Anda di halaman 1dari 21

Edisi Pertama

E book Pemeriksaan Feses (FREE by Infolabmed.com)


KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaanirrahiim

Banyak sekali permintaan yang mimin terima untuk segera


membuat e book tentang “PEMERIKSAAN FESES” ini. Dalam
pembuatannya, mimin merasa belum puas, namun jika mimin tidak
segera membuatnya maka akan semakin kurangnya referensi yang
didapat.

Edisi pertama ini masih banyak kekurangan, Mimin akan berusaha


melengkapi gambar – gambar pada edisi ke dua yang akan di
terbitkan nanti, iya, GRATIS 

Tidak ada gading yang tak retak. Jika ada rekan – rekan yang mau
memberikan ide dan saran, silahkan bergabung dengan mimin di
Grup Facebook, Instagram, WA, dsb. Mimin menerima segala
kritkan dan saran untuk melengkapi kebutuhan referensi e book
buat rekan ATLM dimanapun berada.

Alhamdulillah, semoga langkah ini menjadikan ladang amal ibadah


buat mimin, dan rekan sekalian ATLM Indonesia.

Indonesia, 30 Mei 2017


Admin Infolabmed

E book Pemeriksaan Feses (FREE by Infolabmed.com)


PEMERIKSAAN FESES

PENDAHULUAN

Pemeriksaan feses (tinja) adalah salah satu pemeriksaan


laboratorium yang telah lama dikenal untuk membantu klinisi
menegakkan diagnosis suatu penyakit. Feses adalah salah satu
parameter yang digunakan untuk membantu dalam penegakan
diagnosis suatu penyakit serta menyelidiki suatu penyakit secara
lebih mendalam.

Meskipun saat ini telah berkembang berbagai pemeriksaan


laboratorium yang canggih, dalam beberapa kondisi pemeriksaan
feses masih sangat penting yang tidak dapat digantikan oleh
pemeriksaan lain. Pengetahuan mengenai berbagai macam penyakit
yang memerlukan pemeriksaan feses , cara pengumpulan sampel
yang benar serta pemeriksan dan interpretasi yang benar akan
menentukan ketepatan diagnosis yang dilakukan oleh klinisi.

Feses merupakan spesimen yang penting untuk diagnosis adanya


kelainan pada system traktus gastrointestinal seperti diare, infeksi
parasit, pendarahan gastrointestinal, ulkus peptikum, karsinoma
dan sindroma malabsorbsi.

Pemeriksaan feses dibagi menjadi 3 macam pemeriksaan yaitu


pemeriksaan makroskopis, mikroskopis dan kimia. Pemeriksaan
makroskopis terdiri dari Pemeriksaan jumlah, pemeriksaan warna,
pemeriksaan bau, pemeriksaan konsistensi, pemeriksaan lendir,
pemeriksaan darah.pemeriksaan nanah, pemeriksaan parasit dan
pemeriksaan adanya sisa makanan.

Pemeriksaan mikroskopis feses terdiri dari pemeriksaan terhadap


Protozoa, telur cacing, leukosit, eritrosit, epitel,
kristal,makrofag,sel ragi, dan jamur. Pemeriksaan kimia meliputi
pemeriksaan Darah samar, urobilin, urobilinogen dan bilirubin.

E book Pemeriksaan Feses (FREE by Infolabmed.com)


PEMERIKSAAN FESES

A. Pengertian Feces
Tinja merupakan semua benda atau zat yang tidak dipakai lagi
oleh tubuh yang harus dikeluarkan dari dalam tubuh. Tinja
(faeces) merupakan salah satu sumber penyebaran penyakit
yang multikompleks. Orang yang terkena diare, kolera dan
infeksi cacing biasanya mendapatkan infeksi ini melalui tinja
(faeces).

