PENDAHULUAN
Kayu merupakan salah satu material konstruksi yang paling banyak terdapat di
alam dan pertama kali digunakan dalam sejarah umat manusia. Kayu sampai saat ini
masih banyak digunakan sebagai bahan konstruksi bangunan untuk rumah tinggal,
gedung, jembatan, bantalan kereta api dan lain-lain. Kayu dipilih sebagai bahan
konstruksi selain karena alasan mudah didapat, harganya relatif murah dan memiliki nilai
estetika yang tinggi. ( Frick,1981 ) juga menyatakan bahwa material kayu akan selalu
dibutuhkan manusia karena sifat utama yang dimiliki yaitu kayu merupakan kekayaan
alam ( natural resources )yang tidak akan pernah habis, mudah dalam pemrosesan serta
memiliki sifat –sifat spesifik yang tidak dimiliki oleh bahan lain.
Selain keuntungan kayu seperti yang telah disebutkan di atas kayu juga
mempunyai kekuatan yang tinggi ( tekan sejajar atau tegak lurus serat) dan berat yang
rendah dibandingkan dengan konstuksi yang lainnya, mempunyai daya tahan yang tinggi
terhadap pengaruh kimia ( Chemical Attack ), dan bersifat isolator. Namun demikian kayu
juga memiliki kekurangan antara lain sifat kurang homogen dengan adanya cacat kayu,
mata kayu, beberapa bersifat kurang awet, dapat memuai dan menyusut dengan
perubahan kelembaban meski tetap elastis dan yang terutama adalah kayu mudah
terbakar. Tidak semua jenis kayu dapat dijadikan bahan konstruksi. Penilaian terhadap
1
Ditinjau dari perencanaan mekanika, konstruksi kayu memiliki perbedaan dengan
konstruksi lain, seperti pada beton bertulang atau baja. Pada konstruksi kayu akan
ditemukan kondisi sambungan yang tidak mungkin rigid seperti pada beton bertulang
atau pada konstruksi baja. Pada konstruksi kayu terdapat batasan deformasi atau
Untuk alat sambung sendiri ada beberapa macam yaitu alat sambung perekat
(epoxy), pasak, paku dan baut. Efektifitas masing – masing alat sambung berbeda – beda
sambung perekat dapat mencapai 100%, pasak 60%, paku 50% dan baut 30%.
Untuk penelitian ini, material digunakan kayu Meranti . Kayu Meranti saat ini
menjadi salah satu alternatif yang bisa dijadikan sebagai bahan konstruksi karena lebih
mudah ditemukan dipasaran dan harganya jauh lebih murah dibanding dengan kayu
Damar laut, Jati dan lain – lain yang dikenal sebagai bahan konstruksi berkualitas baik.
meneliti sambungan dengan satu jenis alat penyambung saja maka dilakukan penelitian
terhadap sambungan kayu meranti dengan menggunakan alat sambung paku dan baut di
uji untuk masing – masing alat sambung tersebut dan kombinasi keduanya. Pembebanan
yang diberikan adalah pembebanan aksial tekan sejajar serat. Dan sebagai acuan
2
1.2. Perumusan Masalah
Adapun yang menjadi perumusan masalah dalam analisa yaitu untuk mengetahui :
1. Bagaimana pengaruh pemberian gaya normal pada sambungan kayu meranti dengan alat
penyambung paku dan baut serta berapa besar beban ultimate yang dapat dipikul pada
2. Bagaimana jika kedua alat sambung dikombinasi, antara baut dan paku.Apakah
3. Berapa kisaran nilai faktor keamanan untuk menaikkan kekuatan sambungan kombinasi
dengan sambungan paku dan dengan sambungan baut serta mendapatkan efektifitas
4. Bagaimana bentuk grafik hubungan beban dan deformasi dari keempat sampel penelitian.
1. Mengetahui pengaruh pemberian gaya normal pada sambungan kayu meranti dengan alat
penyambung paku dan baut serta berapa besar beban ultimate yang dapat dipikul pada
2. Mengetahui jika kedua alat sambung dikombinasi, antara baut dan paku.Apakah
mengalami perkuatan atau perlemahan jika dibandingkan dengan sambungan kayu dengan
3
3. Mengetahui kisaran nilai faktor keamanan untuk menaikkan kekuatan sambungan
sambungan, dengan sambungan paku dan dengan sambungan baut serta mendapatkan
4. Mengetahui bentuk grafik hubungan beban dan deformasi dari keempat sampel penelitian.
1. Kayu yang digunakan adalah Kayu Meranti dimana dimensi kayu yang disambung (4 x 8 x
3. Jumlah paku dan baut dalam sambungan kombinasi direncanakan setengah dari jumlah