Anda di halaman 1dari 9

Tabel persandingan UU PPN

UU 8 Tahun 1983 UU 11 Tahun 1994 UU 18 Tahun 2000 UU 42 Tahun 2009


obyek pajak PPN (ps 4): penyerahan obyek PPN: penyerahan Barang Kena obyek PPN: penyerahan Barang Kena obyek PPN: penyerahan Barang Kena
Barang Kena Pajak yang dilakukan di Pajak di dalam Daerah Pabean yang Pajak di dalam Daerah Pabean yang Pajak di dalam Daerah Pabean yang
Daerah Pabean dalam lingkungan dilakukan oleh Pengusaha; impor dilakukan oleh Pengusaha, impor dilakukan oleh pengusaha, impor
perusahaan atau pekerjaan oleh Barang Kena Pajak; penyerahan Jasa Barang Kena Pajak, penyerahan Jasa Barang Kena Pajak, penyerahan Jasa
Pengusaha, penyerahan Barang Kena Kena Pajak yang dilakukan di dalam Kena Pajak di dalam Daerah Pabean Kena Pajak di dalam Daerah Pabean
Pajak kepada Pengusaha Kena Pajak Daerah Pabean oleh Pengusaha; yang dilakukan oleh Pengusaha, yang dilakukan oleh pengusaha,
yang dilakukan di Daerah Pabean pemanfaatan Barang Kena Pajak tidak pemanfaatan Barang Kena Pajak tidak pemanfaatan Barang Kena Pajak
dalam lingkungan perusahaan atau berwujud dari luar Daerah Pabean di berwujud dari luar Daerah Pabean di Tidak Berwujud dari luar Daerah
pekerjaan oleh Pengusaha yang dalam Daerah Pabean; pemanfaatan dalam Daerah Pabean, pemanfaatan Pabean di dalam Daerah Pabean,
memilih untuk dikukuhkan menjadi Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Jasa Kena Pajak dari luar Daerah pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari
Pengusaha Kena Pajak, impor Barang Pabean di dalam Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean; atau luar Daerah Pabean di dalam Daerah
Kena Pajak, penyerahan Jasa Kena Pabean;ekspor Barang Kena Pajak ekspor Barang Kena Pajak oleh Pabean, ekspor Barang Kena Pajak
Pajak oleh Pengusaha Kena Pajak Pengusaha Kena Pajak Berwujud oleh Pengusaha Kena
Pajak; ekspor Barang Kena Pajak
obyek PPnBM (ps 5): penyerahan obyek PPnBM: penyerahan Barang obyek PPnBM: penyerahan Barang Tidak Berwujud oleh Pengusaha Kena
Barang Mewah yang dilakukan oleh Kena Pajak Yang Tergolong Mewah Kena Pajak Yang Tergolong Mewah Pajak, dan ekspor Jasa Kena Pajak
Pengusaha yang menghasilkan yang dilakukan oleh Pengusaha yang yang dilakukan oleh Pengusaha yang oleh Pengusaha Kena Pajak.
