penting adalah serangkaian proses penelaahan dan penelusuran


terhadap arah dan kecenderungan dampak penting secara holistik dalam satu
kesatuan sistem rencana usaha dan/atau kegiatan yang didasarkan pada hasil
prakiraan dampak, batas lingkup waktu kajian, dan lingkup batas wilayah studi
yang telah ditetapkan.

Evaluasi dampak penting dilakukan secara holistik dan terpadu, yaitu telaahan
secara totalitas dampak lingkungan hasil prakiraan dampak terhadap komponen
kegiatan sebagai sumber penyebab dampak dan komponen lingkungan terkena
dampak sebagai satu kesatuan yang saling mempengaruhi dan saling terkait.

2.2. TUJUAN EVALUASI DAMPAK PENTING

Tujuan evaluasi dampak adalah menelaah dampak penting dari masing-masing


alternatif rencana usaha dan/atau kegiatan yang hasilnya digunakan sebagai
masukan bagi instansi yang bertanggungjawab untuk memutuskan kelayakan
lingkungan hidup dari rencana usaha dan/atau kegiatan.

2.3. METODE EVALUASI DAMPAK

2.3.1. Telaahan terhadap Dampak Penting

a. Telaahan secara holistik atas berbagai komponen lingkungan hidup yang


diprakirakan mengalami perubahan mendasar dilakukan menggunakan
metode-metode evaluasi yang lazim (metode matrik Leopold, Lohani &
Thanh, Sorensen, Battelle, Fisher & Davies, metode overlay dan metode
lainyang memiliki referensi), sesuai dengan kaidah metode evaluasi
dampak penting;
b. Evaluasi dampak yang bersifat holistik merupakan telaahan secara totalitas
terhadap beragam dampak penting hipotetik lingkungan hidup dengan
sumber usaha dan/atau kegiatan penyebab dampak. Beragam komponen
lingkungan hidup yang terkena dampak penting ditelaah sebagai satu
kesatuan yang saling terkait dan saling pengaruhmempengaruhi, sehingga

3
diketahui perimbangan dampak penting yang bersifat positif dengan yang
bersifat negatif;
c. Dampak-dampak penting hipotetik yang dihasilkan dari evaluasi disajikan
sebagai dampak-dampak penting yang harus dikelola.
d. Mengingat rencana usaha dan/atau kegiatan masih berada pada tahap
pemilihan alternatif komponen rencana usaha dan/atau kegiatan (misal:
alternatif lokasi, alternatif tata letak bangunan atau sarana pendukung, atau
alternatif teknologi proses produksi), maka telaahan dilakukan untuk
masing-masing alternatif.

Hasil prakiraan dampak penting pada masing-masing besaran dampak akan


dievaluasi secara holistik seperti disajikan pada matrik (Tabel 1).
Tabel 1.
Format Matrik Evaluasi Dampak
Komponen Komponen Jenis Dampak Sifat Dampak
Kegiatan Lingkungan
No. Tahapan Kegiatan Tidak
Penyebab terkena Penting Positif Negatif
penting
Dampak Dampak
1. Tahap Prakonstruksi
1.1. Survai dan penetapan batas
areal reklamasi
1.2. Perijinan
1.3. Sosialisasi rencana kegiatan
1.4. Rekrutmen tenaga kerja
2. Tahap Konstruksi
2.1. Mobilisasi peralatan dan
material
2.2. Pengambilan material urug
2.3. Pengangkutan material urug
2.4. Pembangunan talud
pengaman
3. Tahap Operasi
3.1. Pengurugan perairan
3.2. Pembangunan pengaman
pantai
3.3. Pematangan lahan
3.4. Demobilisasi peralatan
4. Tahap Pascaoperasi
4.1. Keberadaan bangunan yang
menjorok ke laut
4.2. Pengamanan dan
pemeliharaan bangunan
pengaman pantai
4.3. Pengurusan Hak Atas Tanah
4.4. Pengalokasian lahan
4.5. Pemanfaatan lahan

Hasil evaluasi dampak penting selanjutnya jadi dasar penyusunan arahan


pengelolaan lingkungan seperti disajikan pada Tabel 2.

