Anda di halaman 1dari 42

1.

Hakekat Keputusan

Keputusan muncul saat seseorang menetapkan pilihan

atas beberapa alternatif yang tersedia dihadapannya, tetapi

konsekuensinya sangat menentukan di masa selanjutnya.

Sebagai individu, setiap saat manusia melakukan pembuat-

an keputusan, baik untuk kepentingan pribadi maupun untuk

orang banyak atau organisasi.

Jadi keputusan itu adalah tindakan penentuan suatu

pendapat/pilihan di antara sekian banyak alternatif. Sehingga

membuat keputusan itu adalah mengambil memilih alter-

natif.

Pada umumnya suatu keputusan dibuat dalam rangka

untuk memecahkan artinya setiap


keputusan yang dibuat adalah dalam rangka mencapai suatu

tujuan tertentu. Manajer akan selalu dituntut untuk membuat

keputusan dalam rangka pemecahan suatu masalah.

Kualitas dan efektifitas seorang manajer dapat dilihat

pada saat dia mengambil keputusan. Bila sering membuat

keputusan, ia adalah manajer yang kreatif dan produktif, bila

keputusannya selalu tepat menandakan ia manajer yang pintar,

dan keputusannya berskala besar baik hasil maupun risik

itu mencerminkan manajer yang sejati.

2. Definisi pengambilan keputusan dan urgensinya

1) sebagai pemilihan tindakan dari sejumlah alternatif

yan

ada (Curtis R. Finch dan Robert L McGough, 1982 dala

2) Djatmiko, 2002)
terpadu

Merupakan tindakan yang melekat erat dan

secara berkesinambungan dalam keseluruhan kegiatan

administrasi (Gibson dan Hunt, 1965 dalam Djatmiko

2002).

iko (2002) memandang

bahwa pengambilan keputusan merupakan jantung dan hati

totalitas kegiatan administrasi.

mengatakan bahwa pengambilan keputusan berpengaruh kuat

secara langsung terhadap kineria individu yang selanjutnya

berpengaruh terhadap efektivitas organisasi. Oleh sebab itulah

pengambilan keputusan merupakan tanggungjawab utama

setiap manajer organisasi.

Agar sukses memerankan tanggungjawab itu paling tidak


manajer harus memiliki empat kepakaran atau keterampilan

dasar yaitu sebagai berikut.

1) teknis (technical pemahaman dan kecakapan serta kesanggupan untuk

mengerti dan mengerjakan aktivitas tertentu, meliputi

pengetahuan dan pemahaman ko

proses, metode

yang diperlukan nsep, untuk mengenali, menganalisis dan

2) memecahkan masalah dalam bidang tertentu.

ran insani (human skill),

yakni

sebagai anggota dengan orang lainsecara efektif

kerjasama yang sebuah kelompok dan dapat membangun

baik dalam kelompok yang dipimpinnya.

Termasuk di dalamnya kemampuan berkomunikasi,

memahami tingkah laku orang lain serta melakukan

pendekatan-pendekatan.
3) Keterampilan/kepakaran konseptual (conceptual skill,

yakni kesanggupan untuk melihat usaha

sebagai

suatu totalitas. Kesanggupan analisis.

Keterampilan/ manajerial (managerial

rupakan kecakapan dalam menjalankan fungsi-fungsi

manajemen, yang meliputi pengetahuan dan pemahaman

tentang konsep dan fungsi yang ada dalam manajemen.

B. Proses pengambilan keputusan dan elemen-

elemen dasarnya.

1) Menurut Indriyo Gitosudarmo dan Nyoman Sudita

a. Menetapkan tujuan

b. Mengidentifikasi masalah
c. Mengembangkan sejumlah alternatif

d. Penilaian dan pemilihan alternatif.

