Anda di halaman 1dari 7

PERBEDAA LAMA RAWAT IAP ATARA STROKE

HEMORAGIK DA STROKE O HEMORAGIK


DI RSUD TUGUREJO SEMARAG

Anisa Herminawati*)
Maria Suryani**), Sayono***)

*)Mahasiswa Program Studi S1Ilmu Keperawatan STIKES Telogorejo Semarang.


**)Dosen Program Studi S1 Ilmu Keperawatan STIKES ELISABETH Semarang.
***) Dosen Program Studi S1 Ilmu Kesehatan Masyarakat U&IMUS Semarang.

ABSTRAK
Di Indonesia stroke merupakan salah satu penyakit utama pada usia tua. Stroke merupakan
penyakit yang paling sering menyebabkan cacat berupa kelumpuhan anggota gerak,
gangguan bicara, proses berpikir, daya ingat, dan bentuk – bentuk kecacatan yang lain
sebagai akibat gangguan fungsi otak. Stroke dibagi menjadi dua yaitu stroke hemoragik dan
stroke non hemoragik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan lama rawat
inap antara stroke hemoragik dan stroke non hemoragik. Desain penelitian ini adalah Cross
sectional dengan jumlah sampel 60 pasien. Penelitian ini menggunakan uji T-Test. Data
sekunder di dapat dari data rekam medik. Data kemudian diolah secara deskriptif dengan
Microsoft Excel dan Program SPSS. Hasil perbedaan lama rawat inap antara stroke
hemoragik dan stroke non hemoragik diperoleh lama rawat inap stroke hemoragik paling
sedikit 4 hari dan paling banyak 15 hari sedangkan lama rawat inap stroke non hemoragik
diperoleh paling sedikit 3 hari dan paling lama 9 hari, rata – rata stroke hemoragik 9.53
sedangkan stroke non hemoragik 6.03 dan Perbedaan stroke hemoragik dan stroke non
hemoragik yaitu 3.500 hari. Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,001 yang berarti (p >
0,05) maka dapat disimpulkan ada pebedaan lamanya lama rawat inap antara stroke
hemoragik dan stroke non hemoragik. Hasil penelitian ini semoga menjadi dasar dalam
mengembangkan penelitian keperawatan selanjutnya dan sebagai masukan penelitian ilmiah
khususnya lama rawat inap pada pasien stroke hemoragik dan non hemoragik.

Kata Kunci : Lama rawat inap, stroke hemoragik, dan stroke non hemoragik.

ABSTRCT
In Indonesia, stroke is one of the major diseases in old age. Stroke is the most common
disease-causing defects such as limb paralysis, impaired speech, thought processes, memory,
and shape - another form of disability as a result of brain dysfunction. Stroke is divided into
two non-hemorrhagic stroke and hemorrhagic stroke. This study aims to determine the
differences in length of stay between hemorrhagic stroke and non-hemorrhagic stroke.
Design This was a cross sectional study with a sample size of 60 patients. This study uses T-
Test test. Secondary data were obtained from medical records. Descriptive data is then
processed with Microsoft Excel and SPSS. The results of long hospitalization differences
between hemorrhagic stroke and non-hemorrhagic stroke obtained hemorrhagic stroke
length of stay of at least 4 days and a maximum of 15 days old while non-hemorrhagic stroke
hospitalizations obtained at least 3 days and a maximum of 9 days, average - average of
hemorrhagic stroke 9.53 while the non-hemorrhagic stroke hemorrhagic stroke 6.03 and
differences and non-hemorrhagic stroke is 3,500 days. Statistical test results obtained p
value = 0.001, which means (p> 0.05), it can be concluded that there pebedaan long
duration of hospitalization between hemorrhagic stroke and non-hemorrhagic stroke. The
results of this study may provide the basis for developing further nursing research and
scientific research as input in particular long hospitalization in patients with hemorrhagic
and non-hemorrhagic stroke.

Keywords: length of hospitalization, hemorrhagic stroke, and non-hemorrhagic stroke.

