Anda di halaman 1dari 29

Anti Mitosis

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Penyakit kanker adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh

pertumbuhan sel-sel jaringan tubuh yang tidak normal. Sel-sel kanker

akan berkembang dengan cepat, tidak terkendali, dan akan terus

membelah diri, selanjutnya menyusup ke jaringan sekitarnya (invasive)

dan terus menyebar melalui jaringan ikat, darah, dan menyerang organ-

organ penting serta syaraf tulang belakang.

Dalam keadaan normal, sel hanya akan membelah diri jika ada

penggantian sel-sel yang telah mati dan rusak. Sebaliknya sel kanker

akan membelah terus meskipun tubuh tidak memerlukannya, sehingga

akan terjadi penumpukan sel baru yang disebut tumor ganas.

Penumpukan sel tersebut mendesak dan merusak jaringan normal,

sehingga mengganggu organ yang ditempatinya. Kanker dapat terjadi

diberbagai jaringan dalam berbagai organ di setiap tubuh, mulai dari

kaki sampai kepala. Bila kanker terjadi di bagian permukaan tubuh, akan

mudah diketahui dan diobati. Namun bila terjadi didalam tubuh, kanker

itu akan sulit diketahui dan kadang - kadang tidak memiliki gejala.

Kalaupun timbul gejala, biasanya sudah stadium lanjut sehingga sulit

diobati.

RIA KURNIA INDRAYANTI, S.Farm, Apt


150 2010 090
Anti Mitosis

I.2 Maksud Percobaan

Maksud dari percobaan ini adalah untuk mengetahui cara

pengujian antimitosis pada bulu babi (Tripneustes gratilla).

I.3 Tujuan Percobaan

Untuk mengetahui dan memahami efek dari pengujian ekstrak

etanol daun Beruwas Laut (Scaevola taccada (Gaertn.) Roxb.), obat anti

kanker (Vinkristin) dan kontrol air laut pada pembelahan sel bulu babi

(Tripneustes gratilla).

I.4. Prinsip Percobaan

Penentuan efek pengujian ekstrak n-heksan daun Beruwas Laut

(Scaevola taccada (Gaertn.) Roxb.), obat antikanker (Vinkristrin) dan

kontrol air laut terhadap pembelahan sel zigot dari bulu babi (Tripneustes

gratilla) yang diamati dengan mikroskop.

RIA KURNIA INDRAYANTI, S.Farm, Apt


150 2010 090
Anti Mitosis

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Teori Umum

Kanker bukanlah istilah yang asing lagi tetapi sering

menjadi momok dan sangat menakutkan bagi masyarakat. Kanker

merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel

jaringan tubuh yang tidak normal dan tak terkontrol. Sel-sel tersebut

terbentuk karena terjadinya mutasi gen sehingga mengalami

perubahan baik bentuk, ukuran, maupun fungsi dari sel tubuh yang

asli. Mutasi gen ini dipicu oleh keberadaan suatu bahan asing yang

masuk kedalam tubuh diantaranya zat bahan tambahan makanan,

radioaktif, oksidan, atau karsinogenik yang dihasilkan oleh tubuh

sendiri secara alamiah (Herba, 2003).

Toksikologi adalah pengetahuan tentang efek racun dari obat

terhadap tubuh dan sebetulnya termasuk pula dalam kelompok

farmakodinamika, karena efek terapeutis obat berhubungan erat

dengan efek toksisnya. Pada hakikatnya setiap obat dalam dosis yang

cukup tinggi dapat bekerja sebagai racun dan merusak organisme

(“Sola dosis facit venenum”: hanya dosis membuat racun, Paracelsus)

(Tjay, 2002).

Kanker dapat menyerang semua bagian tubuh. Berdasarkan

organ-organ tubuh yang terserang, dikenal berbagai jenis kanker

RIA KURNIA INDRAYANTI, S.Farm, Apt


150 2010 090
Anti Mitosis

seperti kanker payudara, kanker mulut rahim, kanker otak, kanker hati,

kanker paru-paru, kanker prostat, kanker kulit dan kanker usus. Kanker

mulut rahim dan payudara merupakan jenis kanker yang paling banyak

ditemukan di Indonesia (Mangan,2003).

Efek toksik terjadi sangat bervariasi dalam sifat, organ sasaran

maupun mekanisme kerjanya. Efek toksik dapat bersifat: (Hayes, 1986)

a. Lokal : yaitu hanya terjadi pada tempat bahan toksik bersentuhan

dengan tubuh, misalnya pada saluran pencernaan, iritasi gas atau

uap saluran nafas.

b. Sistemik : terjadi hanya setelah toksikan tersekap dn tersebar ke

bagian tubuh yang lain. Umumnya toksikan hanya mempengaruhi

satu atau beberapa organ saja.

c. Reversibel : jika efek yang ditimbulkan dapat hilang dengan

sendirinya atau dapat hilang beberapa waktu setelah pemaparan

toksikan tertentu.

d. Irreversibel : yaitu efek yang menetap atau justru bertambah parah

setelah pemaparan toksikan terhenti.

