Anda di halaman 1dari 2

Catatan Seorang Muslim dari Ujung Timur Indonesia

Assalamu’ Alaikum Ikhwan dan Ukhti...

Terlebih dahulu perkenalkan saya seorang muslim seperti kalian... agama kita sama Islam...
saya sangat bersyukur karena memeluk agama ini, karena Islam adalah agama Rahmatan Lil ‘Alamin
yang berarti Islam merupakan agama yang membawa rahmat dan kesejahteraan bagi
seluruh alam semesta, bukan hanya pada manusia, tapi semua ciptaan-Nya.
Dan sesuai Surat Al-Anbiya (107) yang artinya “Dan tiadalah Kami mengutus kamu,
melainkan untuk menjadi rahmat bagi semesta alam”.

Terkhusus Indonesia, tempat kita lahir ini, merupakan negara dengan muslim terbanyak di dunia.
Seharusnya dengan keyakinan kita sebagai muslim yang merupakan agama Rahmatan Lil ‘Alamin
berarti Indonesia seharusnya menjadi negara yang indah, damai dan beradab. Tapi kenyataan yang
terjadi membuat miris saya sebagai warga negara yang merupakan negara dengan muslim terbanyak
ini, kita tidak bisa menutup mata dan telinga tentang pemberitaan sehari-hari, kebanyakan tentang
berita yang mengadu domba antar umat, kejelekan-kejelekan dan jarang sekali tentang kebaikan.
Bukankah sekali lagi kita sebagai muslim seharusnya menjadi Rahmatan Lil ‘Alamin kepada sesama.

Kembali ke judul diatas, saya sebagai Muslim yang lahir dan besar di Papua, sedikit menyinggung
tentang toleransi, baik itu tentang toleransi dalam hal apapun dalam keseharian kita,

Bukankah nabi Muhammad S.A.W yang kita junjung mengajarkan kita untuk menghormati segala
perbedaan yang ada, seandainya kita sebagai manusia masih memiliki rasa rasis dengan warna kulit,
ingatlah orang yang pertama kali mengumandangkan Adzan, Bilal bin Rabah (semoga Allah
memasukkannya ke dalam golongan orang-orang beriman), dimana kulit Bilal yang diceritakan pada
kisah nabi adalah hitam legam, bahkan beliau seorang budak yang ditebus karena selalu beriman
dan mempercayai Tuhan itu 1 bukan berhala yang disembah. Lalu jika kita sebagai manusia masih
memiliki pemahaman bahwa Agama kita yang paling benar, inshaa Allah saya setuju dengan
pemahaman itu. Cuma implikasikan sesuai yang diajarkan oleh Nabi kita, setau saya Nabi
Muhammad (semoga Allah merahmati beliau dan keluarganya) menyebarkan Islam dengan damai,
tanpa pemaksaan...

Banyak hal kontroversi yang pada jaman ini selalu dijadikan bahan argumentasi, masalah Hijab,
masalah

Percayalah... saat kau menghujat tentang kebiasaan agama lain, atau agama lain menghujat
kebiasaan agamamu, bukan agama kita atau mereka yang menang, tapi yang menang adalah Iblis,
bukankah Iblis pernah mengatakan kepada Tuhan dalam riwayat-riwayat agama apapun, bahwa saat
mereka menolak untuk tunduk dan mengakui Adam (manusia pertama), sang Iblis pun bersumpah
untuk dijadikan kekal sebelum tiba kiamat, kekal untuk menggoda iman dari anak-anak Adam, siapa
anak-anak tersebut yang dimaksud??? Bukan Anak yang beragama Islam, bukan Kristen, Hindu,
Budha atau agama lain, bahkan seorang Atheis pun merupakan anak Adam. Jadi saat kita merasa
menang dalam berpendapat, menang dalam beradu argumen dengan pemeluk agama lain, menang
dan merasa kita yang paling benar, maka percayalah yang menang itu bukanlah si pemenang, tapi
yang menang sesungguhnya adalah Iblis... bukankah itu tujuan utama Iblis kepada kita, keturunan
Adam.

Hai Sahabat...

Saya pun mengakui sebagai seorang Muslim, insha Allah sampai detik ini masih belajar tentang apa
itu arti Islam, saya masih belajar untuk memahami isi pesan dalam Al-Quran serta Hadis. Saya masih
terkadang menonton ceramah-ceramah agama, jujur saya akui terkadang beberapa penceramah
terlihat menggebu-gebu dalam

Anda mungkin juga menyukai