Seperti halnya sampah, tinja juga mengundang kedatangan


lalat dan hewan-hewan lainnya. Lalat yang hinggap di atas
tinja (faeces) yang mengandung kuman-kuman dapat
menularkan kuman-kuman itu lewat makanan yang
dihinggapinya, dan manusia lalu memakan makanan tersebut
sehingga berakibat sakit. Beberapa penyakit yang dapat
disebarkan akibat tinja manusia antara lain tipus, disentri,
kolera, bermacam-macam cacing (gelang, kremi, tambang,
pita), schistosomiasis, dan sebagainya.

Pengerasan tinja atau feses dapat menyebabkan meningkatnya


waktu dan menurunnya frekuensi buang air besar antara
pengeluarannya atau pembuangannya disebut dengan
konstipasi atau sembelit. Dan sebaliknya, bila pengerasan tinja
atau feses terganggu, menyebabkan menurunnya waktu dan
meningkatnya frekuensi buang air besar disebut dengan diare
atau mencret.

Dalam keadaan normal dua pertiga tinja terdiri dari air dan sisa
makanan, zat hasil sekresi saluran pencernaan, epitel usus,
bakteri apatogen, asam lemak, urobilin, debris, celulosa gas
indol, skatol, sterkobilinogen dan bahan patologis. Normal :
100 – 200 gram / hari. Frekuensi defekasi : 3x / hari – 3x /
minggu.

E book Pemeriksaan Feses (FREE by Infolabmed.com)


B. Macam – Macam Warna Feses
Feses umumnya berwarna kuning di karenakan Bilirubin (sel
darah merah yang mati, yang juga merupakan zat pemberi
warna pada feses dan urin). Bilirubin adalah pigmen kuning
yang dihasilkan oleh pemecahan hemoglobin (Hb) di dalam
hati (liver). Bilirubin dikeluarkan melalui empedu dan
dibuang melalui feses. Fungsinya untuk memberikan warna
kuning kecoklatan pada feses. Selain itu warna dari feses ini
juga dapat dipengaruhi oleh kondisi medis, makanan serta
minuman yang dikonsumsi, karena itu sangat mungkin warna
feses berubah sesuai dengan makanan yang dikonsumsi.

E book Pemeriksaan Feses (FREE by Infolabmed.com)


 Warna Kuning Kecoklatan
Feses berwarna Kuning adalah normal. Karena Feses
manusia pada umumnya adalah warna ini. Warna
keCoklatan ato keKuningan ini disebabkan karena feses
mengandung suatu zat berwarna orange-kuning yg disebut
Bilirubin. Nah, ketika Bilirubin ini bergabung dgn zat besi
dari usus maka akan dihasilkan perpaduan warna cokelat
kekuning - kuningan.

 Warna Hitam Feses


Feses berwarna Hitam bisa jadi mengandung darah dari
sistem pencernaan sebelah atas, kerongkongan, lambung
ato jg bagian hulu usus halus. Zat Lain yg memberi warna
hitam ke feses kita bisa juga dari zat-zat makanan berwarna
hitam (Licorice), timbal, pil yg mengandung besi, pepto-
bismol atau blueberry. Bisa juga karena mengkonsumsi
herb (sejenis tumbuhan yang dikenal dengan akar manis).
 Warna Hijau
Feses warna Hijau didapat dari klorofil sayuran, seperti
bayam yang dikonsumsi. Selain itu pewarna makanan biru
atau hijau yang biasa terkandung dalam minuman atau es
bisa menyebabkan feses berwarna hijau. Kondisi ini
biasanya disebabkan oleh makanan yang terlalu cepat
melewati usus besar sehingga tidak melalui proses
pencernaan dengan sempurna.

Feses Hijau jg bisa terjadi pada diare, yakni ketika bahan


pembantu pencernaan yg diproduksi hati dan disimpan
dalam empedu usus tanpa pengolahan atau perubahan. Ada
kejadian khusus pada bayi dimana jika feses berwarna
hijau dianggap feses normal, khususnya ketika bayi itu
baru aja dilahirkan.

