Anda di halaman 1dari 12

KARDIOVASKULAR

Sindrom Koroner Akut Kebutuhan oksigen miokardium > suplai oksigen oleh pembuluh
koroner akibat adanya sumbatan
Angina Stabil tidak termasuk ACS karena muncul saat aktivitas,
frekuensi dan berat nyeri sama
membaik saat istirahat atau (nitrat).
Tatalaksana Antiiskemik --> oksigen, nitrat, morfin, beta
bloker
Antiplatelet/antikoagulan --> aspirin, klopidogrel, heparin

definitif utk ACS --> revaskularisasi dgn PTCA, CABG


maupun trombolitik
modifikasi faktor resiko pada pasien (merokok, DM, dislipidemia,
hipertensi)

KLASIFIKASI GEJALA TIPIKAL EKG


ENZIM JANTUNG
Unstable angina nyeri dada pertama kali, ST depresi,
inversi, Normal
memberat, serangan meningkat tidak spesifik
STEMI Nyeri dada substernal menjalar ST elevasi,
LBBB baru Meningkat
keringat dingin, muntah
NSTEMI Nyeri dada substernal menjalar ST
depresi, T inversi Meningkat
keringat dingin, muntah

Ggl Jantung Kongestif Gagal jantung kiri --> kongesti vena paru pada
akhirnya mempengaruhi sirkulasi sistemik
Gagal jantung kanan --> kongesti vena sistemik (perifer)
Klasifikasi NYHA --> NYHA I (tanpa limitasi), NYHA II (limitasi
derajat ringan),
NYHA III (gejala pd aktivitas minimal,
membaik dgn istirahat)
NYHA IV (gejala pd istirahat)
pemeriksaan penunjang --> foto thoraks
(kardiomegali, udem paru)
ekokardiogram (penurunan fraksi
ejeksi)
Brain Natriu Peptide (meningkat)

KRITERIA FRAMINGHAM GAGAL JANTUNG KIRI GAGAL


JANTUNG KANAN
Ortopnea Distensi vena
jugular
Paroksimal nokturnal dispnea edema
perifer
Dispnea on exertion hepatomegali
Gallop asites

ACE INHIBITOR memperbaiki gejala, menurunkan motalitas


NYHA II - IV
BETA BLOCKER memperbaiki gejala, menurunkan motalitas
NYHA II - III
diberi stlh
inhibitor
DIURETIK tiazid (retensi ringan), NYHA
II - IV
furosemid (retensi bermakna) dgn
retensi cairan
DIGOXIN mengurangi gejala, motalitas tidak turun
NYHA III - IV
efektif ->
atria fib
risiko pd
hipokalemia
SPIRONOLAKTON menurunkan motalitas
NYHA III - IV
hati-hati
kalium naik

Edema Paru Akut Keadaan dekompensasi fungsi ventrikel kiri secara cepat
(akut)
etiologi tersering --> infark miokard, terapi gagal
jantung non komplain
gejala dan tanda --> kongesti paru akut
misalnya : ronki basah basal paru,
distensi vena leher (sesak)
pemeriksaan penunjang --> foto thoraks (kardiomegali, garis
KERLEY, gambaran BAT WING)
tatalaksana --> diuretik (furosemid), nitrat, O2, morfin,
pasien duduk tegak

Henti Jantung Penurunan kesadaran, henti nafas, tidak adanya denyut


karotis
PERTOLONGAN PERTAMA : panggil bantuan, lakukan RJP dan
bantuan nafas 30 : 2
Irama Ventrikel Takikardi / Ventrikel Fibrilasi -->
defibrilasi 200 J bifasik
atau 360 J
monofasik

Irama asistol, PEA --> lanjut RJP,


epinefrin 1 mg

Pykt Jantung Asianotik semula pasien tidak sianosis --> menjadi sianosis (sindrom
eisenmenger)
VSD --> murmur pansitolik di garis sternalis kiri bawah,
tanpa penjalaran ke aksila
ASD --> fixed split S2
PDA --> machinary like murmur (murmur kontinyu) di
infraklavikula
Koartasio aorta --> tekanan darah ekstremitas atas >
ekstremitas bawah

Pykt Jantung Sianotik pasien sianosis sejak lahir.


