LAPORAN
PRAKTIKUM TEKNOLOGI FORMULASI SEDIAAN SOLID
TABLET GRANULASI KERING VITAMIN C
ZatAktif : Vitamin C
BentukSediaan : Tablet Granulasi Kering
Jumlah sediaan yang akandibuat : 300 tablet
Dosis : 500 mg
3.5 AEROSIL
Rumor Molekul : SiO2
Inkompanilitas : Dietilstilbestrol
3.7 Ca LAKTAT
Rumus Kimia : C6H10CaO6. xH2O
Pemerian : Serbuk atau granul bewarna putih, paktis tidak
berbau, bentuk pentahidrat, sedikit mekar pada
suhu 120° menjadi bentuk anhidat.
Total = 12,507 g
208,88
Jumlah tablet : × 300 = 276,7 tablet
226,44
4.2. Penimbangan
Vitamin C : 150 g
Amilum : 24 g
PVP : 4,8 g
Avicel 101 : 46,08 g
Ca laktat : 1,2 g + 1,106 g
Aerosil : 0,36 g + 0,332 g
Amilum kering :11,069 g
5. PROSEDUR KERJA
5.1 Pembuatan Tablet
Semua bahan ditimbang telebih dahulu sesuai dengan formula. Kemudian fase
dalam yang terdiridari vitamin c sebagaizataktif, amilum, PVP,dan avicel 101
dimasukkan ke dalam wadah dan dihomogenkan. Setelah itu, dimasukkan setengah
fase luar yang terdiri dari Ca laktat dan aerosil dan dihomogenkankembali.
Campuran di-slug membentuk bongkahan-bongkahan. Bongkahan tersebut
dihancurkan di dalam mortir lalu diayak dengan ayakan bertingkat (16, 24, 32, 40,
60, dan 80) hingga diperoleh granul yang dominan lolos pada satu mesh. Setelah
diperoleh granul dengan ukuran yang dominan dilakukan evaluasi granul.
Hasilevaluasi granul kemudian dicampur dengan sisa faseluar (sesuai dengan bobot
granul yang diperoleh) yang terdiridari setengah bagian Ca laktat dan aerosil, dan
amilum kering kemudian dicampur hinggahomogen. Hasilcampurankemudian
dilakukan evaluasi massa siap cetak, tetapi hanya uji laju alir dan kompresibilitas.
Selanjutnya, hasil evaluasi massa siap cetak dicetak menjadi tablet. Tablet yang
sudah jadi dilakukan uji evaluasi tablet yang meliputi kekerasan, friabilitas,
friksibilitas, keseragaman bobot, keseragaman ukuran, dan waktu hancur.
5.3 EvaluasiSediaan
A. Keseragaman Bobot
Diambil 20 tablet secara acak kemudian ditimbang masing-masing tablet
menggunakan neraca analitik (Depkes, 1979: 7).
B. Keseragaman Ukuran
Diambil 20 tablet secara acak, diukur diameter dan tebal tablet
menggunakan jangka sorong kemudian dihitung nilai standar deviasinya.
Keseragaman ukuran kecuali dinyatakan lain,diameter tablet tidak lebih
dari 3 kali dan tidak kurang dari 4/3tebal tablet (Depkes, 1979: 6).
C. Kekerasan
Diambil 5 tablet secara acak, diukur kekerasan masing-masingtablet
menggunakan alat hardness tester kemudian diukur rata-rata kekerasan
tablet dan standar deviasinya (Depkes, 1995).
D. Friabilitas dan Friksibilitas
Diambil 20 tablet secara acak dan ditimbang kemudiandiletakkan dialat
friabilator/friksibilator, diputar selama 4 menit sebanyak 100 putaran (25 ±
1 rpm). Setelah itu, tabletdibersihkan dan ditimbang. Dihitung kehilangan
bobot dalam persentase (USP 30, 2007).
E. Waktun Hancur
Diambil 6 tablet secara acak, dimasukkan ke alat disintegrationtester
masing-masing 1 tablet pada masing-masing keranjang dan dikunci dengan
cakram pada tiap tabung. Diatur suhu 37 ±0,5o C. Kemudian diamati
waktu yang dibutuhkan tablet untuk hancur, dicatat waktunya dan dihitung
rata-rata waktu yangdiperlukan untuk hancur (Depkes, 1995: 1086).
