Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
NIM : 15302485
MK : Bisnis Internasional
Cara pandang mikro sebagai suatu kumpulan aktivitas yang dilakukan oleh organisasi dan dari
cara pandang makro sebagai sebuah proses sosial.
a. Lingkungan Demografi
Demografi adalah studi tentang populasi manusia yang dilihat dari segi umur, lokasi,
kepadatan, pekerjaan, jenis kelamin/gender, dan statistik lainnya. Demografi
merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh terhadap aktivitas pemasaran,
karena pemasaran selalu melibatkan penduduk, dari situlah membentuk pasar dengan
syarat mempunyai uang dan kemauan untuk membelanjakan. Karena itu, seorang
pemasar harus aktif memantau perkembangan demografi, baik dari penyedia produk,
jenis kelamin dari penduduk yang membutuhkan produk, sehingga pemenuhan pasar
juga berbeda. Umur penduduk juga menentukan proses pemasaran terutama pada
produk yang berkaitan dengan kebutuhan umur, dalam hal ini selera merupakan faktor
utama yang mempengaruhi pemasaran.
b. Lingkungan Ekonomi
Lingkungan ekonomi merupakan pengaruh dari faktor-faktor daya beli dan pola
pembelanjaan konsumen. Daya beli tergantung pada pendapatan, tabungan, harga, dan
kredit pada waktu yang bersangkutan. Pemasar harus paham dan mengetahui
kecenderungan utama dalam pendapatan dan harus selalu sadar akan pola
pembelanjaan konsumen yang akan terus berubah.
c. Lingkungan Sosial Budaya
Lingkungan budaya (cultural) terdiri atas lembaga-lembaga dan kekuatan lain yang
mempengaruhi nilai dasar, prefenso, persepsi, dan perilaku masyarakat. Dengan
tumbuhnya msyarakat pastinya akan diikuti oleh perkembangan nilai-nilai dasar dari
masyarakat. Pada umumnya nilai sosial dalam suatu budaya sangat sulit untuk dirubah.
Walau demikian bukan berarti tidak bisa, hanya saja pemasar perlu mengikuti
perubahan tersebut sehingga bisa menciptakan dan menyediakan produk yang sesuai
trend pada lingkungan tersebut.
d. Lingkungan Teknologi
Lingkungan teknologi itu terdiri dari kekuatan-kekuatan yang mempengaruhi teknologi
baru dan menciptakan produk dan peluang-peluang pasar baru. Dalam hal ini pemasar
harus memperhatikan beberapa kecenderungan teknologi sebagai berikut:
Cepatnya laju perubahan teknologi.
Peluang-peluang yang tidak terbatas.
TingginyaTingginya anggaran litbang.
MeningkatnyaMeningkatnya peraturan dll.
e. Lingkungan Politik
Lingkungan politik terdiri dari UU, instansi pemerintah/eksekutif, legislatif dan
kelompok penekan yang memengaruhi dan membatasi pribadi maupun organisasi
dalam masyarakat. Kecenderungan utama politik yang memengaruhi manajemen
pemasaran ialah:
Undang-undang yang mengatur perusahaan.
PerubahanPerubahan pelaksanaan undang-undang.
Pertumbuhan kelompok pembela publik.
Definisi Budaya
Terdapat banyak definisi dari budaya . Dalam konteks ini, budaya dalam satu setting bisnis
didefinisikan sebagai adalah proses belajar, pembagian, bersifat memaksa serta
sekumpulan simbol yang saling, berhubungan dan mempunyai makna serta menyediakan
satu set orientasi untuk anggota masyarakat.Budaya dapat didefinisikan oleh perbatasan
nasional, terutama ketika negara-negara terisolasi oleh penghalang alami.Budaya berisi
cabang kebudayaan yang hanya mempunyai sedikit kesamaan secara umum antara satu
budaya dengan budaya yang lain. (Kotabe 2007).
Elemen dari Budaya
Budaya terdiri dari banyak komponen saling berhubungan. Pengetahuan dari satu budaya
memerlukan satu pengertian mendalam pada bagian-bagian berbeda. Unsur-unsur dari
Budaya sebagai berikut :
Material Life merupakan teknologi yang digunakan untuk menghasilkan,
mendistribusikan, dan mengkonsumsi barang-barang dan layanan
Bahasa mempunyai dua bagian-bagian: lisan dan bahasa diam
Interaksi sosial di antara orang; keluarga inti memperluas keluarga; kelompok referensi
Aestetika, ide-ide dan persepsi bahwa satu budaya berkaitan dengan kecantikan serta
kebaikan
Agama; sekumpulan kepercayaan (anggapan) komunitas yang berhubungan dengan
satu kenyataan yang dibuktikan dengan pengalaman
Pendidikan Salah satu dari wahana-wahana pembelajaran utama menyalurkan dari satu
generasi kepada berikutnya 7.Menghargai Sistem; nilai bentuk norma-norma dan
standar orang.