E book Pemeriksaan Feses (FREE by Infolabmed.com)


 Warna Merah
Seperti layaknya feses hitam, tetapi bedanya feses merah
ini dominan diberi oleh kandungan darah. Darah ini di
dapat dari sistem pencernaan bagian bawah. Wasir dan
radang usus besar adalah yang menjadi penyebab utama
Feses menjadi berwarna merah.

Feses merah akibat makanan umumnya disebabkan oleh


buah bit, makanan dengan pewarna merah termasuk
minuman bubuk dan juga makanan yang mengandung
gelatin. Mengkonsumsi tomat juga bisa membuat feses jadi
merah.

 Warna Abu-abu / Pucat


Sama dalam dunia manusia, wajah pucat menandakan
orang yang sakit bukan ? Kali ini feses pucat pun
menandakan si empunya Feses sedang dilanda sakit.
Biasanya sang empunya sedang mengalami penyakit Liver,
pankreas, atau empedu, maka pantat dari sang empu akan
berwarna abu-abu atau pucat.

C. Bau Feses
Bau khas dari tinja atau feses disebabkan oleh aktivitas
bakteri. Bakteri menghasilkan senyawa seperti indole, skatole,
dan thiol (senyawa yang mengandung belerang), dan juga gas
hidrogen sulfida. Asupan makanan berupa rempah-rempah
dapat menambah bau khas feses atau tinja. Di pasaran juga
terdapat beberapa produk komersial yang dapat mengurangi
bau feses atau tinja.
D. Dekomposisi Tinja
Tinja dimana saja berada atau ditampung akan segera mulai
mengalami penguraian (decompotition), yang pada akhirnya
akan berubah menjadi bahan yang stabil, tidak berbau, dan
tidak mengganggu. Aktifitas utama dalam proses dekomposisi
adalah :

E book Pemeriksaan Feses (FREE by Infolabmed.com)


 Pemecahan senyawa organic kompleks, seperti protein dan
urea, menjadi bahan yang lebih sederhana dan lebih stabil;
 Pengurangan volume dan massa (kadang - kadang sampai
80%) dari bahan yang mengalami dekomposisi, dengan
hasil gas metan, karbondioksida, amoniak, dan nitrogen
yang dilepaskan ke atmosfer; Bahan - bahan yang terlarut
yang dalam keadaan tertentu meresap kedalam tanah di
bawahnya.
 Penghancuran organisme pathogen yang dalam beberapa
hal tidak mampu hidup dalam proses dekomposisi, atau
diserang oleh banyak jasad renik didalam massa yang
tengah mengalami dekomposisi. Bakteri memegang
peranan penting dalam dekomposisi. Aktifitas bakteri dapat
berlangsung dalam suasana aerobik, yakni dalam keadaan
terdapat udara, atau anaerobic dalam keadaan tidak
terdapat oksigen.

Proses dekomposisi berlangsung pada semua bahan organic


mati yang berasal dari tumbuhan atau hewan, terutama pada
komponen nitrat, sulfat,atau karbonat yang dikandungnya.
Pada kotoran manusia yang merupakan campuran tinja dan air
seni yang relatif kaya akan senyawa nitrat, proses dekomposisi
terjadi melalui siklus nitrogen. Pada siklus ini, pertama - tama,
senyawa dipecahkan menjadi amonia dan bahan sederhana
lainnya. Kemudian, diubah oleh bakteri nitrit (nitrifying
bacteria) menjadi nitrit dan nitrat. Bau merangsang yang
timbul selama dekomposisi air seni disebabkan oleh amonia
yang terlepas sebelum berubah menjadi bentuk yang lebih
stabil.