Walaupun semua sel bereproduksi selama embriogenesis,

hanya sel – sel tertentu yang terus melakukannya setelah beberapa

bulan kelahiran bayi. Sel – sel yang bereproduksi, seperti sel hati, kulit

dan gastrointestinal, menduplikasi secara persis DNA mereka dan

kemudian membelah menjadi dua sel anak. Sele bereproduksi melalui

sebuah proses, yang disebut siklus sel. Sel – sel yang tidak bereproduksi

RIA KURNIA INDRAYANTI, S.Farm, Apt


150 2010 090
Anti Mitosis

setelah lahir, misalnya sel otot skeletela, tidak menjalani siklus sel ini.

Perjalanan siklus sel ini secara ketat dikontrol dan dapat dihentikan

atau dimulai bergantung pada kondisi sel dan sinyal yang diterimanya,

yang sebagian bahasannya diuraikan berikut ini. Sel – sel yang

bereproduksi biasanya melalui siklus sel dengan kecepatan yang sudah

semestinya kecepatannya dapat ditambahkan atau dikurangi. Sel yang

bereproduksi secara lambat, atau tidak sama sekali, menghabiskan

sebagian besar waktu mereka pada stadium interfase tahap gap (G1

atau G2). Sel – sel yang membelah secara kontinu tidak menghabiskan

banyak waktu di tahap gap ini, dan sering kali bergerak kemenjalani

siklus sel (Corwin, 2009).

Studi toksikologi pada hewan umumnya dilakukan dalam 3

tahap, masing-masing pada 2-3 spesies hewan coba. Penelitian

toksisitas akut bertujuan mencari besarnya dosis tunggal yang

membunuh 50% dari sekelompok hewan coba (LD50). Pada tahap ini

sekaligus diamati gejala toksik dan perubahan patologik organ pada

hewan yang bersangkutan. Penelitian toksisitas jangka panjang,

bertujuan meneliti efek toksik pada hewan coba setelah pemberian

obat ini secara teratur dalam jangka panjang dan dengan cara

pemberian seperti pada pasien lainnya. Penelitian toksisitas khusus

meliputi penelitian terhadap sistem reproduksi termasuk teratogenitas,

uji karsinogenitas dan mutagenisitas, serta uji ketergantungan

(Gunawan, 2007).

RIA KURNIA INDRAYANTI, S.Farm, Apt


150 2010 090
Anti Mitosis

Siklus sel dikontrol oleh konstribusi berbagai gen yang

berespon terhadap tanda pemadatan sel, cedera jaringan, dan

kebutuhan untuk tumbuh. Secara umum, sel menjalani siklusnya jika

distimulasi oleh faktor hormon dan pertumbuhan yang diekskresi oleh

sel – sel yang jauh, oleh faktor pertumbuhan yang diproduksi secara

lokal, dan oleh isyarat kimia yang dilepaskan dari sel sekitarnya,

termasuk sitokinin yang dihasilkan oleh sel imun dan sel radang.

Isyarat eksternal ini bertindak mengikat reseptor spesifik yang ada di

membran plasma sel target. Setelah terikat, kompleks reseptor

mengaktifkan sistem penghantar kedua (Second Massenger system),

yang mengirimkan sinyal pertumbuhan ke inti sel. Ketika sinyal

mencapai inti sel. Protein tertentu yang ada di inti sel, yang disebut

faktor transkripsi, mengaktifkan atau menginaktifkan gen khusus yang

pada akhirnya menghasilkan protein yang mengontrol proliferasi sel.

Gen yang diaktifkan jugan menghasilkan protein yang memberikan

umpan balik terhadap setia tahap sinyal dan stimulasi penghantar

untuk memperkuat untuk meminimalkan efek stimulasi awal (Corwin,

2009).

Berikutnya akan diuraikan isyarat eksternal yang mengontrol

pertumbuhan sel dan menyajikan contoh sistem penghantar kedua

yang penting. Akhirnya akan disajikan dua kategori besar gen yang

produksi akhirnya mengontrol siklus sel, yaitu gen supresor/penekan

tumor dan proto – onkogen. Proto – onkogen adalah gen yang

RIA KURNIA INDRAYANTI, S.Farm, Apt


150 2010 090
Anti Mitosis

ditemukan di sel, yang ketika diaktifkan, merangsang sel untuk

menjalani siklus sel untuk menjalani siklus sel sehingga menghasilkan

pertumbuhan dan proliferasi sel. Gen ini dapat merangsang terjadinya

siklus sel disemua tingkatan, termasuk (1) menghasilkan produksi yang

membentuk reseptor membran untuk mengikat hormon dan bahan

kimia perangsang pertumbuhan, (2) meningkatkan pertumbuhan

protein penghantar kedua, termasuk protein ras, yang mentransfer

sinyal pertumbuhan ke inti sel, dan (3) menghasilkan faktor transkripsi

yang mengaktifkan gen vital yang mendorong pertumbuhan an sel

(mis., keluarga gen myc) (Corwin, 2009).

