Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM

PENCETAKAN PLASTIK

Pembimbing :
Edy P

Anggota Kelompok :
Novan Sandy Pratama
Nur Candra Dana Agusti
Rizky Esa Pratama
Rizqi Fajar Rahman
Sendyqia Rahmad Prabowo

JURUSAN TEKNIK MESIN


POLITEKNIK NEGERI MALANG
2016/2017
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari – hari plastik merupakan salah satu bahan yang paling
umum kita lihat dan gunakan. Bahan plastik secara bertahap mulai menggantikan
gelas, kayu dan logam. Hal ini disebabkan bahan plastik mempunyai beberapa
keunggulan, yaitu : ringan, kuat dan mudah dibentuk, anti karat dan tahan terhadap
bahan kimia, mempunyai sifat isolasi listrik yang tinggi, dapat dibuat berwarna
maupun transparan dan biaya proses yang lebih murah. Namun begitu daya guna
plastik juga terbatas karena kekuatannya yang rendah, tidak tahan panas mudah rusak
pada suhu yang rendah. Keanekaragaman jenis plastik memberikan banyak pilihan
dalam penggunaannya dan cara pembuatannya.

2. Tujuan
Tujuan percobaan cetak plastik dengan sisitem injeksi di lab :
 Untuk mengetahui prosedur yang benar tentang proses pembutan plastik
dengan sistem injeksi.
 Untuk mengetahui lama waktu yang dibutuhkan untuk proses cetak plastik
dengan sistem injeksi.

3. Dasar Teori
Polymeric adalah ikatan unsur kimia dalam keadaan padat. Dalam industri kata
polymeric dikenal dengan plastik ( plastic ) dan karet ( elastomer ). Plastik dari segi
bahasa berasal dari kata sifat artinya dapat dibentuk ; atau deformasi permanen.
Plastik adalah bahan sintetis yang dapat diubah bentuknya dan dapat
mempertahankan perubahan bentuknya serta dapat dikeraskan, tergantung pada
strukturnya. Plastik dapat berdeformasi secara elastis sama sepertil ogam. Plastik
yang lebih lunak maka lebih rendah batas elastisitasnya dan lebih besar presentase
perpanjangannya.
Perubahan laju regangan dapat mengubah suatu plastik yang ulet (ductile)
menjadi plastik yang rapuh (brittle). Hal ini disebabkan perpanjangan berkurang,
dan disertai dengan peningkatan tegangan tarik. Suatu penurunan temperatu
rmempunyai pengaruh peningkatan laju regangan. Oleh sebab itu temperatur rendah
membuat plastik rapuh bila dipanaskan secara lambat.
Plastik dikelompokan menjadi dua yaitu :
 Thermoplastik
 Thermosetting

A. Thermoplastik
Thermoplastik merupakan bahan plastik yang bentuk akhirnya masih bisa di
bentuk lagi. Bahan ini mempunyai komposisi yang homogen sebagai polymer.
Thermoplastik terdiri dari rantai ikatan kovalen yang panjang dari molekul
monomer.ikatan molekul yang sederhana adalah ethylene C2H4.merupakan ikatan
rangkap antara atom karbon dan hidrogen.
H H H H

.. ..

C :: C C = C

.. ..

H H H H
Ikatan rangkap tersebut akan menjadi ikatan tunggal bila ada aktivasi dan akan
bersifat terbuka yang memungkinkan terbentuknya ikatan kovalen dengan molekul
yang lainnya bila itu terjadi pada ethilene akan terbentuk “polyethylene”.Reaksi
polimerisasi dari monomer ethylene menjadi polythylene sebagai berikut:
H H H H

