Kasus 2
Kasus 2
KEPERAWATAN JIWA
Seorang wanita usia 35 tahun dirawat dibangsal tenang sudah 7 hari yang lalu. Pasien
sudah dua kali dirawat dirumah sakit jiwa. sebelumnya pasien sudah 3 tahun menjalani
rawat jalan dan sudah pernah dirawat inap 1 kali, riwayat pengobatan pasien tidak
berhasil karena keluarga cuek terhadap pengobatan pasien. kondisi pasien saat ini, pasien
sering menyendiri, ketika diajak berkomunikasi oleh perawat kontak mata tajam dan
mudah beralih, pasien terus mengepal-kepalkan tangannya, bicara seperlunya dan suara
serak seperti tertahan. Kata-katanya kasar dengan nada marah-marah, afek sesuai, alam
perasaan sedih. Pasien mengatakan tidak mau bergaul dengan yang lainnya karena takut
dianiyaya oleh pasien lainnya. Pasien mengatakan setiap kali berhadapan dengan
seseorang ada suara yang menyuruh pasien untuk menyerangnya bahkan membunuhnya,
pasien tampak sering bicara sendiri, tertawa sendiri, dan pasien sering marah-marah tanpa
sebab. Selain itu pasien tidak mau merawat dirinya, rambut kusut, dan badan berbau.
Pasien mengatakan malas mandi dan malas gosok gigi karena sudah tidak ada gunanya
lagi.
Setelah dilakukan pengkajian oleh perawat, diperoleh data pasien merupakan anak
tunggal disebuah keluarga, pola asuh dikeluarga tersebut otoriter, semua kebutuhan
pasien disiapkan oleh ibu dan pasien tidak diberikan kesempatan untuk mengembangkan
diri. Dikeluarga tidak memiliki riwayat gangguan jiwa. Di usia balita pasien juga sering
menjadi saksi pertengkaran kedua orang tuanya, sehingga hal tersebut membentuk
kepribadian pasien menjadi pendiam dan mudah tersinggung.
Pasien mulai mengalami perubahan perilaku ketika usia 24 tahun dimana dia gagal
memenuhi kemauan orang tuannya masuk di perusahaan multinasional yang akan
memberikan gaji banyak, kemudian pasien banyak melamun dan menyalahkan diri
sendiri.
Kondisi saat ini pasien selalu marah-marah, mudah tersinggung, menarik diri, dan
membangkang tidak mau minum obat. hal tersebut karena pasien tidak mau minum obat
dan diperlakuakan kasar oleh adiknya.
PEMASANGAN RESTRAIN
A. Pengertian
Restrain adalah terapi dengan alat – alat mekanik atau manual untuk membatasi
mobilitas fisik klien, dilakukan pada kondisi khusus, merupakan intervensi yang
terakhir jika perilaku klien sudah tidak dapat diatasi atau di kontrol dengan strategi
perilaku maupun modifikasi lingkungan (Widyodinigrat. R, 2009).
E. Persiapan Alat
1. Pilihlah restrain yang cocok sesuai kebutuhan
2. Bantalan pelindung kulit/ tulang
F. Persiapan Pasien
Kaji keadaan pasien untuk menentukan jenis restrain sesuai keperluan
CHECK LIST TAHAPAN RESTRAIN
Score
Raw Score C D
Tahapan Prosedur Actual Max
0,1,2,3,4,5 1,2,3 1,2,3
RxCxD score
1 Cuci tangan 0 1 3 1 3
Terapi kelompok adalah metode pengobatan ketika klien ditemui dalam rancangan waktu
tertentu dengan tenaga yang memenuhi persyaratan tertentu. Fokus terapi kelompok adalah
membuat sadar diri (self awareness), peningkatan hubungan interpersonal, membuat
perubahan atau ketiganya.
Macam-macam terapi aktivitas kelompok :
1. Terapi aktivitas kelompok stimulasi kognitif/persepsi
2. Terapi aktivitas kelompok stimulasi sensori
3. Terapi aktivitas kelompok stimulasi realita
4. Terapi aktivitas kelompok sosialisasi
Tujuan, tipe dan aktivitas dari terapi aktivitas kelompok
I. TOPIK : …………………………………………………………………………………………
II. TUJUAN
Tujuan umum: ………………………………………………………………………………………
............................................................................................................................................................
Tujuan khusus
………………………………………………………..……………………………………………..
……………………………………………………………………………………..………………..
……………………………………………………………………………………………………...
III. LANDASAN TEORITIS (memberikan justifikasi bahwa TAK dibutuhkan pada kondisi klien yang
akan dilibatkan)
IV. KLIEN
Karakteristik/kriteria
Proses seleksi
V. PENGORGANISASIAN
Waktu: tanggal, hari, jam, waktu yang dibutuhkan untuk tiap langkah tindakan
Tim terapis : leader, co leader, fasilitator, observer
Metode dan media
VI. PROSES PELAKSANAAN
Orientasi
Salam perkenalan
Penjelasan tujuan dan aturan main
Kerja
Langkah-langkah kegiatan
terminasi
Evaluasi respons subyektif klien
Evaluasi respons obyektif klien (observasi perilaku klein selama kegiatan dikaitkan dengan
tujuan)
Tindak lanjut (apa yang dapat klien laksanakan setelah TAK)
Konrak yang akan datang
[Type text]
Total :……………………..
Persentase :…………….
Keterangan :
5 : Sangat baik 3 : Sedang 1 : Sangat kurang
4 : Baik 2 : Kurang