DIFERENSIASI SEL. Selama perkembangan, sel normal akan ber

diferensiasi. Diferensiasi sel berarti bahwa suatu sel menjadi khusus

dalam struktur dan fungsinya, dan berkumpul dengan sel – selyang

berdiferensiasi serupa. Sebagai contoh, sebagian sel embrionik

ditakdirkan untuk menjadi sel retina, selain yang lain ditakdirkan untuk

menjadi sel kulit atau jantung. Semakin tinggi diferensiasi sebuah sel,

semakin jarang sel tersebut masuk ke siklus sel untuk bereproduksi,

dan membelah. Sel – sel saraf, yang tidak mengalami reproduksi,

adalah sel yang berdiferensiasi tinggi. Sel yang jarang atau tidak pernah

mengalami siklus sel tidak mungkin menjadi sel kanker, sedangkan sel

yang sering menjalani siklus sel lebih mungkin cenderung mengalami

kanker. Diferensiasi tampaknya terjadi akibat supresi selektif gen

tertentu pada beberapa sel, sedangkan pada sel lain, gen yang sama

RIA KURNIA INDRAYANTI, S.Farm, Apt


150 2010 090
Anti Mitosis

tetap aktif. Diferensiasi setiap sel dan jaringan tampaknya

mempengaruhi diferensiasi sel dan jaringan disekitarnya. Sel

melepaskan faktor pertumbuhan khusus yang menuntun diferensiasi

sel sekitar (Corwin, 2009).

Saat ini dalam pengobatan kanker secara medis hampir selalu

dilakukan dengan mengkombinasikan pengobatan radiasi dengan

kemoterapi. Sistem pengobatan kanker ini bertujuan untuk

meningkatkan respon lokoregional dan untuk mengejar dan

membunuh sel-sel kanker yang mungkin lepas dari induknya

mengikuti aliran darah atau saluran getah bening terutama pada

kanker stadium lanjut. Tetapi sistem pengobatan dengan cara ini

menimbulkan efek samping pada penderita seperti rambut menjadi

rontok, kulit menjadi kering terbakar dan bersisik, bibir pecah-pecah

dan lidah menjadi mati rasa (Herba, 2003).

Pada dasarnya penanganan kanker melalui kemoterapi dan

dengan menggunakan obat-obat herbal tidak jauh berbeda. Keduanya

yaitu untuk membunuh sel-sel kanker baik intrasel maupun ekstrasel,

yang menyebar bersama aliran darah. Tetapi efek yang ditimbulkan

kedua sistem pengobatan ini sangat berbeda. Tanaman obat dengan

sifat alamiahnya akan meningkatkan daya tahan tubuh penderita

terutama sel-sel yang berada di sekitar kanker. Senyawa-senyawa

aktif tanaman obat juga juga akan meredam keganasan racun-racun

yang dikeluarkan sel-sel kanker (anti toksik), menghambat

RIA KURNIA INDRAYANTI, S.Farm, Apt


150 2010 090
Anti Mitosis

pertumbukan sel kanker (sitostatika), memutus pasokan zat-zat

makanan dan oksigen ke jaringan kanker dengan cara menghentikan

aliran darah ke sel kanker. Dan jika sudah terjadi pendarahan pada

kanker maka zat aktif yang terdapat pada tanaman obat dapat

menghentikannya. (hemostatik). Selain itu tanaman obat juga

memiliki sifat anti inflamasi, anti piretik dan analgesik. Senyawa-

senyawa aktif tanaman obat akan bekerja serentak dalam memerangi

kanker sehingga lama kelamaan jaringan kanker akan melemah

kemudian mati (Herba, 2003).

Para ahli kanker meyakini bahwa kanker dapat dicegah.

Berbagai faktor dapat mengurangi seseorang terserang kanker.

Faktor ini disebut faktor protektif yang merupakan kebalikan faktor

resiko. Salah satu solusi terpenting untuk menghindari penyakit

kanker adalah dengan menjaga dan mengatur pola makan

(Karyadi,2002; Mangan,2003 Herba,2003).

Makanan yang diduga sebagai faktor karsinogenik harus

dihindari seperti makanan yang mempunyai kadar lemak dan protein

tinggi (daging merah), daging yang dimasak dengan cara dibakar atau

diasap, makanan yang digoreng dengan suhu tinggi serta makanan

yang mengandung zat aditif (pengawet,pewarna,penyedap), makanan

kaleng, makanan yang diasinkan, serta berbagai makanan yang

banyak mengandung alkohol. Disamping menghindari jenis-jenis

makanan tersebut diatas, solusi lain untuk mencegah penyakit kanker

RIA KURNIA INDRAYANTI, S.Farm, Apt


150 2010 090
Anti Mitosis

adalah dengan selalu mengkonsumsi sayuran hijau yang

dibudidayakan secara organik dan buah-buahan (Karyadi, 2002)

Sayuran hijau seperti bayam, buncis, kangkung, daun

singkong, daun pepaya pada umumnya kaya dengan vitamin A dan

vitamin C serta berbagai unsur mineral seperti zat kapur, zat besi,

magnesium dan fosfor. Sayuran hijau banyak mengandung pigmen

antioksidan yang bernama karotenoid yang berguna untuk

memerangi radikal bebas. Para ilmuwan yakin bahwa beberapa

pemicu kanker adalah radikal bebas, yaitu molekul oksigen berbahaya

yang dibuat oleh tubuh dan juga ditemukan di udara terpolusi dan

asap rokok yang menyerang sel-sel sehat pda tubuh kita. Bayak bukti

menunjukkan bahwa kehadiran karotenoid bisa melawan kanker

denga mengaktifkan enzim detoksifikasi yang ada dalam tubuh yang

disebut enzim fase 2. Enzim ini bertanggung jawab untuk

membersihkan tubuh dari bahan kimia berbahaya penyebab kanker.