Perbandingan Antar Budaya
Budaya satu negara berbeda satu sama lain, tetapi biasanya berbagi aspek tertentu.
Penelitian psikologi sosial Saat ini mengungkapkan perbedaan budaya kunci antara
East (timur) dan West (barat) Budaya untuk konteks ini adalah bagaimana orang
merasa mempunyai kenyataan dan penalaran.
BudayaBudaya kontaks tingkat tinggi merupakan Penafsiran dari pesan berstandarkan
pada tingkat ketergantungan pada budaya negara tsb e.g., Cina, Korea, Jepang.
BudayaBudaya konteks-rendah-: Meletakkan sebagian besar penekanan terhadap kata
yang ditulis atau lisan; e.g., AS, Skandinavia, Jerman.
IndividualismeIndividualisme: Keinginan orang untuk menyukai dan bertindak sebagai
individu dari pada anggota kelompok.
SifatSifat kelaki-lakian (maskulinitas ): Pentingnya “pria” akan nilai (ketegasan,
sukses, kompetitif mengendalikan, prestasi) melawan “wanita” nilai (kesetiakawanan,
kualitas hidup).
Orientasi Jangka panjang fokus yang melawan jangka pendek: Masa depan melawan
masa lampau dan orientasi saat ini
Adaptasi pada budaya
Pemasar Global perlu untuk menjadi sensitif kepada penyimpangan budaya dimana
mempengaruhi pemikiran mereka, perilaku, dan pengambilan keputusan. Self Reference
Creation-SCR (kriteria referensi diri sendiri) mengacu pada kecenderungan tak sadar orang
untuk memohon pertolongan akan pengalaman dan sistem nilai budaya yang mereka miliki
sendiri untuk diterjemahkan pada satu situasi bisnis yang diberikan.
Budaya dan Bauran Pemasaran
Budaya adalah satu tiang kunci dari pasar. Kebijakan Produk ; Produk Tertentu lebih
banyak mengikat satu budaya dibandingkan produk lain. Makanan, hidangan, dan produk
pakaian cenderung untuk sangat terikat pada budaya. MenetapkanMenetapkan harga
kebijakan-kebijakan dikendalikan oleh empat Cs:
Pelanggan (customer)
Perusahaan (biaya, objektif, strategi) (company)
Kompetisi (competitor)
Kolaborator (e.g., distributor) (Collaborators).
Lingkungan Budaya
Tiap-tiap bangsa mempunyai nilai, adat istiadat dan tabu sendiri-sendiri. Pengusaha asing,
jika ingin berhasil, harus menanggalkan enosentrisme mereka dan mencoba memahami
kultur dan kebiasaan bisnis di negara tuan rumah, yang seringkali berbeda konsep waktu,
ruang dan tata caranya. Bagaimana konsumen setempat memikirkan dan menggunakan
produk tertentu harus diperhatikan oleh penjual sebelum merencanakan program
pemasaran. Berikut ini adalah beberapa contoh yang mengejutkan di pasar konsumen:
Kaum pria Prancis rata-rata menggunakan kosmetik dan alat kecantikan hampir dua kali
lebih banyak dari pada istri mereka. Orang Jerman dan Prancis makan spageti bungkusan
lebih banyak dari pada orang itali. Anak-anak italia senag makan sepotong coklat yang
disisipkan di antara dua potong roti sebagai cemilan. Kaum wanita di Tanjania tidak mau
memberi telur kepada anak-anak mereka karena takut anak-anak itu menjadi botak dan
impoten.
Lingkungan Bisnis
Norma dan perilaku bisnis juga berlainan dari satu negara ke negara lain. Eksekutif bisnis
perlu mengetahui hal ini sebelum melakukan negosiasi di negara lain. Ada beberapa contoh
perilaku bisnis yang berbeda dengan bisnis di beberapa negara: Pengusaha arab biasa
melakukan pembicaraan bisnis dengan rekan usahanya dalam jarak yang sangat rapat,
hidung mereka hampir beradu. Kadang-kadang mereka menggamit dan menggemgam
tangan anda sebagai tanda persahabatan. Jika rekan usahanya menolak genggaman ini,
pengusaha arab akan merasa tersinggung. Dalam komunikasi tatap muka, eksekutif bisnis
Jepang jarang sekali mengatakan tidak kepada rekan amerikanya. Pengusaha Amerika
sering bingung dan tidak mengetahui persis apa sebenarnya sikap sebenarnya sikap
pengusaha Jepang ini. Orang amerika sering langsung ke pokok pembicaraan, eksekutif
bisnis Jepang menganggap ini sebagai sikap memaksa. Di Prancis, pedagang besar tidak
merasa perlu mempromosikan suatu produk. Mereka menanyakan kepada para pengecer
apa yang diinginkan dan menyediakannya. Jika pengusaha amerika menyusun strateginya
dengan anggapan bahwa pedagang besar Prancis akan bekerjasama dalam promosi, mereka
akan gagal. Tiap-tiap negara bahkan suku-suku bangsa di suatu negara mempunyai tradisi,
preferensi dan tabu budaya dan bisnis sendiri-sendiri yang harus diketahui para pemasar.
