1. PENDEKATAN
1.1. Ruang Lingkup Kegiatan
Mengacu pada pemahaman KAK terhadap lingkup kegiatan, kegiatan Studi
Kelayakan (FS) Sistem Penyediaan Air Minum Regional Pulau Lombok
Provinsi Nusa Tenggara Barat ini, mencakup kegiatan besar, yaitu:
1. Memberikan gambaran pengembangan SPAM yang sesuai prinsip –
prinsip kepengusahaan, namun tetap mementingkan kepentingan yang
seimbang antara konsumen dengan penyedia jasa.
2. Memberikan gambaran terhadap kelayakan teknologis, lingkungan,
social, budaya, ekonomi, kelembagaan, finansial, dan rencana
perlindungan air baku untuk jangka panjang.
3. Melakukan kajian terhadap sumber pembiayaan.
4. Menetapkan cakupan pengembangan SPAM Regional PulU Lombok,
dan SPAM Kota/Kabupaten di Pulau Lombok.
5. Melakukan evaluasi kemampuan membayar masyarakat setiap
Kota/Kabupaten di Pulau Lombok yang akan mendapat air curah, dan
dielaborasi menjadi kemampuan SPAM Kota/Kabupaten untuk
membayar harga air dari SPAM Regional Pulau Lombok.
6. Melakukan evaluasi kemampuan SPAM Pemerintah Kota/Kabupaten
untuk mendukung SPAM Kota/Kabupaten dalam menyerap air curah
yang disediakan SPAM Regional Pulau Lombok.
7. Melakukan perhitungan tarifair curah untuk setiap Kota/Kabupaten di
Pulau Lombok, untuk memperoleh harga jual rata – rata sesuai dengan
tingkat kelayakan finansial yang diinginkan.
8. Melakukan Indikasi pembiayaan dan sumber pembiayaan, baik untuk
investasi maupun operasi dan pemeliharaan yang diperlukan setiap
Kota/Kabupaten untuk menyerap air curah yang disediakan oleh SPAM
Regional Pulau Lombok.
9. Menghitung kebutuhan dana dan sumber dana yang diperlukan SPAM
Regional Pulau Lombok, untuk investasi dan operasi dan
pemeliharaan.
10. Memberikan gambaran kelayakan teknis dan non teknis untuk SPAM
Regional Pulau Lombok.
2. Arahan RISPAM
Arahan RISPAM Kabupaten/Kota akan menjadi panduan dan
arahan dalam perencanaan dan pembangunan sektor air minum
karena merupakan rencana induk Kabupaten/Kota bersangkutan.
Arahan RISPAM yang diberikan meliputi:
Proyeksi kebutuhan air
Potensi air baku
Rencana pengembangan SPAM 2015-2019
Rencana investasi 2015-2020
Pengembangan kelembagaan
c. Kondisi Kependudukan
Kondisi kependudukan diperlukan sebagai dasar proyeksi
pelayanan air minum pada masa yang akan datang, berisi uraian:
1) Jumlah penduduk 3 tahun terakhir
2) Laju pertumbuhan penduduk
3) Kepadatan penduduk
4) Grafik pertumbuhan penduduk
5) Grafik kepadatan penduduk
t ……. ]
[.........] [.........] [.........] [......... [.........] [.........]
Provinsi ……
]
Tabel 10. Contoh Tabel Kapasitas Produksi Riil dan Waktu Operasi
Kapasitas Produksi
Waktu Operasi
Riil
No Kabupaten/Kota (jam)
(M3/tahun)
2015 2016 2017 2015 2016 2017
1 ………………………. [.........] [.........] [.........] [.........] [.........] [.........]
2 …………………….. [.........] [.........] [.........] [.........] [.........] [.........]
dst ………………………. [.........] [.........] [.........] [.........] [.........] [.........]
Provinsi …… [.........] [.........] [.........] [.........] [.........] [.........]
………… […….. […….. […….. […….. […….. […... […….. […….. […...
1
… .] .] .] .] .] ] .] .] ]
………… […….. […….. […….. […….. […….. […... […….. […….. […...
2
… .] .] .] .] .] ] .] .] ]
ds ………… […….. […….. […….. […….. […….. […... […….. […….. […...
t … .] .] .] .] .] ] .] .] ]
Provinsi […….. […….. […….. […….. […….. […... […….. […….. […...
…… .] .] .] .] .] ] .] .] ]
5) Unit Pelayanan
a) Cakupan Pelayanan
Pengertian dari cakupan pelayanan adalah suatu ukuran
untuk mengetahui berapa besar prosentase jumlah penduduk
terlayani oleh PDAM dibanding dengan jumlah penduduk di
wilayah pelayanan PDAM.
Pertumbuhan
Jumlah Sambungan Volume air terjual Konsumsi Air
Kabupate Sambungan
No (unit) (m3/tahun) (m3/unit/bulan)
n/Kota (%)
2015 2016 2017 2015 2016 2017 2015 2016 2017 2015 2016 2017
………… [...... [...... [...... [...... [...... [...... [...... [...... [...... [......
1 [........] [........]
… ..] ..] ..] ..] ..] ..] .] ..] ..] ..]
………… [...... [...... [...... [...... [...... [...... [...... [...... [...... [......
2 [........] [........]
… ..] ..] ..] ..] ..] ..] .] ..] ..] ..]
ds ………… [...... [...... [...... [...... [...... [...... [...... [...... [...... [......
[........] [........]
t … ..] ..] ..] ..] ..] ..] .] ..] ..] ..]
Provinsi [...... [...... [...... [...... [...... [...... [...... [...... [...... [......
[........] [........]