Dekomposisi dapat berlangsung sangat cepat, dari beberapa


hari pada dekomposisi mekanis yang sangat terkendali sampai
dengan beberapa bulan, bahkan hamper satu tahun pada
kondisi rata - rata lubang jamban. Pada umunya, kondisi yang
terjadi pada dekomposisi tinja tidak menguntungkan bagi
kehidupan organisme pathogen. Bukan hanya karena
E book Pemeriksaan Feses (FREE by Infolabmed.com)
temperatur dan kandungan airnya yang menghambat
pertumbuhan organisme pathogen itu, melainkan kompetisi
antara flora bakteri dan protozoa, yang bersifat predator dan
merusak.

Hasil akhir proses dekomposisi mengandung nutrient tanah


yang bermanfaat dan dapat memberikan keuntungan bila
digunakan sebagia pupuk penyubur tanaman (fertilizer).
Kadang - kadang petani mengeluh karena sedikitnya
kandungan nitrogen pada tinja yang telah memngalami
dekomposisi. Tinja segar memang mengandung lebih banyak
bahan nitrogen, namun bahan itu tidak dapat digunakan oleh
tanaman pada susunannya yang asli. Tanaman hanya dapat
menggunaan nitrogen sebagian amonia, nitrit, atau nitrat yang
mana dihasilkan selama dekomposisi tahap lanjutan. Bila tinja
segar dihamparkan diatas tanah, kebanyakan nitrogen akan
berubah menjadi bahan padat yang menguap ke udara sehingga
tidak dapat dimanfaatkan oleh tanaman.

E. Feses normal
Orang dewasa normal mengeluarkan 100-300 g feses per hari
dari jumlah tersebut 70% merupakan air dan separuh dari
sisanya mungkin berupa kuman dan sisa sisa kuman.
Selebihnya adalah sisa makanan berupa sisa sayur mayur
sedikit lemak, sel sel epitel yang rusak dan unsur unsur lain.
Konsistensi tinja normal (semi solid silinder) agak lunak, tidak
cair seperti bubur maupun keras, berwarna coklat dan berbau
khas. frekuensi defekasi normal 3x per-hari sampai 3x per-
minggu.

E book Pemeriksaan Feses (FREE by Infolabmed.com)


F. Cara Pengambilan Sampel Faces
1. Indikasi Pemeriksaan
a. Adanya diare dan konstipasi
b. Adanya ikterus
c. Adanya gangguan pencernaan
d. Adanya lendir dalam tinja
e. Kecurigaan penyakit gastrointestinal
f. Adanya darah dalam tinja

2. Syarat pengumpulan feces


a. Tempat harus bersih, kedap, bebas dari urine, diperiksa
30 – 40 menit sejak dikeluarkan. Bila pemeriksaan
ditunda simpan pada lemari es.
b. Pasien dilarang menelan Barium, Bismuth, dan
Minyak dalam 5 hari sebelum pemeriksaan.
c. Diambil dari bagian yang paling mungkin memberi
kelainan.
d. Paling baik dari
defekasi spontan atau
Rectal Toucher
e. Bila dilakukan
penundaan
pemeriksaan dapat
dilakukan
 Feses dimasukkan
lemari es
 Diberi formalin
 Diberi nitrogen

E book Pemeriksaan Feses (FREE by Infolabmed.com)


3. Waktu
Pengambilan dilakukan setiap saat, terutama pada gejala
awal dan sebaiknya sebelum pemberian anti biotik. Feses
yang diambil dalam keadaan segar. Feses yang masih
hangat sangat baik untuk pemeriksaan telur dan parasit.