Barang Mewah di Daerah Pabean menghasilkan Barang Kena Pajak menghasilkan Barang Kena Pajak
dalam lingkungan perusahaan atau Yang Tergolong Mewah tersebut di Yang Tergolong Mewah tersebut di obyek PPnBM: penyerahan Barang
pekerjaannya, dalam Daerah Pabean dalam dalam Daerah Pabean dalam Kena Pajak yang tergolong mewah
lingkungan perusahaan atau lingkungan perusahaan atau yang dilakukan oleh pengusaha yang
pekerjaannya; impor Barang Kena pekerjaannya; impor Barang Kena menghasilkan barang tersebut di
Pajak Yang Tergolong Mewah Pajak Yang Tergolong Mewah. dalam Daerah Pabean dalam kegiatan
Terdapat penghapusan pasal 6 usaha atau pekerjaannya, dan impor
tentang kewajiban PKP untuk Barang Kena Pajak yang tergolong
mencatat semua jumlah harga mewah
perolehan dan penyerahan Barang
Kena Pajak dan/atau Jasa Kena
Pajak dalam pembukuan perusahaan
tarif PPN(ps 7): Tarif Pajak tarif PPN: Tarif Pajak Pertambahan tarif PPN: tidak ada perubahan tarif PPN: adalah 10%, dan tarif 0%
Pertambahan Nilai berjumlah 10%, Nilai adalah 10%, Tarif Pajak untuk ekspor Barang Kena Pajak
Atas ekspor Barang dikenakan dengan Pertambahan Nilai atas ekspor Barang tarif PPnBM: tarif PPnBM terendah Berwujud, ekspor Barang Kena Pajak
tarif 0%, tarif PPN dapat diubah Kena Pajak adalah 0%, tarif PPN 10% dan tertinggi 75%, Atas ekspor Tidak Berwujud, dan ekspor Jasa
paling rendah 5% dan paling tinggi dapat diubah paling rendah 5% dan Barang Mewah dikenakan pajak Kena Pajak. Tarif PPN dapat diubah
15% paling tinggi 15% dengan tarif 0% paling rendah 5% dan tertinggi 15%

tarif PPnBM (ps 8):tarif PPnBM tarif PPnBM: tarif PPnBM terendah tarif PPnBM: paling rendah 10% dan
adalah 10% dan 20%, Atas ekspor 10% dan tertinggi 50%, Atas ekspor tertinggi 200%. Ekspor Barang Kena
Barang Mewah dikenakan pajak Barang Mewah dikenakan pajak Pajak tergolong mewah tarif 0%
dengan tarif 0%, tarif PPnBM dapat dengan tarif 0%
diubah paling tinggi 35%
Dalam UU belum disebutkan secara jenis barang yang tidak dikenakan jenis barang yang tidak dikenakan Jenis barang yang tidak dikenai
jelas jenis barang dan jasa yang tidak PPN, dikelompokkan: PPN, dikelompokkan: PPN: barang hasil pertambangan atau
dikenakan PPN, hanya disebutkan a. barang hasil pertanian, hasil a. barang hasil pertambangan atau hasil pengeboran yang diambil
dalam penjelasan: perkebunan, hasil kehutanan, yang hasil pengeboran yang diambil langsung dari sumbernya, barang
Pada dasarnya semua Jasa dikenakan dipetik langsung, diambil langsung dari sumbernya; kebutuhan pokok yang sangat
Pajak. Meskipun demikian Jasa di langsung, atau disadap langsung, b. barang-barang kebutuhan pokok dibutuhkan oleh rakyat banyak,
bidang pendidikan, sosial, agama, dan dari sumbernya, seperti padi- yang sangat dibutuhkan oleh rakyat makanan dan minuman yang disajikan
kesehatan yang di selenggarakan padian, kelapa sawit, karet; banyak; di hotel, restoran, rumah makan,
untuk kepentingan umum dan tidak b. barang hasil peternakan, c. makanan dan minuman yang warung, dan sejenisnya, meliputi
semata-mata mencari laba, tidak perburuan/penangkapan, atau disajikan di hotel, restoran, rumah makanan dan minuman baik yang
dimaksudkan untuk dikenakan pajak penangkaran, yang diambil makan, warung dan sejenisnya; dikonsumsi di tempat maupun tidak,
dalam rangka melindungi kepentingan langsung dari sumbernya, seperti d. uang, emas batangan, dan surat- termasuk makanan dan minuman
umum. sapi potong, unggas; surat berharga yang diserahkan oleh usaha jasa boga
c. barang hasil penangkapan atau atau catering, dan uang, emas
budidaya perikanan, yang diambil Jenis jasa yang tidak dikenakan PPN: batangan, dan surat berharga