20 Menurut Herbert. A Simon (992) dalam Djatmiko (2002)

a. (Intelligence), pengumpulan

meliputi

data, mewaspadai lingkungan, dan

mendeteksi

permasahan yang dihadapi.

b. Pemahaman masalah (Design), meliputi pengkajian

masalah secara sistematis, menciptakan alternatif

berdasarkan hasil evaluasi atas hasil-hasilnya.

c. Pemilihan alternatif (Choice), kegiatan yang berkaitan

dengan pemilihan alternatif yang disukai.

d. Implementasi (Implementation), adalalah pelaksanaan


keputusan yang meliputi pemberian penjelasan

kepada pihak-pihak terkait serta membuat konsensus

bahwa keputusan menitikberatkan pada kebaikan da

menanamkan komitmen.

Menurut Finch dan McGough (982) dalam Djatmiko

(2002)

a. Mengidentifikasi ruang lingkup permasalahan

b. Mendefinisikan masalah

Menetapkan alternatif alternatif pemecahan masalah

c.

d. Mengidentifikasikonsekuensi konsekuensi pemecahan

masalah

e. Memilih alternatif terbaik

f. Menguji konsekuensi keputusan


4) Menurut Dalft (986) dalam Djatmiko (2002)

a. Memantau lingkungan keputusan yaitu meminta

informasi internal maupun eksternal yang akan

memungkinkan terjadinya penyimpangan dariperilaku

yang direncanakan

b. Mendefinisikan masalah, berkaitan dengan rincian

mendasar tentang masalah yang meliputi di mana,

bilamana, siapa yang dilibatkan, siapa yang terkena,

dan bagaimana kegiatan yang ada akan terpengaruh.

c. Menspesifikasisasarankeputusan,yaknimenenentukan

hasil kineria, yang harus dicapai dengan suatu

keputusan.
d. Mendiagnosa m

yaitu menganalisa sebab-sebab

terjadinya masalah untuk mendapatkan perlakuan

yang tepat.

e. embangkan alternatif pemecahan masalah. Hal

ini dapat dilakukan dengan mempertimbangkan

pengalaman terdahulu serta menampung

masukan.

masukan

f.Mengevaluasi alternatif pemecahan masalah. Hal

ini dapat dilakukan melalui cara-cara statistis atau

pengalaman pribadi untuk memprediksi kemungkinan

keberhasilan (meritis).

Memilih alternatif terbaik, yaitu alternatif yang

g.
mengandung peluang berhasil terbaik.

h. Mengimplementasikan pilihan terbaik. Kegiatan ini

dilaksanakan dengan menggunakan kemampuan

manajerial, administratif dan persuasif serta

meyakinkan bahwa keputusan dilaksanakan.

5) Menurut Lipham (974) dalam Djatmiko (2002)

a. Merumuskan sasaran dan masalah, ruang lingkup,

hambatan-hambatan dari faktor lingkungan.

b. Menentukan asumsi-asumsi dan keterbatasan-

keterbatasan yang mempengaruhi

masalah dan

pemecahannya

c. Mengidentifikasi semua kemungkinan alternati


pemecahan masalah.

d. Menentukan kriteria yang cocok dan penting untuk

menilai setiap alternatif pemecahan masalah yang

ada.

e. Mengumpulkan informasi yang diperlukan untuk

membuat perbandingan antara alternatif-alternatif

f. Menilai kemungkinan hasil yang dicapai setiap

alternatif.

g. Memilih alternatif terbaik.

h. Menerapkan keputusan.

i. Menindaklanjuti akibat-akibat penerapan keputusan.

6) Menurut Kuntoro Mangkusubroto dan Listiarini Krisnadi

a. Tahapan deterministik yaitu disaling-hubungkannya


variabel-variabel yang berpengaruh terhadap

keputusan, penetapannilai-nilaisertamengukurtingkat

kepentingan setiap variabel tanpa memperhatikan

dulu adanya unsur ketidakpastian.

b. Tahapan probabilistik yaitu penilaian atas tingkat

ketidakpastian setiap variabel dalam bentuk suatu

nilai

c. Tahapan informasional yaitu peninjauan hasil atas dua

tahap terdahulu untuk menentukan nilai ekonomis

setiap variabel dan bila diperlukan mengusahakan

informasi tambahan untuk mengurangi kadar

ketidakpastian.

