Anda di halaman 1dari 15

ASEAN ECONOMIC COMMUNITY 2015 (AEC 2015)

Serba Serbi dan Informasi

Oleh : Putranegara Riauwindu, Teknik Mesin ITB 2010

1. Apa sih ASEAN Economic Community (AEC) 2015? Tujuan dan Latar belakang
diberlakukannya apa?

Penjelasan singkat mengenai AEC 2015


ASEAN Economic Community (AEC) 2015 merupakan realisasi tujuan akhir integrasi
ekonomi sesuai visi ASEAN 2020 yang didasarkan pada kepentingan bersama Negara
Anggota ASEAN untuk memperdalam dan memperluas integrasi ekonomi melalui
inisiatif yang telah ada dan inisiatif baru dengan kerangka waktu yang jelas. Untuk
membentuk AEC, ASEAN harus melaksanakan kewajiban sesuai dengan prinsip-prinsip
ekonomi yang terbuka, berwawasan keluar, inklusif, dan berorientasi pada pasar, sesuai
dengan aturan-aturan multilateral serta patuh terhadap sistem berdasarkan aturan
hukum agar pemenuhan dan implementasi komitmen-komitmen ekonomi daat berjalan
efektif1.

AEC 2015 ini akan dilaksanakan berdasarkan AEC Blueprint yang sudah disepakati dan
ditanda tangani oleh masing – masing pemimpin negara ASEAN pada 20 November
2007. AEC Blueprint ini memuat jadwal strategis untuk masing – masing pilar yang
disepakati dengan target waktu yang terbagi dalam empat fase yaitu tahun 2008-2009,
2010-2011, 2012-2013, dan 2014-20152

AEC 2015 ini nantinya akan diselenggarakan berdasarkan 4 kerangka utama, yakni
 ASEAN sebagai pasar tunggal dan basis produksi internasional dengan elemen
aliran bebas barang, jasa, investasi, tenaga kerja terdidik, dan aliran modal yang
lebih bebas.

1
ASEAN Economic Community Blueprint, Direktorat Jenderal Kerjasama ASEAN Departemen Luar Negeri
RI 2009
2
Menuju ASEAN Economic Community 2015, Departemen Perdagangan Republik Indonesia
 ASEAN sebagai kawasan dengan daya saing ekonomi yang tinggi, dengan elemen
peraturan kompetisi, perlindungan konsumen, hak atas kekayaan intelektual,
pengembangan infrastruktur, perpajakan, dan e-commerce
 ASEAN sebagai kawasan dengan pengembangan ekonomi merata dengan
elemen pengembangan usaha kecil dan menengah, dan prakarsa integrasi
ASEAN untuk negara – negara CMLV (Cambodia, Myanmar, Laos, dan Vietnam)
 ASEAN sebagai kawasan yang terintegrasi secara penuh dengan perekonomian
global dengan elemen pendekatan yang koheren dalam hubungan ekonomi di
luar kawasan, dan meningkatkan peran serta dalam jejaring produksi global.

Dalam implementasinya, pilar pertama masih menjadi titik tumpu negara – negara
ASEAN dalam mengimplementasikan ASEAN Economic Community 20153.

AEC 2015 juga sebenarnya merupakan salah satu bentuk implementasi dari ASEAN
Community yang digagas pada ASEAN Charter dan ASEAN Vision 2020 yang dibentuk
untuk meningkatkan daya saing ASEAN dalam percaturan perdagangan internasional.

3
Menuju ASEAN Economic Community 2015, Departemen Perdagangan Republik Indonesia
Tujuan ASEAN Economic Community

AEC 2015 akan membentuk ASEAN sebagai suatu pasar tunggal dan basis produksi serta
menjadikan ASEAN lebih dinamis dan kompetitif dengan langkah-langkah dan
mekanisme baru untuk memperkuat implementasi inisiatif-inisiatif ekonomi yang telah
ada. Mempercepat integrasi kawasan dalam sektor-sektor prioritas; mempermudah
pergerakan para pelaku usaha tenaga kerja terampil dan berbakat dan memperkuat
mekanisme institusi ASEAN.Sebagai langkah awal menuju Komunitas Ekonomi ASEAN,
ASEAN telah mengimplementasikan berbagai rekomendasi High Level Task Force (HLTF)
on ASEAN Economic Integration sebagaimana tertera dalam Bali Concord II.