4
2.3.2. Pemilihan Alternatif Terbaik

Dalam hal kajian AMDAL memberikan beberapa alternatif komponen rencana


usahadan/atau kegiatan (misal: alternatif lokasi, alternatif tata letak bangunan
atau saranapendukung atau alternatif teknologi proses produksi), maka
sudahharus memberikan rekomendasi pilihan alternatif terbaik serta dasar
pertimbanganpemilihan alternatif terbaik tersebut.

2.3.3. Telaahan sebagai Dasar Pengelolaan

Telaahan dilakukan dengan menggunakan diagram alir dampak hasil prediksi


dampak yang pokok-pokok komponennya akan digunakan untuk
memverifikasi matrik interaksi antara komponen kegiatan dan komponen
lingkungan (contoh kasus Matriks Fisher dan Davies) sehingga dapat
dievaluasi secara jelas kelompok dampak penting primer dan kelompok
dampak penting ikutan: dampak sekunder, tersier, dst, serta biang penyebab
terjadinya dampak (causal agents). Hasil evaluasi ini disajikan sebagai dasar
untuk menentukan dampak penting yang harus dikelola (Arahan RKL) dan
dipantau (Arahan RPL).

Telaahan sebagai dasar pengelolaan dilakukan untuk alternatifterbaik yang


terpilih, yang meliputi:

a. Hubungan sebab akibat antara rencana usaha dan/atau kegiatan dan


ronalingkungan hidup dengan dampak positif dan negatif yang mungkin
timbul.

b. Ciri dampak penting perlu dikemukakan dengan jelas, dalam arti


apakahdampak penting positif atau negatif akan berlangsung terus
selama rencanausaha dan/atau kegiatan itu berlangsung nanti. Atau
antara dampak-dampak satudengan dampak yang lainnya akan terdapat
hubungan timbal balik yangantagonistis dan sinergistis.

c. Kelompok masyarakat yang akan terkena dampak negatif dan kelompok


yangakan terkena dampak positif dan identifikasi kesenjangan antara
perubahan yangdiinginkan dan perubahan yang mungkin terjadi akibat
usaha dan/atau kegiatan;

d. Kemungkinan seberapa luas daerah yang akan terkena dampak penting,


apakahdirasakan dampaknya secara lokal, regional, nasional,
internasional;

5
e. Analisis bencana dan risiko bila rencana usaha dan/atau kegiatan
beradadi daerah bencana alam atau dekat sumber bencana alam. Harus
ada arahan mengenai rencanapengelolaan dan pemantauan lingkungan
hidup yang akan dilakukan berdasarkanhasil evaluasi dampak penting
terhadap alternatif terbaik yang dipilih. Arahanpengelolaan dilakukan
terhadap seluruh komponen kegiatan yang menimbulkandampak, baik
komponen kegiatan yang paling banyak memberikan dampak
turunan(dampak yang bersifat strategis) atau komponen kegiatan yang
tidak banyakmemberikan dampak turunan. Arahan pemantauan dilakukan
terhadap komponenlingkungan yang relevan untuk digunakan sebagai
indikator untuk mengevaluasipenaatan (compliance), kecenderungan
(trendline) dan tingkat kritis (critical level).

