Anda di halaman 1dari 10

BioLink Vol.

2 (2) Januari 2016 p-ISSN: 2356-458x e-ISSN:2597-5269

BioLink
Jurnal Biologi Lingkungan, Industri, Kesehatan

Available online http://ojs.uma.ac.id/index.php/biolink

IDENTIFIKASI DAN PENENTUAN JENIS CENDAWAN YANG


MENGINFEKSI KULIT PASIEN BALITA DI RUMAH SAKIT UMUM
PUSAT HAJI ADAM MALIK MEDAN

Identification and Determination Fungi which Infected of Skin Toddler


Patient in General Hospital Center Haji Adam Malik Medan

Ratnawati1, E. Harso Kardhinata2, Sartini3


1&3)Fakultas Biologi, Universitas Medan Area
2)Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara

*Corresponding author: E-mail: 60stnurcahya@gmail.com


Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis-jenis cendawan yang menginfeksi kulit pasien
balita di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan. Penelitian dilakukan dengan metode
deskriptif yaitu melakukan pemeriksaan dan pengamatan jenis cendawan pada kerokan kulit balita di
bawah 5 tahun yang mengalami infeksi dengan total 30 sampel. Pemeriksaan dilakukan menggunakan
KOH 10% dan kulturcendawan pada media Sabouraud Dextrose Agar dan diinkubasi pada suhukamar
(25-30oC). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa jenis cendawan yang menginfeksi
kulit pasien balita yaitu Trichophyton rubrum, Microsporum mgypseum, Epidermiophyton floccosum,
Candida albicans dan Candida tropicalis.

Kata Kunci : Cendawan, Infeksi kulit, Sabouraud Dextrose Agar

Abstract
This study aims to identify the types of fungi that infect skin toddler patients at the General Hospital Haji
Adam Malik Medan. The study was conducted by descriptive method using examination observation fungi
on skin scrapingssuffering from infection with a total of 30 samples. Examination was performed using
10% KOH and fungal culture media Sabouraud Dextrose Agar and incubated at room temperature (25-
30oC). Based on the results of this study concluded that the type of fungus that infects the skin of patients
under five years old are Trichophytonrubrum, Microsporummgypseum, Epidermiophytonfloccosum,
Candida albicans and Candida tropicalis.

Keywords : fungus, skin infections, Sabouraud Dextrose Agar

How to Cite: Ratnawati, Kardhinata, E.H., Sartini, (2016), Identifikasi dan Penentuan Jenis Cendawan yang
Menginfeksi Kulit Pasien Balita di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, BioLink, Vol. 2 (2), Hal :90-99