Tetralogi Fallot --> stenosis pulmonal, VSD, overiding aorta,
hipertrofi ventrikel kanan
saat serangan (tet spell) pasien jongkok
foto thoraks khas (boot shape)
T. Great Arteri (TGA) --> arteri pulmonal keluar dari vent
kiri, aorta keluar dari vent kanan

Hipertensi Klasifikasi JNC --> Grade I (> 140/90) Grade II (>


160/100)
Krisis Hipertensi (> 180/120) dibagi
menjadi 2 :
Hipertensi emergensi --> ada kerusakan organ (otak, retina,
jantung, ginjal) secara objektif
terapi segera dengan anti HT intravena :
nitrogliserin, nikardipin)
Hipertensi urgensi --> tidak ada kerusakan organ
terapi dengan anti HT oral : kaptopril,
klonidin

Antihipertensi --> ACE Inh (kaptopril) : plhn utama DM


(cegah mikroalbuminemia)
ES (batuk kering). KI (ibu
hamil, stenosis)
--> Thiazid (HCT) : ES (hipokalemia,
hiperurisemia)
KI (gout, displidemia, DM)
--> B. Block(propanolol): ES (bronkospasme), KI
(asma dan AV blocker)
B block selektif (biso,
karvedil, atenolol)
--> Metildopa : plhn utama ibu hamil
(alternatif :nifedipin)
--> Calcium C Blocker : dihidropiridin
(nifedipin) --> ES (edema)
non (verapamil, diltiaz)
--> ES (bradikardi)

Syok Syok Hipovolemik --> kehilangan cairan (muntah, diare) ->


resusitasi 20 cc, bolus cepat
Syok Kardiogenik --> ggg pompa jantung -> kristaloid, inotropik
(dobutamin)
Syok Hemoragik --> perdarahan, fraktur tulang panjang ->
resusitasi, atasi perdarahan
Syok Anafilaktik --> reaksi anafilaksis -> epinefrin, adrenalin,
oksigen, anti histamin
Syok Sepsis --> fokus infeksi -> kristaloid, antibiotik,
dopamin, norepinefrin
Syok Neurogenik --> trauma spinal --> kristaloid,
metilprednisolon
Tamponade Jantung --> TRIAS BECK (hipotensi, distensi v
jugularis, suara jantung melemah
tatalaksana --> perikardiosentesis,
torakotomi

RESPIROLOGI
Tuberkulosis Batuk berdahak > 2 minggu, sesak nafas, nyeri dada,
malaise, BB turun, keringat malam
pemfis --> demam, BB turun, suara nafas
(bronkial,amforik,ronki basah)
pemlab --> sputum BTA 3x SPS, foto thoraks
(infiltrat/kavitas di apeks paru)

Variasi Tipe Kasus --> Kasus Baru : pernah berobat, minum


obat < 1 bulan
--> Kambuh : sblmnya dinyatakan sembuh, tapi
BTA kembali positif
--> Drop Out : terapi > 1 bulan, tapi tdk
ambil obat > 2 bulan
--> Gagal/fault : BTA sebelumnya negatif lalu
positif pd bulan ke-5
--> Kronik : BTA tetap positif walau berkali-
kali pengobatan
--> Bekas TB : tak ada tanda TB aktif, BTA
negatif, ada fibrosis

Terapi TB kategori 1 : 2RHZE/4R3H3 kategori 2 :


2RHZES/RHZE/5R3H3E3
Efek Samping Obat TB Isoniazid --> neuropati perifer
(berikan vit B6 100 mg/hari)
Rifampizin --> urine warna, pengaruhi KB dan
DM, mens iregular
Pirazinamid --> paling hepatotoksik, asam urat
meningkat
Etambutol --> buta warna (jangan diberi pada
anak-anak)
Streptomisin --> ototoksik dan nefrotoksik
Asma Intermiten --> gejala < 1 mggu, tanpa gejala diluar serangan,
serangan singkat
(APE > 80 %, VEP > 80, APE > 80, var APE < 20
%)
Persist ringan --> gejala > 1x/minggu, < 1x/hari, serangan
dpt ggg aktivitas dan tidur
(APE > 80 %, VEP > 80, APE > 80, var APE 20-30
%)
Persist sedang --> gejala tiap hari, serangan dpt ggg
aktivitas/tidur, bronkodilator
(APE 60-80 %, VEP 60-80, APE 60-80, var APE >
30 %)
Persist berat --> gejala terus menerus, sering kambuh,
aktivitas fisik terbatas
(APE < 60 %, VEP < 60, APE < 60, var APE > 30
%)
tatalaksana : salbutamol inhalasi, bila tak membaik (beri
aminofilin IV)
kontrol dengan steroid inhalasi (pertahankan 3
bulan, turunkan bertahap)