Tabel 2.
Contoh Matrik Arahan Pengelolaan Lingkungan
Komponen Komponen
No. Tahapan Kegiatan Kegiatan Lingkungan Arahan Pengelolaan Lingkungan
Penyebab Dampak terkena Dampak
1. Tahap Prakonstruksi
1.1. Survai dan penetapan batas
areal reklamasi
1.2. Perijinan
1.3. Sosialisasi rencana kegiatan
1.4. Rekrutmen tenaga kerja
2. Tahap Konstruksi
2.1. Mobilisasi peralatan dan
material
2.2. Pengambilan material urug
2.3. Pengangkutan material urug
2.4. Pembangunan talud
pengaman
3. Tahap Operasi
3.1. Pengurugan perairan
3.2. Pembangunan pengaman
pantai
3.3. Pematangan lahan
3.4. Demobilisasi peralatan
4. Tahap Pascaoperasi
4.1. Keberadaan bangunan yang
menjorok ke laut
4.2. Pengamanan dan
pemeliharaan bangunan
pengaman pantai
4.3. Pengurusan Hak Atas Tanah
4.4. Pengalokasian lahan
4.5. Pemanfaatan lahan

2.3.4.Rekomendasi penilaian kelayakan lingkungan

Rekomendasi penilaian kelayakan lingkungan merupakan pernyataan secara


jelasterhadap kelayakan atau ketidaklayakan lingkungan dari suatu rencana

6
usaha dan/ataukegiatan yang didasarkan atas hasil evaluasi dampak dan
arahan pengelolaan danpemantauan lingkungan hidup untuk alternatif terbaik.

2.3.5. Distribusi Nilai Parameter-parameter Lingkungan


Parameter-parameter yang nilai ambang batasnya tidak diatur dalam baku mutu
lingkungan akan dievaluasi tingkat simpangannya terhadap nilai-nilai kewajaran
menurut literatur dan atau pendapat para ahli di bidangnya.

2.3.6. Alternatif Kategorisasi Sifat Penting Dampak


Berdasar kriteria dan kategori penentuan penting/tidaknya dampak, maka
dilakukan keputusan akhir hasil evaluasi untuk menentukan tingkat kepentingan
dampak rencana kegiatan proyek terhadap lingkungan untuk setiap parameter
lingkungan. Tingkat kepentingan dampak yang digunakan adalah dampak
penting (P) dan dampak tidak penting (TP).
Kategorisasi tingkat sifat pentingnya dampak yang dapat digunakan secara
simultan disajikan pada diagram alir berikut.

7
Kategori I Jumlah Manusia Terkena Dampak

Dampak Dikategorikan Penting bila:

Jumlah manusia di wilayah studi yang TIDAK menerima manfaat  yang menerima
manfaat (diserap langsung sebagai tenaga kerja, menerima hasil kegiatan, dll).

Kategori II Luas Persebaran Dampak

Dampak Dikategorikan Penting bila:

Di wilayah studi terdapat daerah-daerah yang mengalamai perubahan mendasar


dari segi: (i) intensitas; (ii)berbalik/tidaknya dampak, dan (iii) dampak kumulatifnya.

Kategori III Lama, Kumulatif, Berbalik/tidaknya Dampak

Dampak Dikategorikan Penting bila:

Timbul perubahan mendasar dari segi intensitas, berbalik/tidak dampak dan sifat
kumulatif dampak, berlangsung lebih dari satu tahapan kegiatan

8
Kategori IV Intensitas Dampak

Dampak Dikategorikan Penting bila:

Intensitas perubahan lingkungan bersifat hebat, drastis di areal yang relatif luas
dan berlangsung singkat.

Kategori V Jumlah Komponen Terkena Dampak

Dampak Tergolong Penting bila:

a. Baku Mutu Lingkungan menurut peraturan perundang-undangan yang


berlaku telah terlampaui
b. Kriteria yang diakui menurut pertimbangan ilmiah dan pendapat pakar telah
terlampaui
c. Spesies langka dilindungi, terancam punah
d. Kawasan lindung, akan terganggu atau rusak
e. Benda purbakala, akan rusak atau punah
f. Masyarakat, pemerintah atau masyarakat, terjadi konflik
g. Areal yang dimiliki keindahan alami tinggi akan berubah atau termodifikasi

Berdasar kriteria dan kategori penentuan penting/tidaknya dampak, maka


dilakukan keputusan akhir hasil evaluasi untuk menentukan tingkat kepentingan
dampak rencana kegiatan proyek terhadap lingkungan untuk setiap parameter
lingkungan. Tingkat kepentingan dampak yang digunakan adalah dampak
penting (P) dan dampak tidak penting (TP).

