Anda di halaman 1dari 13

SEBELUM UTS

MINGGU 2

Teori Etika
Keutamaan Etika (Virtue Ethics)
Etika

Etika merupakan kata benda abstrak yang bersifat umum. Secara khusus penggunaan kata etika ialah misalnya etika
profesi, kode etik, perilaku etis. Etika berasal dari bahasa Latin (ethicus) yang berarti karakter atau berperilaku. Berbagai definisi
atau pengertian etika :

1. Nilai, norma, dan moral yang dijadikan pegangan orang/kelompok. (Bertens 1993)
2. Kumpulan azas/nilai moral dan kode etik
3. Ilmu tentang perbedaan tingkah laku yang baik dan buruk dalam kehidupan manusia.
4. Cara manusia memperlakukan sesama dan menjalani hidup dan kehidupan dengan baik, sesuai aturan yang berlaku di
masyarakat. (Algermond Black 1993)
5. Yang paling sederhana: Perilaku standar yang dirumuskan oleh suatu ras atau bangsa.
6. Pengetahuan tentang moral, pengembangan studi tentang prinsip-prinsip tugas manusia.
7. Pengetahuan tentang filsafat, atau pengetahuan tentang perilaku moral. Perilaku moral artinya perilaku yang
mempertimbangkan baik dan buruk, atau tentang apa yang harus dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan.
8. Pengetahuan tentang kewajiban moral, atau lebih luas lagi, pengetahuan tentang perilaku manusia yang ideal dan
hasil akhir tindakan manusia yang ideal.
9. Kamus Bahasa Indonesia : Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang tidak sesuai dengan ukuran moral atau akhlak
yang dianut oleh masyarakat luas.
10. Ukuran nilai mengenai apa yang salah dan benar sesuai dengan anggapan umum (anutan) masyarakat.

Dari kata etik (bahasa Inggris: ethics) atau etika telah diturunkan :

 Etiket (dari bahasa Belanda), yaitu carik kertas yang ditempelkan pada kemasan barang-barang dagang yang
bertuliskan nama, isi, dan aturan penggunaan barang itu.
 Etiket (dari bahasa Perancis: etiquette), ialah adat sopan santun atau tata krama yang perlu selalu diperhatikan di
pergaulan agar hubungan selalu baik.
 Etichals (Inggris), ialah golongan obat yang tidak boleh dijual tanpa resep, yaitu Obat Daftar G dan O..

Etika Umum (Universal Ethics)

Etika umum adalah etika yang berbicara mengenai kondisi-kondisi dasar bagaimana manusia bertindak secara etis,
bagaimana manusia mangambil keputusan etis, teori-teori etika dan prinsip-prinsip moral dasar yang menjadi pegangan bagi
manusia dalam bertindak serta tolak ukur dalam menilai baik atau buruknya suatu tindakan. Etika umum dapat dianalogkan
dengan ilmu pengetahuan, yang membahas mengenai pengertian umum dan teori-teori.

Teori Etika& Aplikasinya


1. Teori Egoisme

Rachels (2004) memperkenalkan dua konsep yang berhubungan dengan egoisme, yaitu egoisme psikologis dan
egoisme etis. Egoisme psikologis adalah suatu teori yang menjelaskan bahwa semua tindakan manusia dimotivasi oleh
kepentingan berkutat diri. Egoisme etis adalah tindakan yang dilandasi oleh kepentingan diri sendiri. Yang membedakan tindakan
berkutat diri (egoisme psikologis) dengan tindakan untuk kepentingan diri (egoisme etis) adalah pada akibatnya terhadap orang
lain. Tindakan berkutat diri ditandai dengan ciri mengabaikan atau merugikan kepentingan orang lain, sedangkan tindakan
mementingkan diri tidak selalu merugikan kepentingan orang lain.

2. Teori Utilitarianisme

Utilitarianisme berasal dari kata Latin utilis, kemudian menjadi kata Inggris utility yang berarti bermanfaat (Bertens,
2000). Menurut teori ini, suatu tindakan dapat dikatan baik jika membawa manfaat bagi sebanyak mungkin anggota masyarakat,
atau dengan istilah yang sangat terkenal “the greatest happiness of the greatest numbers”. Perbedaan paham utilitarianisme
dengan paham egoisme etis terletak pada siapa yang memperoleh manfaat. Egoisme etis melihat dari sudut pandang kepentingan
individu, sedangkan paham utilitarianisme melihat dari sudut kepentingan orang banyak (kepentingan bersama, kepentingan
masyarakat).

3. Teori Hak

Dalam pemikiran moral dewasa ini barangkali teori hak ini adalah pendekatan yang paling banyak dipakai untuk
mengevaluasi baik buruknya suatu perbuatan atau perilaku. Sebetulnya teori hak merupakan suatu aspek dari teori deontologi,
karena hak berkaitan dengan kewajiban. Malah bisa dikatakan, hak dan kewajiban bagaikan dua sisi dari uang logam yang sama.
Dalam teori etika dulu diberi tekanan terbesar pada kewajiban, tapi sekarang kita mengalami keadaan sebaliknya, karena
sekarang segi hak paling banyak ditonjolkan. Biarpun teori hak ini sebetulnya berakar dalam deontologi, namun sekarang ia
mendapat suatu identitas tersendiri dan karena itu pantas dibahas tersendiri pula. Hak didasarkan atas martabat manusia dan
martabat semua manusia itu sama.

4. Teori Keutamaan (Virtue Theory)

Dalam teori-teori yang dibahas sebelumnya, baik buruknya perilaku manusia dipastikan berdasarkan suatu prinsip atau
norma. Dalam konteks utilitarisme, suatu perbuatan adalah baik, jika membawa kesenangan sebesar-besarnya bagi jumlah orang
terbanyak. Dalam rangka deontologi, suatu perbuatan adalah baik, jika sesuai dengan prinsip “jangan mencuri”, misalnya.
Menurut teori hak, perbuatan adalah baik, jika sesuai dengan hak manusia.