Ukuran %
Bobot % Tertahan
Ayakan Lubang Rataan
(gr) Tertahan x Rataan
(mm)
80,36
=
100
= 0,0836 mm
= 80,36 µm
B. Hasil
Distribusi ukuran partikel massa siap cetak tablet diperoleh 80,36 µm.
C. Kesimpulan
Distribusi ukuran partikel kurang merata karena hanya 72,9% yang tertahan
pada satu ukuran mesh yang sama yaitu nomor mesh 24 dan terdapat
partikel yang terlalu kecil (fines) yang dapat menyebabkan kekerasan dan
waktuhancur melebihi persyaratan.
100%
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
16 24 32 40 60 Ukuran
80 Mesh
6.3 Kompresibilitas
6.3.1 Kompresibilitas Setelah Ditambahkan Setengah Fase Luar
A. Perhitungan
Volume curah = 52 mL
Volume mampat = 44 mL
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑐𝑢𝑟𝑎ℎ−𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑚𝑎𝑚𝑝𝑎𝑡
Kompresibilitas = 𝑥 100%
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑐𝑢𝑟𝑎ℎ
52−44 𝑥 100%
= 52
= 15,38%
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑚𝑎𝑚𝑝𝑎𝑡
Rasio hausner = 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑐𝑢𝑟𝑎ℎ
44
= 52 = 0,85
B. Hasil
Kompresibilitas dari massa siap cetak tablet yaitu 15,38% dan rasio
hausnernya 0,85.
C. Kesimpulan
Dari hasil kompresibilitas diperoleh nilai 15,38% yang artinya
kompresibilitasnya cukup dan nilai rasio hausner 0,85 kurang dari 1,5 yang
artinya baik.
6.3.2 Kompresibilitas Setelah Ditambahkan Sisa Fase Luar
a. Perhitungan
Volume curah = 54,5 mL
Volume mampat = 44,5 mL
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑐𝑢𝑟𝑎ℎ−𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑚𝑎𝑚𝑝𝑎𝑡
Kompresibilitas = 𝑥 100%
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑐𝑢𝑟𝑎ℎ
54,5−44,5 𝑥 100%
=
54,5
= 18,3%
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑚𝑎𝑚𝑝𝑎𝑡
Rasio hausner = 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑐𝑢𝑟𝑎ℎ
44,5
= 54,5 = 0,82
Hasil
Kompresibilitas dari massa siap cetak tablet yaitu 18,3% dan rasio
hausnernya 0,82.
b. Kesimpulan
Dari hasil kompresibilitas diperoleh nilai 18,3% yang artinya
kompresibilitasnya cukup dan nilai rasio hausner 0,82 kurang dari 1,5 yang
artinya baik.
6.4 KeseragamanBobot
A. Perhitungan
Tabel 6.2 Data Evaluasi Keseragaman Bobot Tablet
√69002,8
𝑆𝐷 =
20 − 1
𝑆𝐷 = √3631,726
SD = 60,26
SD = 779,6 ± 0,242
B. Hasil
Terdapat 7 tablet yang menyimpang pada kolom A dan 3 tablet yang
menyimpang pada kolom B.
C. Kesimpulan
Bobot tablet tidak seragam karena pada kolom A terdapat 7 tablet yang
menyimpang dan 3 tablet yang menyimpang pada kolom B.
6.5 KeseragamanUkuran
A. Perhitungan
Tabel 6.3 Data Evaluasi Keseragaman Ukuran Tablet
Tablet Diameter Tebal (mm)
(mm)
1 10,5 6,5
2 10,5 6
3 10,5 6
4 10,5 6,4
5 10,5 6,45
6 10,5 6,1
7 10,5 6
8 10,5 6,3
9 10,5 6,1
10 10,5 5,8
11 10,5 6
12 10,5 6,1
13 10,5 6,1
14 10,5 6,35
15 10,5 6,1
16 10,5 6
17 10,5 6,1
18 10,5 6,35
19 10,5 6
20 10,5 6,35
Rata-rata 10,5 6,155
SD 0,728
Total = 1/3 × 10,5 = 3,5 mm
Total = 3/4 × 10,5 = 7,875 mm
3,5 mm < t <7,875 mm
√∑ (x − x)2
𝑆𝐷 =
n−1
√0,739
𝑆𝐷 =
20 − 1
𝑆𝐷 = √0,531
SD = 0,728
SD = 6,155 ± 0,728
B. Hasil
Pada uji keseragaman ukuran tidak ditemukan 1 tablet pun yang
menyimpang dari persyaratan.