1
PEDAHULUA

Stroke merupakan penyakit fungsional Menurut penelitian yang dilakukan oleh


otak berupa kelumpuhan saraf, yang Arya (2009), dengan judul Hubungan
diakibatkan oleh gangguan aliran darah Jenis Stroke Dengan Lama Rawat Inap
pada salah satu bagian otak. Gangguan Dirumah Sakit PKU Muhammadiyah
saraf maupun kelumpuhan yang terjadi Yogyakarta menunjukan hasil penelitian
tergantung pada bagian otak mana yang didapatkan nilai rata-rata dari bahwa
terkena. Stroke paling banyak terjadi pada penderita stroke baik itu stroke hemoragik
usia diatas 45 tahun. Penyakit ini dapat dan stroke iskemik yang memenuhi
sembuh sempurna, sembuh dengan cacat kriteria inklusi penelitian ini terdapat 92
atau kematian. (Anies. 2006. Hlm 70) pasien stroke iskemik dan 62 stroke
Di Amerika Serikat, stroke menempati hemoragik. Dengan rata-rata penderita
posisi ke tiga sebagai penyakit utama stroke iskemik 8.10 dan stroke hemoragik
yang menyebabkan kematian. Posisi di 9.37. Dari rata-rata tersebut ternyata lama
atasnya dipegang penyakit jantung dan rawat inap pasien penderita stroke
kanker. Sebanyak 75 persen penderita hemoragik lebih lama dibandingkan jika
stroke menderita lumpuh dan kehilangan dengan lama rawat inap pasien penderita
pekerjaan. Pada tahun 2002, sebanyak stroke iskemik. Sedangkan antara lama
275.000 orang telah meninggal karena rawat inap pasien dirumah sakit dengan
stroke. Sementara itu, di Eropa, dijumpai jenis stroke didapatkan hasil siknifikan
650.000 kasus stroke setiap tahunnya. 0.182 yang berarti bahwa tidak begitu
(Sutrisno. 2010. Hlm 3) siknifikan antara hubungan lama rawat
inap pasien stroke masing-masing baik itu
Berdasarkan data, terdapat sekitar 500 hemoragik dan stroke iskemik dan tidak
ribu kasus stroke di Indonesia. begitu signifikan jenis stroke dengan lama
Sepertiganya bisa pulih kembali, rawat inapnya dirumah sakit.
sepertiganya lagi mengalami gangguan
fungsional ringan sampai sedang, Pada umumnya seseorang penderita stroke
sedangkan sisanya mengalami gangguan iskemik (sumbatan) akan dirawat kurang
fungsional berat. Stroke merupakan lebih 7-10 hari. Pasien dengan stroke
pembunuh no 1 di Indonesia, menggeser hemoragik biasanya dirawat lebih lama,
fungsional ringan sampai sedang, yaitu antara 14-21 hari. Hal ini tentu saja
sedangkan sisanya mengalami gangguan sangat bergantung pada perubahan kondisi
fungsional berat. Stroke merupakan pasien. faktor resiko yang berhubungan
pembunuh no 1 di Indonesia, menggeser dengan perburukan kondisi pasien stroke
penyakit jantung yang sebelumnya adalah usia tua, menderita diabetes
merupakan pembunuh utama. (Adiati dan militus, menderita penyakit jantung
Wahjoepramono. 2010. Hlm viii) koroner, penurunan kesadaran saat masuk
rumah sakit, tekanan darah yang sangat
Stroke dibagi menjadi dua jenis yaitu tinggi atau sangat rendah saat masuk
stroke iskemik dan stroke hemoragik. rumah sakit, dan kenaikan suhu tubuh.
Stroke iskemik sebagian besar merupakan (Pinzon, renaldy. 2001. Hlm 33)
komplikasi dari penyakit vaskular yang
ditandai dengan gejala penurunan tekanan Pasien stroke akan diperbolehkan pulang
darah yang mendadak, takikardia, pucat, setelah kondisi medisnya stabil dan faktor
dan pernafasan yang tidak teratur. Stroke resikonya terkendali. Progam rehabilitasi
hemoragik umumnya disebabkan oleh dapat dilakukan sambil berobat jalan
adanya perdarahan intrakranial dengan untuk meningkatkan kemandirian pasien.
gejala peningkatan tekanan darah sistole > masa peralihan stroke adalah 6 bulan
200 mmHg pada hipertonik dan 180 setelah serangan stroke. (Pinzon, renaldy.
mmHg pada normotonik, brakikardia, 2001. Hlm 34)
wajah keunguan, sianosis, dan pernafasan
mengorok (Batticaca, 2008, hlm 56). Sebelumnya belum ada penelitian tentang
Lama Rawat Inap Antara Stroke