90
BioLink, Vol. 2 (2) Januari 2016: 90-98

PENDAHULUAN yang memiliki lipatan dan lembab seperti


Penyakit infeksi merupakan lipatan bokong, ketiak, kepala dan leher.
penyakit yang disebabkan oleh sebagian Pada bagian lipatan bokong biasanya
besar mikroba patogen yang bersifat lebih rentan mengalami infeksi akibat
dinamis. Pada negara-negara tropis pemakaian popok. Eksim popok ditandai
seperti Indonesia, penyakit infeksi dengan radang kulit pada bagian lipatan
banyak disebabkan oleh jamur yang paha, lecet dan menyebabkan gatal yang
merupakan penyebab utama tingginya berlebihan. Sedangkan pada anak yang
angka kesakitan (morbidity) dan angka berusia diatas 5 tahun biasanya infeksi
kematian (mortality) di rumah sakit, cendawan terjadi pada anak yang
dimana infeksi ini lebih dikenal dengan bertubuh gemuk karena memiliki lipatan
istilah infeksi nosokomial. Infeksi yang lebih banyak (Arlene, 1994).
nosokomial adalah infeksi yang terjadi di Sebagian besar infeksi oportunistik
rumah sakit dan menyerang penderita disebabkan oleh infeksi yang superficial
yang sedang dalam proses perawatan, atau infeksi cendawan pada kulit yang
terjadi karena adanya transmisi mikroba disebabkan oleh cendawan yang
patogen yang bersumber dari lingkungan tergolong dermatofita (cendawan kulit)
rumah sakit dan perangkatnya. Infeksi seperti Trichopyton sp, Epidermopyhton
nosokomial terjadi lebih dari 48 jam sp dan Microsporum sp. Sedangkan
setelah penderita masuk rumah sakit infeksi lainnya disebabkan oleh Candida,
(Gupte, 1990). Malassezia furfur, Exophiala, Werneckill,
Selain infeksi nosokomial, juga Piedraiahortae dan Trichosporon
terjadi infeksi opotunistik seperti infeksi cutaneum. Dermatofita merupakan
cendawan. Infeksi oportunistik adalah golongan cendawan yang hidup pada
infeksi yang disebabkan oleh organisme stratum korneum atau jaringan kulit
yang biasanya tidak menyebabkan yang mengandung keratin. Faktor-faktor
penyakit pada orang dengan sistem yang penting untuk menentukan
kekebalan tubuh yang normal, tetapi keberhasilan pemindahan termasuk
dapat menyerang orang dengan sistem viabilitas dan virulensi, situs infeksi,
kekebalan tubuh yang lemah. Kulit genotif inang komposisi serum dan
merupakan bagian terluar tubuh yang tekanan karbondioksida permukaan
merupakan penghubung organ dalam kulit. Infeksi cendawan juga banyak
tubuh dan luar tubuh. Infeksi jamur disebabkan oleh kelompok Candida
oportunistik banyak disebabkan oleh seperti Candida albicans, Candida
kelompok cendawan Dermatofit dan tropicalis dan Candida parasilofsis,
Candida. Infeksi sering terjadi pada kulit umumnya bagian jaringan yang
balita karena memiliki kulit yang lebih mengalami luka (Fenwick, 1999).
sensitif dibandingkan kulit orang Hasil diagnosa data rekam medik
dewasa. Kulit balita lebih tipis terutama pasien yang mengalami infeksi cendawan
bayi yang mengalami lahir prematur pada kulit tahun 2013 mencapai 500
(Midgley dkk, 2008). orang, 50% dari data tersebut adalah
Gejala yang timbul akibat infeksi pasien balita. Berdasarkan hasil diagnosa
cendawan patogen pada kulit balita tersebut maka perlu dilakukan penelitian
biasanya terdapat pada bagian tubuh tentang jenis-jenis cendawan yang
91
Ratnawati, dkk. Identifikasi dan Penentuan Jenis Cendawan yang Menginfeksi Kulit Pasien

menginfeksi kulit pasien balita di Rumah lesi kulit yang aktif dikerok dengan
Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik scalpel tumpul steril, kemudian spesimen
Medan. disimpan dalam cawan petri untuk
dikultur dan dalam objek glass untuk
METODE PENELITIAN pemeriksaan KOH.
Penelitian dilaksanakan pada bulan
Agustus sampai dengan bulan Oktober Pemeriksaan Spora dan Hifa dengan
tahun 2014 di Laboratorium Instalasi KOH 10%
Mikrobiologi Klinik (IMK) RSUP Haji Pemeriksaan spora dilakukan
Adam Malik Medan. dengan reagensia KOH 10%,identifikasi
Alat yang digunakan yaitu objek spesimen yang sudah dikerok dengan
glass, deck glass, kapas, cawan petri, skalpel pada objek glass kemudian
pinset, skalpel, sensi glove, mikroskop, ditetesi KOH 10% dan ditutup dengan
selotip, tip steril, lampu bunsen, hot deck glass. Selanjutnya dilakukan
plate, micropipet 100µl, tissue, tabung pengamatan spora dibawah mikroskop
inokulum dan alat dokumentasi.Bahan dengan pembesaran 10x dan 40x.
yang digunakan yaitu sampel kerokan
kulit pasien balita pada bagian wajah, Pemeriksaan Kultur Cendawan
kepala, leher punggung, paha dan ketiak, Pemeriksaan kultur cendawan yaitu
reagensia KOH 10%, Lactophenol Cutton spesimen ditaburkan atau digoreskan
Blue (LCB), emersi oil dan media pada media Sabouraud Dextrose Agar
Sabouraud Dextrose Agar (SDA). (SDA). Biakan kemudian diinkubasi pada
Penelitian yang dilakukan secara suhu kamar (25-30oC) dan dilakukan
deskriptifyaitu melakukan pemeriksaan pengamatan setiap 1 x 24 jam untuk
dan pengamatan jenis cendawan pada melihat jenis cendawan yang tumbuh
kerokan kulit balita yang mengalami selama masa inkubasi. Jika pada media
infeksi di RSUP Haji Adam Malik Medan terlihat adanya pertumbuhan cendawan
dengan total 30 sampel. Pemeriksaan maka dilakukan pemeriksaan morfologi
cendawan ini dilakukan menggunakan secara makroskopis dan mikroskopis
KOH 10% dan kulturcendawan pada serta pengecatan dengan Lactophenol
media Sabouraud Dextrose Agar (SDA). Catton Blue. Kemudian diamati dibawah
Data yang dihasilkan adalah jenis mikroskop pada permukaan slide. Hasil
cendawan yang tumbuh selama inkubasi kultur dinyatakan negatif jika dalam
pada suhukamar (25-30oC). waktu inkubasi 1-2 minggu tidak adanya
pertumbuhan cendawan pada media.
Prosedur Kerja
Pengambilan Spesimen Identifikasi Cendawan
Spesimen diambil dari bagian kulit Identifikasi jenis-jenis cendawan
balita yang mengalami infeksi seperti lesi dilakukan dengan mengelompokkan
pada bagian kepala, leher dan bagian cendawan sesuai buku panduan lengkap
selangkangan. Sebelum spesimen diambil identifikasi diagnostic kcedawan. Data
terlebih dahulu lesi dibersikan dengan ditampilkan dalam bentuk tabel yang
menggunakan alkohol 70%. Bagian tepi berisi jenis-jenis cendawan dan

