PENDAHULUAN
1
Hal ini dikarenakan kurangnya pengetahuan masyarakat tentang
toksikologi lingkungan, sehingga masyarakat tidak dapat mencegah pengeluaran
zat toksik dari sumber (emisi) ke lingkungan, pergerakan zat toksik dalam
ekosistem (ekokinetik), dan mencegah zat toksik masuk ke dalam tubuh
organisme (imisi), serta masyarakat tidak dapat mengatasi efek biologi (efek
farmakokinetika) yang ditimbulkan zat toksik tersebut. Oleh karena itu, pada
makalah kali ini kami akan membahas salah satu permasalah tersebut, yaitu
tentang gerak racun dalam ekosistem (ekokinetika).
2
BAB II
PEMBAHASAN
Sumbernya
media transportasinya
transformasinya
3
1. Berdasarkan Sumbernya
Berdasarkan sumbernya, fate/ nasib perjalanan zat pencemar dibagi lagi
kedalam dua golongan, yaitu sebagai berikut.
a. Udara
b. Air
c. Tanah
d. Organisme
e. Rantai makanan
4
3. Berdasarkan Transformasinya
a. Transformasi Abiotik
1) Fotokimia
Fotokimia mencakup seluruh fenomena yang berkaitan dengan
absorpsi dan emisi radiasi oleh sintesis kimia.
2) Sedimentasi
Sedimentasi berkaitan dengan proses pengendapan toksikan
bersama material batuan secara gravitasi yang dapat terjadi di
daratan, zona transisi (garis pantai) atau di dasar laut karena
diangkut dengan media angin, air maupun es.
3) Hidrolisis
Hidrolisi berkaitan dengan proses pembelahan ikatan kimia zat
toksik dengan penambahan air.
4) Oksidasi
Oksidasi mencakup interaksi antara molekul oksigen dan semua zat
yang berbeda (dalam hal ini adlah zat toksik).
5) Reduksi
Reduksi mencakup pelepasan molekul oksigen dari suatu zat
(dalam hal ini adlah zat toksik).
b. Transformasi Biotik
Transformasi secara biotik melalui sistem degradasi secara
mikrobiologis. Sistem biodegradasi penting dalam lingkungan.
Biodegradasi adalah degradasi kimia bahan (polimer misalnya)
disebabkan oleh tindakan yang terjadi secara alami mikroorganisme
seperti bakteri, jamur dan ganggang (degradasi kimia yang tidak
melibatkan aktivitas biologis didefinisikan sebagai degradasi abiotik)
(Stevens 2002). Sebagai hasil biodegradasi menghasilkan karbon
dioksida dan / atau metana dan air. Jika oksigen saat ini biotik
degradasi yang terjadi adalah degradasi aerobik dan karbon dioksida
dihasilkan. Jika tidak ada oksigen tidak tersedia, degradasi biotik
5
adalah degradasi anaerobik, dan metana diproduksi bukan karbon
dioksida.
Zat kimia tetap berada pada tempat dimana dia mulai masuk atau
diemisikan
Zat kimia terbawa masuk ke tanah, sedimen, air, atau atmosfer
Zat kimia bertransformasi atau terurai melalui proses kimia, fisik, atau
biologi.
Secara umum proses kinetik dapat digolongkan ke dalam proses biotik dan
abiotik. Dalam proses biotik segala reaksi dapat terjadi secara enzimatik.
Sedangkan proses abiotik yang berupa proses fisis dan proses kimiawi (Slamet,
1994).
1. Proses Biotik
Dalam proses biotik berkaitan dengan berbagai reaksi enzimatik yang
terjadi pada racun selama bergerak dalam ekosistem. Reksi-reaksi
tersebut bisa meningkatakan ataupun menurunkan toksisitas dari racun.
6
2. Proses Abiotik Berupa Reaksi Fisis
a. Transport lokal, regional dan global
Contoh transport global: debu krakatau menyebar keseluruh
dunia
Contoh transport regional: kecelakaan nuklir Chernobyl, tsunami
Jepang
Contoh transport lokal: di Jerman telah terjadi emisi zat
radioaktif dan metal yang tidak terkontrol selama 5 tahun. Telah
terjadi kontaminasi pada udara, perairan, Hewan domestik, debu
di rumah-rumah
b. Leaching
Leaching adalah peristiwa pelarutan terarah dari satu atau lebih
senyawaan dari suatu campuran padatan dengan cara mengontakkan
dengan pelarut cair. Pelarut akan melarutkan sebagian bahan padatan
sehingga bahan terlarut yang diinginkan dapat diperoleh.