Pneumonia batuk berdahak, mukoid/purulen, sesak, demm tinggi, nyeri dada


pemfis --> demam, takikardi, takipneu, sianosis, retraksi
interkosta, napas cuping hidung
dada sakit ada tertinggal,, palpasi fremitus meningkat,
perkusi redup
pemlab --> foto thoraks (infiltrat/konsolidasi),
leukositosis, sputum gram
terapi --> rawat jalan (amoksisilin-klavunalat),
alternatif (kotrimoksazol,azitromisin)
rawat inap (betalaktam-sefotaksim, makrolid IV,
sefalosporin, fluorokuinolon

Bronkiolitis anak < 2 tahun dgn episode mengi pertama kali, didahului
ISPA bagian atas (batuk,sesak)
pemfis --> demam, sesak, ekspirasi memanjang, retraksi,
wheezing, perkusi hipersonor
pemlab --> foto thoraks (normal/hiperinflasi paru), foto
lateral (konsolidasi tersebar)
tatalaksana : oksigen kanul 1-2 ltr/mnt, antibiotik,
bronkodilator (salbutamol inh)
Dx banding : CROUP (laringotrakeobronkitis), batuk gonggong ->
terapi : steroid
PPOK Batuk berdahak, sesak, eksaserbasi akut, riwayat merokok > 20
tahun
pemfis --> wheezing, barrel chest, ekspirasi memanjang
pemlab --> spirometri FEV1 < 80, foto (emfisema), jantung
pendulum
tatalaksana : stop merokok, salbutamol-ipratropium, steroid
inhalasi, oksigen
Dx banding : BRONKIEKTASIS (ada gambaran honey comb appereance)

Pneumothoraks sesak tiba-tiba, riwayat trauma, jejas di daerah dada,


bullae akibat TB yg pecah
pemfis --> takipnea, perkusi hipersonor, auskultasi suara
napas menurun
pemlab --> foto thoraks (daerah lusen, trakea terdorong ke
sisi sehat)
tatalaksana : WSD/chest tube di sela iga ke-5 linea aksilaris
anterior

Tension Pneumothoraks emergensi, udara masuk dan terjebak di rongga pleura,


mediastinum ke kontralateral
pemfis --> sesak berat, takikardi, hipotensi, vena leher
distens, trakea deviasi
tatalaksana : torakosentesis pd sela iga ke-2 garis midklavikula
(lanjut psg WSD)

Efusi Pleura cairan dalam rongga pleura (biasa karena TB atau karena
infeksi lain)
pemfis --> nyeri dada saat napas, fremitus lemah, perkusi
redup, auskultasi menurun
pemlab --> foto polos (sudut kostofrenikus tumpul)
tatalaksana : pungsi pleura (cairan pleura dikultur dan tes
resistensi)

GASTRO INTESTINAL
GERD refluks asam lambung karena sfingter esofagus bawah menutup tidak
adekuat
gejala khas : rasa terbakar di dada, hipersalivasi, mulut
terasa asam
tatalaksana : PPI (omeprazol), modifikasi faktor resiko
(obesitas, pola makan)

Hernia Berdasarkan sifat : Hernia reponibel (bisa masuk


kembali), op elektif
Hernia ireponibel (tidak bisa masuk
kembali), op elektif
Hernia inkarserata (kembung, muntah, bising
usus meningkat)
Hernia strangulata (nyeri, nekrosis), op
cito
Berdasarkan lokasi : Hernia inguinalis (INDIREK sampai
skrotum, DIREK tidak)
Hernia femoralis (dibawah lipatan abdomino)
Hernia umbilikalis (hipotiroid kongenital,
sirosis hepatis)
Hernia diafragmatika