2
Hemoragik dan Stroke Non Hemoragik, Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui
maka peneliti tertarik untuk melakukan perbedaan lama rawat inap antara stroke
penelitian yang berjudul “Perbedaan hemoragik dan stroke non hemoragik
Lama Rawat Inap Antara Stroke pada pasien stroke di RSUD. Tugurejo
Hemoragik dan Stroke Non Hemoragik di Semarang.
RSUD. Tugurejo Semarang”.

METODE PEELITIA

Desain penelitian yang digunakan adalah Sampling dengan jumlah sampel 60


yang bertujuan menerangkan dan pasien. Dengan kriteria inklusi :
menggambarkan masalah penelitian yang 1) Pasien stroke rawat inap di RSUD
terjadi berdasarkan karakteristik umur, Tugurejo Semarang pada bulan Januari
jenis kelamin, klasifikasi stroke, lama 2012 sampai Maret 2013
rawat inap dengan metode pendekatan 2) Pasien stroke dengan kategori usia 45-
cross sectional. Penelitian ini dilakukan di 64 tahun dan usia 65+ tahun
RSUD. Tugurejo Semarang pada bulan Alat pengumpulan data berupa lembar
April sampai dengan Mei 2013. observasi yang berisi nomer pasien, nama
Populasi dalam penelitian ini adalah pasien, jenis kelamin, tanggal masuk,
pasien stroke yang menjalani rawat inap tanggal keluar, lama dirawat, umur,
di RSUD. Tugurejo Semarang, Teknik diagnosa, komplikasi, status pulang.
pengambilan sampel menggunakan Total

HASIL PEELITIA Jenis Jumlah (%)


Kelamin
1. Karakteristik responden berdasarkan
Umur Laki-laki 32 53.3 %
Tabel 5.1
Distribusi responden berdasarkan umur Perempuan 28 46.7 %
di RSUD. Tugurejo Semarang
Total 60 100 %
(n=60)
Berdasarkan Tabel diatas menunjukkan
Usia Jumlah %
bahwa jumlah responden laki – laki lebih
45 – 59 29 48.3
banyak yaitu 32 responden (53.3%)
60– 74 31 51.7 dibandingkan dengan jumlah responden
perempuan 28 responden (46.7 %).
Total 60 100
3. Karakteristik responden berdasarkan
Berdasarkan Tabel diatas menunjukkan klasifikasi stroke
bahwa jumlah responden paling banyak Tabel 5.3
adalah pada umur antara 60 -74 tahun Distribusi responden berdasarkan
sebanyak 31 responden (51.7%) klasifikasi stroke
sedangkan jumlah responden paling di RSUD. Tugurejo Semarang
sedikit adalah umur 45-59 tahun sebanyak (n=60)
29 responden (48.3%). Klasifikasi Stroke Jumlah (%)
Stroke Hemoragik 30 50%
2. Karakteristik responden berdasarkan jenis Komplikasi 28 46.7 %
kelamin Tanpa Komplikasi 2 3.3 %
Tabel 5.2
Stroke on Hemoragik 30 50%
Distribusi responden berdasarkan jenis Komplikasi 26 43.3 %
kelamin Tanpa Komplikasi 4 6.7 %
di RSUD. Tugurejo Semarang Total 60 100%
(n=60)

