Anda di halaman 1dari 6

OUTLINE

CHAPTER I. INTRODUCTION
Thesis Statement : The three reason why the government shouldn’t wasted much APBN
for LRT

CHAPTER II. THE THREE REASON WHY THE GOVERNMENT SHOULDN’T


WASTED MUCH APBN FOR LRT
A. Overview
B. The three reason why the government shouldn’t wasted much APBN for LRT
1. Using for short time period (ASIAN GAMES).
2. Disturbing the complementary way
3. Better using the APBN for BRT

CHAPTER III. CONCLUSION AND SUGGESTION


Biaya Pembangunan LRT Palembang Rp300 Miliar per 1
Kilometer
Kebutuhan dana pembangunan kereta api ringan (Light Rail Transit) di Palembang,
Sumatera Selatan diperkirakan mencapai Rp7 triliun atau sebesar Rp300 miliar per 1
kilometer.
Adhitya Himawan : Selasa, 03 November 2015 17:35 WIB

Suara.com - Kebutuhan dana pembangunan kereta api ringan (Light Rail Transit) di Palembang,
Sumatera Selatan diperkirakan mencapai Rp7 triliun.

Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Provinsi Sumsel


Nasrun Umar di Palembang, Selasa, mengatakan, data itu untuk pembangunan 14 tempat
pemberhentian (stasiun) dari bandara hingga ke Jakabaring (tempat keberadaan Kompleks
Olahraga Jakabaring).

"Biaya hingga Rp7 trilun itu dengan asumsi biaya sebesar Rp300 miliar untuk per 1 kilometer-
nya, yakni mencakup rel, kereta, serta subsidi tiket," ucapnya.
Pembangunan jalur kereta api ringan (Light Rail Transit) Palembang, Sumatera Selatan, siap
dimulai setelah draft Peraturan Presiden (Perpres) untuk payung hukum pembangunannya resmi
dikeluarkan pemerintah pusat pada Senin (26/10).

Saat ini pemprov sedang mempersiapkan pemancangan tiang pertama yang ditargetkan pada
November 2015.

"Setelah ditandatanganinya perpres ini maka pekerjaan akan mulai dikebut karena sudah
ditargetkan selesai sebelum Asian Games ke-18 tahun 2018," tuturnya.

Lintasan LRT itu direncanakan terdiri atas, koridor pertama dari Bandara SMB II Palembang,
AUTO 2000, Asrama Haji, Lampu Merah Tanjung Api-Api arah Jalan Kolonel H Burlian (dapan
Dolog), Damri Sukarami, JM Sukarami, Simpang Talang Buruk, Puntu Kayu, RSUD Provinsi,
Pasar KM 5, Kantor BP3MD, Simpang Angkatan 45-Demang, Palembang Square, Kantor
Dishub-Bappeda, Pasar Cinde, Simpang IP, dan berakhir di Masjid Agung.

Kemudian pada koridor dua, ada beberapa stasiun, yakni Jembatan Ampera, 7 Ulu, Simpang
Gubernur H Bastari, Simpang Pasar Induk Jakabaring, Jakabaring Sport City Stadium, Simpang
Tiga OPI, dan berakhir di Depo OPI.

"LRT ini sepanjang 24,5 km yakni terdiri atas, koridor satu sepanjang 14,5 km dan koridor dua
sepanjang 10 km," ujarnya.

Selain infrastruktur LRT itu, pemerintah juga menempuh upaya lain untuk mengatisipasi
kemacetan di Kota Palembang, di antaranya, pembangunan Jalan Tol Palembang-Inderalaya
(Palindera) dan Jembatan Musi IV telah memasuki tahapan pembebasan lahan. (Antara)

TEMPO.CO, Palembang - Gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin dan Menteri Perhubungan
Ignasius Jonan optimistis pengerjaan proyek light rail transit (LRT) dapat selesai tepat waktu.

Alex menuturkan, meskipun banyak kendala dalam pembangunan jalur sepanjang 22,5 kilometer
yang hanya dilakukan dalam waktu dua tahun, ia tetap yakin proyek akan dapat selesai sebelum
dibukanya Asian Games 2018. "Kami akan habis-habisan agar ini bisa jadi yang pertama di
Indonesia," kata Alex, Minggu, 10 Januari 2018.