AEC 2015 juga diharapkan dapat mengatasi kesenjangan pembangunan dan


mempercepat integrasi Kamboja, Laos, Myanmar, dan Vietnam (CLMV) melalui Initiative
for ASEAN integration (IAI) dan berbagai inisiatif regional lainnya. Kerjasama di bidang
lainnya juga akan dilakukan, seperti pengembangan dan peningkatan kapasitas SDM,
pengakuan kualifikasi profesi, konsultasi secara erat mengenai kebijakan makroekonomi
dan keuangan, langkah-langkah pembiayaan perdagangan, penguatan infrakstuktur dan
hubungan komunikasi, pengembangan transaksi elektronik melalui e-ASEAN,
pengintegrasian industri di seluruh kawasan untuk mendorong pemberdayaan kawasan,
dan peningkatan keterlibatan sektor swasta dalam pembentukan AEC 20154.

2. Kapan akan mulai berlaku AEC 2015?


Tidak seperti pandangan orang pada umumnya yang berasumsi bahwa AEC 2015 akan
berlaku mulai di tahun 2015, ASEAN Economic Community sebenarnya sudah berjalan
sejak tahun 2008 dan dalam implementasi yang bertahap. Adapun beberapa poin dari
AEC yang sudah mulai diterapkan dari tahun ke tahun terangkum pada penjelasan
dibawah ini.
A. Arus Bebas Barang
 Jadwal Penghapusan Tarif Produk Kategori Inclusion List5

 Penghapusan Non Tariff Barriers (NTBs)


Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3
ASEAN 5 (Brunei, Indonesia, 2008 2009 2010
Malaysia, Singapura, dan
Thailand
Filipina 2010 2011 2012
CMLV 2013 2014 2015/2018

B. Arus Bebas Jasa6


 Menghilangkan secara nyata hambatan perdagangan jasa untuk 4 sektor jasa
prioritas yaitu transportasi udara, e-ASEAN, kesehatan, dan pariwisata pada
tahun 2010. Pada tahun 2013 untuk prioritas sektor jasa logistik, dan tahun 2015
untuk seluruh sektor jasa lainnya
 Mengizinkan partisipasi modal asing dalam hal ini ASEAN dengan batasan
sebagai berikut

4
ASEAN Economic Community Blueprint, Direktorat Jenderal Kerjasama ASEAN Departemen Luar Negeri RI 2009
5
Menuju ASEAN Economic Community 2015, Departemen Perdagangan Republik Indonesia
6
Liberalisation of Service under ASEAN Framework Agreement on Service, Ministry of International Trade and
Industry Malaysia
o Tidak kurang dari 51% tahun 2008, dan 70% tahun 2010 untuk 4 sektor
jasa prioritas
o Tidak kurang dari 49% tahun 2008, 51% tahun 2010, dan 70% tahun 2013
untuk jasa logistik
o Tidak kurang dari 49% tahun 2008, 51% tahun 2010, dan 70% tahun 2015
untuk sektor jasa lainnya.
 Secara progresif menghilangkan pembatasan pada akses pasar untuk moda
kehadiran komersial pada tahun 2015
 Menyepakati dan mengimplementasi beberapa nota saling pengakuan (Mutual
Recognition Arrangement) untuk jasa Arsitektur, akutansi, kualifikasi survey, dan
praktisi medis pada tahun 2008, dan praktisi gigi pada tahun 2009

3. Apa saja yang akan berubah dengan adanya AEC 2015?


 Arus Bebas Barang
Arus bebas barang merupakan salah satu elemen utama AEC Blueprint dalam
mewujudkan AEC dengan kekuatan pasar tunggal dan berbasis produksi. Dengan
mekanisme arus barang yang bebas di kawasan ASEAN, diharapkan jaringan
produksi regional ASEAN akan terbentuk dengan sendirinya.

