HIDROLOGI TAMBANG
( PENYALIRAN TAMBANG)
Oleh :
ALDINA
NIM. R1D115009
Dengan hormat,
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahmat dan karunia-Nya jualah kami dapat menyelesaikan buku ini yang
berjudul “Batubara” ini. Kami membuat makalah ini dengan tujuan untuk
memenuhi tugas yang diberikan oleh Dosen Mata Kuliah Teknologi pemangfaatan
batubara.
Dan tidak lupa pula kami mengucapkan banyak terima kasih kepada
semua orang yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini.
PENULIS
KATA PENGANTAR......................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR.....................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Pertambangan...................................................................................1
1.2 Asas-asas Pertambangan..................................................................1
1.3 Tahapan kegiatan penambangan......................................................3
1.4 Pencemaran air tanah.......................................................................4
BAB 4 PPENUTUP
4.1 Kesimpulan....................................................................................26
4.2 Saran..............................................................................................26
Daftar Pustaka
Daftar Gambar
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Pertambangan
2. Penambangan,
3. Pasca Penambangan.
PROSPECTING
EXPLORATION
GRADE
EVALUASI (FS)
MINE PLANNING
ARSIP
METHODE
MINE DEVELOPMENT
SURFACE MINING
MINE EXPLOITATION
UNDERGROUND MINING
MINERAL DRESSING
EXTRACTIVE METALLURGY
MARKETIN
G
Gambar 2. Aliran air pada pori-pori antar butir tanah (Shiddiqy, 2014)
Letak air tanah dapat mencapai beberapa puluh bahkan beberapa ratus
meter di bawah permukaan bumi. Lapisan batuan ada yang lolos air atau
biasa disebut permeable dan ada pula yang tidak lolos atau kedap air yang
biasa disebut impermeable. Lapisan lolos air misalnya terdiri dari
kerikil, pasir, batuapung, dan batuan yang retak-retak, sedangkan lapisan
kedap air antara lain terdiri dari napal dan tanah liat atau tanah lempung.
Sebetulnya tanah lempung dapat menyerap air, namun setelah jenuh air, tanah
jenis ini tidak dapat lagi menyerap air. Air hujan dan air permukan akan
meresap (infiltrate) mula-mula ke zona tak jenuh (zone of aeration) dan
kemudian meresap makin dalam (percolate) hingga mencapai zona jenuh air
dan menjadi air tanah. Air tanah adalah salah satu faset dalam daur hidrologi,
yakni suatu peristiwa yang selalu berulang dari urutan tahap yang dilalui air
dari atmosfer ke bumi dan kembali ke atmosfer.
1. Air Laut
Air laut adalah air dari laut atau samudera. Air laut mempunyai
sifat asin, karena mengandung garam NaCl. Kadar garam NaCl dalam
air laut 3%, gas-gas terlarut, bahan-bahan organik dan partikel-
partikel tak terlarut. Dengan keadaan ini, maka air laut tidak
memenuhi sarat untuk air minum.
2. Air Permukaan
1. Air sungai
2. Air rawa/danau
Kebanyakan air rawa ini berwarna hitam atau kuning kecoklat, hal
ini disebabkan oleh adanya zat-zat organis yang telah membusuk,
misalnya asam humus yang terlarut dalam air yang menyebabkan
warna kuning coklat.
3 Air tanah
Air tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau
bebatuan di bawah permukaan tanah pada lajur/zona jenuh air. Air
tanah merupakan salah satu sumber daya air yang keberadaannya
terbatas dan kerusakannya dapat mengakibatkan dampak yang luas serta
pemulihannya sulit dilakukan. Air tanah berasal dari air hujan dan
air permukaan, yang meresap mula-mula ke zona tak jenuh dan
kemudian meresap makin dalam hingga mencapai zona jenuh air
dan menjadi air tanah. Air tanah berinteraksi dangan air permukaan
serta komponen-komponen lain seperti jenis batuan penutup,
penggunaan lahan, serta manusia yang di permukaan.
6. Mata air
berlangsung secara terus- menerus inilah yang menyebabkan air seperti tidak
pernah habis. Siklus ini mempunyai peranan sangat penting bagi kelangsungan
hidup makhluk di Bumi. Karena adanya siklus inilah ketersediaan air di Bumi
bisa selalu terjaga. Dan karena siklus hidrologi inilah keseimbangan ekosistem
di Bumi bisa selalu terjaga.
1. Evaporasi
Evaporasi ini akan mengubah bentuk air yang semula cair menjadi uap
air yang berwujud gas. Karena menjadi wujud gas, hal ini memungkinkan
bahwa gas tersebut dapat naik ke atas (ke atmosfer) karena terbawa oleh
angin. Semakin panas sinar matahari yang diterima, maka akan semakin
banyak air yang berubah menjadi uap air, dan semakin banyak pula yang
terbawa ke lapisan atmosfer Bumi.