Menurut Gibson dan kawan-kawan (sog6:


a. Menetapkan sasaran dan tujuan dan mengukur hasil

b. Identifikasi masalah.

c. Mengembangkan alternatif.

d. Evaluasi alternatif.

e. Memilih alternatif.

f. Implementasi keputusan.

g. Kontrol dan evaluasi.

Menurut Stephen P. Robbins dan Mary Coulter (2004)

a. Mengidentifikasi masalah, di mana masalah itu adalah

kesenjangan antara keadaan nyata dengan keadaan

yang dikehendaki.

b. Mengidentifikasi kriteria keputusan, yakni menentukan


faktor-faktor apa yang relevan dalam mengambil

keputusan.

c. Memberi bobot ke kriteria.

d. Menyusun alternatif, yakni membuat daftar

sejumlah

alternatif yang dapat menyelesaikan masalah tersebut.

e. Menganalisis alternatif, yaitu menganalisis kekuatan

dan kelemahan masing-masing alternatif.

f. Memilih sebuah alternatif, yakni memilih alternatif

terbaik dari alternatif yang dipertimbangkan

g. Mengimplementasikanalternatif terpilih. Implementasi

mencakup penyampaian keputusan kepada orang-

orang yang terpengaruh dan mendapatkan komitmen

mereka atas keputusan itu.


h. Mengevaluasi efektivitas keputusan, yakni menilai

hasil keputusan itu untuk melihat apakah masalahnya

telah terpecahkan dan mencapai hasil seperti yang

dikehendak

4. Tipologi Pengambilan Keputusan

Ada berbagai tipe yang mewarnai pengambilan keputusan

yang akan diuraikan sebagai berikut.

1) Berdasarkan atas analisis psikologis personalitasnya Erich

From, maka oleh Ernest Dale (976) yang dikutip oleh

Djatmiko (2002) dikelompokkan lima tipe pengambilan

keputusan yaitu sebagai berikut.

a. Tipe resensif atau depensif.


Tipe ini memandang semua kebaikan berada di luar

dirinya, sehingga cenderung melakukan pengambilan

keputusan berdasarkan ide penasehatnya serta

membebankan tanggungjawab kepada pihak luar

dengan delegasi otoritas secara libral.

b. Tipe eksploitatif atau agresif.

Tipe ini memandang semua kebaikan berada di luar

yang dirinya yangharusdikuasaidengankekuatan atau

kecerdikan. Ciri tipe ini adalah memanipulasi individu

untuk kepentingan pribadi dengan pengawasan yang

ketat dan struktur organisasi yang kaku (management

by veto).

c. Tipe hoarding.
Tipe ini memiliki kepercayaan yang sangat minim

kepada pihak eksternal, menyusun struktur organisasi

sebagai alat untuk membentengi kedudukannya

Pengambilan keputusan dilakukan dengan pertim-

bangan sendiri.

d. Tipe marketing.

Tipe ini memandang dirinya sebagai komoditi dan

memandang nilai dirinya sejalan dengan imbalan

Bagi tipe ini struktur organisasi dan keputusan harus

memberikan imbalan yang memadai bagi pengambil

keputusan

e. Tipe produktif.

Tipe ini memiliki kemampuan untuk memakai dan

mewujudikan potensi yang dimilikinya. Dalam

pengambilan keputusan, cenderung membantu


pihak lain dalam mengembangkan dirinya mencapai

kemampuan maksimal dengan mengintegrasikan

suksesnya dengan sasaran organisasi.

2) Berdasarkan kreteria sumber keputusan, Chung dan

dalam Djatmiko (2002) pengambilan keputusan ada tiga

tipe yakni:

a. intermediary decisions adalah pengambilan keputusan

yang dilaksanakan atas desakan atasan dalam hirarki

administrasi

b, appelate decisions merupakan pengambilan keputusan

atas desakan bawahan

c. creative decisions merupakan pengambilan keputusan


atas inisiatif sendiri.

