BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2. DESKRIPSI SINGKAT
2
METODOLOGI
EVALUASI DAMPAK SECARA HOLISTIK
Evaluasi dampak penting dilakukan secara holistik dan terpadu, yaitu telaahan
secara totalitas dampak lingkungan hasil prakiraan dampak terhadap komponen
kegiatan sebagai sumber penyebab dampak dan komponen lingkungan terkena
dampak sebagai satu kesatuan yang saling mempengaruhi dan saling terkait.
3
diketahui perimbangan dampak penting yang bersifat positif dengan yang
bersifat negatif;
c. Dampak-dampak penting hipotetik yang dihasilkan dari evaluasi disajikan
sebagai dampak-dampak penting yang harus dikelola.
d. Mengingat rencana usaha dan/atau kegiatan masih berada pada tahap
pemilihan alternatif komponen rencana usaha dan/atau kegiatan (misal:
alternatif lokasi, alternatif tata letak bangunan atau sarana pendukung, atau
alternatif teknologi proses produksi), maka telaahan dilakukan untuk
masing-masing alternatif.
4
2.3.2. Pemilihan Alternatif Terbaik
5
e. Analisis bencana dan risiko bila rencana usaha dan/atau kegiatan
beradadi daerah bencana alam atau dekat sumber bencana alam. Harus
ada arahan mengenai rencanapengelolaan dan pemantauan lingkungan
hidup yang akan dilakukan berdasarkanhasil evaluasi dampak penting
terhadap alternatif terbaik yang dipilih. Arahanpengelolaan dilakukan
terhadap seluruh komponen kegiatan yang menimbulkandampak, baik
komponen kegiatan yang paling banyak memberikan dampak
turunan(dampak yang bersifat strategis) atau komponen kegiatan yang
tidak banyakmemberikan dampak turunan. Arahan pemantauan dilakukan
terhadap komponenlingkungan yang relevan untuk digunakan sebagai
indikator untuk mengevaluasipenaatan (compliance), kecenderungan
(trendline) dan tingkat kritis (critical level).
Tabel 2.
Contoh Matrik Arahan Pengelolaan Lingkungan
Komponen Komponen
No. Tahapan Kegiatan Kegiatan Lingkungan Arahan Pengelolaan Lingkungan
Penyebab Dampak terkena Dampak
1. Tahap Prakonstruksi
1.1. Survai dan penetapan batas
areal reklamasi
1.2. Perijinan
1.3. Sosialisasi rencana kegiatan
1.4. Rekrutmen tenaga kerja
2. Tahap Konstruksi
2.1. Mobilisasi peralatan dan
material
2.2. Pengambilan material urug
2.3. Pengangkutan material urug
2.4. Pembangunan talud
pengaman
3. Tahap Operasi
3.1. Pengurugan perairan
3.2. Pembangunan pengaman
pantai
3.3. Pematangan lahan
3.4. Demobilisasi peralatan
4. Tahap Pascaoperasi
4.1. Keberadaan bangunan yang
menjorok ke laut
4.2. Pengamanan dan
pemeliharaan bangunan
pengaman pantai
4.3. Pengurusan Hak Atas Tanah
4.4. Pengalokasian lahan
4.5. Pemanfaatan lahan
6
usaha dan/ataukegiatan yang didasarkan atas hasil evaluasi dampak dan
arahan pengelolaan danpemantauan lingkungan hidup untuk alternatif terbaik.
7
Kategori I Jumlah Manusia Terkena Dampak
Jumlah manusia di wilayah studi yang TIDAK menerima manfaat yang menerima
manfaat (diserap langsung sebagai tenaga kerja, menerima hasil kegiatan, dll).
Timbul perubahan mendasar dari segi intensitas, berbalik/tidak dampak dan sifat
kumulatif dampak, berlangsung lebih dari satu tahapan kegiatan
8
Kategori IV Intensitas Dampak
Intensitas perubahan lingkungan bersifat hebat, drastis di areal yang relatif luas
dan berlangsung singkat.
9
2.3.7.Contoh Metode Matrik Fisher-Davies
Metoda Matrik Fisher dan Davies digunakan untuk identifikasi, prakiraan dan
evaluasi dampak rencana kegiatan pada suatu wilayah yang kondisinya
relatif sangat cepat berubah dan di sekitarnya sudah banyak kegiatan lain
yang menimbulkan dampak. Metode ini cocok untuk ekosistem binaan (kota)
yang banyak kegiatan dan kondisinya relatif cepat berubah. Dalam metoda
matrik ini dimuat tiga langkah yang memuat urut-urutan kegiatan identifikasi,
prakiraan dan evaluasi dampak, yaitu:
Jenis dampak yang digunakan diberi simbol “0” (tidak ada dampak), “+” (ada
dampak positif), “-“ (ada dampak negatif). Besar dampak diberi skala 1
sampai 5 sedangkan sifat dampak bisa “S” (sementara) atau “P” (permanen).
10
3. Penyusunan matrik evaluasi dampak
Matrik ini digunakan untuk mengevaluasi dampak setiap parameter
lingkungan agar dapat dibuat mitigasi dampaknya, melalui langkah:
a. Mengulangi langkah a) dan b) pada matrik identifikasi dampak untuk
memberikan skala kualitas lingkungan tanpa proyek pada kondisi saat ini
(1),
b. Menyusun prediksi skala kualitas lingkungan tanpa proyek pada kondisi
yang akan datang (2),
c. Menyusun prediksi skala kualitas lingkungan dengan proyek (3).
11