92
BioLink, Vol. 2 (2) Januari 2016: 90-98

presentase. Prosedur identifikasi spesies bagian wajah, kepala, leher, punggung,


dilakukandenganmembedakanciri khas ketiak, paha dan selakangan. Untuk
struktur mikroskopik cendawan (hifa, melihat struktur cendawan dilakukan
pseudohifa, blastospora, klamidospra, pemeriksaan mikroskopik langsung dari
mikrokonidia dan makrokonidia). kerokan kulit menggunakan KOH 10%
Pemeriksaan makroskopik juga yang bertujuan untuk melihat adanya
dilakukan untuk mengidentifikasi spesies spora dan hifa. Berdasarkan pengamatan
dermatofita dan nondermatofita. Pada terlihat spora berbentuk bulat dan hifa
pemeriksaan makroskopik yang harus mengandung sejumlah sel yang saling
diamati dari isolat yang tumbuh adalah menyambung, hifa ini dinding sekat yang
morfologi koloni, warnakoloni, disebut septa.
permukaan kolonidanbentuk koloni. Adapun hasil pengamatan
mikroskopis menggunakan preparat
langsung dengan KOH 10% dapat dilihat
HASIL DAN PEMBAHASAN pada gambar 2 berikut :
Penelitian identifikasi dan
penentuan jenis cendawan yang A B
menginfeksi kulit pasien balita telah
dilaksanakan di Instalasi Mikrobiologi
Klinik RSUP Haji Adam Malik Medan.
Pada penelitian ini dilakukan
pemeriksaan terhadap 30 pasien balita
yang mengalami infeksi pada kulit. Gambar 2. Pengamatan Mikroskopis
Sampel yang digunakan dalam penelitian Preparat. A. Pengamatan Bentuk Spora
ini adalah kerokan permukaan kulit yang dengan KOH 10%; B.Pengamatan Bentuk
terdapat luka atau lesi seperti terlihat Hifa dengan KOH 10%. Pembesaran 40
pada gambar 1 berikut : x/0,65 (Sumber : Dokumentasi Pribadi)
Struktur hifa cendawan yang
A B dijumpai pada pemeriksaan langsung
dengan KOH 10% berbentuk filamen
yang panjang, bercabang dan bersepta.
Filamen tersebut memiliki indeks bias
yang berbeda dengan sekitarnya.
Artrokonidia yang umum dijumpai pada
penelitian ini berupa deretan spora di
Gambar 1. Kerokan Permukaan Kulit ujung hifa (chains of rectanguler spores).
(Lesi) A. Kulit yang Terinfeksi Cendawan; B. Hidayati dkk (2006) melaporkan hal
Pasien Balita yang Mengalami Infeksi yang sama, elemen jamur yang paling
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
banyak ditemukan pada pemeriksaan
Sampel kerokan kulit yang
langsung dengan KOH adalah hifa.
diperiksa berdasarkan lokasi infeksi
Berdasarkan hasil pengamatan,
pada setiap pasien balita yang ditandai
jenis cendawan yang menginfeksi pada
dengan lesi dan luka memerah pada
30 pasien balita di Rumah Sakit Umum
bagian permukaan kulit seperti pada
Pusat (RSUP) Haji Adam Malik Medan