3) Berdasarkan

atas kriteria struktur dan hubungan

interpersonal (Lipham,1974) dalam Djatmiko (2002) maka

ada tiga jenis yaitu.

a, pengambilan keputusan rutin/terprogram adalah

pengambilan keputusan yang pelaksanaanya bersifat

hirarkis, terstruktur dan diprogramkan den

seksama serta dilaksanakan secara berulang baik

karena dorongan atasan maupun bawahan.

b. pengambilan keputusan heuristik pengambilan

keputusan yang lebih memberikan keleluasaan dalam

mengembangkan gagasan-gagasan secara terbuka.

c. pengambilan keputusan kompromis/negosiasi adalah


pengambilan keputusan yang dapat dipakai untuk

mengatasi konflik karena perbedaan seperti nilai

budaya, peran yang diharapkan, dan minat priibadi

individu-individu, antara kelompok kepentingan. Di

sini pimpinan berperan sebagai mediator.

4) Berdasarkan dimensi kompleksitas variabel dan

dikutip oleh Djatmiko (2002) membagi pengambilan

keputusan menjadi empat yakni:

a. pengambilan keputusan berprogram di mana sifatnya

berulang, rutin, dengan jumlah variabel terbatas dan

hasil setiap alternatif dapat diketahui.

b, pengambilan keputusan analitis, di mana variabelnya

kompleks, dengan melibatkan analisis statistik.


c. pengambilan keputusan judgemental di sini terlibat

variabel dalam jumlah kecil tetapi jumlah setiap

variabel tidak diketahui dengan pasti.

d. pengambilan keputusan adaptif adalah pengambilan

keputusan dengan melibatkan sejumlah besar variabel

dan hasil setiap variabel tidak dapat diprediksi.

5) Berdasarkan gaya dalam pengambilan keputusan, Hersey

membedakan pengambilan keputusan ke dalam empat

gaya yaitu sebagai berikut.

ini dipakai dalam

a. Pengambilan keputusan otoritatif,

situasi di mana di dalamnya terdapat manajer yang

mempunyai pengalaman dan informasi serta iktikad

yang kuat yang dihadapkan dengan anak buah yang

kurang memiliki

diri untuk membantu pimpinan dalam mencapai


tujuan

sehingga pimpinan melakukan

pengambila

keputusan secara mandiri.

konsultatif

adalah

b. Pengambilan keputusan dilakukan oleh manajer

yang

yang dihadapkan dengan bawahan yang mempun

pengalaman dan pengetahuan serta iktikad untuk

membantu pimpinan tujuan organisasi

sehingga pimpinan mempertimbangkan masuka

c. Pengambilan keputusan fasili

yakni pengambilan

keputusan yang dilakukan secara bersama anta

pimpinan dan bawahan.

d. keputusan delegatif alan pengambilan


keputusan yang di dalamnya terdapat bawahan yan

memiliki kesiapan yang tinggi baik pengalaman,

informasi, maupun ihtikad untuk membuat keputusan

atau rekomendasi yang baik.

Sementara itu Arnold dan Feldman

dikutip oleh Djatmiko (2002) berpendapat bahwa gaya

pengambilan keputusan ada lima yaitu:

a, gaya otokratik (autocratic) yang meliputi gaya otokratik

I yakni pimpinan melakukan pengambilan keputusan

tanpa ada masukan apapun dari bawahan dan gaya

otokratik II di sini pimpinan dalam mengambil

keputusan meminta informasi untuk hal-hal tertentu.

Di sini tetap pimpinan yang mengambil keputusan.


b gaya konsultatif, yang dibedakan menjadi konsultatif

l di mana pimpinan mengkonsultasikan permasalahan

dengan bawahan dan masukan secara individu

dan konsultatif II, disini pimpinan men

permasalahan dengan bawahan dalam kelompok,

tetapi keputusan tetap diambilnya sendiri.

c. gaya konsensus kelompok yang didalamnya

pimpinan berbagi tanggungjawab dan kekuasaan

dengan kelompok bawahannya dalam pengambilan

keputusan.

keputusan

Robbins dan Coulter (2004) membagi pengambilan

keputusan menjadi sebagai berikut.