4. Alat-alat
a. Sarung tangan
b. Spatel steril
c. Hand scoon bersih
d. Vasseline
e. Lidi kapas steril
f. Pot tinja
g. Bengkok
h. Perlak pengalas
i. Tissue
j. Tempat bahan pemeriksaan
k. Sampiran

5. Prosedur pengambilan feses


a. Prosedur pengambilan feses pada dewasa :
∆ Jelaskan prosedur pada ibu dan meminta persetujuan
tindakan
∆ Menyiapkan alat yang diperlukan
∆ Meminta ibu untuk defekasi di pispot, hindari
kontak dengan urine
∆ Cuci tangan dan pakai sarung tangan
∆ Dengan alat pengambil feses, ambil dan ambil feses
ke dalam wadah specimen kemudian tutup dan
bungkus
∆ Observasi warna, konsistensi, lendir, darah, telur
cacing dan adanya parasit pada sampel
∆ Buang alat dengan benar
∆ Cuci tangan
∆ Beri label pada wadah specimen dan kirimkan ke
labolatorium
E book Pemeriksaan Feses (FREE by Infolabmed.com)
∆ Lakukan pendokumentasian dan tindakan yang
sesuai

b. Prosedur pengambilan feses pada dewasa dalam


eadaan tidak mampu defekasi sendiri:
∆ Mendekatkan alat
∆ Jelaskan prosedur pada ibu dan meminta persetujuan
tindakan
∆ Mencuci tangan
∆ Memasang perlak pengalas dan sampiran
∆ Melepas pakaian bawah pasien
∆ Mengatur posisi dorsal recumbent
∆ Memakan hand scoon
∆ Telunjuk diberi vaselin lalu dimasukkan ke dalam
anus dengan arah keatas kemudian diputar kekiri dan
kekanan sampai teraba tinja
∆ Setelah dapat , dikeluarkan perlahan – lahan lalu
dimasukkan ke dalam tempatnya.
∆ Anus dibersihkan dengan kapas lembab dan
keringkan dengan tissue.
∆ Melepas hand scoon
∆ Merapikan pasien
∆ Mencuci tangan

c. Prosedur pengambilan feses pada bayi :


∆ Jelaskan prosedur pada ibu bayi dan meminta
persetujuan tindakan yang akan dilakukan pada
bayinya
∆ Menyiapkan alat yang diperlukan
∆ Memantau feses yang dikeluarkan oleh bayi di
popoknya, hindari kontak dengan urine
∆ Cuci tangan dan pakai sarung tangan
∆ Dengan alat pengambil feses, ambil dan ambil feses
ke dalam wadah specimen kemudian tutup dan
bungkus

E book Pemeriksaan Feses (FREE by Infolabmed.com)


∆ Observasi warna, konsistensi, lendir, darah, telur
cacing dan adanya parasit pada sampel
∆ Buang alat dengan benar
∆ Cuci tangan
∆ Beri label pada wadah specimen dan kirimkan ke
labolatorium
∆ Lakukan pendokumentasian dan tindakan yang
sesuai

G. Pemeriksaan Feses
Jika akan memeriksa tinja, pilihlah selalu sebagian dari tinja
itu yang memberi kemungkinan sebesar-besarnya untuk
menemui kelainan umpamanya bagian yang tercampur darah
atau lendir dan sebagainya. Oleh Karen unsur-unsur patologik
biasanya tidak terdapat merata, maka hasil pemeriksaan
mikroskopis tidak dapat dinilai derajat kepositifannya dengan
tepat, cukup diberi tanda – (negative), +, ++ atau +++ saja.

Pemeriksaan feces lengkap merupakan pemeriksaan feces yang


terdiri atas pemeriksaan makroskopik, pemeriksaan
mikroskopik, dan pemeriksaan kimia.

i. Pemeriksaan makroskopik

Pemeriksaan makroskopik (dapat dilihat dengan mata


telanjang: konsistensi, warna, darah, lendir). Adanya darah
E book Pemeriksaan Feses (FREE by Infolabmed.com)
dan lendir menandakan infeksi yang harus segera diobati,
yaitu infeksi karena amuba atau bakteri shigella.