langsung dari sumbernya, seperti a. jasa di bidang pelayanan kesehatan
ikan tuna, teripang, udang; medik; Jenis jasa yang tidak dikenai PPN:
d. barang hasil pertambangan dan b. jasa di bidang pelayanan sosial; jasa pelayanan kesehatan medis, jasa
pengeboran, yang diambil c. jasa di bidang pengiriman surat pelayanan sosial, jasa pengiriman
langsung dari sumbernya, seperti dengan perangko; surat dengan perangko, jasa
crude oil, garam; d. jasa di bidang perbankan, asuransi, keuangan, jasa asuransi, jasa
e. barang-barang kebutuhan pokok dan sewa guna usaha dengan hak keagamaan, jasa pendidikan, jasa
yang sangat dibutuhkan oleh opsi; kesenian dan hiburan, jasa penyiaran
rakyat banyak, seperti beras, e. jasa di bidang keagamaan; yang tidak bersifat iklan, jasa
garam beryodium; f. jasa di bidang pendidikan angkutan umum di darat dan di air
f. beberapa jenis barang, karena g. jasa di bidang kesenian dan hiburan serta jasa angkutan udara dalam
untuk menghindar pengenaan yang telah dikenakan pajak negeri yang menjadi bagian yang
pajak berganda dengan yang tontonan; tidak terpisahkan dari jasa angkutan
dipungut oleh Pemerintah Daerah, h. jasa di bidang penyiaran yang udara luar negeri, jasa tenaga kerja,
misalnya Pajak Pembangunan I bukan bersifat iklan; jasa perhotelan, jasa yang disediakan
dan Pajak Tontonan; i. jasa di bidang angkutan umum di oleh pemerintah dalam rangka
g. surat-surat berharga darat dan di air; menjalankan pemerintahan secara
h. listrik, kecuali untuk perumahan j. jasa di bidang tenaga kerja; umum, jasa penyediaan tempat parkir,
mewah; k. jasa di bidang perhotelan; jasa telepon umum dengan
i. air bersih yang disalurkan melalui l. jasa yang disediakan oleh menggunakan uang logam, jasa
pipa (air PAM). Pemerintah dalam rangka pengiriman uang dengan wesel pos,
jasa yang tidak dikenakan PPN menjalankan pemerintahan secara dan jasa boga atau catering
dikelompokkan: umum (pasal 4A)
a. jasa di bidang pelayanan kesehatan (disebutkan di batang tubuh pasal 4A)
medik, seperti dokter umum,
dokter spesialis;
b. jasa di bidang pelayanan sosial,
seperti panti asuhan, jasa
pemakaman;
c. jasa di bidang pengiriman surat;
d. jasa di bidang perbankan, asuransi,
dan sewa guna usaha dengan hak
opsi
e. jasa di bidang keagamaan, seperti
pemberian khotbah atau dakwah;
f. jasa di bidang pendidikan;
g. jasa di bidang kesenian, seperti
pementasan kesenian tradisional;
h. jasa di bidang penyiaran, seperti
penyiaran radio dan televisi yang
bukan bersifat iklan;
i. jasa di bidang angkutan umum,
seperti angkutan umum di darat
dan di laut;
j. jasa di bidang tenaga kerja, seperti
jasa penyelenggaraan latihan bagi
tenaga kerja;
k. jasa di bidang perhotelan;
l. jasa telepon umum coin-box dan
jasa telegram
(penjelasan pasal 4)
Penambahan Bab Ketentuan penyerahan aktiva yang semula
Khusus pasal 16A,16B,16C, dan tidak untuk diperjualbelikan
16D. Dalam pasal 16D: PPN dikenakan atas penyerahan
penyerahan aktiva yang semula seluruh aktiva, kecuali atas
tidak untuk diperjualbelikan penyerahan aktiva yang tidak
PPN dikenakan terbatas pada berhubungan langsung dengan
penyerahan aktiva yang PPN terutang kegiatan usaha, serta penyerahan
pada saat perolehannya telah dibayar aktiva berupa sedan dan station
dan dapat dikreditkan wagon
Penambahan Pasal 1A penyerahan BKP karena leasing
penyerahan BKP karena leasing a. Saat terutang mengacu pada
a. Saat terutang diatur dalam ketentuan umum.
penjelasan Pasal 1A ayat (1) huruf b. Penyerahan BKP dianggap
b, yaitu penyerahan BKP telah diserahkan langsung dari PKP
terjadi pada saat perjanjian supplier kepada lessee
ditandatangani kecuali penguasaan
terjadi lebih dahulu daripada
perjanjian.
b. Mekanisme penyerahan BKP tidak
diatur secara khusus.