3
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan paling sedikit dirawat 3 hari dan paling
bahwa jumlah responden yang mengalami lama dirawat yaitu 9 hari.
stroke hemoragik berjumlah 30 dan stroke
non hemoragik berjumlah 30 dengan total 5. Karakteristik responden berdasarkan
responden 60 pasien. Responden Stroke perbedaan lama rawat inap antara stroke
hemoragik dengan komplikasi berjumlah hemorgik dan stroke non hemoragik
28 pasien (46.7%), dan stroke hemoragik
tanpa komplikasi berjumlah 2 pasien Tabel 5.4
(3.3%) sedangakan stroke non hemoragik Distribusi responden berdasarkan
dengan komplikasi berjumlah 26 pasien perbedaan lama rawat inap antara stroke
(43.3%) dan stroke non hemoragik tanpa hemorgik dan stroke non hemoragik
komplikasi berjumlah 4 pasien (6.7%). di RSUD. Tugurejo Semarang
(n=60)
4. Karakteristik responden berdasarkan lama
rawat inap Klasifikasi n Mean SD MD CI 95% P
Stroke
Tabel 5.4 Stroke 30 9.53 2.825 2.304 - 4.696
Distribusi responden berdasarkan lama Hemoragik 3.500 0.001
rawat inap
di RSUD. Tugurejo Semarang Stroke Non 30 6.03 1.650 2.298 - 4.702
(n=60) Hemoragik

Total 60
Klasifikasi Lama Rawat Inap (hari)
Stroke Jumlah Min Max
Hasil analisis Perbedaan Lama Rawat
Stroke Hemoragik 30 4 hari 15 hari Inap Antara Stroke Hemoragik dan
Stroke Non Hemoragik diperoleh bahwa
Stroke on pasien yang mengalami stroke hemoragik
Hemoragik 30 3 hari 9 hari sejumlah 30 pasien dan stroke non
hemoragik sejumlah 30 pasien, rata – rata
Total 60
stroke hemoragik 9.53 dan stroke non
hemoragik 6.03, standar deviasi stroke
hemoragik 2.825 sedangkan stroke non
hemoragik 1.650, dengan didapatkan
selisih rata - rata 3.500 hari. Hasil uji
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan
statistik diperoleh nilai p = 0,001 yang
bahwa responden yang mengalami stroke
berarti (p < 0,005) maka dapat
hemoragik paling sedikit dirawat 4 hari
disimpulkan ada perbedaan lama rawat
dan paling lama dirawat yaitu 15 hari
inap antara stroke hemoragik dan stroke
sedang pasien stroke non hemoragik
non hemoragik.

PEMBAHASA

1. Umur Sakit Jakarta” didapatkan hasil terbanyak


Dalam penelitian ini, responden adalah berusia diatas 60 tahun (50.6%).
pasien stroke yang terdiri atas usia 45- 70 Dari berbagai studi yang dilakukan
tahun. Hasil penelitian menunjukkan tentang penyakit stroke, umur merupakan
bahwa responden paling rendah berusia salah satu faktor yang mempengaruhi
45tahun, responden paling tinggi berusia terjadinya stroke. Pada umumnya, orang
70 tahun dan jumlah responden terbanyak yang telah berumur tua lebih rentan
berusia 60 tahun sebanyak 11 pasien terkena penyakit stroke dibandingkan
(18.0%). Hal ini sesuai dengan penelitian dengan yang lebih muda. Ini adalah
yang dilakukan oleh Dian yang berjudul kondisi alamiah yang harus diterima. Pada
“Coping Stress Pada Insan Pasca Stroke saat umur bertambah, kondisi jaringan
Yang Mengikuti Klub Stroke Di Rumah tubuh sudah mulai kurang fleksibel dan

