Anda di halaman 1dari 4

1.

Paramyxovirus
1.1 Definisi

Paramyxovirus: One of a group of RNA viruses that are predominantly responsible for acute
respiratory diseases and are usually transmitted by airborne droplets.
(https://www.medicinenet.com/script/main/art.asp?articlekey=22713 )

1.2 Klasifikasi

Paramyxoviridae dibagi dalam dua sub family yakni Paramyxovirinae dan Pneumovirinae yang
awalnya terdiri dari tiga genus yakni Respirovirus, Rubulavirus dan Morbilivirus, namun selanjutnya
ditemukan genus Pneumovirus dan Metapneumovirus.

1.3 Morfologi

Bentuk umum dari virus rubeolla adalah sebagai berikut :

Virion Bulat, pleomorfik, berdiameter 150-300 nm


Komposisi RNA (1%), protein (73%), lemak (20%), karbohidrat (6%)
Genom RNA rantai tunggal, lurus, tidak bersegmen, negative-sense
Protein Enam protein struktural :
3 membentuk nukleokapsid : Posprotein, Uk-besar, Nukleoprotein
3 tergabung dengan selubung virus : Fusi, Hemaglutinin, Matrix
Amplop Berasal dari sel inang yang mengandung glikoprotein hemaglutinin dan
glikoprotein fusi
Replikasi Sitoplasma; partikel bertunas dari membran plasma
Ciri khas Stabil secara antigen, partikel labil snagat infeksius
1.4 Transmisi
Droplet pernafasan (airborne), pasien campak infeksius pada saat fase prodromal , sampai
3-4 hari setelah onset rash (http://anakfk.weebly.com/rubeola-measles.html )

2. Campak
2.1 Definisi

Campak adalah penyakit menular yg disebabkan oleh virus dgn gejala prodromal seperti demam,
batuk, coryza, dan konjungtivitas, kemudian diikuti dgn munculny ruam makulopapular. (jurnal
kesehatan masyarakat volume 1, no.2, tahun 2012, halaman 293-304. FKM undip
http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm )

2.2 Epidemiologi

2.3 etiologi

2.4 patofisiologi

2.5 manifestasi klinis


 Periode Inkubasi

Terjadi sekitar 8 hari sampai 10-12 hari. Walaupun kejadian virologis dan imunologis terjadi
pd saat ini, individu belum tampak sakit (belum terlihat gejala klinis). Gooddall dkk. Menunjukkan
bahwa pd beberapa penderita mengalami gejala respiratorius transien ringan dan demam setelah
terkena virus

 Periode Prodromal

Berlangsung sekitar 2-4 hari, virus terdapat dalam air mata, sekresi hidung, tenggorokan,
urin, dan darah. Gejala inisial merupakan gejala respiratorius dan pilek dgn demam sbg gejala awal.
Suhu meningkat secara gradual menjadi 39,5oC selama 4 hari. Pd stadium ini dpt ditemukan
enantema di mukosa pipi yg merupakan tanda patognomonis campak, yaitu koplik spot,
conjunctivity, coryza, dan cough.

 Periode Eksantema

Eksantema (makulopapula) muncul sekitar 14 hari setelah terpajan dan pd saat itu antibodi
humoral dapat dideteksi. Eksantema muncul sekitar puncak gejala respiratorius dan suhu berkisar
39,5oC. Saat inilah puncak timbul koplik spot, 3 hari kemudian akan hilang. Setelah menghilang,
mukosa yg merah dan sandpapery menetap selama 1-2 hari.

 Periode Konvalesen

Pd fase akhir, ruam menjadi hiperpigmentasi dan kadang” deskuamasi dan gejala” lainny
menghilang.

2.6 diagnosis dan diagnosis banding


diagnosis

diagnosis campak biasanya dpt dibuat berdasarkan gejala klinis yg khas, yaitu coryza, conjunctivitis,
coungh (3c) dan demam tinggi beberapa hari diikuti timbulny ruam khas, diawali dari belakang
telinga kemudian menyebar ke muka, dada, tubuh, lengan, dan kaki bersamaan dgn meningkatnya
suhu tubuh- selanjutny mengalami hiperpigmentasi dan deskuamasi. Dgn demikian diagnosis
campak dpt ditegakkan berdasarkan klinis. Secara spesifik dpt dilakukan dgn pemeriksaan serologis
IgM dan isolasi virus dari kultur jaringan.