Perilaku Sosial
Ada sejumlah perilaku sosial dan sebutan yang mempunyai arti yang berbeda-beda di
dalam budaya lain. Sebagai contoh, orang Amerika umumnya menganggap tidak sopan
jika makanan di atas piring membubung, membuat keributan ketika sedang makan, dan
bersendawa. Namun sejumlah masyarakat Cina merasa bahwa merupakan hal yang sopan
jika mengambil setiap porsi makanan yang dihidangkan dan menunjukkan kepuasannya
dengan bersendawa. Perilaku sosial lainnya, jika tidak diketahui, akan merugikan bagi
pelancong internasional. Sebagai contoh, di Arab Saudi, merupakan penghinaan jika
menanyakan kepada pemilik rumah tentang kesehatan suami/istri.
Sosialisasi Antar-Budaya
Memahami suatu budaya berarti memahami kebiasaan, tindakan, dan alasan-alasan di balik
perilaku-perilaku yang ada. Sebagai contoh, di Amerika Serikat, bak mandi dan toilet
mungkin berada dalam ruang yang sama. Orang Amerika mengasumsikan bahwa ini adalah
norma yang berlaku di dunia. Namun, dalam beberapa budaya seperti Jepang, menganggap
itu tidak higienis. Bahkan budaya lain menganggap duduk di atas toilet duduk itu tidak
higienis. Di banyak budaya, penggunaan tisu toilet bukanlah norma mereka.
Ada beberapa strategi dasar bagi perusahaan untuk memasuki pasar luar negeri:
1. Export Strategy
Mempertahankan produksi berbasis nasional dan mengekspor barang-barang ke pasar
luar negeri dengan menggunakan jalur pengawasan distribusi. Dengan memakai pabrik
dalam negeri (domestik) sebagai suatu basis produksi untuk mengekspor barang-
barang keluar negeri adalah suatu strategi yang terbaik untuk mengejar penjualan
internasional. Keuntungan dari strategi ekspor ini antara lain meminimumkan risiko
dan peryaratan modal dan meminimumkan investasi secara langsung di negara-negara
asing. Suatu strategi ekspor mudah diserang jika biaya-biaya manufaktur di negara asal
lebih besar daripada di negara-negara asing ketika pesaing-pesaing mempunyai pabrik,
selain itu juga melibatkan biaya shipping yang tinggi serta fluktuasi yang merugikan
dan pertukaran nilai tukar mata uang. Strategi ekspor rentan ketika biaya produksi (1)
di dalam negeri jauh lebih tinggi daripada di negara-negara asing di mana saingan
memiliki tanaman, (2) biaya pengiriman produk ke pasar luar negeri jauh relatif tinggi,
atau (3) pergeseran buruk terjadi pada nilai tukar mata uang.
2. Licensing Strategy
Strategi ini dilakukan jika perusahaan mempunyai kemampuan secara teknis tetapi
tidak mempunyai kemampuan secara internasional untuk memasuki pasar luar negeri
dan adanya keinginan untuk menghindari risiko pada saat mengirimkan atau
memasukkan sumberdaya ke pasar yang mana tidak lazim, kondisi politik yang mudah
berubah dan ketidakstabilan ekonomi.
3. Franchising Strategy
Strategi ini dilakukan oleh perusahaan jasa dan retail yang melakukan ekspansi global.
Keuntungan strategi ini antara lain franchises membawa serta biaya-biaya dan risiko
dalam menetapkan lokasi/tempat aktivitasnya dan juga franchisor hanya melakukan
pengeluaran untuk rekruitmen sumberdaya manusia, pelatihan. Kerugiannya adalah
bahwa franchisor harus selalu menjaga kualitas dari produk tersebut. waralaba asing
tidak selalu menunjukkan komitmen yang kuat untuk konsistensi dan standarisasi
terutama ketika budaya lokal tidak menekankan kondisi sama masalah
kualitas.Sementara lisensi bekerja dengan baik untuk memproduksi dan pemilik
teknologi eksklusif, waralaba sering lebih sesuai dengan upaya ekspansi global
bertahan dan perusahaan ritel.