C. Kesimpulan
Ukuran tablet seragam dan memenuhi persyaratan yang tertera pada
Farmakope Indonesia karena pada uji tersebut terhadap 20 tablet
tidak ditemukan adanya diameter tablet yang melebihi 3 kali tebal
tablet maupun tidak kurang dari 4/3 tebal tablet.
6.6 Kekerasan
A. Perhitungan
Tabel 6.4 Data Hasil Evaluasi Kekerasan Tablet
Persyaratan (Ceklis)
2
No. Kekerasan (Kg/cm )
(Bobot 180 mg, kekerasan 4 -7 kg/cm2)
1. 4 X
2. 4 X
3. 4 X
4. 5
5. 4 X
6. 5
7. 4 X
8. 5
9. 4 X
10. 5
Keterangan : = memenuhi syarat
X = tidak memenuhi syarat
B. Hasil
Rata-rata kekerasan tablet yang diperoleh adalah 4,4 kg/cm2.
C. Kesimpulan
Untuk bobot tablet sampai 700 mg adalah 5-12 kg/cm2, ada 4 tablet yang
memenuhi persyaratan dan ada 6 tablet yang tidak memenuhi persyaratan.
15,447−10,309
= 𝑥 100%
15,447
= 33,26 %
Friksibilitas
Bobot awal = 15,90 gram
Bobot akhir = 15,64 gram
Frikibilitas =
15,90−15,64
= 𝑥 100%
15,90
= 1,63 %
B. Hasil
Persentase friabilitas yang diperoleh adalah 33,26 % dan persentase
friksibilitas yang diperoleh adalah 1,63 %.
C. Kesimpulan
Baik, karena kehilangan bobot yang diizinkan tidak lebih dari 1% (USP 30,
2007), sehingga friabilitas dan friksibilitas tablet tidak memenuhi
persyaratan.
6.8 WaktuHancur
A. Perhitungan
Tabel 6.5 Data Evaluasi Waktu Hancur Tablet
No Waktu Hancur (Menit)
1 2 menit 08 detik
2
3
4
5
6 1 menit 0,7 detik
𝑊𝐻1 + 𝑊𝐻2
2
128 𝐷𝐸𝑇𝐼𝐾+67 𝐷𝐸𝑇𝐼𝐾
= 2
= 1 menit 6 detik
B. Hasil
Rata- rata waktu hancur tablet adalah 1 menit 6 detik.
C. Kesimpulan
Menurut Farmakope Indonesia tablet tidak bersalut memiliki waktu hancur
kurang dari 15 menit sehingga tablet dinyatakan memenuhi syarat karena
memiliki waktu hancur 1 menit 6 detik.
6. PEMBAHASAN
Pada praktikum ini dilakukan pencetakan tablet vitamin C dengan metode granulasi
kering yang memiliki tujuan untuk memahami kriteria zat aktif yang akan di produksi
menjadi tablet menggunakan metode granulasi kering. Selain hal tersebut metode
granulasi kering ini bertujuan untuk menghindari berbagai masalah yang
timbul pada kempa langung maupun granulasi basah. Pembuatan tablet menggunakan
granulai kering karena zat aktif yang tidak tahan oleh panas, lembab, dan juga untuk
zat yang dapat terurai jika terkena air.
Zat aktif yang digunakan adalah Vitamin C dengan dosis 250 mg, rentang dosis ini
ditentukan karena dosis lazim untuk vitamin C maksimum 1000 mg/hari. Fase dalam
yang digunakan pada formulasi adalah avicel 101, PVP dan amilum, dimana avicel 101
dengan rentang disintegran (5-15%), PVP sebagai penghancur dan amilum berfungsi
sebagai diluent, antiadheren, lubricant dan binder. Fase luar yang digunakan pada
formulasi adalah Calsium laktat, aerosil dan amilum kering, dimana Calsium laktat
dengan rentang binder (0,5-4,0%), aerosil dengan rentang glidant (0,1-1,0%) dan
amilum kering dengan rentang desintegrant ( 2-8%).