1. Pemeriksaan Jumlah
Saat ini, pemeriksaan jumlah feses di berbagai
laboratorium sudah tidak dilakukan. Namun demikian
untuk diketahui dalam keadaan normal jumlah tinja
berkisar antara 100-250gram per hari. Banyaknya tinja
dipengaruhi jenis makanan bila banyak makan sayur
jumlah tinja meningkat.
2. Pemeriksaan Warna
Sudah di jelashkan pada pengenalan warna pada feses,
warna yang ditemukan dalam feses mempengaruhi
interpretasi hasil. Cermati warna feses sehingga tidak
salah dalam interpretasinya.

 Warna kuning coklat, warna ini dapat berubah


mejadi lebih tua dengan terbentuknya urobilin
lebih banyak. Selain urobilin warna tinja
dipengaruhi oleh berbagai jenis makanan, kelainan
dalam saluran pencernaan dan obat yang dimakan.
Warna kuning juga dapat disebabkan karena
susu,jagung, lemak dan obat santonin.
 Warna hijau, disebabkan oleh sayuran yang
mengandung khlorofil atau pada bayi yang baru
lahir disebabkan oleh biliverdin dan porphyrin
dalam mekonium.
 Warna merah muda dapat disebabkan oleh
perdarahan yang segar dibagian distal, mungkin
pula oleh makanan seperti bit atau tomat.
 Warna coklat mungkin disebabkan adanya
perdarahan dibagian proksimal saluran pencernaan
atau karena makanan seperti coklat, kopi dan lain-
lain. Warna coklat tua disebabkan urobilin yang
E book Pemeriksaan Feses (FREE by Infolabmed.com)
berlebihan seperti pada anemia hemolitik.
Sedangkan warna hitam dapat disebabkan obat
yang yang mengandung besi, arang atau bismuth
dan mungkin juga oleh melena.
 Warna kelabu mungkin disebabkan karena tidak
ada urobilinogen dalam saluran pencernaan yang
didapat pada ikterus obstruktif, tinja tersebut
disebut akholis. Keadaan tersebut mungkin didapat
pada defisiensi enzim pankreas seperti pada
steatorrhoe yang menyebabkan makanan
mengandung banyak lemak yang tidak dapat
dicerna dan juga setelah pemberian garam barium
setelah pemeriksaan radiologik.
3. Pemeriksaan Bau
Indol, skatol dan asam butirat menyebabkan bau normal
pada tinja. Bau busuk didapatkan jika dalam usus
terjadi pembusukan protein yang tidak dicerna dan
dirombak oleh kuman.Reaksi tinja menjadi lindi oleh
pembusukan semacam itu.

Tinja yang berbau tengik atau asam disebabkan oleh


peragian gula yang tidak dicerna seperti pada diare.
Reaksi tinja pada keadaan itu menjadi asam. Konsumsi
makanan dengan rempah-rempah dapat mengakibatkan
rempah-rempah yang tercerna menambah bau tinja.
4. Pemeriksaan Konsistensi
Tinja normal mempunyai konsistensi agak lunak dan
bebentuk. Pada diare konsistensi menjadi sangat lunak
atau cair, sedangkan sebaliknya tinja yang keras atau
skibala didapatkan pada konstipasi. Peragian
karbohidrat dalam usus menghasilkan tinja yang lunak
dan bercampur gas. Konsistensi tinja berbentuk pita
ditemukan pada penyakit hisprung. feses yang sangat
besar dan berminyak menunjukkan alabsorpsi usus

E book Pemeriksaan Feses (FREE by Infolabmed.com)