7
yang dapat memberikan warna saat mengeras dan jika dilihat seperti
warna kristal.
b. Oksidasi
Contoh reaksi oksidasi adalah korosi, yaitu proses terjadi reaksi
oksidasi logam membentuk senyawa-senyawa oksida logam ataupun
sulfida logam. Sehingga menyebabkan logam ataupun besi menjadi
karat.
Besi atau logam yang berkarat bersifat rapuh, mudah larut, dan
bercampur dengan logam lain, serta bersifat racun. Hal ini tentu
berbahaya dan merugikan.
c. Reaksi-Reaksi Fotokimia
Salah satu contoh hasil reaksi fotokimia adalah kabut fotokimia,
yang merupakan campuran polutan termasuk ozon, aldehida, dan
8
peroksiasetil nitrat yang dihasilkan dari interaksi nitrogen dioksida
dan senyawa-senyawa organik mudah menguap dengan sinar
matahari dalam suatu lingkungan hangat. Dua komponen paling
merusak dari kabut fotokimia adalah ozon dan peroksiasetil nitrat.
Ozon adalah molekul sangat reaktif yang mengganggu jaringan
pernafasan dan dapat menyebabkan kerusakan paru-paru yang
permanen. Ia juga memusnahkan klorofil dalam tumbuh-tumbuhan.
Peroksiasetil nitrat menyebabkan iritasi mata.
1. Fase Eksposur
Fase eksposur atau pendedahan adalah fase dimana zat racun mulai
keluar dari sumbernya. Fase ini meliputi cara bagaimana lingkungan
terkontaminasi oleh bahan pencemar, termasuk kondisi sumber
pencemar (racun).
2. Fase Kinetik
Fase kinetik menunjukan adanya penyebaran dan perubahan kimia zat
racun dalam kondisi abiotik (interaksi antara zat toksik dengan kondisi
abiotik).
Parameter dari fase ini adalah sbb:
9
Pengikatan di dalam tanah
Tingkat kelarutan di dalam air (pelarutan bahan pencemar)
Konversi senyawa secara fisiko-kimiawi
Konversi oleh biologis
Parameter iklim/cuaca (peruraian polutan oleh alam)
3. Fase Dinamik
Fase dinamik menunjukan interaksi dan efek yang ditimbulkan zat racun
terhadap penerima dalam kondisi biotik (interaksi antara zat toksik dengan
kondisi biotik: seperti bioakumulasi, biokonsentrasi dan biomagnifikasi.
Sehingga zat pencemar yang masuk bisa bersifat lebih toksik dari senyawa
asalnya dan konsentrasi yang masuk dalam tubuh organisme makin tinggi.
a. Bioakumulasi
Bioakumulasi adalah proses akumulasi kimia oleh organisme yang
secara dari lingkungan abiotik (air, tanah, udara, dan dari sumber
makanan). Zat kimia yang ada di lingkungan terakumulasi di dalam
tubuh organisme melalui difusi pasif.
b. Biokonsentrasi
Biokonsentrasi adalah karakteristik polutan yang dapat terkandung
atau terkonsentrasi secara biologis, yang tingkat konsentrasinya di
suatu bagian ekosistem akan lebih besar ketimbang bagian ekosistem
lainnya.
c. Biomagnifikasi
Biomagnifikasi adalah suatu proses dimana zat toksik bergerak dari
satu tingkat tropik ke tingkat tropik lainnya dan menunjukkan
peningkatan kepekatan dalam makhluk hidup sesuai dengan tingkat
tropiknya dalam rantai makanan. Semakin tinggi tingkat tropik suatu
10
organisme, maka kadar zat toksiknya makin meningkat sehingga
mengalami perbesaran biologis/penggandaan biologi.
11
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran
1. Masih banyak hal yang belum dibahas tentang, fate/nasib racun dan
proses ekokinetika. Jadi sebaiknya pembaca dapat mencari dari sumber
yang lainnya juga.
2. Sebaiknya para penulis buku, lebih banyak menulis tentang fate/nasib
racun dan proses ekokinetika, karena sumber untuk materi tersebut
sangatlah sedikit.
12
DAFTAR PUSTAKA
Apri, Hasti. 2015. Makalah Interaksi Zat Dalam Toksikologi. Tersedia pada:
https://www.academia.edu/12715836/MAKALAH_INTERAKSI_ZAT_DALAM
_TOKSIKOLOGI Diakses pada tanggal 28 Oktober 2017.
13