Ileus OBSTRUKSI PARALITIK


tidak bisa BAB, kembung, muntah, nyeri perut tidak bisa BAB,
kembung, tidak nyeri
bising usus meningkat bising usus menghilang
dilatasi usus proksimal saja dilatasi usus proksimal-
distal
gambaran foto khas (step ladder, hering bone)

Appendisitis Akut Gejala --> nyeri perut periumbilikal ke kanan bawah perut,
mual, muntah, demam
nyeri tekan lepas di titik McBurney, positif (psoas,
obturator, rovsing)
pemlab : CT scan dan USG. tatalaksana --> apendiktomi

Peritonitis Gejala --> nyeri seluruh perut, defans muskular pd otot


perut, Blomberg sign
PRIMER (peritonitis TB, fenomena papan catur), SEKUNDER
(karena perforasi)

Ulkus Peptikum nyeri ulu hati berulang (pengaruh makanan), disertai


hematemesis dan melena, BB turun
disebabkan oleh pemakaian kronis NSAID dan infeksi kronis H.
pylori
Ulkus Duodenum --> nyeri berkurang dengan makanan, sering
terbangun malam hari
Ulkus Gaster --> nyeri bertambah dengan makanan
tatalaksana : PPI (omeprazol), antagonis H2 (ranitidin)

Sirosis Hepatis gejala --> asites, palmar eritem, spider navi, kaput
medusa
komplikasi --> ruptur varises esofagus (hematemesis melena)
ensefalopati hepatikum (akibat peningkatan
amonia)
peritonitis (karena bakterial spontan)
hepatoma (hepatocelular carcinoma) --> tumor
marker : AFP

Diare terbagi 3 : Akut (< 7 hari), Lanjut (7-14 hari), persisten (> 14
hari)
Etiologi : Rotavirus diare cair, kekuningan rehidrasi +
zink
Shigella lendir darah, kram perut
Kotrimoksazol
Entamoba H lendir darah, bau busuk Metronidazol
Giardia L diare berlemak (steatore) Metronidazol
V. cholera diare cucian beras Doksisiklin
Clostridium terkait dgn antibiotik kronik Metronidazol

Hepatitis Hepatitis A : akut, penularan fekal dan oral, serologi IgM Anti
HAV +
Hepatitis B : akut maupun kronik, menular lewar darah dan seks,
Hbs Ag +
Hepatitis C : cenderung kronik, menular lewat darah dan seks,
anti HCV +

Kolelitiasis KOLELITIASIS KOLEDOKO KOLIESISTISIS


KOLANGITIS
nyeri kolik + + +/- +/-
murphy sign - - + +
demam - - + low grade + high grade
ikterus - + - +
Hemoroid EKSTERNA --> pelebaran V. Hemo inferior, nyeri, dilapisi
epitel skuamosa
INTERNA --> pelebaran V. hemo superior dan media, dilapisi
epitel silindris
Derajat : 1 (berdarah, tidak nyeri), 2 (masuk sendiri), 3
(dibantu), 4 (tak bisa)

Kelainan Kongenital Hirscprung pasase mekonium telat, colok dubur semprot


biopsi
Stenosis Pylo muntah, semprot berisi bercak kopi string
sign
Atresia Esofag hipersalivasi, tersedak pd usia neonatus sigle
buble sign
Atresia Duode muntah hijau (bilier) double
buble
Hernia diafrag sesak, bising usus pd auskultasi paru
udara usus di paru
Intususepsi kolik perut, diare red currant jelly porsio
like sign
Volvulus distensi abdomen kembung, muntah, bising usus coffe
bean app

NEFRO UROLOGI
Gagal Ginjal Akut Perburukan fungsi ginjal cepat dan tiba-tiba, ditandai
oliguri/anuri

Gagal Ginjal Kronis Penurunan fungsi ginjal dan tanda kerusakan bertahan selama
3 bulan
Klasifikasi GGK --> I (> 90), II (60-89), III (30-59), IV (15-
29), V (< 15)
Indikasi dialisis CITO --> asidosis < 72, hiperkalemia berat,
uremia > 200