9
2.3.7.Contoh Metode Matrik Fisher-Davies

Untuk lingkungan perkotaan, telaahan holistik terhadap dampak penting


dilakukan memakai Metoda Matriks Fisher dan Davies. Evaluasi
kepentingan dampak dilakukan dengan menggunakan kriteria yang tertera
pada Pasal 22 ayat (2) Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan.

Metoda Matrik Fisher dan Davies digunakan untuk identifikasi, prakiraan dan
evaluasi dampak rencana kegiatan pada suatu wilayah yang kondisinya
relatif sangat cepat berubah dan di sekitarnya sudah banyak kegiatan lain
yang menimbulkan dampak. Metode ini cocok untuk ekosistem binaan (kota)
yang banyak kegiatan dan kondisinya relatif cepat berubah. Dalam metoda
matrik ini dimuat tiga langkah yang memuat urut-urutan kegiatan identifikasi,
prakiraan dan evaluasi dampak, yaitu:

1. Penyusunan matrik identifikasi dampak


Matrik ini digunakan untuk memperoleh data rona lingkungan dan sifat-sifat
parameter lingkungan. Langkah penyusunannya:

a. Menyusun daftar parameter lingkungan yang terkena dampak,


b. Menentukan kondisi setiap parameter lingkungan pada saat studi (rona
lingkungan awal),
c. Menentukan skala kepentingan parameter terhadap proyek,
d. Menentukan nilai kepekaan parameter terhadap pengelolaan.

2. Penyusunan matrik prediksi dampak


Matrik ini digunakan untuk proses identifikasi dan prakiraan dampak melalui
langkah-langkah:
a. Menyusun daftar parameter yang akan dikaji dampaknya,
b. Menyusun jenis kegiatan yang diduga menimbulkan dampak,
c. Membuat prakiraan dampak untuk setiap parameter.

Jenis dampak yang digunakan diberi simbol “0” (tidak ada dampak), “+” (ada
dampak positif), “-“ (ada dampak negatif). Besar dampak diberi skala 1
sampai 5 sedangkan sifat dampak bisa “S” (sementara) atau “P” (permanen).

10
3. Penyusunan matrik evaluasi dampak
Matrik ini digunakan untuk mengevaluasi dampak setiap parameter
lingkungan agar dapat dibuat mitigasi dampaknya, melalui langkah:
a. Mengulangi langkah a) dan b) pada matrik identifikasi dampak untuk
memberikan skala kualitas lingkungan tanpa proyek pada kondisi saat ini
(1),
b. Menyusun prediksi skala kualitas lingkungan tanpa proyek pada kondisi
yang akan datang (2),
c. Menyusun prediksi skala kualitas lingkungan dengan proyek (3).

4. Penghitungan dan pengambilan keputusan


a. Dihitung selisih skala kualitas lingkungan = (3) - (1)
b. Dihitung dampak yang terjadi = (3) - (2)
c. Dihitung jumlah skala (1), (2), (3)
d. Dihitung nilai rerata (1), (2), (3)
e. Dampak rerata = rerata (3) - rerata (2), yang akan datang dengan proyek
f. Dampak rerata = rerata (3) - rerata (1), saat ini tanpa proyek.

Berdasarkan kriteria dan kategori penentuan penting/tidaknya dampak, maka


dilakukan keputusan akhir hasil evaluasi untuk menentukan tingkat
kepentingan dampak rencana kegiatan proyek terhadap lingkungan untuk
setiap parameter lingkungan. Tingkat kepentingan dampak yang digunakan
adalah dampak penting(P) dan dampak tidak penting(TP).

11

Anda mungkin juga menyukai