4
lebih kaku, termasuk dengan pembuluh penyempitan, atau pecahnya pembuluh
darah. Hal ini berkaitan dengan proses darah sehingga mengakibatkan
degenerasi (penuaan) yang terjadi secara serangkaian reaksi biokimia yang dapat
alamiah. pada orang-orang lanjut usia, merusak atau mematikan sel otak.
pembuluh darah lebih kaku karena adanya (Agromedia. 2009. Hlm 2)
plak.
Berdasarkan hasil penelitian di banyak
negara, sebagian besar kasus stroke
2. Jenis Kelamin disebabkan hipertensi. Hipertensi yang
Berdasarkan hasil penelitian di dapatkan tidak dikendalikan bisa menyebabkan
jenis kelamin yang paling banyak berbagai komplikasi karena rusaknya
menderita penyakit stroke adalah laki-laki organ – organ disebabkan tekanan darah
sebanyak 32 responden ( 52.5 % ). Hal yang semakin tinggi. Organ-organ yang
tersebut sesuai dengan penelitian Agustina sering terganggu karena tekanan darah
(2010) dengan judul “Coping Stress Pada tinggi adalah otak, mata, jantung
Insan Pasca Stroke Yang Mengikuti Klub pembuluh darah arteri, dan ginjal. Jika
Stroke Di Rumah Sakit Jakarta” bahwa pembuluh arteri terganggu karena
laki-laki (67,1%) lebih banyak terkena hipertensi, maka terjadi stroke iskemik.
stroke dibandingkan dengan perempuan Demikian juga jika terjadi gangguan pada
(32.9%). Hali ini berhubungan dengan jantung yang disebabkan tekanan darah
faktor pemicu lainnya yang sering di yang tak terkendali, maka aliran darah ke
lakukan oleh laki-laki misalnya merokok. otak juga terganggu. Akibatnya terjadi
serangan stroke iskemik.Tekanan darah
Menurut Waluyo (2009,hlm 49), Perokok yang sangat tinggi bisa membuat
berat dalam jangka panjang menyebabkan pembuluh arteri pecah/retak. Akibatnya
darah mengental. Darah kental terjadi perdarahan otak sehingga
menghambat aliran darah, termasuk menyebabkan stroke jenis hemoragik.
aliran darah ke sel–sel otak. Kebutuhan Selain itu, hipertensi yang tak terkendali
sel-sel saraf otak akan zat gizi dan menyebabkan beberapa komplikasi pada
oksigen menjadi terganggu. Dan ini jantung dan pembuluh arteri yang bisa
memicu serangan stroke. Karena itu dapat menimbulkan serangan stroke.( Waluyo.
disimpulkan jika perokok berat rentan 2009. Hlm 50)
terhadap serangan stroke.
4. Lama Rawat Inap
Merokok membuat darah menjadi kental Lama perawatan pasien stroke dalam
karena merokok memicu produksi penelitian ini dihitung dalam jumlah hari.
fibrinogen (faktor penggumpal darah) Responden yang mengalami stroke
semakin banyak sehingga aliran darah hemoragik paling sedikit dirawat 4 hari
menjadi tidak lancar. Dan ini memicu dan paling lama dirawat yaitu 15 hari
serangan stroke. (waluyo. 2009. Hlm 32) sedang pasien stroke non hemoragik
paling sedikit dirawat 3 hari dan paling
lama dirawat yaitu 9 hari.
3. Klasifikasi Stroke
Pada penelitian ini menunjukkan bahwa Menurut Pinzon (2001. Hlm 34), Pada
jumlah responden yang mengalami stroke umumnya seseorang penderita stroke
hemoragik berjumlah 30 dan stroke non iskemik (sumbatan) akan dirawat kurang
hemoragik berjumlah 30 dengan total lebih 7-10 hari. Pasien dengan stroke
responden 60. hemoragik biasanya dirawat lebih lama,
Penyakit stroke termasuk penyakit yaitu antara 14-21 hari.
pembuluh darah otak (cerebrovaskuler)
yang ditandai dengan kematian jaringan Pasien stroke yang mengalami komplikasi
otak (infark serebral) yang disebabkan hipertensi terjadi karena tekanan darah
berkurangnya aliran darah dan oksigen ke terlalu tinggi, jadi tekanan darah harus
otak. Berkurangnya aliran darah ini bisa diturunkan secara cepat harus dilakukan
disebabkan adanya sumbatan, dirumah sakit untuk memudahkan