Pengujian pertama adalah distribusi ukuran partikel meggunakan pengayakan untuk
menentukan ukuran partikel serbuk. Pengayakan memudahkan kita untuk mendapatkan
serbuk dengan ukuran yang seragam.Dengan demikian pengayakan dapat didefinisikan
sebagai suatu metode pemisahan berbagai campuran partikel sehingga didapat ukuran
partikel yang seragam serta terbebas dari kontaminan yang memiliki ukuran yang
berbeda dengan menggunakan alat pengayakan. Hasil dari uji distribusi partikel ini
didapatkan satu puncak jika digambarkan dalam bentuk grafik hal ini menandakan
ukuran partikel yang sudah homogen dikarenakan terdapat satu ukuran partikel yang
mayoritas dan setelah dilakukan perhitungan diperoleh diameter rata-rata 80,36 µm.
Selanjutnya adalah kompresibilitas, tujuan dari pengujian kompresibilitas untuk
menentukan kerapatan serbuk dengan adanya tekanandan untuk mengetahui
kemampatan campuran serbuk selama dikempa.Suatu serbuk yang baik memiliki
nilai % kompresibilitas dibawah 20%. Dari hasil pengujian dan perhitungan yang
pertama diperoleh nilai % kompresibilitas dari massa siap cetak sebesar 15,38%. Nilai
ini menunjukkan bahwa serbuk memiliki nilai kompresibilitas yang cukup.Hal ini
didukung dengan distribusi ukuran partikel yang cukup homogen dimana persentasenya
hanya di 72,9 %. Kompresibilitas ini berhubungan dengan rasio hausner, pada rasio
hausner nilai tidak boleh lebih dari 1,5, dari hasil percobaan didapat 0,85 maka data ini
memperjelas hasil nilai kompresibilitasyang baik. Berdasarkan data tersebut maka zat
pengikat yang diggunakan sudah sesuai sehingga tidak diperlukan perubahan komposisi
ataupun zat pengikat lainnya.
Selanjutnya adalah pengujian laju alir yang bertujuan untuk mengetahui adanya
gaya gesek antar partikelnya ataupun dengan alat dalam proses mengalirnya partikel ke
mesin pencetakan. Persyaratan laju alir yang baik 4-10g/detik baik dan >10
g/detiksangat baik. Sedangkan persyaratan sudut istirahat yang baik adalah <25°. Hasil
dari data pengamatan menunjukan sudut istirahat yaitu 19,030 dan yaitu 8,06
g/detik.Hasil dari laju alir dan sudut istirahat untuk evaluasi serbuk dinyatakan sesuai
dengan persyaratan dalam literatur FI yaitu sangat baik. Hal ini didukung dari hasil
evaluasi distribusi partikel dimana ukuran partikel sudah homogen sehingga tidak
terjadi hambatan dalam proses mengalir dalam corong dan serbuk akan lebih cepat dan
mudah mengalir jika gaya tarik dan gaya geseknya kecil.
Setelah dilakukan evaluasi massa siap cetak maka dilakukan penambahan sisa
fase luar, penambahan sisa fase luar ini bertujuan untuk proses pencetakan dimana
granul tersebut akan dicetak dengan alat. Setelah dilakukan pencampuran dilakukan
evaluasi kembali baik laju alir dan kompresibilitas. Pengujian laju alir dan
kompresibilitas bertujuan untuk mengetahui apakah laju alir ketika dilakukan
penambahan sisa fase luar terjadi perubahan baik menjadi lebih baik atau tidak.
Persyaratan laju alir yang baik 4-10g/detik baik dan >10 g/detiksangat baik. Sedangkan
persyaratan sudut istirahat yang baik adalah <25°. Hasil dari data pengamatan
menunjukan sudut istirahat yaitu 15,640 dan yaitu 5,55 g/detik.Hasil dari laju alir dan
sudut istirahat untuk evaluasi serbuk dinyatakan sesuai dengan persyaratan dalam
literatur FI yaitu baik. Sedangkan untuk hasil pengujian kompresibilitas adalah sebesar
18,3 % Nilai ini menunjukkan bahwa serbuk memiliki nilai kompresibilitas yang cukup.