Sindrom Nefrotik gejala --> proteinuria (>3 g/24 jam atau +3, hipoalbumin,
hiperkolesterol
klasifikasi : remisi proteinuria (-) 3 hari
berurut selama 1 mgg
relaps proteinuria (> 2+) 3 hari berturut
selama 1 mgg
dependen relaps 2x berurut atau 14 hari stlh henti
obat
resisten tidak ada remisi dosis 2 mg/kgbb selama 4
mgg
sensitif remisi terjadi pd dosis prednison selama
4 mgg
terapi --> berikan prednison, jika resisten gunakan
siklofosfamid

ISK bagian atas : demam tinggi, menggigil, mual, muntah, nyeri ketok
CVA
bagian bawah : disuria, urgensu, nyeri tekan suprapubik, ada
kultur bakteri
non komplikata : sistisis pada wanita tidak hamil
komplikata : ISK lainnya termasuk wanita hamil dan pria
terapi --> kotrimoksazoln siprofloksazin. pada ibu hamil (amox,
sefadrox)

fimosis : prep tak bisa diretraksi, nyeri kemih,


mengedan. SIRKUMSISI
parafimosis : prep jepit batang penis. DORSUMSISI
Hipospadia : OUE terletak di sisi ventral bawah penis. KI utk
sirkumsisi
Epispadia : OUE terletak di sisi dorsal atas penis. KI utk
sirkumsisi

BPH gejala obstruksi --> pancaran miksi lemah, gejala iritasi


(nokturi, urgensi)
pemfis --> rectal touch (prostat besar, kenyal, tidak
nyeri dan nodul (-)
tatalaksana --> Alfa Block (tamsulosin, terazolin), reduksi
inhi (finasterid)

Batu Saluran Kemih Nefrolitiasis nyeri kolik daerah pinggang,


hematuri
Ureterolitiasis nyeri kolik daerah pinggang menjalar ke
kemaluan
Vesikolitiasis BAK dipengaruhi posisi, gejala kencing
terputus-putus
Uretrolitiasis batu di uretra (nyeri penis saat
kencing,retensi urin)

Ca Prostat Laki paruh baya, sulit kencing, disertai kakeksia. metastase


sering ke tulang
pemfis (rectal touch --> prostat bernodul (+), keras. pemlab
(PSA, biopsi)

Infeksi Saluran Kemih Pielonefritis demam menggigil, nitrit +, leukosit +,


nyeri ketok CVA
Sistisis tidak demam, disuria, nyeri tekan suprapubik (+)
Uretritis tidak demam, disuria, nyeri tekan suprapubik (-)
Prostatitis demam, nyeri kencing, nyeri tekan prostat (+)

HEMATOLOGI
Anemia Anemia Mikrositik --> MCV < : Def besi --> feritin <,
TIBC >, sel pensil
kronis --> feritin N, TIBC <
thalasemi --> ikterik, facies cooley
Anemia Normositik --> MCV N : pedarahan --> berlangsung lama
(mikrositik)
aplastik --> pansitopenia,
organomegali -
Anemia Makrositik --> MCV > : anemia def B12 / defisiensi folat

ITP Petekie, purpura, organomegali (-), trombositopeni (+), biasa


didahului infeksi
Hemofilia Hemofili A (defisiensi faktor VIII), Hemofili B (defisiensi
faktor IX)

INFEKSI TROPIS
Demam Tifoid mgg 1 (demam mulai meninggi), mgg 2 (demam capai plateau),
mgg 3 (status tifoid)
pemlab --> darah tepi (leukopenia, trombositopenia, anemia),
WIDAL
Terapi --> Lini I (fluorokuinolon, amox, ampi), Lini II
(kloramf, seftri)

Disentri penyebabnya yaitu bakteri Shigella atau E. Histolistica


diare berdarah berlendir, kram perut, demam, akut (3 hari s/d 1
mggu)
pemlab --> bakteri (kultur feses), amuba (trofozoid berisi
eritro multipel)
terapi --> kotrimoksazol, bila ditemukan trofozoid
(metronidazol)