Menurut Alex, LRT Palembang akan menjadi angkutan umum dalam kota yang pertama selesai
di Indonesia. Berdasarkan penelitian, pada 2019 di Palembang akan terjadi grand lock atau
kemacetan total. Karena itu, ia melakukan upaya penanggulangannya dari empat tahun
sebelumnya.

Selain membangun LRT, keberadaan Jembatan Musi IV dan VI, tiga ruas jalan tol, serta
tambahan dua flyover baru pun akan mengurai kemacetan di Palembang.
Pembangunan light rail transit (LRT) di Kota Palembang yang menelan dana anggaran
pendapatan dan belanja negara sedikitnya Rp 7,2 triliun ini akan membelah Kota Palembang
dilengkapi dengan 13 stasiun. PT Waskita Karya (Persero) Tbk. menyanggupi konstruksi fisik
selesai pada Januari 2018, enam bulan lebih cepat dari deadline yang ditentukan dalam Peraturan
Presiden Nomor 116 Tahun 2015, yakni Juni 2018.

Sejak mulai dibangun pada awal November tahun lalu, Menteri Jonan pertama kalinya meninjau
langsung pengerjaan jalur LRT di Palembang, Sabtu lalu.

Jonan menuturkan, setelah mendengarkan pemaparan dia menilai tidak ada kendala yang berarti
dalam pembangunan LRT. Dia optimistis bahwa target Juni 2018 mulai beroperasi bisa tercapai.

"LRT ini dibutuhkan di Palembang untuk menunjang transportasi perkotaan. Kota-kota lain pun
mau dibangun. Surabaya rencananya bangun trem," tuturnya.

PARLIZA HENDRAWAN

SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Beberapa titik box culvert (gorong-gorong) aliran air yang
berada di bawah titik tiang proyek light rail transit (LRT) pecah. Akibatnya saat hujan air tak
mampu mengalir sehingga meluap ke jalan.

Setidaknya beberapa lokasi yang sudah mengalami kondisi tersebut di antaranya, Jalan Kol H
Burlian dan Jenderal Sudirman.

SRIPOKU.COM/YANDI TRIANSYAH
Bastari

"Sepanjang jalan protokol terdapat gorong-gorong tempat air mengalir. Tapi gorong-gorong itu
terkena oleh tiang pancang LRT sehingga air tak bisa mengalir," ujar Kepala Bidang (Kabid)
Pengendalian banjir dan drainase PU BM dan PSDA Kota Palembang, Bastari, Jumat
(15/4/2016).

Menurut Bastari, box culvert atau gorong-gorong terdapat di beberapa lokasi pengerjaan LRT.

Seperti Jalan Angkatan 45, Jalan Kapten A Rivai, Jalan Kol H Burlian dan Jalan Jenderal
Sudirman.

Jika gorong-gorong pecah karena terhantam tiang maka air meluap ke jalan dan menyebabkan
banjir saat hujan.

"Sebenarnya gorong-gorong yang kita punya sudah tidak memadai tapi masih mampu untuk
mengalirkan air saat hujan," katanya.
Air yang mengalir dari gorong-gorong ini akan dialirkan menuju kolam retensi dan dam hingga
menuju sungai supaya saat hujan air cepat teresap dan tidak terjadi genangan.

"Kondisi yang terlihat parah di kawasan Punti Kayu. Air tergenang karena tak mengalir,"
katanya.

Kondisi ini belum dilaporkan kepada pihak Waskita Karya selaku pihak yang saat ini sedang
mengerjakan LRT.

Namun pihaknya telah menyampaikan kepada pihak Balai Besar untuk menyampaikan kondisi
yang ada di sepanjang jalan protokol yang dilintasi LRT.

"Kita baru laporkan kepada pihak balai. Sehingga kerusakan gorong-gorong bisa diminalisir,"
katanya.

Bastari khawatir gorong-gorong tepatnya di kawasan Jalan Tengkuruk pecah. Karena kawasan
itu juga akan dibangun LRT.

Jika sampai pecah maka air tergenang di jalan akan semakin parah.

"Satu gorong-gorong milik kita di Tengkuruk menjadi perhatian jangan sampai pecah," katanya.

Anda mungkin juga menyukai