Suatu serbuk yang baik memiliki nilai % kompresibilitas dibawah 20%. Kompresibilitas
ini berhubungan dengan rasio hausner, pada rasio hausner nilai tidak boleh lebih dari
1,5, dari hasil percobaan didapat 0.82 maka data ini memperjelas hasil nilai
kompresibilitasyangbaik.
Setelah dilakukan percobaan dan dibandingkan dengan evaluasi sebelumnya
maka ketika penambahan sisa fase luar memberikan hasil yang baik namun tidak lebih
baik dr evaluasi sebelumnya hal ini dikarenakan adanya perbedaan ukuran partikel
dimana terdapat granul dan serbuk sehingga ketika dialirkan pada corong getar terjadi
hambatan sehingga menghambat partikel tersebut untuk mengalir pada corong.Dari
hasil tersebut dilakukan perbandingan dengan evaluasi sebelumnya didapat hasil
kompresibilitasnya cukup namun tetap tidak lebih baik dr evaluasi sebelumnya hal ini
disebabkan karena terdapat perbedaan ukuran partikel sehingga terdapat keruahan yang
lebih besar pada evaluasi ini.
Selanjutnya dilakukan evaluasi sediaan tablet seperti uji kekerasan tablet,
keseragaman bobot, keseragaman ukuran, friabilitas, friksibilitas, dan waktu hancur. Uji
kekerasan tablet mencerminkan kekuatan tablet secara keseluruhan, yang diukur dengan
memberi tekanan terhadap diameter tablet. Kekerasan ini dipakai sebagai ukuran dari
tekanan pengempaan, akan tetapiharus cukup lunak untuk melarut dan akan hancur
sempurna begitu masuk ke dalamtubuh manusia atau dapat dipatahkan di antara garis
tengah tablet bila memang perludibagi untuk pemakaiannya. Intinya, tablet tidak boleh
terlalu keras dan tidak bolehterlalu lunak. Untuk mencegah hal itu terjadi, maka perlu
dilakukan uji kekerasantablet guna menghindari kerugian akibat kegagalan proses
produksi tablet.Dari percobaan yang telah di lakukan di ambil 10 tablet yang memiliki
bobot rata-rata 779,6 mg kemudian diukur kekerasannya . Hasil percobaanmenunjukan
kekerasan tablet berkisar antara 4 kg sampai 5kg. Berdasarkan data pengamatan didapat
hanya 4 tablet dari 10 tablet yang diuji yang memenuhi syarat 5-12 kg/cm2, hal ini
menunjukan bahwa tablet tidak memiliki ketahanan pada proses pengemasan,
penghantaran. Dengan hasil kekerasan tersebut dapat dikatakan tekanan dalam
pencetakan tablet kurang karena masih terdapat beberapa tablet yang tidak memenuhi
rentang sehingga diberkan tekanan yang lebih selain disebabkan oleh tekanan
pencetakan tablet bisa disebabkan oleh zat pengikat yang kurang mampu mengikat
seluruh partikel sehingga ketika diberikan tekanan pada hardness tester tablet sangat
rapuh sehingga diperlukan penambahan zat pengikat ataupun pengggantian zat pengikat.
Evaluasi selanjutnya yaitu keseragaman bobot. Keseragaman bobot ini juga
termasuk penilaian agar didapat penampilan yang baik dan rata pada semua tablet. Dari
hasil pengujian, tidak terdapat satupun tablet yang menyimpang di kolom A maupun
kolom B yang telah ditetapkan, yang berarti keseragaman bobot dari tablet-tablet baik
dan memenuhi persyaratan. Hal ini disebabkan oleh ukuran partikel yang sudah seragam
sehingga ketika berada dalam mesin cetak sudah merata, didukung juga dengan laju alir
yang baik dimana partikel yang mengalir dalam mesin cetak tidak saling menghambat
untuk masuk dalam mesin dan didukung dari nilai kompresibiltas yang menandakan
keruahan antar partikel sangat kecil sehingga ketika diberikan tekanan oleh punch tidak
terdapat rongga udara yang menjadikan tablet tidak seragam.