Sayuran berwarna hijau tua merupakan sumber karotenoid terbaik

dan tegolong penting seperti lutein, alfa karoten dan beta karoten

(Herba,2003).

Buah-buahan selain mengandung banyak vitamin yang

berguna untuk membentuk sistem kekebalan tubuh, buah-buahan

juga mengandung serat alami, dan zat-zat lain yang bersifat

antioksidan dan anti kanker. Limonoid yang terdapat pada jeruk

manis mendorong sistem kekebalan tubuh dan membasmi kanker.

RIA KURNIA INDRAYANTI, S.Farm, Apt


150 2010 090
Anti Mitosis

Beta karoten, flavonoid dan antosianin yang terdapat pada buah-

buahan bersifat antioksidan dan dapat menetralisir karsinogen.

Polifenol ,pektin, tanin yang terdapat pada buah anggur berguna

untuk mencegah kerusakan gen. Buah-buahan dapat dikonsumsi

secara langsung atau dijus terlebih dahulu (Mangan,2003).

Pigmen terpenting lain dari sayuran hijau adalah klorofil.

Klorofil merupakan pigmen dari tanaman yang berwarna hijau yang

terdapat dalam kloroplas sel tanaman. Berbagai penelitian telah

membuktikan bahwa klorofil mampu merangsang pembentukan sel

darah merah. Selain itu klorofil juga mampu berfungsi sebagai

pembersih alamiah (mendorong terjadinya detoksifikasi), anti

oksidan, pencegah penuaan dan anti kanker. Kandungan enzim

protease inhibitor yang terdapat dalam sayuran hijau seperti pada

buncis dapat berfungsi sebagai pencegah timbulnya kanker, terutama

kanker pada usus. Selain itu, kandungan ligninnya bila diubah oleh

bakteri usus besar akan menjadi suatu senyawa yang dapat mencegah

kanker payudara (Herba,2003).

Sel kanker tumbuh dan berkembang dengan mengambil nutrisi

dan oksigen dari inang (host) dengan cara membentuk pembuluh darah

baru (angiogenesis). Penghambatan proses angiogenesis dari kanker

menyebabkan sel kanker mengalami penghambatan pertumbuhan,

kelaparan dan akhirnya mati (Hanahan and Weinberg, 2000). Saat ini

terapi antiangiogenesis merupakan pendekatan yang menjanjikan

RIA KURNIA INDRAYANTI, S.Farm, Apt


150 2010 090
Anti Mitosis

dalam upaya membuat terobosan terapi kanker dan penyakit

proangiogenik lainnya (O’Reilly et al., 1994).

Kanker bukanlah istilah yang asing lagi tetapi sering

menjadi momok dan sangat menakutkan bagi masyarakat. Kanker

merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel

jaringan tubuh yang tidak normal dan tak terkontrol. Sel-sel tersebut

terbentuk karena terjadinya mutasi gen sehingga mengalami

perubahan baik bentuk, ukuran, maupun fungsi dari sel tubuh yang

asli. Mutasi gen ini dipicu oleh keberadaan suatu bahan asing yang

masuk kedalam tubuh diantaranya zat bahan tambahan makanan,

radioaktif, oksidan, atau karsinogenik yang dihasilkan oleh tubuh

sendiri secara alamiah (Herba, 2003).

Studi toksikologi pada hewan umumnya dilakukan dalam 3

tahap, masing-masing pada 2-3 spesies hewan coba. Penelitian

toksisitas akut bertujuan mencari besarnya dosis tunggal yang

membunuh 50% dari sekelompok hewan coba (LD50). Pada tahap ini

sekaligus diamati gejala toksik dan perubahan patologik organ pada

hewan yang bersangkutan. Penelitian toksisitas jangka panjang,

bertujuan meneliti efek toksik pada hewan coba setelah pemberian

obat ini secara teratur dalam jangka panjang dan dengan cara

pemberian seperti pada pasien lainnya. Penelitian toksisitas khusus

meliputi penelitian terhadap sistem reproduksi termasuk teratogenitas,

RIA KURNIA INDRAYANTI, S.Farm, Apt


150 2010 090
Anti Mitosis

uji karsinogenitas dan mutagenisitas, serta uji ketergantungan

(Gunawan, 2007).