93
Ratnawati, dkk. Identifikasi dan Penentuan Jenis Cendawan yang Menginfeksi Kulit Pasien

ada terdapat beberapa jenis yaitu kulit pasien balita dapat dilihat pada
Trichophyton rubrum, Microsporum tabel 1 sebagai berikut :
gypseum, Epidermiophyton floccosum,
Candida albicans dan Candida tropicalis.
Hasil pengamatan dari jenis dan
persentase cendawan yang menginfeksi

Tabel 1. Persentase Jenis Cendawan yang Menginfeksi Kulit Balita.


No Jenis Cendawan Jumlah Balitayang Terinfeksi Presentase(%)
1. Trichophyton rubrum 9 30
2. Microsporum gypseum 9 30
3. Epidermiophyton floccosum 6 20
4. Candida albicans 3 10
5. Candida tropicalis 3 10
Jumlah 30 100%

Berdasarkan tabel 1 diatas dapat karena lebih sensitif. Pertumbuhan


dilihat bahwa pasien balita yang cendawan ini dipengaruhi faktor
terinfeksi cendawan Trichophyton kelembapan, pH dan kontaminasi faeces.
rubrum yaitu 9 orang dengan persentase Beberapa penelitian menunjukkan
30%. Pasien balita yang terinfeksi bahwa terdapat isolasi fungus
cendawan Microsporum gypseum yaitu 9 Microsporum mgypseumpada binatang-
orang dengan persentase 30%. Pasien binatang domestik (Rippon, 1974).
balita yang terinfeksi Epidermiophyton Pada penelitian ini, cendawan
floccosum dengan persentase 20%, Trichophyton rubrum banyak
sedangkan pasien balita yang terinfeksi menginfeksi bagian kulit leher, kepala,
cendawan jenis Candida albicans yaitu 3 punggung, paha dan ketiak. Cendawan
orang dengan persentase 10% dan Microsporum gypseum menginfeksi
infeksi Candida tropicalis yaitu 3 orang bagian kulit ketiak, wajah dan kepala.
dengan persentase 10%. Cendawan Epidermiophyton
Dari hasil identifikasi dapat dilihat floccosummenginfeksi bagian kulit leher
bahwa penyebab terbanyak dan kepala, sedangkan cendawan
dermatofitosis pada penelitian ini adalah Candida albicans dan Candida tropicalis
Trichophyton rubrum dan Microsporum menginfeksi bagian paha. Pasien balita
mgypseum. Hal ini sesuai dengan yang terinfeksi cendawan dikategorikan
fenomena yang terjadi di seluruh dunia, berdasarkan jenis kelamin, jumlah balita
bahwa Trichophyton rubrum merupakan dengan jenis kelamin laki-laki yang
penyebab dermatofitosis terbanyak pada terinfeksi yaitu 15 orang dengan
Tinea pedis, Tinea kruris danTinea persentase 50%, bagian yang paling
korporis. Sedangkan Microsporum banyak terinfeksi adalah leher dan paha.
mgypseum merupakan dermatofita yang Pasien balita dengan jenis kelamin
geofilik yaitu cendawan yang hidup perempuan yang terinfeksi yaitu 15
ditanah dan dapat menimbulkan radang orang dengan persentase 50%, bagian
yang pada manusia khususnya kulit bayi yang terinfeksi yaitu kepala, leher dan

94
BioLink, Vol. 2 (2) Januari 2016: 90-98

wajah. Adapun persentase jumlah pasien A B


yang terinfeksi berdasarkan jenis
kelamin dapat dilihat pada tabel 2
berikut.