5. Pemeriksaan Lendir
 Dalam keadaan normal didapatkan sedikit sekali
lendir dalam tinja. Terdapatnya lendir yang banyak
berarti ada rangsangan atau radang pada dinding
usus.
 Lendir yang terdapat di bagian luar tinja, lokalisasi
iritasi itu mungkin terletak pada usus besar.
Sedangkan bila lendir bercampur baur dengan tinja
mungkin sekali iritasi terjadi pada usus halus.
 Pada disentri, intususepsi dan ileokolitis bisa
didapatkan lendir saja tanpa tinja.
 Lendir transparan yang menempel pada luar feces
diakibatkan spastik kolitis, mucous colitis pada
anxietas.
 Tinja dengan lendir dan bercampur darah terjadi
pada keganasan serta peradangan rektal anal.
 Tinja dengan lendir bercampur nanah dan darah
dikarenakan adanya ulseratif kolitis, disentri basiler,
divertikulitis ulceratif, intestinal tbc.
 Tinja dengan lendir yang sangat banyak dikarenakan
adanya vilous adenoma colon.
6. Pemeriksaan Darah
Adanya darah dalam tinja dapat berwarna merah
muda,coklat atau hitam. Darah itu mungkin terdapat di
bagian luar tinja atau bercampur baur dengan tinja.

Pada perdarahan proksimal saluran pencernaan darah


akan bercampur dengan tinja dan warna menjadi hitam,
ini disebut melena seperti pada tukak lambung atau
varices dalam oesophagus.

Pada perdarahan di bagian distal saluran pencernaan


darah terdapat di bagian luar tinja yang berwarna merah
muda yang dijumpai pada hemoroid atau karsinoma

E book Pemeriksaan Feses (FREE by Infolabmed.com)


rektum. Semakin proksimal sumber perdarahan
semakin hitam warnanya.

7. Pemeriksaan Nanah
Pada pemeriksaan feses dapat ditemukan nanah.
Hal ini terdapat pada pada penyakit Kronik ulseratif
Kolon , Fistula colon sigmoid, Lokal abses.Sedangkan
pada penyakit disentri basiler tidak didapatkan nanah
dalam jumlah yang banyak.

8. Pemeriksaan Parasit
Diperiksa pula adanya cacing ascaris, anylostoma dan
spesies cacing lainnya yang mungkin didapatkan dalam
feses.

9. Pemeriksaan adanya sisa makanan


Hampir selalu dapat ditemukan sisa makana yang tidak
tercerna, bukan keberadaannya yang mengindikasikan
kelainan melainkan jumlahnya yang dalam keadaan
tertentu dihubungkan dengan sesuatu hal yang
abnormal.

Sisa makanan itu sebagian berasal dari makanan daun-


daunan dan sebagian lagi makanan berasal dari hewan,
seperti serta otot, serat elastic dan zat-zat lainnya.

Untuk identifikasi lebih lanjut emulsi tinja dicampur


dengan larutan Lugol maka pati (amylum) yang tidak
sempurna dicerna nampak seperti butir-butir biru atau
merah. Penambahan larutan jenuh Sudan III atau Sudan
IV dalam alkohol 70% menjadikan lemak netral terlihat
sebagai tetes-tetes merah atau jingga.

ii. Pemeriksaan mikroskopik


Pemeriksaan mikroskopik (hanya dapat dilihat melalui
mikroskop seperti protozoa, telur cacing, leukosit, eritosit,
E book Pemeriksaan Feses (FREE by Infolabmed.com)
sel epitel, kristal, makrofag dan sel ragi). Adanya amuba
menandakan adanya infeksi saluran cerna terhadap amuba
tersebut, dan adanya telur cacing menandakan harus
diobatinya pasien dari infeksi parasit tersebut.

1. Leukosit
Dalam keadaan normal dapat terlihat beberapa
leukosit dalam seluruh sediaan. Pada disentri basiler,
kolitis ulserosa dan peradangan didapatkan
peningkatan jumlah leukosit. Eosinofil mungkin
ditemukan pada bagian tinja yang berlendir pada
penderita dengan alergi saluran pencenaan.

Untuk mempermudah pengamatan leukosit dapat


ditambah 1 tetes asam acetat 10% pada 1 tetes emulsi
feces pada obyek glass.

2. Eritrosit
Eritrosit hanya terlihat bila terdapat lesi dalam kolon,
rektum atau anus. Sedangkan bila lokalisasi lebih
proksimal eritrosit telah hancur. Adanya eritrosit
dalam tinja selalu berarti abnormal.