Komponen arus perdagangan bebas yang dimaksud meliputi penurunan dan


penghapusan taris secara signifikan maupun hambatan non tarif. Selain itu
dengan adanya penerapan arus bebas barang ini juga akan berlaku prosedur
kepabeanan yang dipermudah melalui pembentukan dan penerapan ASEAN
Single Window serta mengevaluasi skema Common Effective Preferenti Tariff,
Rules of Origin, maupun melakukan harmonisasi standard dan kesesuaian
(Standard and conformation)

Kesepakatan arus bebas barang ini dikodifikasikan dalam suatu dokumen yang
bernama ATIGA (ASEAN Trade in Goods and Agreement). ATIGA mencakup
prinsip – prinsip umum perdagangan internasional, liberalisasi tarf, pengaturan
non tarif, ketentuan asal barang, fasilitasi perdagangan, kepabeanan, standar,
regulasi teknis dan proser pemeriksaan penyesuaian, SPS (Sanitary and
Phytosanitary Measure), dan kebijakan pemulihan perdagangan.

Pada intinya, dengan adanya arus bebas barang ini, akan ada beberapa hal yang
berbeda, yakni :
1. Penurunan dan Penghapusan Tarif Impor Expor
2. Penghapusan Non- Tariff Barriers
3. Integrasi Kepabenan
4. Implementasi ASEAN Single Window
5. Kesesuaian sistem Standards and Conformity.

Dalam kebijakan arus bebas barang ini, ada beberapa barang yang diprioritaskan
untuk diliberalisasi, yakni produk pertanian, angkutan udara, otomotif, e-ASEAN,
elekt onik, perikanan, kesehatan, produk karet, tekstil dan apparel, pariwisata,
produk kayu dan jasa logistik pada tahun 2007 untuk ASEAN 6 dan tahun 2012
untuk CLMV7

 Arus Bebas Jasa


Arus bebas jasa juga merupakan salah satu elemen penting dalam pembentukan
ASEAN sebagai pasar tunggal dan basis produksi. Liberalisasi jasa bertujuan
untuk menghilangkan hambatan penyediaan jasa di antara negara – negara
ASEAN yang dilakukan melalui mekanisme yang diatur dalam ASEAN Framework
Agreement on Service (AFAS)

7
Menuju ASEAN Economic Community 2015, Departemen Perdagangan Republik Indonesia
Liberalisasi jasa dilakukan dengan pengurangan atau penghapusan hambatan
dalam 4 modes of supply, baik untuk horizontal commitment maupun national
treatment sebagai berikut
o Mode 1 (Cross Border Supply) : jasa yang diberikan oleh penyedia jasa
luar negeri kepada pengguna jasa dalam negeri
o Mode 2 (Consumption Abroad) : Jasa yang diberikan oleh penyedia jasa
luar negeri kepada konsumen domestik yang sedang berada di negara
penyedia jasa
o Mode 3 (Commercial Presence) : Jasa yang diberikan oleh penyedia jasa
luar negeri kepada konsumen di negara konsumen.
o Mode 4 (Movement of Individual Service Providers) : Tenaga kerja asing
yang menyediakan keahlian tertentu dan datang ke negara konsumen.