Penerapan Etika Dalam Kehidupan Sehari-Hari

Etika merupakan suatu ilmu tentang apa yang baik dan yang buruk, tentang hak dan kewajiban moral. Etika tidak
mempersoalkan keadaan manusia, melainkan mempersoalkan bagaimana manusia harus bertindak. Tindakan manusia ini
ditentukan oleh bermacam-macam norma. Norma ini masih dibagi lagi menjadi norma hukum, norma agama, norma moral dan
norma sopan santun.

Contoh-contoh penerapan etika dalam kehidupan sehari-hari :


1. Berkata jujur
2. Bersikap dewasa dalam menghadapi masalah
3. Ramah dalam berkomunikasi
4. Menggunakan panggilan / sebutan orang dengan baik
5. Menggunakan pesan bahasa yang efektif dan efisien
6. Tidak mudah emosi / emosional
7. Berinisiatif sebagai pembuka dialog
8. Berbahasa yang baik, ramah dan sopan
9. Menggunakan pakaian yang sesuai dengan norma kesopanan
10. Bertingkah laku yang baik

Dalam suatu perusahaan, suatu etika bisnis dapat membentuk nilai, norma dan perilaku karyawan serta pimpinan dalam
membangun hubungan yang adil dan sehat dengan pelanggan/mitra kerja, pemegang saham, masyarakat. Etika bisnis merupakan
cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan dan juga
masyarakat.
Perusahaan meyakini prinsip bisnis yang baik adalah bisnis yang beretika, yakni bisnis dengan kinerja unggul dan
berkesinambungan yang dijalankan dengan mentaati kaidah-kaidah etika sejalan dengan hukum dan peraturan yang berlaku.

MINGGU 3
CHAPTER 2 : RELEVANSI ETIKA BISNIS

Etika bisnis melibatkan penerapan standar perilaku moral terhadap situasi bisnis. Terdapat beberapa pendekatan dari
perspektif deskriptif (mendokumentasikan apa yang sedang terjadi) atau perspektif preskriptif (merekomendasikan apa yang
seharusnya terjadi). Bagaimana pun, harapannya adalah bahwa etika bisnis seharusnya tidak menjadi seperangkat standar yang
terpisah dari etika umum. Perilaku etis, menurutnya, harus sama baik di dalam maupun di luar situasi bisnis
 Stakeholder
Etika bisnis melibatkan penerapan standar perilaku moral terhadap situasi bisnis. Dengan mengenali lingkungan bisnis yang
menantang, dapat diidentifikasi identitas pemain kunci yang terpengaruh oleh perilaku yang berpotensi tidak etis yaitu para
pemangku kepentingan (Stakeholder).
Stakeholder adalah setiap perusahaan, institusi, atau individu yang memiliki hubungan dengan atau kepentingan dalam
operasi efisien dan etis dari organisasi tersebut. Bergantung pada pasar atau industri tempat organisasi menjalankan bisnis,
pemangku kepentingan tersebut dapat mencakup pemegang saham, karyawan, pelanggan, pemasok, pedagang grosir, kreditor,
organisasi masyarakat, dan pemerintah federal.
 Ethical Crisis

Tidak adil jika setiap organisasi pada dasarnya dilabeli tidak etis dalam urusan bisnisnya. Tidak diragukan lagi bahwa
banyak organisasi terkemuka yang sebelumnya dipegang sebagai model manajemen bisnis yang agresif kemudian terbukti pada
dasarnya terbengkalai dalam praktik etis mereka. Hal ini telah berhasil membawa isu ini ke permukaan kesadaran publik. Namun,
hasil positif dari ini telah meningkatkan perhatian pada kebutuhan akan jaminan perilaku etis dan komitmen pihak ketiga dari
komitmen dunia usaha lainnya.
Tujuan dalam mengidentifikasi jenis-jenis perilaku yang tidak etis dan dampak perilaku tidak etis yang dapat dimiliki oleh
stakeholder adalah mengembangkan kemampuan untuk mengantisipasi kejadian krisis etika dan pada akhirnya menerapkan
kebijakan dan prosedur yang tepat tempat untuk mencegah perilaku tidak etis.
 Resolving Ethical Dilemmas

Resolusi dilema etika terdapat dalam dua tahap: mengenali jenis konflik yang sedang dihadapi dan kemudian memilih
prinsip resolusi berdasarkan pada tipe konflik. Tipe konflik dapat dikelompokkan menjadi empat kategori:
o Kebenaran versus kesetiaan.
o Jangka pendek versus jangka panjang.
o Keadilan versus belas kasihan.
o Individu versus komunitas.

Tiga prinsip resolusi kemudian dapat dipertimbangkan:


o Ends-based
o Rules-based
o The Golden Rule

Tak satu pun resolusi dilemma etika dapat dikatakan sebagai solusi sempurna atau penyelesaian masalah karena reaksi orang lain
yang terlibat dalam skenario yang ada tidak dapat diprediksi. Namun, proses resolusi setidaknya menawarkan sesuatu yang lebih
bermakna.
 Unethical Behavior

Ketika perilaku atau keputusan mereka dipertanyakan sebagai tidak etis, kebanyakan eksekutif dan karyawan berusaha untuk
merasionalisasi perilaku mereka dengan empat prinsip umum:
o Keyakinan bahwa aktivitas tersebut berada dalam batas etika dan hukum yang wajar
o Keyakinan bahwa aktivitas itu ada dalam kepentingan individu atau korporasi
o Keyakinan bahwa aktivitas itu aman karena tidak akan pernah ditemukan atau dipublikasikan
o Keyakinan bahwa karena aktivitas tersebut membantu perusahaan, perusahaan akan memaafkannya dan bahkan
melindungi orang yang terlibat di dalamnya.

 Etika Profesi

Profesi dapat dirumuskan sebagai pekerjaan yang dilakukan untuk nafkah hidup dengan mengandalkan keahlian dan
keterampilan yang tinggi dan dengan melibatkan komitmen pribadi (moral) yang mendalam. Ciri umum profesi :
1. Memiliki keahlian dan keterampilan khusus
2. Adanya komitmen moral yang tinggi.
3. Profesional atau hidup dari profesinya.
4. Mempunyai tujuan mengabdi untuk masyarakat.
5. Memiliki sertifikasi maupun izin atas profesi yang dimilikinya

Prinsip-prinsip Etika Profesi


1. Prinsip Tanggung Jawab : Seorang profesional harus bertanggung jawab atas profesi yang dimilikinya.
2. Prinsip Keadilan : Prinsip yang menuntut seseorang yang profesional agar dalam melaksanakan profesinya tidak akan
merugikan hak dan kepentingan pihak tertentu
3. Prinsip Otonomi : Prinsip yang dituntut oleh kalangan profesional terhadap dunia luar agar mereka diberikan kebebasan
sepenuhnya dalam menjalankan profesinya
4. Prinsip Integritas Moral : Seorang yang profesional adalah orang yang mempunyai integritas pribadi atau moral yang
tinggi
 Bisnis sebagai Profesi Luhur

Dunis bisnis modern mensyaratkan dan menuntut para pelaku bisnis untuk menjadi orang yang profesional. Profesionalisme
menjadi suatu keharusan. Namun yang seringkali terlupakan adalah profesionalisme dalam pengertian komitmen pribadi dan
moral pada profesi tersebut. Bisnis bukanlah merupaka profesi jika bisnis dianggap sebagai pekerjaan kotor.
Terdapat dua pandangan tentang bisnis sebagai profesi yang luhur
o Pandangan Praktir Realistis
 Bisnis adalah suatu kegiatan di antara manusia yang menyangkut memproduksi, menjual, dan membeli
barang dan jasa untuk mendapatkan keuntungan.
 Pandangan aliran ekonomi klasik Adam Smith dan Pandangan ekonomi neo-klasik Milton Friedman
o Pandangan Ideal
 Bisnis tidak lain adalah suatu kegiatan di antara manusia yang menyangkut produksi, menjual, dan
membeli barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
 Keuntungan hanyalah dilihat sebagai konsekuensi logis dalam kegiatan bisnis
 Kegiatan bisnis merupakan perwujudan hakikat social manusia saling membutuhkan satu dengan yang
lain
 Salah satu upaya untuk membangun bisnis sebagai profesi yang baik dan luhur adalah dengan cara
membentuk, mendukung, dan memperkuat organisasi profesi.

MINGGU 4
Organizational Ethnics
 Etika Organisasi
Etika Organisasi adalah lingkup pembelajaran yang terpisah dari subyek utama etika karena adanya dua permasalahan.
Dalam suatu lingkungan kerja, setiap individu kemungkinan mengalami situasi dimana nilai personal bertentangan dengan
standar etika dari budaya operasi perusahaan.
 Etika dalam Bidang Sumber Daya Manusia
Fungsi sumber daya manusia dalam suatu organisasi idealnya harus langsung terlibat dalam hubungan antara
perusahaan dan karyawan di seluruh kontrak karyawan tersebut dengan perusahaan. Setiap langkah siklus hidup kontrak
perusahaan-karyawan tersebut berpotensi untuk pelanggaran etika.
SDM harus menjadi pusat kode etik korporat - bukan sebagai satu-satunya pencipta kode. Tugas-tugas SDM terkait
etika organisasi adalah sebagai berikut
 Profesional SDM harus membantu memastikan bahwa etika adalah prioritas utama organisasi
 SDM harus memastikan komponen etika termasuk dalam pemilihan kepemimpinan dan proses
pengembangan
 SDM bertanggung jawab dalam memastikan bahwa program dan kebijakan yang diterapkan adalah tepat
 HR harus tetap mengikuti isu etika (dan khususnya peraturan perundang-undangan yang berubah dan
pedoman hukuman untuk perilaku tidak etis)
 Etika dalam Bidang Keuangan
Fungsi keuangan suatu organisasi dapat dibagi menjadi tiga bidang yang berbeda: transaksi keuangan, akuntansi, dan
audit.
 Fungsi Transaksi Keuangan
 Melibatkan menerima uang dari pelanggan dan menggunakan uang itu untuk membayar
karyawan, pemasok, dan semua kreditur lainnya (pajak dan sejenisnya), dengan harapan
adanya nilai sisa untuk menciptakan keuntungan yang dapat diinvestasikan kembali ke bisnis
atau dibayarkan kepada pemilik / pemegang saham.
 Fungsi Akuntansi
 Mencatat semua transaksi keuangan tersebut dengan mendokumentasikan arus kas masuk
(kredit) dan arus kas keluar (debit) dan menyeimbangkan akun pada akhir periode (harian,
mingguan, bulanan, triwulanan, setiap tahun).
 Fungsi Audit
 Sertifikasi laporan keuangan organisasi, atau "buku," akurat oleh profesional pihak ketiga
yang tidak memihak.
 Tantangan dalam Etika
Profesi akuntansi tidak diatur oleh seperangkat undang-undang dan preseden hukum yang ditetapkan tetapi dengan
seperangkat prinsip akuntansi yang berlaku umum, biasanya disebut sebagai GAAP (kesenjangan yang diucapkan). Prinsip-
prinsip ini diterima sebagai prosedur operasi standar di industri ini, namun, seperti standar operasi lainnya, peraturan
tersebut terbuka untuk interpretasi dan pelecehan. Tingkat perpajakan yang oleh Paman Sam harapkan Anda dapat
membayar pendapatan yang dihasilkan mungkin sangat jelas, namun proses yang tepat untuk mencapai angka keuntungan
tersebut jauh dari jelas dan memberi tekanan pada akuntan untuk mengelola ekspektasi klien mereka.

MINGGU 5
 CSR (Corporate Social Responsibility)
CSR (Program Corporate Social Reponsibility) adalah bentuk pertanggungjawaban perusahaan terhadap lingkungan
sekitar, sederhananya bahwa setiap bentuk perusahaan mempunyai tanggungjawab untuk mengembangkan lingkungan sekitarnya
melalui program-program social, yang ditekankan adalah program pendidikan dan lingkungan.
Perusahaan tidak hanya mempunyai kewajiban-kewajiban ekonomis dan legal (artinya kepada pemegang saham atau
shareholder) tapi juga kewajiban-kewajiban terhadap pihak-pihak lain yang berkepentingan (stakeholders) yang jangkauannya
melebihi kewajiban-kewajiban. Pemikiran yang mendasari CSR (corporate social responsibility) yang sering dianggap inti dari
Etika Bisnis adalah bahwa perusahaan tidak hanya mempunyai kewajiban-kewajiban ekonomis dan legal (artinya kepada
pemegang saham atau shareholder) tapi juga kewajiban-kewajiban terhadap pihak-pihak lain yang berkepentingan (stakeholders)
yang jangkauannya melebihi kewajiban-kewajiban di atas.
Beberapa hal yang termasuk dalam CSR ini antara lain adalah tatalaksana perusahaan (corporate governance) yang
sekarang sedang marak di Indonesia, kesadaran perusahaan akan lingkungan, kondisi tempat kerja dan standar bagi karyawan,
hubungan perusahaan-masyarakat, investasi sosial perusahaan (corporate philantrophy). Berdasarkan teori diatas, disini akan
membahas tentang CSR ( corporate social responsibility) dan bagaimana manfaat-manfaat bagi bagi masyarakat dan keuntungan
bagi perusahaan dan contoh perusahaan yang telah menerapkan CSR.
Kepedulian sosial perusahaan terutama didasari alasan bahwasanya kegiatan perusahaan membawa dampak – for better
or worse, bagi kondisi lingkungan dan sosial-ekonomi masyarakat, khususnya di sekitar perusahaan beroperasi. Selain itu,
pemilik perusahaan sejatinya bukan hanya shareholders atau para pemegang saham. Melainkan pula stakeholders, yakni pihak-
pihak yang berkepentingan terhadap eksistensi perusahaan.

Keuntungan CSR bagi perusahaan :


1. Layak Mendapatkan sosial licence to operate
Masyarakat sekitar adalah komunitas utama perusahaan. Ketika mereka mendapatkan keuntungan dari perusahaan, maka dengan
sendirinya mereka akan merasa memiliki perusahaan. Sehingga imbalan yang diberika kepada perusahaan adalah
keleluasaan untuk menjalankan roda bisnisnya di kawasan tersebut.
2. Mereduksi Resiko Bisnis Perusahaan
Mengelola resiko di tengah kompleksnya permasalahan perusahaan merupakan hal yang esensial untuk suksesnya usaha.
Disharmoni dengan stakeholders akan menganggu kelancaran bisnis perusahaan. Bila sudah terjadi permasalahan, maka
biaya untuk recovery akan jauh lebih berlipat bila dibandingkan dengan anggaran untuk melakukan program Corporate
Social Responsibility. Oleh karena itu, pelaksanaan Corporate Social Responsibility sebagai langkah preventif untuk
mencegah memburuknya hubungan dengan stakeholders perlu mendapat perhatian.
3. Melebarkan Akses Sumber Daya
Track records yang baik dalam pengelolaan Corporate Social Responsibility merupakan keunggulan bersaing bagi perusahaan
yang dapat membantu memuluskan jalan menuju sumber daya yang diperlukan perusahaan.
4. Membentangkan Akses Menuju Market
Investasi yang ditanamkan untuk program Corporate Social Responsibility ini dapat menjadi tiket bagi perusahaan menuju
peluang yang lebih besar. Termasuk di dalamnya memupuk loyalitas konsumen dan menembus pangsa pasar baru.
5. Mereduksi Biaya
Banyak contoh penghematan biaya yang dapat dilakukan dengan melakukan Corporate Social Responsibility. Misalnya: dengan
mendaur ulang limbah pabrik ke dalam proses produksi. Selain dapat menghemat biaya produksi, juga membantu agar
limbah buangan ini menjadi lebih aman bagi lingkungan.
6. Memperbaiki Hubungan dengan Stakehoder
Implementasi Corporate Social Responsibility akan membantu menambah frekuensi komunikasi dengan stakeholder, dimana
komunikasi ini akan semakin menambah trust stakeholders kepada perusahaan.
7. Memperbaiki Hubungan dengan Regulator
Perusahaan yang melaksanakan Corporate Social Responsibility umumnya akan meringankan beban pemerintah sebagai
regulator yang sebenarnya bertanggung jawab terhadap kesejahteraan lingkungan dan masyarakat.
8. Meningkatkan semangat dan produktivitas karyawan
Image perusahaan yang baik di mata stakeholders dan kontribusi positif yang diberikan perusahaan kepada masyarakat serta
lingkungan, akan menimbulkan kebanggan tersendiri bagi karyawan yang bekerja dalam perusahaan mereka sehingga
meningkatkan motivasi kerja mereka.

9. Peluang Mendapatkan Penghargaan


Banyaknya penghargaan atau reward yang diberikan kepada pelaku Corporate Social Responsibility sekarang, akan menambah
kans bagi perusahaan untuk mendapatkan award.

Manfaat CSR bagi masyarakat


CSR akan lebih berdampak positif bagi masyarakat; ini akan sangat tergantung dari orientasi dan kapasitas lembaga dan
organisasi lain, terutama pemerintah. Studi Bank Dunia (Howard Fox, 2002) menunjukkan, peran pemerintah yang terkait
dengan CSR meliputi pengembangan kebijakan yang menyehatkan pasar, keikutsertaan sumber daya, dukungan politik
bagi pelaku CSR, menciptakan insentif dan peningkatan kemampuan organisasi. Untuk Indonesia, bisa dibayangkan,
pelaksanaan CSR membutuhkan dukungan pemerintah daerah, kepastian hukum, dan jaminan ketertiban sosial.
Pemerintah dapat mengambil peran penting tanpa harus melakukan regulasi di tengah situasi hukum dan politik saat ini.

 Driving Force Behind CSR / Faktor Prndorong CSR


Faktor Internal
 Pada dasarnya perusahaan menyadari jika dirinya termasuk dalam kelompok sosial yang berkecimpuk di suatu tempat
tertentu dan berkaitan dengan kelompok sosial lainnya.
 Perusahaan menyadari jika niatan membantu sesama kelompok sosial (manusia) dan menjaga kelestarian lingkungan
(Bumi) merupakan suatu tindakan yang mulia dan dianjurkan disetiap agama

 Perusahaan menyadari jika dengan adanya program CSR ini maka akan berdampak positif salah satunya adalah
berdampak pada kelancaran dan kelangsungan kegiatan operasional perusahaan
 Perusahaan mempunyai niatan untuk mendorong karyawan supaya dapat hidup lebih disiplin, mengembangkan
kemampuan untuk kemajuan perusahaan serta menumbuhkan sikap peduli terhadap lingkungan sekitar.

Faktor Eksternal
 Perusahaan ingin menjalin hubungan baik dengan lingkungan sekitar perusahaan dalam hal ini masyarakat yang
berdomisili dekat dengan lokasi perusahaan maupun masyarakat secara luas yang dalam hal ini diartikan masyarakat yang
lokasinya jauh dari perusahaanIkut berpartisipasi dalam pengelolaan dan melestarikan lingkungan hidup
 Perusahaan ingin berperan dalam mendorong pendapatan masyarakat melalui program ekonomi kerakyatan

Faktor-faktor Pendorong Corporate Social Responsibility (CSR)


 Transparansi
o Perusahaan tidak bisa lagi bertindak di belakang publik, apapun yang mereka lakukan (baik atau buruk) akan
diketahui, segera, di seluruh dunia.
 Pengetahuan
o Peralihan ke ekonomi berbasis informasi berarti bahwa konsumen dan investor memiliki lebih banyak
informasi yang mereka miliki daripada kapan saja dalam sejarah. Konsumen dan investor bisa lebih cerdas,
dan bisa lebih berpengaruh. Konsumen yang mengunjungi toko pakaian sekarang dapat memilih satu merek
dari merek lain berdasarkan catatan lingkungan perusahaan atau keterlibatan mereka dalam praktik sweatshop
di luar negeri.
 Keberlanjutan
o Saat ini akan mendekati atau telah melewati ambang batas hasil lestari dari banyak sistem alam (air tawar,
perbudakan samudra, hutan, rangelands), yang tidak dapat mengikuti pertumbuhan populasi yang
diproyeksikan. Akibatnya, perusahaan mendapat tekanan dari berbagai pemangku kepentingan yang beragam
untuk menunjukkan bahwa rencana bisnis dan strategi berwawasan lingkungan dan berkontribusi terhadap
pembangunan berkelanjutan.
 Globalisasi
o Globalisasi merupakan tahap baru perkembangan kapitalis, kali ini tanpa institusi publik untuk melindungi
masyarakat dengan menyeimbangkan kepentingan perusahaan swasta dengan kepentingan publik yang lebih
luas
 Kegagalan Sektor Publik
o Di negara-negara maju, warga dibilang memiliki harapan yang lebih rendah kepada pemerintahan, karena
kehilangan kepercayaan di sektor publik sebagai tempat terbaik atau paling tepat untuk menangani daftar
masalah sosial yang semakin meningkat. Hal ini, pada gilirannya, telah meningkatkan tekanan pada
perusahaan untuk bertanggung jawab atas dampak sosial dari tindakan mereka daripada mengharapkan sektor
publik melakukannya.

Jenis jenis pendekatan dalam CSR

 Pendekatan instrumental
Perspektif bahwa satu-satunya kewajiban korporasi adalah memaksimalkan keuntungan bagi pemegang sahamnya
dalam penyediaan barang dan jasa yang memenuhi kebutuhan pelanggannya.
 Pendekatan kontrak sosial
Perspektif bahwa korporasi memiliki kewajiban kepada masyarakat sesuai dan di atas harapan para pemegang
sahamnya.
Triple bottom line

Mendokumentasikan kinerja perusahaan menggunakan pendekatan triple bottom-line (3BL) melibatkan pencatatan kinerja sosial
dan lingkungan disamping kinerja bottom line keuangan yang lebih tradisional. Seiring perusahaan memahami nilai untuk
mempromosikan kegiatan CSR mereka, laporan tahunan mulai menjelaskan proyek investasi masyarakat, inisiatif daur ulang, dan
komitmen pengurangan polusi. Namun, sementara laporan keuangan distandarisasi sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum (GAAP), laporan kinerja sosial dan lingkungan saat ini tidak menawarkan pendekatan standar yang sama.

MINGGU 6
CHAPTER 6 : CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY
Corporate Social Initiatives
1. Alasan Promosi
2. Alasan Terkait Pemasaran
3. Pemasaran Sosial Perusahaan
4. Filantropi Perusahaan
5. Kesukarelawanan Komunitas
6. Praktek Bisnis yang Bertanggung Jawab Sosial

ALASAN PROMOSI
Korporasi menyediakan dana, sumbangan dalam bentuk barang, atau sumber daya perusahaan lainnya untuk meningkatkan
kesadaran dan kepedulian akan penyebab sosial atau untuk mendukung penggalangan dana, partisipasi, atau rekrutmen sukarela
karena suatu alasan
 Jenis-jenis Program
o Membangun kesadaran dan kepedulian
o Membujuk orang untuk mencari tahu lebih banyak
o Membujuk orang untuk menyumbangkan waktu mereka
o Membujuk orang untuk menyumbangkan uang
o Membujuk orang untuk menyumbangkan sumber daya nonmoneter
o Membujuk orang untuk berpartisipasi dalam acara
 Manfaat
o Memperkuat Posisi Merek
o Membangun Lalu Lintas dan Loyalitas Pelanggan
o Menciptakan Preferensi Merek dengan Pasar Sasaran
o Menyediakan Cara Mudah Pelanggan untuk Berkontribusi dan Berpartisipasi dalam Penyebab
o Menyediakan Kesempatan bagi Karyawan untuk Terlibat dalam Sesuatu yang Mereka Peduli
o Menciptakan kemitraan
o Memperkuat Citra Perusahaan
 Permasalahan
o Keterlihatan bagi perusahaan bisa berubah
o Sebagian besar materi promosi tidak berkelanjutan
o Melacak total investasi dan pengembalian investasi promosi sangat sulit dilakukan
o Perusahaan kemungkinan dibanjiri permintaan sumbangan dari organisasi lain yang terkait dengan penyebabnya
o Pendekatan ini membutuhkan lebih banyak waktu dan keterlibatan daripada menulis cek
o Promosi sering kali mudah ditiru, menghilangkan keunggulan kompetitif

ALASAN TERKAIT PEMASARAN


Korporasi berkomitmen untuk memberikan kontribusi atau menyumbangkan persentase pendapatan kepada penyebab
spesifik berdasarkan penjualan produk. Paling umum penawaran ini adalah untuk periode waktu yang telah diumumkan, untuk
produk tertentu, dan untuk amal tertentu. Dalam skenario ini, korporasi paling sering bermitra dengan organisasi nirlaba,
menciptakan hubungan yang saling menguntungkan yang dirancang untuk meningkatkan penjualan produk tertentu dan untuk
menghasilkan dukungan finansial untuk badan amal tersebut.
 Jenis-jenis Program
o Jumlah dolar tertentu untuk setiap produk yang terjual
o Jumlah dolar tertentu untuk setiap aplikasi atau akun dibuka
o Persentase penjualan produk atau transaksi
o Sebagian penjualan barang
o Menyesuaikan dengan kontribusi konsumen
o Persentase laba bersih
o Penawaran hanya untuk produk tertentu yang ditunjuk atau untuk beberapa produk atau semua produk,
o Untuk jangka waktu tertentu atau terbuka
o Korporasi dapat memutuskan untuk menetapkan batas atas kontribusi penjualan
 Manfaat
o Menarik pelanggan baru
o Menggalang dana untuk suatu alasan
o Mencapai ceruk pasar
o Meningkatkan penjualan produk
o Membangun kemitraan berharga yang mendukung usaha
o Membangun identitas merek yang positif
 Permasalahan
o Perjanjian kontrak yang menentukan kondisi kontribusi perlu disusun antara perusahaan dan badan amal
o Pembatasan hukum dan pengungkapan yang diperlukan perlu diselidiki dan dipatuhi
o Korporasi serta mitra perlu menetapkan sistem pelacakan yang andal untuk memastikan komitmen konsumen
terpenuhi
o Karena sumbangan per item seringkali kecil, tingkat partisipasi harus tinggi agar usaha menjadi bermanfaat, bagi
korporasi maupun untuk amal
o Konsumen bisa sangat skeptis terhadap kampanye seperti ini
o Beberapa pelanggan mungkin memiliki kekhawatiran tentang amal yang dikaitkan dengan merek dan mungkin
tidak ingin membeli produk tersebut sebagai hasilnya.
o Eksekusi promosi dan saluran media perlu dikembangkan dengan mitra penyebabnya

PEMASARAN SOSIAL PERUSAHAAN


Korporasi mendukung pengembangan dan / atau implementasi kampanye perubahan perilaku yang dimaksudkan untuk
meningkatkan kesehatan masyarakat, keselamatan, lingkungan, atau kesejahteraan masyarakat. Fitur yang membedakan adalah
fokus perubahan tingkah laku, yang membedakannya dari promosi sebab-akibat yang berfokus pada penyadaran, penggalangan
dana, dan perekrutan sukarela karena suatu alasan. Korporasi dapat mengembangkan dan menerapkan kampanye perubahan
perilaku sendiri, namun lebih sering melibatkan mitra di sektor publik dan / atau organisasi nirlaba.
 Jenis – jenis Program
o Isu kesehatan
o Isu pencegahan kerusakan
o Isu lingkungan
o Isu keterkaitan komunitas
 Manfaat
o Mendukung brand positioning
o Menciptakan preferensi merek
o Membangun lalulintas
o Meningkatkan penjualan
o Meningkatkan keuntungan dengan mengurangi biaya
o Menarik mita yang antusias dan kredibel
o Memberi dampak nyata terhadap perubahan social
 Permasalahan
o Beberapa masalah tidak cocok untuk korporasi
o Untuk banyak isu dan inisiatif, keahlian klinis dan teknis perlu dicari
o Perubahan perilaku dan dampaknya tidak sering terjadi dengan cepat
o Mendapat kritik dari beberapa pihak yang melihat kampanye pemasaran sosial sebagai hal yang bukan menjadi
urusan perusahaan
o Mengembangkan bahkan mendukung kampanye pemasaran sosial melibatkan lebih dari sekedar menulis cek

FILANTROPI PERUSAHAAN
Korporasi memberikan kontribusi langsung untuk amal atau suatu alasan, paling sering dalam bentuk hibah tunai,
sumbangan, dan / atau layanan sejenis. Inisiatif ini barangkali adalah inisiatif sosial korporasi yang paling tradisional dan selama
beberapa dekade didekati secara responsif. Lebih banyak perusahaan sekarang mengalami tekanan, baik secara internal maupun
eksternal, untuk beralih ke pendekatan yang lebih strategis, memilih fokus dan mengikat kegiatan filantropi ke tujuan dan tujuan
bisnis perusahaan
 Jenis – jenis Program
o Memberikan donasi tunai
o Menawarkan hibah
o Pemberian beasiswa
o Pemberian produk
o Pemberian jasa
o Memberikan keahlian teknis
o Memperkenankan penggunaan fasilitas dan jalur distribusi
o Memberikan penggunaan peralatan
 Manfaat
o Membangun reputasi dengan organisasi terhormat
o Menciptakan community goodwill dan perhatian nasional
o Memperkuat industri korporasi
o Membangun dan mengamankan posisi merek yang kuat
o Memiliki Dampak terhadap Masalah Masyarakat di Komunitas Lokal
o Memberikan Peluang untuk Kontribusi Non tunai / sejenisnya
 Permasalahan
o Menemukan dan memilih lembaga amal nirlaba dan mitra yang akan menjamin pengelolaan dan pemanfaatan
kontribusi yang efektif.
o Masalah pemegang saham dimana perusahaan seharusnya tidak mendanai sebab sosial yang seharusnya berada di
bawah naungan lembaga pemerintah
o Menyebabkan promosi, pemasaran terkait penyebab, dan upaya pemasaran sosial mendapatkan visibilitas peran
perusahaan melalui komunikasi yang melekat dalam kegiatan kampanye.
o Praktik bisnis yang bertanggung jawab secara sosial sering dipublikasikan oleh perusahaan, namun beberapa
merasa bahwa kegiatan filantropis tidak boleh disebut-sebut.
o Sulitnya melacak aktivitas dan mengukur hasil kegiatan filantropi

KESUKARELAWANAN KOMUNITAS
Perusahaan mendukung dan mendorong karyawan, mitra ritel, dan / atau anggota waralaba untuk secara sukarela
menyediakan waktu untuk mendukung organisasi dan organisasi masyarakat setempat. Kegiatan ini mungkin merupakan upaya
yang berdiri sendiri atau mungkin dilakukan dalam kemitraan dengan organisasi nirlaba. Kegiatan sukarelawan dapat
diselenggarakan oleh perusahaan, atau karyawan dapat memilih kegiatan mereka sendiri dan mendapat dukungan dari perusahaan
melalui cara seperti waktu luang dan program pencocokan database relawan.
 Jenis-jenis Program
o Mempromosikan etika melalui komunikasi korporat
o Menyarankan penyebab dan amal tertentu
o Mengorganisir tim relawan untuk tujuan atau acara tertentu
o Membantu karyawan mencari peluang
o Memberikan waktu luang sepanjang tahun untuk melakukan pekerjaan sukarela
o Memberikan dana hibah untuk amal
o Mengakui relawan karyawan teladan
 Manfaat
o Membangun Hubungan murni dalam Komunitas
o Berkontribusi pada Sasaran Bisnis
o Meningkatkan Kepuasan dan Motivasi Karyawan
o Mendukung Inisiatif Perusahaan lainnya
o Meningkatkan Citra Perusahaan
o Memberikan Kesempatan untuk Memamerkan Produk dan Layanan
 Permasalahan
o Mahal
o Upaya dapat menyebar ke banyak masalah sehingga tidak benar-benar membuat dampak sosial
o Kesulitan menyadari manfaat bisnis bagi perusahaan
o Mampu melacak usaha dan hasil paling sulit diantara yang lain
o Sulit untuk menemukan keseimbangan antara mempublikasikan usaha dan memamerkannya.

PRAKTEK BISNIS YANG BERTANGGUNG JAWAB SOSIAL


Perusahaan mengadopsi dan melakukan praktik bisnis dan investasi bebas yang mendukung penyebab sosial untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan melindungi lingkungan. Inisiatif dapat dipahami dan dilaksanakan oleh organisasi
atau mereka mungkin bermitra dengan orang lain.
 Jenis-jenis Program
o Merancang fasilitas
o Mengembangkan proses perbaikan
o Menghentikan penawaran produk
o Memilih pemasok
o Memilih bahan pembuatan dan kemasan
o Memberikan pengungkapan penuh
o Mengembangkan program untuk mendukung kesejahteraan karyawan
o Mengukur, melacak, dan melaporkan
o Menetapkan pedoman untuk pemasaran kepada anak-anak
o Menyediakan akses yang meningkat untuk populasi penyandang cacat
o Melindungi privasi informasi konsumen
o Membuat keputusan mengenai pabrik, outsourcing, dan lokasi ritel
 Manfaat
o Mengurangi biaya operasional
o Meningkatkan Goodwill Masyarakat untuk Korporasi
o Menciptakan Preferensi Merek dengan Pasar Sasaran
o Membangun Kemitraan yang Berpengaruh
o Meningkatkan Kesejahteraan Karyawan dan Kepuasan
o Berkontribusi pada Posisi Merek yang Diinginkan
 Permasalahan
o Orang akan skeptis terhadap motif korporasi
o Masyarakat akan mencari tindakan yang mendukung kata-kata dan memenuhi janji
o Masyarakat ingin tahu apakah ini komitmen jangka panjang atau kampanye jangka pendek.
o Masyarakat akan memiliki pertanyaan tentang apakah dan bagaimana praktik baru tersebut akan membuat
perbedaan nyata
o Masyarakat ingin tahu apa yang biasa perusahaan lakukan.
o Masyarakat akan menunggu untuk mendengar hasil usaha perusahaan