2. Transpirasi
Sama halnya dengan evaporasi, transpirasi ini juga mengubah air yang
berwujud cair dari jaringan makhluk hidup tersebut menjadi uap air. Uap
air ini juga akan terbawa ke atas, yakni ke atmosfer. Namun, biasanya
penguapan yang terjadi karena transpirasi ini jumlahnya lebih sedikit atau
lebih kecil daripada penguapan yang terjadi karena evaporasi.
3. Evapotranspirasi
4. Sublimasi
5. Kondensasi
7. Presipitasi
Tahapan run off ini terjadi ketika sudah di permukaan Bumi. Ketika
awan sudah mengalami proses presipitasi dan menjadi air yang jatuh ke
Bumi, maka air tersebut akan mengalami proses run off. Run off atau
limpasan ini merupakan proses pergerakan air dari tempat yang tinggi
menjuju ke tempat yang lebih rendah yang terjadi di permukaan Bumi.
Pergerakan air tersebut dapat terjadi melalui saluran- saluran, seperti
saluran got, sungai, danau, muara sungai, hingga samudera. Proses ini
menyebabkan air yang telah melalui siklus hidrologi akan kembali menuju
ke lapisan hidrosfer Bumi.
9. Infiltrasi
Setalah melalui proses run off dan infiltrasi, kemudian air yang telah
mengalami siklus hidrologi akan kembali berkumpul ke lautan. Dalam
waktu yang berangsunr- angsur, air tersebut akan kembali mengalami
siklus hidrologi yang baru, dimana diawali dengan evaporasi. Dan itulah
kesembilan dari tahapan siklus hidrologi.
PENYALIRAN TAMBANG
1. Mine Drainage
Merupakan upaya untuk mencegah masuknya air ke daerah penambangan.
Hal ini umumnya dilakukan untuk penanganan air tanah dan air yang berasal
dari sumber air permukaan. Beberapa metode penyaliran Mine drainage :
Metode Siemens : Pada tiap jenjang dari kegiatan penambangan dibuat
lubang bor kemudian ke dalam lubang bor dimaksukkan pipa dan disetiap
bawah pipa tersebut diberi lubang-lubang. Bagian ujung ini masuk ke
dalam lapisan akuifer, sehingga air tanah terkumpul pada bagian ini dan
selanjutnya dipompa ke atas dan dibuang ke luar daerah penambangan.
Metode Elektro Osmosis. Pada metode ini digunakan batang anoda serta
katoda. Bilamana elemen-elemen dialiri arus listrik maka air akan
terurai, H+ pada katoda (disumur besar) dinetralisir menjadi air dan
terkumpul pada sumur lalu dihisap dengan pompa.
Small Pipe With Vacuum Pump. Cara ini diterapkan pada lapisan batuan
yang inpermiabel (jumlah air sedikit) dengan membuat lubang bor.
Kemudian dimasukkan pipa yang ujung bawahnya diberi lubang-lubang.
Antara pipa isap dengan dinding lubang bor diberi kerikil-kerikil kasar
(berfungsi sebagai penyaring kotoran) dengan diameter kerikil lebih besar
dari diameter lubang. Di bagian atas antara pipa dan lubang bor di sumbat
supaya saat ada isapan pompa, rongga antara pipa lubang bor kedap
udara sehingga air akan terserap ke dalam lubang bor.
x
d
d A d d
a
a α
α
b
Bentuk Segitiga Bentuk Segiempat
B
Bentuk Trapesium
a d
• tempat pengontrol kualitas dari air yang akan dialirkan keluar kolam
pengendapan, baik itu kandungan materialnya, tingkat keasaman ataupun
kandungan material lain yang dapat membahayakan lingkungan.
• Zona masukan
Tempat dimana partikel akan mengendap, material padatan disini akan mengalami
proses pengendapan disepanjang saluran masing-masing ceck dam.
Tempat dimana partikel padatan dalam cairan (elati) mengalami sedimentasi dan
terkumpul pada bagian bawah saluran pengendap.
• Zona Keluaran
Tempat keluarnya buangan cairan yangt elative bersih, zone ini terletak pada akhir
saluran.
3.3 POMPA
• Axial Pump : Pada pompa aksial, zat cair mengalir pada arah aksial
(sejajar poros) melalui kipas. Umumnya bentuk kipas menyerupai baling-
baling kapal.
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
http://tambangunhas.wordpress.com/tag/sistem-penyaliran-tambang/ (Di
akses tanggal 20 april 2018 :19.43 WIB)
http://www.scribd.com/doc/45561436/18/Sistem-Penyaliran-Tambang-
Bawah-Tanah (Di akses tanggal 20 april 2018 :20.03 WIB)