Tabel 2. Persentase Jumlah Pasien yang


Terinfeksi Berdasarkan Jenis
Kelamin Gambar 3. Pengamatan Mikroskopis dan
No. Jenis Jumlah yang Presentase Makroskopis Cendawan Trichophyton rubrum A.
Kelamin Terinfeksi (%) Mikroskopis Trichophyton rubrum; B.
Makroskopis Trichophyton rubrum Pembesaran
1. Laki-laki 15 orang 50 40 x/0,65 (Sumber : Dokumentasi Pribadi)
2. Perempuan 15 orang 50
Jumlah 30 orang 100
Cendawan Trichophyton rubrum Berdasarkan hasil pengamatan
memiliki gambaran mikroskopik cendawan Microsporum
mikrokonidia berbentuk air mata dan gypseummemiliki beberapa mikrokonidia
mikrokonidia ada yang berbentuk pensil. berdinding tipis danmakrokonidia dalam
Sedangkan makroskopis Trichophyton jumlah yang besar yang memiliki dinding
rubrum memiliki warna koloni putih dan tipis, kasar dan memiliki septa dan
kadang-kadang kekuningan bertumpuk berbentuk oval. Sedangkan gambaran
di tengah berwarna maroon. Pada bagian makroskopik dari cendawan
tengah morfologi koloni seperti kulit Microsporum gypseumyaitu koloni datar
sepatu terbalik dengan bulu di bagian dan granuler dengan pigmen putih
tepi. kecokelatan. Koloni Microsporum
Trichophyton rubrummemiliki bulu gypseum tumbuh dengan cepat,
halus yang merupakan strain jamur yang menyebar ke permukaan mendatar,
paling banyak menginfeksi kulit manusia sedikit berserbuk cokelat dan serbuk
terutama balita. Cendawan ini yang berada di permukaan
menyerang jaringan kulit dan kolonimengandung makrokonidia.
menyebabkan beberapa infeksi kronis Adapun hasil pengamatan mikroskopis
seperti Tinea pedis, Tinea crurisyang dan makroskopis Microsporum gypseum
berlokasi di lipatan paha dan Tinea dapat dilihat pada gambar 4 berikut :
barbae yang berlokasi pada bagian leher
A B
(Brooks dkk, 2005). Cendawan ini sangat
mudah tumbuh karena bisa hidup pada
udara, air, tanah dan pakaian lembab
seperti popok pada balita. Adapun hasil
pengamatan mikroskopis dan
makroskopis cendawan Trichophyton
rubrum dapat dilihat pada gambar 3 Gambar 4. Pengamatan Mikroskopis dan
berikut : Makroskopis Cendawan Microsporum gypseum A.
Mikroskopis Microsporum gypseum; B.
Makroskopis Microsporum gypseum. Pembesaran
40 x/0,65 (Sumber : Dokumentasi Pribadi)

95
Ratnawati, dkk. Identifikasi dan Penentuan Jenis Cendawan yang Menginfeksi Kulit Pasien

Microsporum gypseum merupakan warna kuning kehijauan atau kuning


cendawan yang umum menginfeksi kulit kecoklatan seperti pada gambar 5
manusia, cendawan ini merupakan berikut:
penyebab utama penyakit Tinea kapitis.
Infeksi cendawan pada kulit kepala yang A BB
muda seperti kulit kepala balita,
Microsporum gypseum juga merupakan
cendawan imperfecti (tidak sempurna)
atau Deutromycotina karena
perkembangbiakannya hanya secara
aseksual. Cendawan ini sering
Gambar 5. Pengamatan Mikroskopis dan
menginfeksi kulit kepala dan leher Makroskopis Cendawan Epidermiophyton
(Jawetz dkk, 1991). Microsporum floccosum A. Mikroskopis Epidermiophyton
gypseum memiliki dinding sel yang floccosum; B. Makroskopis Epidermiophyton
floccosum. Pembesaran 40 x/0,65 (Sumber :
mengandung kitin, bersifat heterotrof, Dokumentasi Pribadi)
menyerap nutrient melalui dinding
selnya dan mengeksresikan enzim-enzim Cendawan Epidermiophyton
ekstraseluler ke lingkungannya. floccosum merupakan cendawan
Cendawan ini dapat ditularkan secara imperfecti karena kelompok cendawan
langsung melalui epitel kulit dan rambut ini tidak diketahui cara reproduksi
yang mengandung spora cendawan baik generatifnya.Golongan cendawan ini
dari manusia, binatang maupun dari dapat mencerna keratin kulit oleh karena
tanah. Disamping cara penularannya, mempunyai daya tarik terhadap keratin
untuk menimbulkan kelainan dikulit (keratinofilik) sehingga infeksi cendawan
tergantung faktor trauma (kulit yang ini dapat menyerang lapisan-lapisan kulit
utuh tanpa lesi-lesi kecil, lebih susah mulai dari stratum korneum sampai
untuk terserang cendawan) serta faktor dengan stratum basalis. Epidermophyton
suhu dan kelembaban. Kedua faktor ini floocosum menyebabkan penyakit pada
sangat jelas berpengaruh terhadap kelainan kulit sepertiTinea korporis,
infeksi cendawan, tampak pada lokalisasi Tinea cruris dan Tinea pedis (Kurniati
atau lokal, dimana banyak keringat dkk, 2008).
seperti lipatan paha dan sela-sela jari Selain cendawan dermatofita,
paling sering terserang penyakit cendawan nondermatofita juga
cendawan kulit (Indrawati dkk, 2006). ditemukan pada infeksi kulit balita
Cendawan Epidermiophyton seperti Candida albicans dan Candida
floccosum memiliki gambaran tropicalis. Kedua jamur ini umumnya
mikroskopik yaitu hifa berbentuk lebar, ditemukan pada kulit manusia sebagai
makrokonidia berbentuk ganda dan flora normal, tetapi cendawan ini sering
memiliki dinding tebal. Beberapa disebut sebagai peyebab infeksi
makrokonidia ini tersusun pada satu oportunistik. Infeksi ini sering terjadi
kandiofora dan mikrokonidia tidak pada kulit balita karena memiliki kulit
ditemukan. Sedangkan koloni seperti yang lebih sensitif dibandingkan kulit
bulu datar dengan lipatan sentral dan orang dewasa. Adapun hasil pengamatan