a. Pengambilan keputusan rasional, yaitu pengambilan


keputusan di mana masalah yang dihadapi adalah

jelas, tidak ada konflik sasaran, mengetahui segala

pilihan, memiliki urutan pilihan yang jelas, menjaga

pilihan supaya tetap konstan tidak ada kendala

waktu atau biaya, dan memilih pilihan terakhir yang

memaksimalkan hasil.

b. Pengambilan keputusan rasional terbatas, yaitu

pengambilan keputusan yang disederhanakan karena

keterbatasan kemampuan dalam memproses informasi,

keterbatasan dalam menganalisis informasi sehingga

keputusan yang diambil sekedar memenuhi syarat

bukan yang maksimal.


c. Pengambilan keputusan intuisi, adalah proses

pengambilan keputusan berdasarkan intuisi atau

perasaan di bawah sadar atau perasaan hati yang

paling dalam" bisa karena didasari oleh pengalaman

masa lampau

nilai etika/budaya, mental bawah

sadar, perasaan/emosi, kognisi/pikiran

(karena

keahlian, pengetahuan dan pelatihan)

4. Jenis keputusan terkait dengan masalah yang di

hadapi

Sinton agg2), ada dua jenis keputusan

Menurut Herbert

yaitu

keputusan rutin dan lberula

1) Biasanya kar

ulang, dan dapat diprediksi

masalah yang dihadapi terstruktur dengan baik.


tidak

tidak diprogramkan keputusan baru,

terstruktur dan tidak terprediksi sebelumnya

membutuhkan solusi

yang dirancang secara khusus

supaya sesuai dengan masalahnya. Biasanya masalah

yan

dihadapi buruk atau

5. Faktor-faktor yang berpengaruh dalam peng-

ambilan keputusan

1) Menurut Gibson dan kawan-kawan (997 faktor-faktor

yang berpengaruh secara individual adalah sebagai

berikut.

a Nilai tata nilai, pedoman dasar dan kepercaan yang

dianut pengambil keputusan jika berhadapan pada

situasi harus menentukan pilihan. Dalam proses


pengambilan keputusan tata nilai yang terlibat tidak

hanya meliputi tanggung jawab hukum, ekonomi juga

Pengambil keputusan sering dipengaruhi oleh faktor

faktor psikologis, baik sadar maupun tidak. Salah

satunya adalah kepribadian yang diwujudkan dalam

pililan yang diambil Variabel kepribadian itu antara lain : sikap, kepercayaan, dan kebutuhan. Di jepang

lebih berorientasi ke kelompok, sementara di Barat orientasi individual.

c. Kecenderungan mengambil risiko.

Pengambil keputusan akan selalu berhadapan dengan

risiko. Akan ada yang berani mengambil risiko

sebaliknya ada yang kurang berani, semuanya akan

berpengaruh terhadap kualitas keputusan.


d. Potensi ketidaksesuaian, terutama pada saat keputusan

sudah dibuat. Sering terjadi setelah keputusan dibuat

yang muncul adalah kebimbangan dan berpikir ulang

atas pilihan yang telah dibuat.

yang berpengaruh dalam pengambilan keputusan yaitu

sebagai berikut.

a. Dinamika individu. Organi

adalah wadah individu

isasi

individu yang masing-masing membawa sikap,

perangai, dan watak sendiri. Setiap individu itu tidak

statis, melainkan dinamis, sesuai dengan sifat alami

manusia. Dalam proses dinamika itu, individu dan

organisasi saling mempengaruhi, demikian juga dalam


pengambilan keputusan.

b. Dinamika kelompok. organisasi adalah kelompok

sosial, karena mereka terdiri dari sejumlah individu

yang saling berinteraksi secara intensif dan teratur,

sehingga di antara mereka terdapat pembagian tugas,

struktur, dan norma-norma tertentu. Setiap kelompok

punya norma tersendiri, yang menjadi sumber dasar

hidup para anggota.

c. Pengaruh norma ini besar sekali terhadap cara

berpikir, dan bertingkah laku termasuk dalam proses

pengambilan keputusan.