Salah satu strategi penghambatan perkembangan kanker

adalah dengan menghambat proses angiogenesis. Suatu agen kimia

yang mempunyai kemampuan menghambat angiogenesis akan

berpotensi besar dalam terapi kanker, antara lain dalam meningkatkan

efektifitas kemoterapi (Jing et al., 2006).

II.2 Uraian Bahan

1. KCl (Dirjen POM, 1979)

Nama resmi : KALII CHLORIDUM

Sinonim : Kalium Klorida

RM/BM : KCl / 74,55

Pemerian : Hablur berbentuk kubus atau berbentuk

prisma; tidak berwarna atau serbuk butir

putih; tidak erbau; rasa asin

Kelarutan : Larut dalam 3 bagian air; sangat mudah larut

dalam air mendidih; praktis tidak larut dalam

etanol mutlak P dan dalam eter P

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan : Penginduksi

2. Air Laut

Komposisi aquadest dan NaCl

a. Aquadest (Ditjen POM,1979)

RIA KURNIA INDRAYANTI, S.Farm, Apt


150 2010 090
Anti Mitosis

Nama resmi : Aqua destillata

Sinonim : Air suling, aquadest

RM/BM : H2O / 18,02

Pemerian : Cairan jernih; tidak berwarna; tidak berbau;

tidak mempunyai rasa.

Penyimpanan : Dalam wadah tertrutup baik.

Kegunaan : Sebagai pelarut

b. NaCl (Ditjen POM : 584)

Nama Latin : Natrii Chloridum

Sinonim : Natrium Klorida

Rumus Molekul : NaCl

Pemerian : Hablur bentuk kubus, tidak berwarna atau

serbuk hablur putih; rasa asin.

Kelarutan : Mudah larut dalam air; sedikit lebih mudah

larut dalam air mendidih; larut dalam

gliserin; sukar larut dalam etanol.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Kegunaan : Sebagai Sampel

3. Etanol (Ditjen POM, 1979)

Nama Resmi : AETHANOLUM

Nama Lain : Etanol, etil alkohol

Rumus molekul : CH5OH

RIA KURNIA INDRAYANTI, S.Farm, Apt


150 2010 090
Anti Mitosis

Pemerian : Cairan tidak berwarna, jernih, dan mudah

menguap, bau khas, rasa panas mudah terbakar

dan memberikan nyala biru.

Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, dan eter serta

dalam kloroform.

Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat, terlindungi dari

Kegunaan : Sebagai Pelarut

II.3 Uraian Tanaman

Beruwas Laut (Scaevola taccada (Gaertn.) Roxb.)

II.3.1 Klasifikasi (Steenis, 2006)

Regnum : Plantae

Subkingdom : Tracheobionta

Super Divisi : Spermatophyta

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Liliopsida

Ordo : Goodeniales

Famili : Goodeniaceae

Genus : Scaevola

Spesies : Scaevola taccada (Gaertn.) Roxb

II.3.2 Morfologi (Steenis, 2006)

Tanaman beruwas laut merupakan Herba rendah / semak

atau pohon, dapat mencapai ketinggian hingga 3 m. Daun, Melebar

kearah atas, berwarna hijau kekuningan dan mengkilat, tepinya

RIA KURNIA INDRAYANTI, S.Farm, Apt


150 2010 090
Anti Mitosis

melengkung dan permukaan daun seperti berlapis lilin. Unit &

Letak: sederhana dan bersilangan. Bentuk : bulat telur terbalik

hingga elips. Ujung : membundar. Ukuran : 16,5-30 x 7,5-9,5 cm.

Letak bunga : di ketiak daun. Formasi : mengelompok. Daun

mahkota : putih bersih, sering pada bagian dalamnya terdapat

strip/garis berwarna jingga. Tangkai Putik : membengkok. Buah :

Berbentuk kapsul, bulat. Ketika muda berwarna hijau muda, lalu

menjadi putih ketika sudah matang. Ukuran: diameter buah 8-12

mm.

II.3.3 Kandungan Kimia dan Kegunaan

Kandunga kimia dari Beruwas Laut (Scaevola taccada

(Gaertn.) Roxb.) adalah glukosid jenis skaevolin dan satu lagi jenis

glukosid lain dari seluruh bagian tumbuhan ini (Ong, 2004).

Di daerah Asia tenggara dan Australia, daun dan buah

beruwas laut (Scaevola taccada (Gaertn.)Roxb.) yang sudah

matang bisa digunakan untuk menjernihkan mata dan

menyembuhkan infeksi mata. Di Malaysia daunnya digunakan

untuk menyembuhkan pencernaan dan sakit kepala. Di Indonesia

akarnya dimanfaatkan sebagai anti keracunan makan ikan atau

kepiting (Wardini, 2011).

II. 4 Klasifikasi Hewan Coba

Bulu Babi (Tripneustes gratilla Linn)

II.4.1 Klasifikasi (Brotowidjoyo, 2000)

RIA KURNIA INDRAYANTI, S.Farm, Apt


150 2010 090
Anti Mitosis

Divisi : Animalia

Filum : Echinodermata

Kelas : Echinoidea

Ordo : Tripnoida

Famili : Tripnoideai

Genus : Tripneustes

Spesies : Tripneustesgratilla Linn.