Liberalisasi jasa pada dasarnya adalah menghilangkan hambatan – hambatan


perdagangan jasa yang terkait dengan pembukaan akses pasar dan penerapan
perlakuan nasional untuk setiap mode of supply diatas. Hambatan yang
mempengaruhi akses pasar adalah pembatasan dalam jumlah penyedia jasa,
volume transaksi, jumlah operator, jumlah tenaga kerja, bentuk hukum dan
kepemilikan modal asing. Sedangkan hambatan dalam perlakuan nasional adalah
berbentuk peraturan yang dianggap diskriminatif untuk persyaratan pajak,
kewarganegaraan, jangka waktu menetap, perizinan, standardisasi dan
kualifikasi, kewajiban pendaftaran serta batasan kepemilikan properti dan
lahan8.

 Arus Bebas Investasi


Investasi merupakan salah satu komponen kunci dalam pengembangan
perekonomian dan kesejahteraan suatu negara. Dalam AEC Blueprint,
implementasi dari arus bebas investasi adalah sebagai berikut. :
I. Perlindungan investasi, bertujuan untuk menyediakan perlindungan
kepada semua investor dan investasi yang dicakup dalam perjanjian
tersebut. Tindakan yang dilakukan adalah antara lain untuk memperkuat :
 Aturan mekanisme penyelesaian sengketa investor state
 Aturan transfer dari repatriasi modal, keuntungan, dividends dan
lain – lain
 Cakupan ekspropriasi dan kompensasi yang transparan
 Perlindungan dan keamanan penuh,
 Perlakuan kompensasi atas kerugian akibat sengketa

8
Menuju ASEAN Economic Community 2015, Departemen Perdagangan Republik Indonesia
II. Fasilitasi dan kerjasama, bertujuan untuk menyediakan peraturan,
ketentuan, kebijakan, dan prosedur investasi yang transparan,
konsistensi, dan dapat diprediksi. Tindakan yang dilakukan antara lain :
 Mengharmonisasikan kebijakan investasi
 Mengefektifkan dan menyederhanakan prosedur aplikasi dan
persetujuan investasi
 Mempromosikan disseminasi informasi penanaman modal, aturan
dan peraturan, kebijakan dan prosedur, termasuk melalui one
stop investment center atau investment promotion board
 Memperkuat database dalam semua bentuk investasi yang
mencakup barang dan jasa untuk fasilitasi formulasi kebijakan
 Melakukan koordinasi dengan kementrian dan instansi terkait
 Melakukan konsultasi dengan sektor swasta ASEAN untuk
memfasilitasi investasi
 Mengidentifikasi dan menyelesaikan kerjasama implementasi
integrasi ekonomi ASEAN wide maupun bilateral
III. Promosi dan awareness, bertujuan untuk mempromosikan ASEAN
sebagai kawasan investasi terpadu dan jejaring produksi
IV. Liberalisasi, bertujuan untuk mendorong liberalisasi investasi secara
progresif.

 Arus Bebas Pekerja


Apabila AEC terwujud pada tahun 2015, maka dipastikan akan terbuka
kesempatan kerja seluas – luasnya bagi warga negara ASEAN. Para warga negara
dapat keluar dan masuk dari satu negara ke negara lain mendapatkan pekerjaan
tanpa adanaya hambatan di negara yang dituju. Pembahasan tenaga kerja dalam
AEC Blueprint hanya dibatasi pada pengaturan khusus tenaga kerja terampil
(skilled labor).

Dalam perkembangannya, arus bebas tenaga kerja sebenarnya juga bisa masuk
dalam kerangka kerjasama AFAS dalam mode 4 seperti yang dijelaskan di atas.
Kerjasama dalam mode 4 tersebut diarahkan untuk memfasilitasi pergerakan
tenaga kerja yang didasarkan pada suatu kontrak/perjanjian untuk mendukung
kegiatan perdagangan dan investasi di sektor jasa. Salah satu upaya untuk
mendukung hal tersebut adalah dengan disusunnya Mutual Recognition
Arrangement (MRA).
Hingga tahun 2009, terdapat beberapa MRA yang telah disepakati oleh ASEAN,
yaitu MRA untuk jasa – jasa engineering, nursing, architecture, surveying
qualification, tenaga medis (dokter umum dan dokter gigi), dan jasa – jasa
akutansi.