d. Dinamika lingkungan. Yang dimaksud lingkungan

di sini adalah situasi, kondisi dan faktor-faktor yang


berkaitan dengan suatu keputusan. Suatu keputusan

diambil adalah jawaban terhadap tantangan yang

timbul sebagai akibat perubahan situasi dan

dan berbagai faktor yang berkaitan, Pen

dengan lingkungan saling

mempengaruhi

pengaruh

yang dinamis memaksa seorang manaj

mengambil suatu keputusan, lalu pada gilirannya

keputusan yang diambil ini mengubah lingkungan

6. Pengambilan keputusan kelompok

Proses pengambilan keputusan kelompok adalah salah satu

corak proses pengambilan keputusan dalam organisasi. Ciri

dari prosesnya ditandai dengan keterlibatan dan partisipasi


dari banyak orang. sering keputusan semacam ini dianggap

ideal dan digunakan secara luas. Tetapi, apakah hal itu berarti

bahwa keputusan kelompok selalu lebih disukai daripada

oleh individu sendiri? Jawabannya tergantung dari berbagai

faktor.

Berikut akan diuraikan keunggulan dan kekurangan dari

keputusan kelompok itu yang dikutip dari pendapatnya Umar

a. Informasi dan pengetahuan lebih lengkap, Dengan

menghimpun sumber daya dari sejumlah individu,

berarti lebih banyak masukan yang dipakai dalam

proses pembuatan keputusan

b. Keragaman pandangan lebih banyak. Selain masukan

yang banyak, kelompok dapat pula membawa serta


heterogenitas mereka ke dalam proses keputusan. Hal

ini membuka peluang bagi lebih banyak pendekatan

dan alternatif yang akan menjadi pertimbangan.

Penerimaan keputusan lebih besar. Banyak solusi yang

ternyata gagal setelah keputusan diambil karena orang

orang tidak dapat menerima hasil keputusan tersebut.

d. Akan tetapi, bila orang yang akan dikenai oleh

keputusan itu dan orang yang akan melaksanakannya

dapat ambil bagian dalam proses

pembuatannya, maka

mereka lebih cenderung untuk menerimanya.

2) Legitimasi keputusan lebih kuat. Masyarakat kini

menghargai metode-metode yang demokratis. Proses


pengambilan keputusan kelompok yang konsisten dengan

sikap demokratis itu, karenanya, dipandang sebagai lebih

memiliki keabsahan dari pada keputusan yang dibuat oleh

seorang individu.

Kekurangan keputusan kelompok

a. Memakan waktu. Untuk membentuk suatu kelompok

sudah jelas membutuhkan waktu tersendiri. Proses

interaksi yang terjadi begitu kelompok terbentuk

juga sering sekali tidak efisien. Akibatnya, kelompok

membutuhkan waktu yanglebihlama untuk mengambil

kesepakatan terhadap sebuah solusi daripada yang

dapat oleh seorang individu. Hal ini tentu saja akan

membatasi kemampuan manajemen untuk bertindak


cepat pada saat diperlukan.

b. Tekanan untuk sependapat. Keinginan anggota

kelompok untuk diterima dan dipertimbangkan

sebagai aset bagi kelompok akan mengakibatkan

adanya penekanan pada pihak yang berbeda pendapat,

dus mendorong persesuaian di antara sejumlah

pandangan.

Keadaan seperti ini juga mendorong terjadinya

pemikiran kelompok di mana kelompok

mengarah kepada menurunnya efisiensi mental,

minimnya uji realitas, dan kurangnya pertimbangan

moral.

Dominasi oleh minoritas. Diskusi kelompok boleh jadi

didominasi satu atau beberapa anggota.


Jika koalisi dominan ini juga terdiri dari anggota

yang berkemampuan rendah dan menengah, maka

efektivitas kelompok secara keseluruhan akan

mengalami gangguan.

d. Tanggung jawab yang kabur. Anggota kelompok sama

berbagi tanggung jawab, tetapi tak jelas siapa yang

betul-betul bertanggung jawab atas hasil akhir?