5
pemantauan terhadap efek samping yang Hemoragik dan Stroke Non Hemoragik di
diturunkannya. (Waluyo. 2009. Hlm 27) dapatkan hasil analisis bahwa pasien
yang mengalami stroke hemoragik
Jadi dapat disimpulkan bahwa pasien sejumlah 30 pasien dengan lama rawat
yang mengalami stroke dengan inap paling sedikit 4 hari dan paling lama
komplikasi akan mengalami lama rawat 15 hari sedangkan pasien yang mengalami
inap lebih lama dibandingkan pasien yang stroke non hemoragik sejumlah 30 pasien
mengalami stroke tanpa komplikasi, dengan lama rawat inap paling sedikit 3
karena pasien yang mengalami stroke hari dan paling lama 9 hari.
dengan komplikasi mempunyai faktor
resiko lain yang harus disembuhkan selain Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,001
penyakit stroke itu sendiri. yang berarti (p < 0,005) maka dapat
disimpulkan ada perbedaan lama rawat
Seperti yang dijelaskan oleh Pinzon inap antara stroke hemoragik dan stroke
(2001. Hlm 33) bahwa faktor resiko yang non hemoragik.
berhubungan dengan perburukan kondisi
stroke adalah usia tua, menderita diabetes Stroke merupakan penyakit yang paling
militus, menderita penyakit jantung sering menyebabkan cacat berupa
koroner, penurunan kesadaran saat masuk kelumpuhan anggota gerak, gangguan
rumah sakit, tekanan darah yang sangat bicara, proses berpikir, daya ingat, dan
tinggi atau sangat rendah saat masuk bentuk – bentuk kecacatan yang lain
rumah sakit, dan kenaikan suhu tubuh, sebagai akibat gangguan fungsi otak.
sedangkan pasien stroke tanpa komplikasi Stroke merupakan penyakit neurologis
akan mengalami lama rawat inap yang yang sering dijumpai dan ditangani secara
lebih cepat dikarenakan tidak mempunyai cepat dan tepat. Pada kenyataannya,
faktor resiko lain yang harus disembuhkan banyak pasien yang datang ke rumah sakit
selain penyakit stroke. dalam keadaan kesadaran menurun.
5. Perbedaan Lama Rawat Inap Antara Keadaan seperti ini memerlukan
Stroke Hemoragik dan Stroke Non penanganan dan perawatan yang bersifat
Hemoragik di RSUD Tugurejo Semarang umum, khusus, rehabilitasi, serta rencana
Berdasarkan hasil uji bivariat Perbedaan pemulangan klien. (Muttaqin, 2008, hlm
Lama Rawat Inap Antara Stroke 234)
3. Terdapat Perbedaan Lama Rawat Inap
SIMPULA Antara Stroke Hemoragik dan Stroke
Non Hemoragik yang diperoleh bahwa
Berdasarkan hasil penelitian yang sudah hasil uji statistik nilai p = 0,001 yang
dilakukan pada 60 responden penderita berarti (p < 0,005) maka dapat
stroke yang dirawat inap di RSUD disimpulkan ada perbedaan lama rawat
Tugurejo Semarang dapat diketahui inap antara stroke hemoragik dan stroke
bahwa ada perbedaan lama rawat inap non hemoragik.
antara stroke hemoragik dan stroke non
hemoragik.
1. Kelompok umur yang terbanyak adalah SARA
60 tahun sebanyak 11 responden (18.0%).
Sebagian besar berjenis laki-laki yaitu Berdasarkan hasil penelitian yang telah
sebanyak 32 responden (53.3%) dilakukan,maka penelit mengusulkan
2. Berdasarkan lama rawat inap diperoleh saran sebagai berikut :
pasien yang mengalami stroke hemoragik 1. Bagi layanan dan masyarakat : hasil
paling sedikit dirawat 4 hari dan paling penelitian ini sebagai sumber referensi
lama dirawat yaitu 15 hari sedang pasien pengetahuan perawat tentang lama rawat
stroke non hemoragik paling sedikit inap pada pasien stroke hemoragik dan
dirawat 3 hari dan paling lama dirawat non hemoragik
yaitu 9 hari, dengan didapatkan selisih 2. Bagi pendidikan dan perkembangan ilmu
rata - rata 3.500 hari. keperawatan : sebagai bahan acuan dan
bekal untuk ilmu pengetahuan tentang