n[C = C] -[C – C]-n

H H H H
Yang termasuk thermoplastik adalah :
 Polyetilena
 Polypropelena
 Polyvinilchloride
 Polystyrene
 Polyamida
 Cellulose
B. Thermosetting
Thermosetting adalah bahan plastik yang hasil akhirnya tidak dapat di bentuk lagi
baik dengan panas maupun tekanan. Bahan thermosetting akan mengeras pada waktu
proses berlangsung. Pengerasan ini disebabkan karena struktur kimianya terdiri dari
gabungan kimia rangkaian tiga dimensi, rangkaian ini timbul dari reaksi kimia
selama proses berlangsung karena proses pemanasan atau proses kimiawi.
Perbedaan antara thermoplastik dengan thermosetting adalah dalam hal–hal
ketahanannya terhadap suhu dan thermosetting tidak dapat dibuat dalam warna
terang / transparan. Bahan thermosetting kurang tahan terhadap pukulan karena
sifatnya yang agak rapuh.
Untuk menghasilkan suatu alat maka bahan plastik perlu dicetak. Berikut ini
adalah beberapa cara pencetakan yang biasa digunakan, yaitu :
1. Cetakan tekan ( compression moulding )
2. Cetakan suntik ( injection moulding )
3. Cetakan dengan pemindahan ( transfer moulding )
4. Cetakan dengan aliran ( extrusion moulding )
5. Cetakan dengan tiupan ( blow moulding )
6. Cetakan hampa udara ( vacum forming )
BAB II
PRAKTIKUM

Gambar 1. Mesin cetak plastik

I. Peralatan
Cetakan aluminium.
Mesin pencetak plastik.
Stopwatch.
II. Bahan
Bijih plastik.
III. Prosedur pengujian
1. Cek dan pastikan alat yang digunakan dalam kondisi aman dan siap.
2. Hubungkan selang udara bertekanan pada katup air supplier.
3. Gunakan tekanan udara sesuai dengan keperluan.
4. Hubungkan power alat ke listrik.
5. Putar switch On pada kotak kontrol dengan ditandai nyala lampu.
6. Setting temperatur yang akan diperlukan dengan memutar switch pada
thermocontrol. Tunggu nyala lampu pada thermocontrol mati, tanda suhu
yang diinginkan sudah tercapai.
7. Masukkan butiran plastik yang akan diinjeksikan pada mesin injeksi.
8. Cek kualitas plastik yang sudah dilelehkan.
9. Siapkan bentuk cetakan plastik yang diinginkan.
10. Letakkan bentuk cetakan plastik tepat di bawah nozel, pastikan bentuk
cetakan plastik ini tertutup rapat.
11. Putar tuas penekan hingga nozel tepat menempel pada lubang bentuk cetakan
plastik.
12. Tekan switch untuk menyemprotkan butiran-butiran plastik yang sudah
berubah menjadi leleh.
13. Setelah lelehan plastik yang diinjeksikan tadi dirasa cukup memenuhi rongga
bentuk cetakan plastik, putar tuas untuk mengangkat nozel dari lubang bentuk
cetakan.
14. Diamkan beberapa menit, dengan tidak membuka bentuk cetakan plastik
tersebut hingga suhunya berangsur-angsur turun. Tidak perlu dilakukan
pendinginan secara paksa.
15. Jika suhu dirasa sudah cukup dingin, buka bentuk cetak.

IV. Hasil Pengujian


BAB III
ANALISIS DATA DAN KESIMPULAN

A. Analisis Data
1. Pada pembuatan produk plastik mempunyai memiliki beberapa kendala.
2.
3. Kontur dari produk tidak bagus (terdapat udara didalamnya, kelebihan plastik di
pinggir produk ) terjadi akibat dari kurang kencang ragum yang menekan pada
cetakan. Juga pengaruh dari cepat atau tidaknya plastik memenuhi cetakan.

B. Kesimpulan
Dari hasil analisa diatas, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. warna putih kecoklatan pada produk disebabkan karena waktu penginjeksian terlalu
lama (hasil yang baik adalah hasil percetakan berwarna putih seluruhnya dan
permukaan rata )
2. Banyak sedikitnya polysyrena yang masuk cetakan tergantung pada suhu, tekanan
dan lamany awaktu yang digunakan.
Munculnya kerutan pada produk lebih disebabkan oleh proses pengeringan yang
tidak merata antara permukaan luar dan permukaan dalam. Ketika permukaan luar
mengering, bagian dalam masih dalam proses pengeringan sehingga terjadi
penarikan permukaan luar kearah dalam.

Anda mungkin juga menyukai