II.4.2 Karakteristik (Jasin, 1992)

Bulubabi atau landak laut hidup diatas batu karang atau

dalam Lumpur pada daerah pantai atau didasar laut pada

kedalaman sampai 5000 m. Hewan ini bergerak dengan

menggunakan duri yang bersendi dan kaki ambulakral. Kecuali itu

kaki juga berfungsi meraba objek pada waktu berada di dasar

laut.Pada umumnya landak laut memiliki jerohan atau vicera

tersimpan dalam cangkok yang tersusun menurut 10 jajaran

lempengankapur yang tersambung bersama membentuk bola.Pada

cangkok terdapat tonjolan atau tuberculum sebagai tempat

persendian duri – duri. Tiap duri merupakan bentuk kristal dari

CaCO3 yang ujung pangkalnya agak melebar tempat sendi dengan

tuberculum. Pangkal duri ini terikat dengan otot sehingga duri

dapat digerakkan.Diantara duri tantakel.Tantakel berfungsi

menjaga tubuh agar selalu bersih dan untuk menangkap makanan

yang kecil – kecil.

RIA KURNIA INDRAYANTI, S.Farm, Apt


150 2010 090
Anti Mitosis

BAB III

METODE KERJA

III.1 Alat Yang Digunakan

Adapun alat-alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu :

batang pengaduk, corong, gelas kimia, gelas ukur, mikroskop, mikropipet,

pipet tetes, spoit, timbangan digital, toples, dan vial.

III.2 Bahan Yang Dipakai

Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu : air laut,

Aluminium foil,bulu babi (Tripneustes gratilla Linn), Ekstrak etanol

beruwas laut (Scaevola taccada (Geratn.) Roxb.), dan KCl 10 %.

III.3 Hewan Coba

Hewan coba yang digunakan pada praktikum ini yaitu Bulu Babi

(Tripneustes gratilla Linn)

III.4 Cara kerja

III.4.1 Pemilihan dan Pemeliharaan Hewan Coba

Penyiapan Bulu babi (Tripneustes gratilla Linn) :

a. Disiapkan 2 bulu babi yaitu jantan dan betina

b. Bulu babi jantan dan betina diinduksi dengan KCl 10 % pada

bagian gonadnya dan dibiarkan sejenak

c. Diletakkan terbalik dalam wadah yang berisi air laut 50 ml

dan ditampung dalam wadah tersebut

RIA KURNIA INDRAYANTI, S.Farm, Apt


150 2010 090
Anti Mitosis

d. Diambil 1 ml sperma dan 4 ml sel ovum atau telur

e. Dimasukkan kedalam gelas kimia yang berisi air laut antara

sperma dan sel ovum untuk menghasilkan zigot.

III.4.2 Penyiapan Bahan

Pembuatan larutan KCl 10 %

Sebanyak 10 gram KCl dimasukkan kedalam labu

tentukur 100 ml kemudian ditambahkan air suling sedikit demi

sedikit, sambil dikocok dan dicukupkan volumenya sampai 100

ml.

Penyiapan air laut bersih untuk media

Air laut bersih yang akan digunakan sebagai air media

dan untuk membersihkan media uji dengan cara menyaring

dengan menggunakan penyaring Sinter glass sehingga bebas

dari protozoa.

Penyiapan Ekstrak Beruwas Laut

a. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

b. Ditimbang 800 gram beruas laut kemudian dimaserasi

dengan 2,5 L etanol 70% buat ekstrak beruwas laut hingga

didapatkan konsentrasi 10 mg/ml.

III.4.3 Perlakuan Hewan Coba

a. zigot yang telah disiapkan sebelumnya diambil

b. dimasukkan kedalam wadah yang berisi sampel Ekstrak

etanol beruwas laut (Scaevola taccada (Geratn.) Roxb.),


RIA KURNIA INDRAYANTI, S.Farm, Apt
150 2010 090
Anti Mitosis

dengan konsentrasi berbeda yaitu 10µg/ml. 100 µg/ml dan

1000 µg/ml.

c. Diinkubasi selama 2 jam

d. Diamati dibawah mikroskop

e. Dihitung IC50 dan IC80

RIA KURNIA INDRAYANTI, S.Farm, Apt


150 2010 090
Anti Mitosis

BAB IV

HASIL PRAKTIKUM

IV.1 Data Pengamatan

Sel Sel yang % % rata-


Konsentrasi Replikasi Total
hidup dihambat penghambatan rata
1 49 58 107 54,20 54,66 %
10 µg/ml 2 57 68 125 54,4
3 58 72 130 55,38
1 38 105 143 73,42 80,50 %
100 µg/ml 2 29 132 161 81,98
3 24 149 173 86,12
1 9 165 174 94,82 95,05 %
1000 µg/ml 2 7 179 186 96,23
3 11 180 191 94,24

Log
Probit
konsentrasi X2 Y2 X.y
(y)
(x)
1 5,08 1 25,80 5,08
2 5,84 4 31,40 11,68
3 6,64 9 44,08 19,92
∑= 6 ∑= 17,56 ∑= 14 ∑= 101,28 ∑= 36,68