penyerahan BKP dalam rangka Penambahan ayat (h) pada pasal


pembiayaan syariah 1A:
Dikenakan PPN pada setiap transaksi penyerahan BKP dalam rangka
penyerahan pembiayaan syariah
Dikenakan PPN, namun
penyerahannya dianggap langsung
dari supplier PKP kepada konsumen
(pihak yang membutuhkan BKP)
BKP yang dialihkan dalam rangka BKP yang dialihkan dalam rangka
restrukturisasi usaha: restrukturisasi usaha:
Dikenakan PPN Tidak dikenakan PPN, dengan syarat
semua perusahaan yang terlibat telah
terdaftar sebagai PKP (pasal 1 (2)
huruf d
daging, telur, susu, sayuran, buah- daging, telur, susu, sayuran, buah-
buahan dibebaskan dari pengenaan buahan tidak dikenakan PPN,
PPN, melalui Peraturan Pemerintah termasuk dalam kelompok barang
tentang BKP Strategis kebutuhan pokok
(penjelasan pasal 4A)
Barang hasil pertambangan (yang Barang hasil pertambangan (yang
telah dikenakan pajak daerah), telah dikenakan pajak daerah), tidak
dikenakan PPN kecuali pasir dan dikenakan PPN (disesuaikan dengan
kerikil Undang-Undang PDRD), yaitu asbes,
batu tulis, batu setengah permata, batu
kapur, batu apung, batu permata,
bentonit, dolomit, felspar (feldspar),
garam batu (halite), grafit,
granit/andesit, gips, kalsit, kaolin,
leusit, magnesit, mika, marmer, nitrat,
opsidien, oker, pasir dan kerikil, pasir
kuarsa, perlit, fosfat (phospat), talk,
tanah serap (fullers earth), tanah
diatome, tanah liat, tawas (alum), tras,
yarosif, zeolit, basal, dan trakkit
Jasa keuangan: PPN tidak dikenakan PPN tidak dikenakan atas jasa
atas jasa perbankan keuangan, berupa:
(pasal 4A (2) huruf d) 1. jasa menghimpun dana dari
masyarakat berupa giro, deposito
berjangka, sertifikat deposito,
tabungan, dan/atau bentuk lain
yang dipersamakan dengan itu;
2. jasa menempatkan dana,
meminjam dana, atau
meminjamkan dana kepada pihak
lain dengan menggunakan surat,
sarana telekomunikasi maupun
dengan wesel unjuk, cek, atau
sarana lainnya;
3. jasa pembiayaan, termasuk
pembiayaan berdasarkan prinsip
syariah, berupa:
a) sewa guna usaha dengan hak
opsi;
b) anjak piutang;
c) usaha kartu kredit; dan/atau
d) pembiayaan konsumen;
4. jasa penyaluran pinjaman atas
dasar hukum gadai, termasuk
gadai syariah dan fidusia; dan
5. jasa penjaminan
PPN dikenakan atas: Menjadi tidak dikenakan PPN untuk
1. Jasa di bidang penyediaan tempat keempat jasa tertentu tersebut
parkir;
2. Jasa telepon umum dengan
menggunakan uang logam;
3. Jasa pengiriman uang dengan
wesel pos;
4. Jasa boga/katering
Jenis barang dan jasa yang tidak Jenis barang dan jasa yang tidak
dikenakan PPN ditetapkan dikenakan PPN ditetapkan langsung
berdasarkan Peraturan Pemerintah di dalam penjelasan Undang-Undang
(PP 144 Tahun 2000)
tidak mengatur retur ataspenyerahan PPN atas penyerahan JKP yang
JKP dibatalkan dapat dikurangkan dari
PPN yang terutang. (Pasal 5A (2) &
PMK No 65/PMK.03/2010
Kriteria BKP tergolong mewah: penghapusan kriteria nomor, barang
1. barang yang bukan merupakan yang apabila dikonsumsi dapat
barang kebutuhan pokok; merusak kesehatan dan moral
2. barang yang dikonsumsi oleh masyarakat, serta mengganggu
masyarakat tertentu; ketertiban masyarakat, seperti
3. barang yang pada umumnya minuman beralkohol
dikonsumsi oleh masyarakat
berpenghasilan tinggi;
4. barang yang dikonsumsi untuk
menunjukkan status; dan/atau
5. barang yang apabila dikonsumsi
dapat merusak kesehatan dan moral
masyarakat, serta mengganggu
ketertiban masyarakat, seperti
minuman beralkohol.