ENDOKRINOLOGI
Diabetes Mellitus gejala 3 P (polidipsi, poliuri, polifagi), GDP > 126, GDS > 200
Obat glibenklamid sekresi insulin meningkat (hipoglikemi,
BB naik)
Metformin hambat glukoneogenesis hati (mual, muntah)
Akarbose hambat absorbsi glukosa (flatus)
Tiazolidinedion sensitivitas insulin meningkat (edema)
DPP 4 inhibit menghambat enzim DPP 4 (muntah)
Glinid/Nate insulin sekretagog singkat (hipoglikemi, BB
naik)

Tiroid HIPERTIROID HIPOTIROID


peningkatan hormon tiroksin penurunan hormon tiroksin
berat badan <, palpitasi, tremor berat badan >, edema
TSH <, FT3/4 > TSH >, FT3/4 <
etio : grave, khas eksoftalmus etio : hashimoto, khas
muka sembab
terapi : PTU, beta blocker terapi : levotiroksin

Malnutrisi pada anak MARASMUS --> wajah spt orang tua, iga ngambang, baggy
pants
KWASHIORKOR --> rambut spt jagung, edema, crazy pavement
dermatosis

NEUROLOGI
Migrain nyeri unilateral, rasa berdenyut, loksi di
frontotemporal,foto/fonofobi
terapi --> akut (ergot atau triptan), preventif (asam valproat)

TTH nyeri bilateral, rasa spt tertekan dan diikat, lokasi frontal dan
oksipital
terapi --> akut (ibuprofen, aspirin, PCT), preventif
(amitriptilin)

Cluster Headache nyeri unilateral, terasa sangat berat spt ditusuk, lakrimasi,
mata merah
terapi --> akut (ergot atau triptan), preventif (calcium channel
block)

TIA / RIND iskemia otak yang tidak menyebabkan infark


TIA --> defisit neurologis akut, normal kembali dalam
24 jam
RIND --> gejala berlanjut > 24 jam, membaik dalam 72 jam

Stroke Iskemik defisit neurologis akut > 72 jam, biasanya kesadaran tak
menurun
pemfis --> lesi UMN (hiperefleksi, refleks patologis)
terapi --> demgam rt-PA, aspirin, antihipertensi jika TD > 220

Stroke Hemoragik perdarahan intraserebral akibat pecahnya pembuluh darah


pemfis --> ada penurunan keadaran, nyeri kepala, muntah,
hipertensi
terapi --> bedah (evakuasi hematoma), jangan turunkan TD > 25 %

Bell Palsy paralisis akut nervus VII perifer unilateral, biasa krn kena
angin malam
dahi-pipi tak bisa digerakkan, lagoftalmus, bibir tertarik ke
sisi sehat
terapi --> streoid, artificial tears (lagoftalmus)

BPPV kanalith didalam kanalis semisirkularis, dipengaruhi vertigo ubah


posisi
pemfis --> Manuver Dix-Halpike tatalaksana --> Manuver Epley

Carpal Turnel kompresi nervus medianus di dalam CTS


pemfis --> tinel (kesemutan saat diketuk), phalen (kesemutan saat
fleksi)
terapi --> injeksi steroid ke dalam CTS, bedah jika kasus
refrakter

Meningitis inflamasi lapisan meningen SSP, umumnya karena infeksi


pemfis --> kaku kuduk +, rangsang meningeal +, Kernig, Brudz I-
II
pemlab --> bakteri (keruh, leuko tinggi), virus (jernih, leuko
rendah)
terapi --> khusus meningitis bakterial diberikan DEKSAMETASON

Ensefalitis biasanya virus atau TB, rangsang meningeal (-), analisa CSS + PCR
terapi --> biasa diberikan ASIKLOVIR

Cedera Kepala ringan (GCS 13-15), sedang (GCS 9-12), berat (GCS < 8)
klasifikasi komosio penurunan kesadaran, CT scan normal
kontusio memar pd jrgn otak, CT scan hiperdensitas
prdrhn intraser pecah pembuluh darah, CT scan
hiperdensi
prdrhn epidur pecah meningea media, CT scan
bokonveks
prdrhn subdur pecah bridging veins, CT scan bulan
sabit
prdrhn subarakh pusing tak tertahankan, kaku kuduk
(+)
prdrhn intraven prognosa buruk, CT Scan hiperdensi
otak