Pada evaluasi selanjutnya uji keseragaman ukuran menggambarkan
reprodusibilitas dan terkaitdengan faktor estetikatablet, diuji keseragamannya agar
didapatkan penampilan yang baik dengan ukuran yang kurang lebih sama antara 1 tablet
dengan tablet lainnya. Ukuran tablet yang baik, tebalnya tidak kurang dari 1 1/3 kali
tebal tablet dan tidak lebih dari 3 kali dimeter tablet. Hasil dari pengujian didapati tebal
rata-rata 6,155 mm dengan diameter 10,5 mm. Berarti rentang tebal yang baik adalah
diantara 3,5 mm (1 1/3 diameter tablet) – 7,875 mm (3x diameter tablet). Simpangan
deviasi tebalnya sebesar 0,708, hasil tersebut menunjukkansimpangan deviasi yg kurang
dari 1, artinya penyimpangan ukuran tiap tablet ini sangat kecil, maka dapat dikatakan
bahwa tablet-tablet ini memiliki ukuran yg seragam.Hal ini disebabkan oleh ukuran
partikel yang sudah seragam sehingga ketika berada dalam mesin cetak sudah merata,
didukung juga dengan laju alir yang baik dimana partikel yang mengalir dalam mesin
cetak tidak saling menghambat untuk masuk dalam mesin dan didukung dari nilai
kompresibiltas yang menandakan keruahan antar partikel sangat kecil sehingga ketika
diberikan tekanan oleh punch tidak terdapat rongga udara yang menjadikan tablet tidak
seragam.
Pada evaluasi selanjutnya friabilitas dan friksibilitas yang bertujuan dari
pengujian friksi dan friabilitas yaitu untuk mengukur ketahanan permukaan tablet
terhadap gesekan yang di alami sewaktu pengemasan dan pengiriman. Saat pengemasan
tablet bisa saja bergesekan dengan alat dan saat pengiriman bisa saja tablet bergesekan
dengan kemasan yang nantinya akan merusak kualitas tablet. Tablet yang mudah
menjadi bubuk, menyerpih, dan pecah-pecah pada penanganannya, akan kehilangan
keelokannya serta konsumen enggan menerimanya, dan dapat menimbulkan pengotoran
pada tempat pengangkutan dan pengepakan, juga dapat menimbulkan variasi pada berat
dan keseragaman isi tablet. setelah dilakukan pengujian friabilitas didapatkan hasil
sebesar 33,26 %. Berdasarkan persyaratan yang ditetapkan untuk friabilitas yaitu lebih
kecil dari 1% maka tablet tersebut memenuhi persyaratan. Dengan hasil tersebut maka
dapat dikatakan zat pengikat dalam formulasi tidak mampu mempertahankan bentuk
tablet sehingga ketika terjadi bantingan terhadap tablet, tablet tersebut menjadi serbuk
kembali dari hasil tersebut maka diperlukan pengaturan kembali untuk formula zat aktif
selain disebabkan oleh zat aktif disebabkan juga oleh terdapatnya ruah pada tablet
dimana dibuktikan dari hasil uji kompresibilitas yang cukup sehingga ketika terjadi
bantingan tablet tersebut tidak bisa mempertahankan bentuknya dan menjadi
serbuk.Kerapuhan yang tinggi akan mempengaruhikonsentrasi/kadar zat aktif yang
masih terdapat pada tablet. Tablet dengan konsentrasizat aktif yang kecil (tablet dengan
bobot kecil) adanya kehilangan massa akibat rapuhakan mempengaruhi kadar zat aktif
yang masih terdapat dalam tablet.
Pengujian friksibilitas bertujuan untuk menguji ketahanan permukaan tablet
terhadap gesekan yang dialaminya sewaktu pengemasan dan pengiriman. Setelah
dilakukan pengujian friksibilitas didapatkan hasil sebesar 1,63 %. Berdasarkan
persyaratan yang ditetapkan untuk friksibilitas yaitu lebih kecil dari 1% maka tablet
tersebut tidak memenuhi persyaratan. Dengan hasil tersebut maka dapat dikatakan zat
pelicin (glidan) dalam formulasi kurang mampu mengurangi gaya gesek antar tablet
agar tidak menjadi serbuk kembali dalam proses selanjutnyaselain itu juga dipengaruhi
oleh zat pengikat yang kurang mampu untuk mengikat seluruh granul menjadi tablet
ditambah terdapat keruahan pada tablet sehingga ketika terjadi gesekan antara tablet
maka bagian tablet yang ruah akan terkikis dan menjadi sebuk. Diperlukan pengaturan
zat pengikat dan glidan pada formulasi selanjutnya agar didapatkan tablet yang lebih
baik.