96
BioLink, Vol. 2 (2) Januari 2016: 90-98

mikroskopis dan makroskopis cendawan tropicalis dapat dilihat pada gambar 7


Candida albicans dapat dilihat pada berikut:
gambar 6 berikut: A B

A B

Gambar 7. Pengamatan Mikroskopis dan


Makroskopis Cendawan Candida tropicalis A.
Gambar 6. Pengamatan Mikroskopis dan Mikroskopis Candida tropicalis; B. Makroskopis
Makroskopis Cendawan Candida albicans A. Candida tropicalis. Pembesaran 100 x/1,25
Mikroskopis Candida albicans; B. Makroskopis (Sumber : Dokumentasi Pribadi)
Candida albicans. Pembesaran 100 x/1,25
Untuk melihat struktur spora dan
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
hifa cendawan candida maka cendawan
ditanam pada media cornmeal.
Dari gambar 6 diatas dapat dilihat
Pengamaran mikroskopis menujukkan
bahwa setelah diwarnai dengan
bahwa Candida albicansmembentuk
pewarnaan deffernsial Candida albicans
tunas memanjang membentuk hifa semu,
menyerap warna ungu dan memiliki
hifa semu terbentuk dengan banyak
bentuk bulat lonjong. Sedangkan pada
kelompok blastospora berbentuk bulat
pengamatan makroskopis Candida
atau lonjong disekitar septum.
albicans memiliki koloni berbentuk bulat
Menurut Anaissie (2009) pada
dengan permukaan sedikit cembung,
beberapa strain, blastospora berukuran
halus, licin dan kadang-kadang berlipat-
besar, bentuk bulat dan jumlah sedikit.
lipat terutama pada koloni yang sudah
Sel ini dapat berkembang menjadi
tua. Warna koloni putih kekuningan dan
klamidiospora yang berdinding tebal dan
memiliki aroma seperti tape. Cendawan
bergaris tengah seperti pada gambar 8
Candida albicans ditemukan pada organ
berikut:
yang mengandung cairan mukosa dan
lembab (Anwar, 2005).
Klamidiospora
Dengan pengamatan mikroskopis,
Cendawan Candida tropicalis juga
menyerap warna ungu, menujukkan sel- Blastospora
sel tunas tak berkapsul (blastoconidia)
yang membentuk bulat oval dan
menyebar. Sedangkan preparat Pseudohifa
makroskopis yaitu koloni berwarna
Gambar 8. Slide Culture Candida albicans..
putih kekuningan dan koloni lebih besar
Pembesaran 40 x/0,65 (Sumber : Dokumentasi
dari Candida albicans dan juga memiliki Pribadi)
aroma seperti tape. Adapun pengamatan Berdasarkan pengamatan
mikroskopis dan makroskopis Candida mikroskopis slide culture, cendawan
Candida tropicalis membentuk hifa sejati

