Anda di halaman 1dari 2

Manifestasi Klinis yang ditimbulkan antara lain :

Gejala yang paling umum adalah rasa sakit di punggung dan sekitarnya, antara tulang rusuk dan pinggul,
dan sakit kepala. Rasa sakit bisa bersifat sementara atau persisten, ringan atau berat.1 Orang-orang
dengan autosomal dominant PKD juga dapat mengalami komplikasi berikut:1,12

1. Infeksi Saluran Kemih


Kista ginjal yang terinfeksi biasanya menghasilkan kultur urin positif untuk Escherichia coli (74% kasus),
dengan Staphylococcus aureus, Enterococcus, Lactobacillus, dan bakteri anaerob untuk sebagian besar
kasus yang tersisa. Namun, hasil kultur urin negatif dimungkinkan ketika kista ginjal yang terinfeksi tidak
bersentuhan dengan ruang kemih. Antibiotik dengan kemampuan menembus kista ginjal termasuk
fluoroquinolones, sefalosporin generasi ketiga (menembus kista dengan buruk tetapi dengan penetrasi
parenkim yang baik), dan trimetoprim / sulfametoksazol. Fluoroquinolon secara teoritis lebih disukai
karena sifat lipofiliknya, yang memungkinkan difusi kista, dan aksi bakterisidal terhadap patogen gram
negatif

2. Nyeri dimana nyeri yang dirasakan tumpul di daerah lumbar namun kadang-kadang juga dirasakan nyeri
yang sangat hebat, ini merupakan tanda terjadinya iritasi di daerah peritoneal yang diakibatkan oleh kista
yang ruptur. Jika nyeri yang dirasakan terjadi secara konstan maka itu adalah tanda dari perbesaran satu
atau lebih kista. Nanun, nyeri adalah gejala yang paling umum pada mereka dengan ADPKD dan dapat
hadir sebagai nyeri punggung, dada, perut, atau panggul, atau kombinasi. Meskipun nyeri mungkin gejala
sekunder dari ruptur kista atau pembesaran ginjal mengitari struktur sekitarnya, dapat juga disebabkan
oleh infeksi saluran kemih atau nefrolitiasis. Obat anti-inflamasi nonsteroid harus dihindari karena
toksisitas ginjal. Pemeriksaan psikologis dan skrining depresi harus dipertimbangkan untuk pasien dengan
nyeri kronis meskipun manajemen medis yang tepat. Terapi adjuvan untuk nyeri kronik termasuk
antidepresan, modifikasi gaya hidup.

3. Hematuria dimana gross hematuria terjadi ketika kista yang rupture masuk kedalam pelvis ginjal.
Hematuria mikroskopi lebih sering terjadi disbanding gross hematuria dan merupakan peringatan
terhadap kemungkinan adanya masalah ginjal yang tidak terdapat tanda dan gejala.

4. Aneurisma pembuluh darah otak yaitu terjadi tonjolan di dinding pembuluh darah di otak. Aneurisma
intrakranial merupakan manifestasi ekstrarenal yang paling berat pada mereka dengan ADPKD. Meskipun
prevalensi aneurisma intrakranial pada pasien dengan ADPKD bervariasi, itu setidaknya dua kali lebih
mungkin terjadi pada pasien ini daripada di populasi umum; prevalensinya bahkan lebih tinggi pada pasien
dengan ADPKD yang juga memiliki riwayat keluarga aneurisma intrakranial. Komplikasi aneurisma
intrakranial termasuk tromboemboli, tekanan intrakranial lokal dengan efek massa, dan perdarahan
subarachnoid yang fatal meskipun sebagian besar aneurisma kurang dari 7 mm dan dalam sirkulasi
anterior lebih kecil kemungkinannya pecah dan dapat dipantau.

5. Hipertensi yang ditemukan dengan derajat yang berbeda pada 75% pasien. Hipertensi merupakan
penyulit karena efek buruknya terhadap ginjal yang sudah kritis.

6. Pembesaran ginjal dimana pembesaran pada pasien ADPKD ginjal ini murapakan hasil dari penyebaran
kista pada ginjal yang akan disertai dengan penurunan fungsi ginjal, semakin cepat terjadinya pembesaran
ginjal makan semakin cepat terjadinya gagal ginjal.
7. Nefrolitiasis dua kali lebih sering pada mereka dengan ADPKD dibandingkan pada populasi umum. Batu
ginjal harus dicurigai pada pasien yang memiliki nyeri panggul dengan atau tanpa hematuria.

Note: ADPKD = Autosomal Dominant Polycystic Kidney Disease

Daftar pustaka :

1. Srivastava, A., Patel, N. 2014. Autosomal Dominant Polycystic Kidney Disease. Journal of American
Family Physician. Vol 90 (5).

2. Nugraheni, A.A. 2014. Polikistik Kidney Disease. Yogyakarta: Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai