Bartholinitis
Bartholinitis
DAN GINEKOLOGI
Disusun Oleh:
Felicia
00000001829
Pembimbing:
dr. Bambang Fajar Nurcahyono, Sp.OG
Keluhan Utama
Nyeri di kemaluan sejak 3 hari SMRS.
1
Amoxicillin, Gratamin, Opistan, dan Gentamisin; namun setelah memakai obat-
obat tersebut, pasien tak kunjung sembuh namun sebaliknya menjadi lebih parah.
Riwayat Seksual
Pasien mengaku belum pernah melakukan koitus.
Riwayat Ginekologi
Menarche : 11 tahun
Siklus Haid : Tidak teratur
Panjang Siklus : 20 hari – 2 bulan
Durasi : 14 hari
Ganti Pembalut : 2 – 3 kali/hari
Dismenorrhea : disangkal
Riwayat Sosial-Ekonomi
Pasien adalah seorang pelajar dengan status sosial baik, status ekonomi
golongan menengah, serta status kejiwaan dan kebiasaan yang baik. Pasien
merupakan peserta jaminan BPJS-TNI AD.
Riwayat Kebiasaan
Ibu pasien mengatakan bahwa pasien sering menginap di rumah temannya
dan saat menginap, pasien selalu memakai celana jeans untuk tidur. Pasien
menyangkal adanya kebiasaan merokok, konsumsi jamu, menggunakan obat-
obatan terlarang, maupun minum-minuman beralkohol. Pasien sehari-harinya
2
mengonsumsi nasi putih dengan lauk-pauk seperti daging, sayur, telur, tahu dan
tempe.
Tanda-tanda Vital
TD : 100/70 mmHg
Nadi : 66 x/menit
Pernafasan : 20 x/menit
Suhu : 36C
Data Antropometeri
TB = 160 cm
BB = 54 kg
IMT = 21,09 (Normal)
Status Generalis
Kepala:
Normosefali, lesi (-), massa (-), rambut hitam tidak mudah dicabut, rambut
lebat dan penyebaran rambut merata, kulit kepala normal, tidak nyeri saat
diraba.
Mata:
Sklera ikterik (-), konjungtiva pucat (-), pupil bulat, isokor, diameter
3mm/3mm, RCL (+/+), RCTL (+/+)
THT:
Bentuk normal, simetris, secret (-/-) nyeri tekan tragus (-/-), septum nasi
simetris, darah (-/-), tonsil T1/T1, faring hiperemis (-), massa (-)
Leher:
Massa (-), lesi (-), hiperemis (-), pembesaran KGB (-), deviasi trakea (-)
3
Thorax:
- Mammae simetris, hiperemis (-), massa (-/-), sekret (-/-), retraksi (-/-)
- Jantung
o Inspeksi : Pulsasi Iktus kordis (-), scar (-)
o Palpasi : Iktus kordis (-), heaves (-), lifts (-), thrills (-)
o Perkusi : Batas jantung kanan di sela iga 4 parasternal dextra,
batas jantung kiri di sela iga 4 linea mid clavicula sinistra, batas
jantung atas di sela iga 3 linea parasternal sinistra
o Auskultasi : S1, S2 regular, murmur (-), gallop (-)
- Paru
o Inspeksi : pernapasan statis dan dinamis adalah simetris, tidak
tampak retraksi maupun pernapasan cuping hidung
o Palpasi : taktil fremitus simetris, pengembangan dada simetris
o Perkusi : sonor pada kedua lapang paru
o Auskultasi : suara nafas vesikuler, ronchi (-/-), wheezing (-/-),
stridor (-/-)
Abdomen:
- Inspeksi : bentuk cembung, bekas operasi (-)
- Palpasi : nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba
- Perkusi : timpani pada seluruh lapang abdomen
- Auskultasi : bising usus normal, metallic sound (-)
Urogenital:
Benjolan di labia mayor dekstra, nyeri tekan (+), hiperemis (+), sekret putih
kental di introitus vagina
Ekstremitas:
Akral hangat, edema (-), capillary refill time <2 detik
4
IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG
- Pemeriksaan Darah Rutin
Hematokrit 38 37-54%
V. RESUME
Pasien bernama Ny. NM berusia 27 tahun datang ke IGD RSMC dengan
keluhan adanya nyeri kram di perutnya yang timbul setiap 2 jam sejak 3 jam
SMRS. Pasien mengatakan sebelum timbul nyeri tersebut, terdapat cairan yang
yang keluar dari daerah kemaluan 9 jam SMRS. 2 hari yang lalu, terdapat flek-
flek darah yang keluar dari kemaluannya pasien. Pasien menyangkal adanya
demam, mual, dan muntah. Pasien sedang dalam usia kehamilan 39 minggu. Pada
pemeriksaan fisik ditemukan bahwa TFU 32 cm, TBJ 3100 g, DJJ 142 x/menit,
pergerakan janin reaktif, HIS (+), dan pada pemeriksaan dalam ditemukan
pembukaan 2 cm, portio lunak, permukaan tipis, presentasi kepala Hodge I, lendir
(+), darah (-), massa (-).
VI. DIAGNOSIS
Bartholinitis
VII. PENATALAKANANAAN
Rencana diagnosis
1. Tes lakmus (Nitrazin test)
2. Fern test
3. USG (ultrasonografi)
4. Laboratorium terutama leukosit
5. Cek tanda-tanda persalinan dan skoring pelvik
6. Inspekulo
7. Periksa dalam (VT)
5
Rencana terapi
Dilakukan observasi selama 12 jam
Non medikamentosa:
o Rawat inap
o Bed rest
o Observasi terutama tanda-tanda infeksi
o Terapi cairan normal saline / ringer’s lactate
Terminasi kehamilan:
o Induksi dengan oksitosin
o Operatif operasi SC jika tidak ada kemajuan
Medikamentosa:
o Jika ketuban sudah pecah > 18 jam, berikan antibiotic profilaksis
- Ampisilin 2 gram IV setiap 6 jam
- Atau Penisilin G 2 juta unit IV setiap 6 jam hingga persalinan terjadi
o Jika tidak ada infeksi pasca persalinan, hentikan antibiotika
Rencana Monitor
1. Tanda-tanda vital
2. Observasi DJJ, Kontraksi HIS, dan Pembukaan serviks
Rencana Edukasi
Menjelaskan kepada keluarga mengenai risiko yang dapat terjadi seperti
perdarahan dan infeksi.
VIII. PROGNOSIS
Ibu
- Quo ad vitam : dubia ad bonam
- Quo ad functionam : dubia ad bonam
- Quo ad santionam : dubia ad bonam
Bayi
- Quo ad vitam : dubia ad bonam
- Quo ad functionam : dubia ad bonam
- Quo ad sanationam : dubia ad bonam
6
IX. Diagnosis Akhir
P2A0, Post SC atas indikasi Ketuban pecah dini dan Partus tidak maju
X. PENATALAKSANAAN LANJUTAN
Rencana terapi
Non-Medikamentosa:
- Rawat inap
- Observasi keadaan umum dan TTV
- Observasi perdarahan
Medikamentosa
- Ketorolac 15 – 60 mg