6
lama rawat inap pada pasien stroke
hemoragik dan non hemoragik Nursalam, dkk (2003). Konsep dan
3. Bagi penelitian berikutnya : hasil Penerapan Metodologi Penelitian
penelitian ini menjadi dasar dalam Ilmu Keperawatan : Pedoman
mengembangkan penelitian keperawatan Skripsi, Tesis, dan Instrumen
dan sebagai masukan penelitian ilmiah Penelitian Keperawatan. Jakarta :
tentang khususnya lama rawat inap pada Salemba Medika
pasien stroke hemoragik dan non
hemoragik Nursalam. (2002). Manajemen
Keperawatan ; Aplikasi Dalam
DAFTAR PUSTAKA Praktik Keperawatan Profesional.
Jakarta : Salemba medika
Adiati dan Wahjoepramono. (2010). 171 Tanya
Jawab Tentang Stroke Pasien Bertanya, Pinzon, Renaldy. (2001). Awas Stoke!!
Dokter Menjawab. Jakarta : PT. Gramedia Pengertian, Gejala Tindakan,
Pustaka Utama Perawatan dan Pencegahan.
Yogyakata : C.Andi Oset
Agromedia. (2009). Solusi Sehat Mengatasi
Stroke. Jakarta : PT. Agromedia Pustaka Pradana, Arya. (2009). Hubungan Jenis
Stroke Dengan Lama Rawat InapDi
Batticaca, Fransisca B. (2008). Asuhan Rumah Sakit PKU Muhammadiyah
Keperawatan pada Klien dengan Yogyakarta.1
Gangguan Sistem Persyarafan. Jakarta :
Saleba Medika Riwidikdo, Handoko. (2009). Statistik
Kesehatan Belajar mudah teknik
Dr. Anies. (2006). Waspada Ancaman Penyakit analisis data dalam Penelitian
Tidak Menular Solusi Pencegahan dari Kesehatan (Plus Aplikasi Software
Aspek Perilaku dan Lingkungan. Jakarta : SPSS). Yogjakarta: Nuha Medika
PT. Gramedia
Saryono & Setiawan, A, (2011).
Irfan, Muhammad. (2010). Fisioterapi Bagi Insan Metodologi Penelitian Kebidanan
Stroke. Yogyakarta : Graha Ilmu DIII, DIV, S1, S2. Yogyakarta :
Nuha Medika
Muttaqin, Arif. (2008). Pengantar Asuhan
Keperawatan Klien dengan Gangguan Sutrisno. (2010). Stroke??? Sebaiknya
Sistem Persyarafan. Jakarta : Salemba anda tahu sebelum anda terserang.
Medika Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama
Nastiti, Dian. (2012). Coping Stress Pada Insan
Pasca Stroke Yang Mengikuti Klub Stroke Tarwoto, Wartonah, Eros. (2007).
Di Rumah Sakit Jakarta.36 Keperawatan Medikal Bedah
Ganggan Sistem Persyarafan.
Jakarta : CV. Sagung Seto

Notoatmodjo, Soekidjo. (2005). Metodologi Waluyo, Srikandi. (2009a). 100 Questions


Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka 7 Answers Stroke. Jakarta :
Cipta Gramedia

. (2010). Metodologi . (2009b). 100


Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Questions 7 Answers Hipertensi.
Cipta Jakarta : Gramedia

Anda mungkin juga menyukai