4. Siapa saja yang akan berpartisipasi dalam AEC 2015?


Semua negara yang menandatangani ASEAN Charter dan ASEAN Vision 2020 akan
berpartisipasi dalam AEC 2015 ini. Adapun negara – negara tersebut adalah
 Brunei Darussalam  Myanmar
 Cambodia  Phillippines
 Indonesia  Singapore
 Lao PDR  Thailand
 Malaysia  Vietnam

5. Peluang dan tantangan apa saja yang akan dihadapi oleh Indonesia pada umumnya
dan kita sebagai engineer pada khususnya?
 Pasar ASEAN yang besar dan mayoritas negara berkembang, potential
marketplace untuk pengusaha dan engineer Indonesia.
 Trans ASEAN Gas Pipeline dan ASEAN Power Grid akan sangat membutuhkan
tenaga engineering9  Mesin banget

9
Optimization of Regional Energy Resources Through Enhanced Connectivity, Mr.Wirat Uanarumit, EVP Corporate
Finance of PTT Plc
 Kebutuhan Engineer di ASEAN sangat tinggi, khususnya Mechanical Engineer,
Electrical Engineer, dan Material and Metallurgy Engineer10.

10
http://www.jetro.go.jp/thailand/thai/pdf/laborsurvey06.pdf
Tantangan

Global : pasar indonesia yang sangat besar dan mayoritas perkembangan ekonomi kita
ditopang oleh konsumsi dalam negeri, 60% dari total GDP dari konsumsi lokal termasuk
UKM, UKM kita akan berat bersaing dengan produk2 lain dari ASEAN yang dari segi
harga akan lebih murah

- Biaya buruh (tenaga kerja) yang tinggi di indonesia11, relatif terhadap negara CMLV

Upah Buruh Harian Upah Buruh Bulanan


Thailand Min : Rp 69.492 Min : Rp 2.100.000
Max : Rp 93.909 Max : Rp 2.850.000
Malaysia - Semenjung Malaysia : Rp
2.697.600
Sabah, Serawak, Labuan : Rp
2.400.000
Filipina - Rp 3.000.000 untuk pekerja
pertanian di pedesaan
Rp 7.000.000 untuk pekerja
non pertanian di ibu kota
Indonesia Min : Rp 858.900
Max : Rp 1.570.000
Kamboja - Rp 537.600
Laos - Rp 753.162
Myanmar - Rp 169.509
Vietnam - Min : Rp 646.500
Max : Rp 823.500
Nb : nilai diatas diambil berdasarkan harga rata – rata dari suatu negara terkait, data tahun 2012

- Language Barrier, ‘Industri tidak mengenal nasionalisme’12

11
http://www.merdeka.com/uang/upah-buruh-di-tujuh-negara-asean/thailand.html
12
http://www.ef.co.id/__/~/media/efcom/epi/2012/full_reports/ef-epi-2012-report-master-lr-2, quote dari Prof ZA
- Human Development Index Indonesia yang masih rendah13

Human Development Index ini adalah indeks yang dikeluarkan oleh UNDP terkait
dengan pengembangan sumber daya manusia di suatu negara. HDI terdiri dari beberapa
indikator yakni : Harapan hidup, tingkat pendidikan, dan lain – lain.

Bila dilihat dari gambar diatas masih terlihat bahwa Indonesia masih menempati
peringkat dibawah rata – rata negara ASEAN. Namun hal ini bisa jadi tidak representatif
karena jumlah penduduk Indonesia yang sangat besar dibandingkan dengan jumlah
penduduk negara – negara ASEAN lainnya.

Dari diagram disamping juga


dapat kita lihat bahwa dari sisi
‘produksi engineer’, indonesia
masih kalah dibandingkan
dengan Thailand, Malaysia,
Phillippines, dan Singapura14.

