Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Serat dan matriks adalah dua jenis bahan yang berbeda sifat-sifatnya,
namun sifat-sifat terbaik dari keduanya dapat dimanfaatkan jika peletakan serat
pada arah yang mana menghasilkan suatu struktur komposit yang paling efisien
arah serat dengan mencoba untuk membuat komposit sebagai bahan isotropik jika
dimungkinkan.
Peletakan serat secara benar tentunya harus didukung oleh matriks yang
cukup sebagai perekat. Banyak sifat-sifat komposit fibrous sangat tergantung pada
distribusi serat, fraksi volume serat serta arah dari serat. Pengaruh dari setiap
parameter tersebut ternyata bervariasi dari satu sifat ke sifat yang lainnya.
2R 2R
2r
S
S
2r
heksagonal square
dimana untuk suatu lamina unidireksional dengan serat kontinyu dan jarak yang
sama serta direkat secara baik oleh matrik (gambar 1) maka fraksi volume serat
adalah perbandingan antara luas irisan serat dengan luas volume serat.
π r
2
Vf = untuk heksagonal
2 3R
πr
2
Vf = untuk square
4R
yaitu V f maks = 0,907 untuk heksagonal dan V f maks = 0,785 untuk square. Adanya
kekosongan sampai 4 %.
Proses curing.
Proses curing akan semakin cepat untuk temperatur yang tinggi, namun setiap
20 – 350 oC, dengan tekanan dari 7 – 1050 KN/m2. Pemanasan pada proses
1. Banyak hardener atau katalis yang tidak bereaksi dibawah temperatur kritis.
Kemungkinan
Temperatur
berhenti disini
Vacuum
Melepas volatiles
dan air
Waktu
Mekanika mikro
kekuatan tarik dari komposit digunakan aturan campuran (rule of mixture) yang
2
fiber
matrik
σ1 1
σ1
matrik
L ∆L
Regangan pada serat sama dengan regangan pada matrik, sedangkan
tegangannya tergantung pada modulus elastisitas dari bahan serat dan matrik.
∆L
ε1 = , σ f = E f ε1 , dan σ m = Emε 1
L
P σ f A f + σ m Am
σ1 = = = σ f V f + σ mVm
A A
E1 = E f V f + E mVm
E1 = E f V f + E m (1 − V f )
E1 = k (E f V f + E m (1 − V f ) ) dimana k ≈ 0.9 – 1
Modulus elastis dalam arah yang tegak lurus serat dapat dicari berdasarkan
gambar berikut :
2
σ2
matrik
1
W
matrik fiber
σ2
Tegangan (σ2) adalah sama untuk serat dan matrik, sedangkan
regangannya adalah :
σ2 σ2
εf = ; εm =
Ef Em
σ2 σ2 V f Vm
ε 2 = V f ε f + Vm ε m = Vf + Vm = σ2 +
Ef Em E E
f m
Karena σ 2 = E 2 ε 2 , maka :
E f Em E f Em
E2 = E2 =
Vm E f + V f E m
atau
(1 − V )Ef f + V f Em
E1 = E f V f + E m' Vm
E f E m'
E2 =
V f E m' + Vm (1 − υ m2 )
Em
dimana : E m' =
1 − 2υ m2
matrik
σ1
W
σ1 1
matrik
L ∆L
Poisson’s ratio didefenisikan sebagai :
ε2
υ12 = −
ε1
∆W
∆W = −Wε 2 = Wυ12 ε 1 → ε2 = −
W
atau ∆W = ∆ mW + ∆ fW
Dimana ∆ mW dan ∆ fW adalah deformasi transversal dari matrik dan serat. Jika
regangan dalam serat sama dengan regangan dalam matrik maka diambil harga
pendekatan :
∆ mW = W Vm υ mε 1 dan ∆ fW = W V f υ f ε 1
sehingga diperoleh :
W υ12 ε 1 = W Vm υ m ε 1 + W V f υ f ε 1
τ
matrik matrik
∆m/2
W
1
∆f
matrik matrik
τ fiber fiber ∆
τ τ
γm = ; γf =
Gm Gf
∆ = γ W = ∆m + ∆ f
sehingga :
τ τ τ
γ = = Vm γ m + V f γ f = Vm +Vf
G12 Gm Gf
Gm G f
G12 =
Vm G f + V f G m