Pada evaluasi selanjutnya yaitu waktu hancur pada pengujian waktu hancur
bertujuan untuk mengetahui berapa lama waktu yang dibutuhkan pada suatu obat untuk
terdesintegrasi/hancur dalam tubuh. Didapatkan waktu hancur paling cepat yaitu 1
menit 7 detik dan yang paling lama 2 menit 8 detik sehingga rata-rata dari waktu masing
masing tablet tersebut terdesintegrasi adalah 1 menit 6 detik. Hasil tersebut
menunjukan bahwa tablet memenuhi persyaratan waktu hancur tablet yang baik dimana
persyaratan untuk waktu hancur tablet tidak bersalut 15 menit.Hal tersebut
dimungkinkan pada sifat bahan yang tergolong dalam mudah larut dalam air sehingga
mudah terdesintegrasi dalam air, kekerasan tablet juga memperkuat hasil evaluasi ini
dimana kekerasan tidak memenuhi persyaratan dimana tablet tersebut dikatakan rapuh
danterdapat porositas atau keruahan dalamtablet sehingga air mudah berpenetrasi
kedalam tablet sehingga tablet mudah mengembang dan akhirna hancur, dari formulasi
ini dapat dikatakan bahwa zat desintegran yang diggunakan sudah cukup sehingga tidak
diperlukan pengaturan dalam formulasinya.
7. RENDEMEN / HASIL PRODUKSI
7.1 RendemendanHasilProduksi
Massa siapcetak teoritis = 120 g
Massasiapcetaknyata =109,45 g
Jumlah tablet teoritis = 300 tablet
Jumlah tablet nyata = 128 tablet
Jumlah tablet yang dikemas = 100 tablet
128
Rendemen =300 𝑥 100% = 42, 66 %
8. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum, dalam formulasi yang digunakan zat aktif vitamin C
yang memiliki sifat bahan yang tidak tahan dengan pemanasan, kelembapan, dan akan
terhidrolisis jika ada air. Selain itu, vitamin C mempunyai bobot yang besar sehingga
cocok dibuat dengan metode granulasi kering. Dari semua hasil evaluasi massa siap
cetak,tablet memenuhi persyaratan. Pada evaluasi massa siap cetak setalah dilakukan
penambahan sisa fase luar didapatkan hasil tidak lebih baik dari evaluasi massa siap
cetak sebelumnya. Pada evaluasi sediaan, tablet tidak memenuhi persyaratan Farmakope
Indonesia kecuali pada evaluasi keseragaman ukuran hal ini disebabkan oleh ukuran
partikel yang sudah seragam dan evaluasi waktu hancur hal tersebut dimungkinkan pada
sifat bahan yang tergolong dalam mudah larut dalam air sehingga mudah terdesintegrasi
dalam air. Dari hasil evaluasi tersebut maka dapat disimpulkan tablet vitamin C yang
diproduksi tidak layak edar. Perlu dilakukan formulasi kembali agar tablet layak edar.
DAFTAR PUSTAKA
Nurcahyo, dkk. 2016. Formulasi dan Uji Fisis Tablet Vitamin C Dengan Metpde
Granulasi Kering. “CERATA Journal Of Pharmacy Science”. Hal. 43-59. STIKES
Muhammadiyah Klaten.
Lampiran 1. Brosur
Vicone®
Komposisi :
Tiap tablet mengandung :
Vitamin C ……………………..500 mg
Aturan Pakai :
Dewasa : 1-2 tablet sehari
Indikasi :
Pencegahan dan pengobatan Scurvy (suatu kondisi yang
disebabkan oleh kekurangan parah vitamin C dalam diet).
Kontraindikasi :
Hipersensitivitas terhadap komponen dalam sediaan
Efek Samping :
Perut kembung, Nyeri ulu hati, diare, muntah, sakit perut.
Penyimpanan :
Simpan disuhu 15-30oC dan terhindar dari sinar matahari
langsung.
Diproduksi oleh
PT. THEONE FARMA
Bandung-Indonesia
Lampiran 2. Label
Lampiran 3. Kemasan Sekunder