Diagnosis Banding

1. rubela (campak jerman) : tidak diawali masa prodromal yg spesifik. Remaja dan dewasa
muda dpt memperlihatkan gejala demam ringan disertai lemas badan dalam 1-4hari
sebelum timbulnya ruam. Pembesaran kelenjar getah bening khususny di daerah belakang
telinga dan oksipital sangat menunjang diagnosis rubela.
2. Eksantema subitum : gejala demam tinggi selama 3-4 hari disertai iritabilitas biasanya timbul
sebelum timbulnya ruam pd kulit disertai penurunan demam secara drastis menjadi normal.
3. Demam skarlatina : kelainan kulit pd demam skarlatina biasany terjadi dalam 12 jam
pertama sesudah demam, batuk, dan muntah. Gejala prodromal ini dpt berlangsung selama
2 hari. Lidah berwarna merah stroberi disertai tosilitis eksudativa atau membranosa.
4. Steven-Johnson (erupsi obat) : tidak mempunyai gejala prodromal.
5. Penyakit kawasaki : demam tidak spesifik disertai nyeri tenggorokan sering mendahului
timbulny ruam selama 2-5 hari. Sering ditemui konjungtivitis bilateral.
6. Meningococcemia : kemerahan pd kulit 24 jam pertama. Gejalany berupa demam, muntah,
kelemahan umum, gelisah, dan mungkin disertai kaku kuduk.
7. Penyakit rikets : erupsi papulovesikuler secara menyeluruh, biasany tidak mengenai wajah,
dan sering didahului oleh gejala menyerupai influenza. Sakit kepala lebih menonjol.
8. Staphylococcus toxic shock syndrome : demam tinggi, nyeri kepala. Batuk, muntah dan
diare, serta renjatan sering kali mendahului atau dpt bersamaan dgn keluarny kelainan kulit.

2.7 tatalaksana dan pencegahan

Pengobatan bersifat suportif, terdiri atas :

- pemberian cukup cairan


- kalori sesuai dan jenis makanan disesuaikan dgn tingkat kesadaran dan terjadiny komplikasi
- suplemen nutrisi
- antibiotik diberikan bila terdapat infeksi sekunder
- antikonvulsan bila terjadi kejang
- pemberian vitamin A 100.000 IU, bila disertai malnutrisi dilanjutkan 1.500 IU tiap hari.

Indikasi rawat inap bila hiperpireksia (suhu>39oC), dehidrasi, kejang, asupan oral sulit, atau terdapat
komplikasi.

Pencegahan

 tingkat awal
berhubungan dgn keadaan penyakit yg masih dalam tahap prepatogenesis atau penyakit belum
tampak. memantapkan status kesehatan balita dgn memberikan makanan bergizi, sehingga dpt
meningkatkan daya tahan tubuh

 tingkat pertama

merupakan upaya mencegah seseorang terkena campak 1) memberikan penyuluhan pd masyarakat


mengenai pentingny pelaksanaan imunisasi campak untu semua bayi 2) imunisasi dgn virus campak
hidup yg dilemahkan dan diberikan pd smuua anak usia 9 bulan sgt dianjurkan karena dpt
melindungi sampai waktu 4-5 tahun.

 tingkat kedua

ditujukan untuk mendeteksi penyakit sedini-dininya agar mendapat pengobatan yg tepat.


Pencegahan ini dapat menghambat progresivitas penyakit, mencegah komplikasi, dan membatasi
kemungkinan kecacatan. 1) menentukan diagnosis campak dgn benar melalui pemeriksaan fisi atau
darah 2) mencegah perluasann infeksi. Anak yg menderita campak jgn masuk sekolah selama 4 hari
setelah timbulny ruam. Menempatkan anak dlm ruangan khusus atau mempertahankan isolasi di
rumah sakit dgn cara isolasi penderita pd stadium kataral, yaitu hari pertama sampai keempat
setelah timbulny ruam 3) pengobatan simtomatik 4)diet dgn gizi tinggi kalori dan protein

 tinkat ketiga

tujuan untuk mencegah terjadiny komplikasi dan kematian. Tindakan yg dilakukan yg


dilakukan 1) penanganan akibat lanjutan komplikasi campak 2) pemberian vitamin A dosis
tinggi karena cadangan vitamin A akan turun dgn cepat, terutama pd anak kurang gizi yg
akan menurunkan imunitas.

2.8 Komplikasi

1. laringotrakeitis : laringitis terjadi oleh karena edema hebat pd mukosa saluran napas dan
bertambah parah pd saat demam mencapai puncakny, ditandai dgn distres pernapasan, dispnea,
sianosis, dan stridor.

2. pneumonia : merupakan komplikasi campak yg sering dijumpai dan sering disebabkan invasi
bakteri sekunder.

3. ensefalitis : penyulit neurologik paling sering terjadi, biasany pd hari ke4 sampai ke7 setelah
timbulny ruam, sejumlah kecil terjadi pd periode preerupsi. Ensefalitis simtomatik timbul sekitar
1:1000.

4. subacute sclerosing panencephalitis (SSPE/penyakit dawson) : merupakan kelainan degeneratif


susunan saraf pusat yg disebabkan infeksi virus campak yg persisten. Kemungkinan menderita pd
anak yg sebelumny pernah campak adalah 0,6-2,2 / 100.000. masa inkubasi SSPE rata-rata 7 tahun.

5. otitis media : invasi virus ke telinga tengah umumny terjadi pd campak. Gendang telinga biasany
hiperemis pd fase prodromal dan erupsi.

6. enteritis dan diare persisten

2.9 prognosis

Anda mungkin juga menyukai