Pada suatu keputusan individu, sudah jelas siapa

yang bertanggung jawab, sedangkan pada keputusan

kelompok tanggung jawab dari setiap anggota

diabaika.

40 Teknik-teknik keputusan kelompok

paling lazim/tradisional dalam proses pengambilan keputusan


kelompok terjadi dalam interaksi tatap muka. Ia lebih lanjut

mengatakan bahwa teknik-teknik brainstorming (sumbang

saran), nominal group (kelompok minimal, dan delphi telah

dianggap sebagai cara yang baik untuk meminimalkan berbagai

masalah yang timbul dalam interaksi kelompok.

a. Brainstorming.

Pada pokoknya teknik ini berusaha untuk menggali dan

mendapatkan gagasan-gagasan dari anggota kelompok.

Karenanya teknik ini lebih berfokus pada penggalian

gagasan ketimbang evaluasi gagasan. Semakin banyak

gagasan semakin besar peluang untuk mendapatkan solusi

kreatif atau sesuatu masalah yang dihadapi


Kelemahannya:

Hanya dapat diterapkan pada masalah yang bersifat

sederhana.

(2) Makan banyak biaya dan waktu

3) Hanya menghasilkan ide-ide yang

b Nominal Group Technique (NG

Berbeda dengan brainstorming teknik ini berkenaan

dengan penggalian dan evaluasi terhadap gagasan secara

sekaligus. Pada mulanya gagasan-gagasan digali secara

dan (tanpa interaks) menghindari

hambatan

permufakatan.

Selanjutnya pada saat evaluasi gagasan, interaksi

dan diskusi dimungkinkan, namun dalam situasi yang

terstruktur agar setiap gagasan mendapatkan perhatian


yang proporsional.

c Delphi Technique, dalam prosesnya adalah semata-mata

tergantung pada kelompok nominal (para pakar) sebagai

partisipan yang semuanya tidak melakukan interaksi tatap

muka.

Jadi, dengan teknik ini sangat mungkin didapatkan

sejumlah pakar tanpa harus mengumpulkan mereka

di suatu tempat pada saat yang sama. Para pakar tidak

membuat keputusan akhir tetapi sebagi penyaji informasi

bagi pengambil keputusan dalam organisasi. Inti teknik

ini adalah pada penggunaan serangkaian kuesioner

yang dikirimkan kepada responden untuk mendapatkan


masukan. Selanjutnya, dari jawaban yang ada diolah lagi

oleh pihak pengambil keputusan untuk merumuskan

rangkuman-rangkuman yang kemudian akan dipakai

sebagai bahan pengambilan keputusan. Sesungguhnya

teknik ini kelihatannya ilmiah dan secara teoritis dapat

memanfaatkan pikiran para pakar yang bermutu tinggi.

Akan tetapi teknik delphi juga tak bebas dari kelemahan,

seperti memakan waktulama,membutuhkanketerampilan

bahasa yang tinggi, untuk menyusun kuesioner yang baik

dan sesuai dengan masalah yang diangkat.

8. Implikasi manajerial

Pengambilan keputusan adalah intisari dari manajemen

organisasi, dan oleh karenanya dapat berpengaruh terhadap


masa depan orgainisasi. Setiap anggota organisasi lebih-lebih

yang berada dalam level manajemen wajib hukumnya untuk

terampil dalammengambilkeputusanbaikketikamerencanakan

mengorganisasikan, memimpin, dan mengendalikan. Proses

dalam mengambil keputusan tersebut akan banyak berkaitan

dengan jenis masalah apakah terstruktur atau tidak terstruktur,

kondisi, pendekatan serta gaya dalam mengambil keputusan.

Robbins (2001) memberi tip bagi manajer untuk mem

perbaiki kualitas pengambilan keputusannya yaitu pertama,

analisis situasi, kedua sadarlah akan adaya bias, ketiga

kombinasikan analisis rasional dengan intuisi, keempat jangan

mengasumsikan

bahwa gaya selalu pas

setiap pekerjaan atau masalah, dan akhirnya selalulah bersikap


kreatif.

Anda mungkin juga menyukai