MINGGU 7
Corporate Governance and Free Trade Era
 Corporate Governance

Tata kelola perusahaan adalah proses dimana organisasi diarahkan dan dikendalikan. Namun, ketika kita
memeriksa siapa adalah mengendalikan korporasi, dan untuk siapa, situasi mendapat sedikit lebih rumit. Sebelum
perkembangan besar perusahaan, yang badan hukum terpisah, manajer dan pemilik organisasi adalah orang yang sama.
Pengembangan perusahaan yang terpisah memungkinkan perusahaan untuk mengumpulkan dana dari pemegang
saham individu untuk memperbesar operasinya.
Tata kelola perusahaan adalah tentang cara mengawasi jalannya perusahaan oleh manajer, dan bagaimana anggota
dewan pada gilirannyabertanggung jawab kepada pemegang saham dan perusahaan. Ini mempunyai implikasi perilaku
perusahaan terhadap karyawan,pemegang saham, nasabah, dan bank. Tata kelola perusahaan yang baik memainkan
peran penting dalam mendasari integritas dan efisiensi pasar keuangan. Tata kelola perusahaan yang buruk melemahkan
potensi perusahaan danpaling buruk bisa membuka jalan bagi kesulitan keuangan danbahkan penipuan Jika perusahaan
diatur dengan baik, mereka akan melakukannya biasanya mengungguli perusahaan lain dan akan mampuuntuk menarik
investor yang supportnya bisa membiayai lebih lanjutpertumbuhan.

 Governance Methodologies
Terdapat sebuah pedoman untuk mematuhi atau jelaskan (comply or explain), yang memberi perusahaan
fleksibilitas untuk dipatuhi dengan standar tata kelola atau menjelaskan mengapa mereka melakukannyatidak dalam
dokumen perusahaan mereka (laporan tahunan, untukcontoh).

 Effective Corporate Governance

Untuk dianggap efektif diatur, organisasi harus memiliki mekanisme yang mengawasi strategi jangka panjang
perusahaan dan pengangkatan dari personil yang bertugas dengan tanggung jawab utama memberikan strategi itu. Agar
benar-benar efektif, dewan harus mengikuti enam langkah berikut ini :
1. Ciptakan iklim kepercayaan dan keterbukaan.
Dewan direksidan eksekutif senior seharusnya bekerja dalam kemitraan menuju kesuksesan pencapaian
tujuan organisasi bukan mengembangkan hubungan yang tidak bersahabat dimana dewan dipandang sebagai
hambatan bagi realisasi visi strategis CEO.
2. Tingkatkan budaya keterbukaan.
3. Campurkan peran.
4. Memastikan tanggung jawab individu.
5. Biarkan dewan menilai bakat kepemimpinan.
Anggota dewan harus secara aktif bertemu dengan pemimpin masa depan dalam posisi mereka saat ini dalam
organisasi, bukan hanya menunggu mereka untuk diperkenalkan saat kekosongan muncul.
6. Evaluasi kinerja dewan
 Free Market Ethics
Di dalam melakukan perdagang bebas, pelakunya tidak bisa melakukan hal yang semena-mena seperti halnya
dari kata bebas itu sendiri. Tetapi terdapat etika ataupun batasan yang harus dilakukan dari hubungan perdagangan
bebas antarnegara tersebut. Dalam hal ini pemerintah memiliki peran untuk mengawasi pelaksanaan perdagangan
bebas.

 The Role of Government in a Free Market


Pasar bebas tentunya menjadi perhatian serius bagii pemerintah, karena selama ini tidak pernah maksimal
dalam memperkuat dan memajukan industri nasional dalam menghadapi tuntutan pasar bebas tersebut. Pasar bebas
tentu asas utamanya adalah persaingan, yang bebas dari intervensi pemerintah untuk mengontrol harga dari produk-
produk yang diperdagangkan. Penilaiannya diserahkan kepada konsumen untuk membeli produk yang diinginkannya.

Berikut merupakan peran pemerintah dalam pasar bebas, yaitu :


1. Mengawasi agar akibat ekstern kegiatan ekonomi yang merugikan dapat dihindari
2. Menyediakan barang public yang cukup hingga masyarakat dapat membelinya dengan mudah dan murah
3. Mengawasi kegiatan-kegiatan perusahaan, terutama perusahaan yang besar yang dapat mempengaruhi pasar
4. Menjamin agar kegiatan ekonomi yang dilakukan tidak menimbulkan ketidaksetaraan dalam masyarakat
5. Memastikan pertumbuhan ekonomi dapat diwujudkan secara efisien

Campur tangan pemerintah dalam ekonomi dapat dilakukan dalam tiga bentuk yaitu:
1. Membuat undang-undang. Undang-undang diperlukan untuk mempertinggi efisiensi mekanisme pasar, menciptakan
dasaran social ekonomi dan menciptakan pertandingan bebas sehingga tidak ada kekuatan monopoli.
2. Secara langsung melakukan kegiatan ekonomi (mendirikan perusahaan) dengan produksi barang publik.
3. Melakukan kebijakkan fiskal dan moneter.

Anda mungkin juga menyukai