X N Y W N.W
1 30 5,08 0,503 15,09
2 30 5,84 0,503 15,09
3 30 6,64 0,238 7,14
∑= 6 ∑= 17,56 ∑= 1,244 ∑ = 37,32

VI.2 Perhitungan

𝑎 = ( ∑𝑥 2 . ∑𝑦) − ( ∑𝑥 . ∑𝑥𝑦 )

𝑛 ∑𝑥 2 − ( ∑𝑥 )2

RIA KURNIA INDRAYANTI, S.Farm, Apt


150 2010 090
Anti Mitosis

= (14. 15,35) – (6. 31,47)

3. 14 – (6)2

= 26,08

= 4,34

𝑏 = 𝑛 ( ∑𝑥𝑦) − ( ∑𝑥 . ∑𝑦 )

𝑛 ∑𝑥 2 − ( ∑𝑥 )2

= 3 (31,47) – (6 . 15,35)

3. 14 – (6)2

= 4,62

= 0,77

Persamaan garis :
y = a + bx
x = Log Lc50
y = Probit Lc50

𝑦 = 𝑎 + 𝑏𝑥

5 = 4,34 + 0,77x

𝑥= 5 – 4,34

RIA KURNIA INDRAYANTI, S.Farm, Apt


150 2010 090
Anti Mitosis

0,77

𝑥 = 0,85

Log Ic50 = x

Iog Ic50 = −0,070

Ic50 = Anti Log – 0.070

Ic50 = 1,174

𝜎
SE Log I𝑐50 =
√∑𝑛. 𝑤

1 1
𝜎= = = 1,29
𝑏 0,77

𝜎
SE Log I𝑐50 =
√∑𝑛. 𝑤

1,29
=
√37,32

= 0,21 µg/ml

SE Ic50 = Ic50 x 2,303 x SE Log Ic50

= 0,21 x 2,303 x 1,174

= 0,567 µg / ml

𝐉𝐚𝐝𝐢, 𝐫𝐚𝐧𝐠𝐞 𝐧𝐲𝐚 𝐚𝐧𝐭𝐚𝐫𝐚 𝟎, 𝟐𝟏 − 0,567

Log Ic80 = x

Log Ic80 = 5,84

Ic80 = Anti Log 0.766

RIA KURNIA INDRAYANTI, S.Farm, Apt


150 2010 090
Anti Mitosis

Ic80 = 5,83

𝜎
SE Log I𝑐80 =
√∑𝑛. 𝑤

1 1
𝜎= = = 1,29
𝑏 0,77

𝜎
SE Log I𝑐80 =
√∑𝑛. 𝑤

1,29
=
√37,32

= 0,21 µg/ml

SE Ic80 = Ic80 x 2,303 x SE Log Ic80

= 0,21 x 2,303 x 5,83

= 2,81 µg / ml

𝐉𝐚𝐝𝐢, 𝐫𝐚𝐧𝐠𝐞 𝐧𝐲𝐚 𝐚𝐧𝐭𝐚𝐫𝐚 𝟎, 𝟐𝟏 − 2,81

RIA KURNIA INDRAYANTI, S.Farm, Apt


150 2010 090
Anti Mitosis

BAB V

PEMBAHASAN

Penyakit kanker adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh

pertumbuhan sel-sel jaringan tubuh yang tidak normal. Sel-sel kanker akan

berkembang dengan cepat, tidak terkendali, dan akan terus membelah diri,

selanjutnya menyusup ke jaringan sekitarnya (invasive) dan terus menyebar

melalui jaringan ikat, darah, dan menyerang organ-organ penting serta syaraf

tulang belakang.

Dalam keadaan normal, sel hanya akan membelah diri jika ada

penggantian sel-sel yang telah mati dan rusak. Sebaliknya sel kanker akan

membelah terus meskipun tubuh tidak memerlukannya, sehingga akan

terjadi penumpukan sel baru yang disebut tumor ganas. Penumpukan sel

tersebut mendesak dan merusak jaringan normal, sehingga mengganggu

organ yang ditempatinya. Kanker dapat terjadi diberbagai jaringan dalam

berbagai organ di setiap tubuh, mulai dari kaki sampai kepala. Bila kanker

terjadi di bagian permukaan tubuh, akan mudah diketahui dan diobati.

Namun bila terjadi didalam tubuh, kanker itu akan sulit diketahui dan kadang

- kadang tidak memiliki gejala. Kalaupun timbul gejala, biasanya sudah

stadium lanjut sehingga sulit diobati.

Kanker adalah penyakit yang 90-95% kasusnya disebabkan faktor

lingkungan dan 5-10% karena faktor genetik. Faktor lingkungan yang

RIA KURNIA INDRAYANTI, S.Farm, Apt


150 2010 090
Anti Mitosis

biasanya mengarahkan kepada kematian akibat kanker adalah tembakau (25-

30%), diet dan obesitas (30-35 %), infeksi (15-20%), radiasi, stres,

kurangnya aktivitas fisik, polutan lingkungan.