3. Epitel
Dalam keadaan normal dapat ditemukan beberapa sel
epite lyaitu yang berasal dari dinding usus bagian
distal. Sel epitel yang berasal dari bagian proksimal
jarang terlihat karena sel inibiasanya telah rusak.
Jumlah sel epitel bertambah banyak kalau ada
perangsangan atau peradangan dinding usus bagian
distal.

4. Kristal
Kristal dalam tinja tidak banyak artinya. Dalam tinja
normal mungkin terlihat kristal tripel fosfat, kalsium
oksalat dan asam lemak. Kristal tripel fosfat dan
E book Pemeriksaan Feses (FREE by Infolabmed.com)
kalsium oksalat didapatkan setelah memakan bayam
atau strawberi, sedangkan kristal asam lemak
didapatkan setelah banyak makan lemak.

Sebagai kelainan mungkin dijumpai


kristal Charcoat Leyden Tinja, Butir-
butir amilum dan kristal hematoidin.
Kristal Charcoat Leyden didapat pada
ulkus saluran pencernaan seperti yang
disebabkan amubiasis. Pada
perdarahan saluran pencernaan
mungkin didapatkan kristal
hematoidin.

5. Makrofag
Sel besar berinti satu dengan daya fagositosis, dalam
sitoplasmanya sering dapat dilihat bakteri selain
eritrosit, lekosit .Bentuknya menyerupai amuba tetapi
tidak bergerak.

6. Protozoa
Biasanya didapati dalam bentuk kista, bila konsistensi
tinja cair baru didapatkan bentuk trofozoit.

7. Telur cacing
Telur cacing yang mungkin didapat yaitu Ascaris
lumbricoides, Necator americanus, Enterobius
vermicularis, Trichuris trichiura, Strongyloides
stercoralis dan sebagainya.

8. Sel ragi
Khusus Blastocystis hominis jarang didapat.
Pentingnya mengenal strukturnya ialah supaya jangan
dianggap kista amoeba.

iii. Pemeriksaan Kimia


E book Pemeriksaan Feses (FREE by Infolabmed.com)
Pemeriksaan kimia : untuk mengetahui adanya Darah
Samar, Urobilin, Urobilinogen, Bilirubin dalam feses / tinja.
1. Darah samar
2. Urobilin
3. Urobilinogen

Pemeriksaan Kimia akan di uraikan pada Edisi Ke-dua


pemeriksaan Feses.

H. Hal – hal yang perlu diperhatikan


Penyimpanan
 Feses tahan < 1 jam pada suhu ruang
 Bila 1 jam/lebih gunakan media transpot yaitu Stuart’s
medium, ataupun Pepton water
 Penyimpanan < 24 jam pada suhu ruang, sedangkan > 24
jam pada suhu 4°C

Pengiriman
 Pengiriman < 1 jam pada suhu ruang
 Bila tidak memungkinkan, gunakan media transport atau
kultur pada media Tetra Thionate Broth

E book Pemeriksaan Feses (FREE by Infolabmed.com)


DAFTAR PUSTAKA

1. Ariakiki’s Blog. (2017). Makalah Tentang Feses. [Online].


Tersedia ; http://ariakiki.blogspot.co.id/2016/04/makalah-
tentang-feses.html. (16 Mei 2017).
2. Dokter Indonesia Online. (2017). Interpretasi Hasil
Laboratorium Feses. [Online]. Tersedia ;
https://dokterindonesiaonline.com/2012/04/04/interpretasi-
hasil-laboratorium-feses/. (16 Mei 2017).
3. Gandasoebrata, R. (1989). Penuntun Laboratorium Klinik.
Dian Rakyat ; Jakarta.

E book Pemeriksaan Feses (FREE by Infolabmed.com)

Anda mungkin juga menyukai