13
http://ryni.colver.edu.mx/files/2012/04/ASEANCompetitivenessReport2010.pdf
14
http://www.jetro.go.jp/thailand/thai/pdf/laborsurvey06.pdf
- Infrastruktur penunjang perekonomian yang masih minim15

Dari data diatas dapat dilihat bahwa dalam menjalankan bisnis di Indonesia masih tidak
semudah negara – negara tetangga ASEAN kita lainnya. Hal ini merupakan peluang bagi
pemerintah untuk dapat menaikkan peringkat kita di skala dunia terkait kemudahan dan
infrastruktur melakukan bisnis di Indonesia.

15
http://lkyspp.nus.edu.sg/wp-content/uploads/2013/09/ASEAN%20Competitiveness%20Report.pdf
- Bencana Alam ( Banjir, gunung meletus, tsunami, gempa bumi, dkk) Ring Of Fire,
dibanding dengan negara ASEAN lain

- Masih belum berkembangnya industri pengolahan dalam negeri ( agrikultur, perikanan,


tambang, minyak, gas, dkk)

6. Kemampuan apa saja yang mungkin penting untuk dikuasai oleh calon – calon
engineer Indonesia sebelum pasar bebas ASEAN 2015?
 Bahasa Inggris
 Pengalaman Internasional
 Kemampuan Komunikasi interpersonal (diskusi, presentasi, nonformal)
 Kemampuan Teknis dan Praktis
 Leadership and other soft skill, khususnya self confidence and awareness
7. Siapa yang akan menjadi pesaing utama kita?dan apa kelemahan dan keunggulan
mereka?
Micro National Related Demand Company Logistic Capital
Level16 Business and Conditions Operation
Environment Supporting and
Industries Strategy
Brunei 58 85 52 79 65 56
Darussalam
Cambodia 93 89 86 103 84 96
Indonesia 54 37 60 49 81 51
Malaysia 22 16 28 23 21 12
Phillipines 80 55 97 55 118 58
Singapore 2 19 4 12 2 3
Thailand 45 34 57 45 35 39
Vietnam 73 51 71 67 103 63
16
http://lkyspp.nus.edu.sg/wp-content/uploads/2013/09/ASEAN%20Competitiveness%20Report.pdf
Macro Social Rule of Human Macroeconomic
Level17 Infrastructure Law Development Policy
and Political
Institution
Brunei 32 36 37 1
Darussalam
Cambodia 105 103 107 104
Indonesia 45 83 84 65
Malaysia 42 38 47 40
Phillipines 106 113 95 42
Singapore 2 4 28 67
Thailand 64 67 66 18
Vietnam 75 76 78 122

Kesimpulan

1) AEC merupakan suatu tantangan sekaligus peluang bagi Indonesia untuk dapat
melebaran sayapnya hingga ke negara – negara ASEAN lainnya dengan
diliberalisasikannya sektor perdagangan barang, jasa, modal, dan pekerja
2) Indonesia cukup bersaing di internal negara – negara ASEAN dalam banyak sektor,
namun ada beberapa sektor yang harus dibenahi oleh Indonesia agar dapat
mendapatkan keuntungan yang optimum dari diberlakukannya AEC 2015
3) Sumber daya manusia Indonesia pada umumnya cukup bersaing bila dibandingkan
dengan negara – negara ASEAN lainnya, namun ada beberapa kemampuan khusus yang
harus ditingkatkan oleh SDM Indonesia yang salah satunya adalah kemampuan bahasa
Inggris
4) Engineer- engineer Indonesia akan sangat berpeluang mendapatkan kemudahan dan
kesempatan bekerja di wilayah ASEAN dikarenakan diliberalisasikannya mobilitas
pekerja dan kebutuhan pekerja engineer di ASEAN yang terus meningkat dari tahun – ke
tahun.

17
http://lkyspp.nus.edu.sg/wp-content/uploads/2013/09/ASEAN%20Competitiveness%20Report.pdf

Anda mungkin juga menyukai