THT
Otitis Media Akut Sebagian besar krn S pneumonia dan H. influenza. penyebab demam
pd anak.
Stadium Gejala Klinis --> Oklusi timpani retraksi
Hiperemis timpani hiperemis
Supurasi timpani menonjol
Perforasi sekret mengalir keluar
Resolusi sekret mengering
terapi --> dekongestan (efedrin), antibiotik (amoxilin),
miringotomi

Otitis Eksterna infeksi telinga luar (liang telinga) akibat bakteri, jamur
atau virus
nyeri tekan tragus atau perikondrium, nyeri saat buka mulut,
sekret berbau
klasifikasi --> OE sirkumsripta furunkel 1/3 liang
telinga luar
OE difusa infeksi 2/3 liang telinga dalam
OE maligna infeksi komplikasi (paresis N VII)
terapi --> sirkumsri (polimiksin), difusa (tampon), maligna
(fluoron)

OMSK kelanjutan dari OMA yg tidak mengalami resolusi sempurna (infeksi


berulang)
keluar sekret > 6 minggu, timpani perforasi, pendengaran menurun,
tak nyeri
tipe --> benigna (di sentral) neomisin/polimiksin, H2O2 3%
maligna (di perifer) eradikasi kolesteatoma

Otitis Media Efusi transudasi cairan serosa di telinga tengah, timpani suram,
tak hiperemis
terapi --> swasirna dalam 3 bulan dan pemberian dekongestan

Epistaksis anterior (pleksus Kisselbach) posterior (A. ethmoidalis)


anterior (tekan hidung, kaustik dgn agNO, tampon anterior +
epinefrin)
posterior (tampon posterior selama 3 hari, tampon bellocq)

Rinitis Alergi dimediasi oleh igE dan hisamin. bersin berulang, hidung
gatal
sifat berlangsung : intermiten < 4 hari - < 4 mggu), persisten (>
4 hari)
terapi --> uji cukiy kulin atau IgE rast (pemberian
antihistamin)

Rinitis vasomotor non alergi, umumnya akibat saraf parasimpatis yg hiperaktif


pemlab --> skin prick (-), ige rast (-), igE/eosinofil tak
meningkat
terapi --> hindari pencetus, beri dekongestan oral atau topikal

OFTAMOLOGI
Konjungtivitis Viral sekret jernih, ada folikel, mudah menular, ada
papila
bakterial sekret purulen, kelopak mata lengket
alergi mata gatal dominan, sekret cair, ada papila
vernal cobblestone appereance
trakoma infeksi c trachomatis, sebabkan sikatriks dan
enropion

Keratitis mata merah, visus menurun, pelebaran pembuluh darah silier, nyeri
(+)
bakteri lesi dgn defek epitel disertai infiltrat dan
edema
herpes simpleks lesi dendritik
herpes zooster dengan lesi herpes zoster di wajah unilateral
fungal riwayat trauma dgn tumbuhan
amobea riwayat berenang dan penggunaan lensa kontak

Hordeolum infeksi S. aureus, eksternum pd kelenjar sebasea atau moll


(apokrin)
gejala klinis : nodul di tepi eksternum dan internum, terasa
nyeri
terapi --> kompres hangat, antibiotik topikal, insisi dan
drainase

Katarak mata tenang, visus turun perlahan, sering disertai silau


IMATUR MATUR HIPERMATUR
keruh sebagian keruh seluruh lensa jatuh
shadow (+) shadow (-) pseudopositif
visus > 6/60 visus < 6/60 < 6/60

Miopia bayangan jatuh depan retina. koreksi lensa (-)


terlemah
Hipermetropia bayangan jatuh belakang retina. koreksi lensa
(+) terkuat
Presbiopia daya akomodasi lensa mulai melemah
(40-45, 1D), (45-50, 1,5D), 50-55 (+ 2D), 55-60
(+2,5D)
ambliopia mata malas akibat supresi SSP pada mata
gejala klinis visus turun pd salah satu mata

Anda mungkin juga menyukai