97
Ratnawati, dkk. Identifikasi dan Penentuan Jenis Cendawan yang Menginfeksi Kulit Pasien

dan pseudohifa. Candida tropicalisjuga cabang terdapat blastospora berdinding


memiliki blastospora berukuran besar tebal seperti pada gambar 9 berikut :
dan bentuk bulat, bentuk hifa memanjang
dan memiliki banyak cabang, setiap ujung

hifa
Pseudohifa

Blastospora

Gambar 9. Slide Culture Candida tropicalis. Perbesaran 40 x /0,6 (Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Candida merupakan flora normal di cendawan yang menginfeksi kulit pasien


saluran pencernaan, selaput mukosa balita yaitu Trichophyton rubrum,
saluran nafas, vagina, uretra, kulit dan Microsporum mgypseum,
dibawah kuku jari kaki dan tangan.Pada Epidermiophyton floccosum, Candida
saat daya tahan tubuh menurun, candida albicans dan Candida tropicalis.
dapat menjadi lebih dominan dan
menimbulkan keadaan patologik baik DAFTAR PUSTAKA
secara lokal maupun sistemik(Anaissie, Anaissie, E.J. 2009. Clinical Mycology 2. Elsevier,
Churchill Livingstone.
2009). Kelompok cendawan Candida juga
Anwar, R. 2005. Beberapa Jamur yang Diisolasi
salah satu infeksi nososkomial yang Dari Kulit Penderita Jamur.
paling banyak menyebabkan angka Artikel Ilmiah Bagian Mikrobiologi.
Fakultas Kedokteran UISU. Medan.
morbiditas dan mortalitas di seluruh
Arlene. 1994. Bayi Pada Tahun Pertama, Apa yang
dunia. Hal ini disebabkan oleh Anda Hadapi Perbulan.Penerbit Fakultas
penggunaan agen kemoterapeutik, Kedokteran Universitas Indonesia Press.
Jakarta.
imunosupresif, antibiotik spektrum luas,
Brooks., Geo, F., Butel., Janet, S., Morse dan
transplantasi organ, nutrisi parenteral Stephen A. 2005. Mikrobiologi
dan teknik bedah mutakhir juga berperan Kedokteran. Edisi I. Penerbit Salemba
untuk mengubah epidemiologi infeksi Medika. Jakarta.
Fenwick, E. 1999. Merawat Kulit Bayi. Penerbit
Candida. Pada manusia, sekitar 70% Dian Rakyat. Jakarta.
infeksi disebabkan oleh Candida albicans, Gupte, S. 1990. Microbiology.Govt Medical
sisanya disebabkan Candida tropicalis Collage and Association Hospital Jammu-
180001. Kashmir. India.
dan Candida parapsilosis(Murray, 2013). Hidayati, A., Suyoso, S., Hinda, D dan Sandra, E.
2006. Mikosis Superfisialis di Divisi
SIMPULAN Mikologi Unit Rawat Jalan Penyakit Kulit
dan Kelamin Dr. Soetomo. Surabaya.
Berdasarkan hasil penelitian dari 30 Indrawati, G dan Wellyzar ,S. 2006. Mikologi:
sampel pasien balita di Rumah Sakit Dasar dan Terapan, Edisi I. Penerbit
Umum Pusat (RSUP) Haji Adam Malik Yayasan Obor Indonesia. Jakarta.

Medan dapat disimpulkan bahwa jenis

98
BioLink, Vol. 2 (2) Januari 2016: 90-98

Jawetz, E., Melnick, J dan Adelberg, E. 1991. Murray, R. 2013. Medical Microbiology Seventh
Mikrobiologi Untuk Profesi Kesehatan, Edition. Elsevier Saunders.
Edisi 16. Penerbit EGC Lange. Jakarta. Rippon dan Willard, J. 1974.
Kurniati dan Rosita, C. 2008. Etiopatogenesis
Medical Mycology The Pathogenic Fungi
Dermatofitosis. Jurnal Ilmiah. Dept. SMF
Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin. FK and The Pathogenic
UNAIR/RSU Dr. Soetomo. Surabaya. Actinomycetes.Phildelphia W.B. Saunders
Midgley. Clason dan Hay. 2008. Diagnosis
Company
Medical Mycologi. Penerbit Mosby Wolfe.
London.

99

Anda mungkin juga menyukai