Senyawa kimia maupun senyawa alamiah pasti mengandung

senyawa toksik yang mematikan terhadap sel yang ditargetkan. Dengan

dilakukan uji ini, dapat diketahui ketoksikan dari suatau bahan yang akan

diuji untuk membunuh sel, dimana bahan yang digunakan untuk uji toksik ini

adalah ekstrak etanol Beruwas Laut (Scaevola taccada (Gaertn.) Roxb.)

dengan konsentrasi yang berbeda beda yaitu 10 µg/ml, 100 µg/ml dan 1000

µg/ml.

Pada percobaan ini, kita mengamati bagaimana efek dari ekstrak

etanol daun Beruwas Laut (Scaevola taccada (Gaertn.) Roxb.) dalam

menghambat pertumbuhan induksi kanker yang biasanya disebut neopalsma

ganas. Adapun metode yang dilakukan adalah anti mitosis sel bulu babi yang

mana memiliki prosedur-prosedur tertentu.

Dalam praktikum kali ini dilakukan tentang pengujian pembelahan

sel telur bulu babi yang dilakukan dengan mengamati pengamatan

pengahambatan pembelahan sel telur oleh suatu senyawa, dimana normal

pembelahan sel tersebut terjadi dengan cepat, tidak memerlukan kultur sel

serta peralatan dengan metode khusus. Seperti sel kanker, embrio bulu babi

juga mempunyai sensitifitas selektif terhadap obat sehingga pengujian

dengan cara ini menjadi metode layak bagi penentuan bahan.

RIA KURNIA INDRAYANTI, S.Farm, Apt


150 2010 090
Anti Mitosis

Dalam praktikum ini dilakukan pertama-tama bulu babi jantan dan

betina diinduksi KCL 10% pada gonad dan dibiarkan sejenak. Selah itu,

dibiarkan bulu babi dengan posisi terbalik pada gelas kimia guna

menampung sperma atau ovum. Kemudian masing-masing gleas kimia berisi

sperma atau ovum ditambahkan dengan 50 ml air laut. Setelah itu diambil

dan ditempatkan dalamm satu wadah sprema dan ovum dengan

perbandingan 1 : 4 (1 utnuk sperma dan 4 untuk ovum).

Setelah proses fertilisasi, dimasukkan zigot sebanyak 100 µg/l ke

dalam sampel ekstrak etanol daun Beruwas Laut (Scaevola taccada (Gaertn.)

Roxb.) yang terdapat di dalam tabung ependorf pada masing – masing

konsentrasi. Kemudian, larutan tadi diinkubasi selama 2 jam. Dan terakhir

adalah mengamati pembelahan sel yang terjadi dengan menggunakan

mikroskop.

Dari hasil pengamatan yang diperoleh dalam uji penghambatan

mitosis sel zigot bulu babi, maka selanjutnya dihitung IC50 dan IC 80. Hasil

yang didapatkan dari perhitungan tersebut didapatkan range IC50 yaitu

0,21 – 0,567dan IC 80 didapatkan range 0,21 − 2,81.

Adapun faktor – faktor kesalahan yang sering terjadi dalam percobaan

ini sehingga pengamatan tidak maksimal yaitu : ekstrak yang digunakan

sudah mengalami kerusakan, hewan coba (bulu babi) yang digunakan sudah

tidak segar atau hewan coba yang sudah lama mati, dan sebagainya.

RIA KURNIA INDRAYANTI, S.Farm, Apt


150 2010 090
Anti Mitosis

BAB VI

PENUTUP

VI.1 Kesimpulan

Dari hasil percobaan yang telah dilakukan, maka dapat

disimpulkan bahwa hasil yang didapatkan adalah IC50 didapatkan range

0,21 – 0,567dan IC 80 didapatkan range 0,21 − 2,81.

VI.2 Saran

Sebaiknya praktikum selanjutnya dilakukan praktikum

langsung agar mahasiswa dapat memahami.

RIA KURNIA INDRAYANTI, S.Farm, Apt


150 2010 090
Anti Mitosis

DAFTAR PUSTAKA

Anonim , 2010. Penutun Praktikum Farmakologi dan Toksikologi II. UMI ,

Makassar.

Campbell, N.A. Reece,J.B, 1999. BIOLOGI edisi IV, Jilid 1. Terjemahan oleh

Rahayu Lestari,2002. Erlangga.

Dirjen POM , 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Depkes RI, Jakarta.

Dirjen POM , 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Depkes RI, Jakarta.

Ganiswarna, S. 1995. Farmakologi dan Terapi Edisi IV. Farmakologi dan

Terapi kedokteran I , Jakarta.

Junaidi,P. 2007. Kapita Selekta Kedokteran edisi 2. PT. Media Aesculapius.

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia : Jakrta

Mangan, Y. 2003. Cara Bijak Menaklukkan Kanker. Agromedia Pustaka :

Jakarta.

Tjay, 2002. Obat-obat Penting, Edisi V. Depkes RI : Jakarta.

RIA KURNIA INDRAYANTI, S.Farm, Apt


150 2010 090

Anda mungkin juga menyukai