saat pengajuan restitusi: yang dapat melakukan rstitusi pada
Seluruh PKP dapat melakukan setiap masa pajak:
restitusi pada setiap masa pajak 1. PKP Eksportir (BKP dan/atau
JKP);
2. PKP yang menyerahkan kpd
Pemungut PPN;
3. PKP yang mendapat fasilitas
tidak dipungut PPN; dan
4. PKP yang masih dalam tahap
belum berproduksi,
selain PKP tersebut, hanya dapat
melakukan restitusi pada akhir tahun
buku (diatur lebih lanjut dengan PMK
No 72/PMK.03/2010)
tidak mengatur restitusi untuk turis PPN atas barang bawaan yang dibawa
asing ke luar negeri melalui bandara
tertentu oleh turis asing dapat
direstitusi, dengan syarat:
1. Nilai PPN minimal sebesar Rp
500 ribu;
2. Pembelian BKP dilakukan dalam
jangka waktu 1(satu) bulan
sebelum keberangkatan ke luar
Daerah Pabean;
3. Faktur Pajak memenuhi ketentuan
Pasal 13 ayat (5). Pada kolom
NPWP dan alamat pembeli diisi
dengan nomor paspor dan alamat
lengkap di negara yang
menerbitkan paspor.
(Psl 16E, PMK 76/PMK.03/2010,
KMK 141/KMK.03/2010, PER-
20/PJ/2010, & KEP-184/PJ/2010)
Dikenal dua jenis Faktur Pajak yaitu Hanya ada istilah “Faktur Pajak”
Faktur Pajak Standar dan Faktur
Pajak Sederhana
saat penyetoran dan pelaporan PPN: saat penyetoran dan pelaporan PPN:
• Penyetoran dilakukan paling lama • Penyetoran dilakukan paling lama
pada tanggal 15 setelah akhir bulan berikutnya setelah
berakhirnya Masa Pajak. berakhirnya Masa Pajak dan
• Pelaporan dilakukan paling lama sebelum SPT Masa PPN
pada tanggal 20 setelah disampaikan
berakhirnya Masa Pajak • Pelaporan dilakukan paling lama
akhir bulan berikutnya setelah
berakhirnya Masa Pajak
diatur lebih lanjut dengan PMK No
80/PMK.03/2010
Belum ada dasar hukum untuk Memberikan dasar hukum atas
pemberian fasilitas kegiatan-kegiatan pemberian fasilitas-fasilitas sebagai
tertentu berikut:
1. Pembebasan PPN dan PPn BM
bagi perwakilan negara asing;
2. PPN & PPnBM tidak dipungut
atas impor & penyerahan
BKP/JKP dalam rangka
pelaksanaan proyek pemerintah
yg dibiayai hibah luar negeri;
3. PPN dan PPn BM tidak dipungut
atas impor barang yang Bea
Masuknya dibebaskan
berdasarkan UU Kepabeanan;
4. Fasilitas PPN bagi kegiatan
penanggulangan bencana alam
nasional;
5. Pembebasan PPN bagi listrik &
air yang sangat dibutuhkan
masyarakat.
6. Menjamin tersedianya angkutan
umum di udara untuk mendorong
kelancaran perpindahan arus
barang dan orang di daerah
tertentu yang tidak tersedia sarana
transportasi lainnya yang
memadai, yang perbandingan
antara volume barang dan orang
yang harus dipindahkan dengan
sarana transportasi yang tersedia
sangat tinggi.

Anda mungkin juga menyukai