…… ..] ..] ..] ..] ..] ..] .] ..] ..] ..]
c) Kontinuitas Pelayanan
Kontinuitas pelayanan merupakan indikator untuk
mengukur efisiensi sistem secara keseluruhan dan
kaitannya dengan kontinuitas pelayanan.
[................
Provinsi …… [...............] [.......] [......] [.................] [.......]
]
dst
dst
9) Dukungan Investasi Pemerintah Daerah
Dukungan Pemerintah Daerah dalam bentuk modal untuk
pengembangan pelayanan air minum memegang peranan
penting dalam mendukung pengembangan PDAM.
10)Pegawai
Rasio pegawai rata-rata per 1000 sambungan pelanggan serta
jumlah dan biaya pelatihan pegawai.
…………………
1 [............] [............] [...........] [............] [............] [............]
…
Jumlah pegawai Rasio pegawai
No Kabupaten/Kota (orang) (pegawai/1.000 sambungan)
2015 2016 2017 2015 2016 2017
…………………
2 [............] [............] [...........] [............] [............] [............]
…
…………………
dst [............] [............] [...........] [............] [............] [............]
…
2. Rugi – Laba
Data mengenai rugi/laba terdiri dari data pendapatan dan
data beban/biaya.
……
1 ……… ……… ……… ……… ……… ……… ……… ……… ……… ……… ………
…
2 ……… ……… ……… …… ……… ……… ……… ……… ……… ……… ……… ………
3 …
……… ……… ……… …… ……… ……… ……… ……… ……… ……… ……… ………
…
Tabel 26. Contoh Tabel Pendapatan Usaha
Berdasarkan Kepmendagri
Berdasarkan BPPSPAM
(Baik Sekali / Baik/ Cukup / Kurang /
No Kabupaten/Kota (Sehat / Kurang Sehat / Sakit *)
Tidak Baik *)
2015 2016 2017 2015 2016 2017
Pendapatan
Penerimaan Penerimaan
Asli Daerah Total
No Kabupaten/Kota Perimbangan Lainnya
(PAD) (Rp)
(Rp) (Rp)
(Rp)
2) Pelanggan
Pelanggan merupakan konsumen yang sangat
mempengaruhi roda bisnis penyediaan air minum
PDAM.Oleh karena itu kondisi pelanggan sangat penting
dalam rangka pengembangan PDAM.
3) Teknis Operasional
a) Kapasitas Menganggur
Kapasitas menganggur (idle) menunjukan adanya
kapasitas produksi (riil) yang tidak mampu diserap oleh
konsumen. Kondisi ini mengakibatkan adanya biaya
yang hilang akibat biaya produksi dan asset yang tidak
produktif.
Kapasitas menganggur dapat menunjukan juga
ketidakmampuan pengembangan pelayanan.Apabila
dibiarkan adanya kapasitas menganggur dapat
menghambat kinerja keuangan dan sering dikaitkan
dengan kegiatan perencanaan dan pemasaran yang
buruk.
Yang dimaksud dengan kapasitas menganggur (idle
capacity) adalah selisih antara kapasitas produksi riil
terhadap volume air produksi.Dan perntase kapasitas
menganggur adalah kapasitas menganggur terhadap
kapasitas produksi riil.
b) Kehilangan Air/ NRW
Kehilangan air atau non revenue of water (NRW)
menunjukan besarnya kerugian akibat adanya sumber
daya dan asset yang tidak produktif.NRW yang besar
juga menunjukan adanya pemeliharaan yang kurang
baik.Kondisi ini secara tidak langsung mencerminkan
kondisi kinerja sistem dan kinerja PDAM dalam
mengelola bisnisnya.
NRW yang tinggi akan memberikan kehilangan
pendapatan yang besar atau biaya yang tinggi dengan
pendapatan yang rencah. Kondisi ini akan
memperburuk PDAM.
Yang dimaksud kehilangan air adalah kehilangan air
distribusi (NRW) distribusi yaitu: selisih antara volume
air distribusi dengan volume air terjual. Dan persentase
kehilangan air adalah kehilangan air distribusi terhadap
volume air distribusi.
c) Kontinuitas Pelayanan
Kontinuitas pelayanan menunjukan kemampuan PDAM
dalam menyalurkan air yang handal selama 24 jam
perhari. Kondisi ini menunjukan adanya kegiatan
operasional teknik yang baik dan dapat meningkatkan
pendapatan.Kontinuitas pelayanan dapat dicerminkan
melalui waktu operasi PDAM.
Yang dimaksud dengan Kontinuitas pelayanan adalah
waktu operasi distribusi.
b. Kinerja Keuangan
1) Manajemen Utang dan Solvabilitas
a) Histori Utang
Gagal bayar atas utang yang berlangsung sebelumnya
indikasi dari rendahnya manajemen keuangan dan
komitmen utang yang serius, dengan demikian patut
diperhatikan juga kemampuan menyelesaikan utang
baru di depan.
Solvabilitas diartikan sebagai suatu ukuran untuk
mengetahui kemampuan PDAM menjamin kewajiban-
kewajiban jangka panjang dengan asetnya.Solvabilitas
juga menunjukkan kemampuan perusahaan untuk
melunasi seluruh kewajiban yang ada dengan
menggunakan seluruh aset yang dimilikinya.Kondisi
keuangan PDAM yang solvable menjadi salah satu
faktor penting dalam penentuan kelayakan diberikannya
pinjaman kepada PDAM terutama untuk
mengembangkan pelayanan air minumnya.
2)
Struktur Tarif dan Profitabilitas
a) Rasio Kecukupan Tarif
Mengukur sejauh mana pendapatan PDAM mampu
menutupi biayanya, termasuk biaya operasi dan
pemeliharaan, depresiasi dan amortisasi.
Formulasi untuk mengukur rasio kecukupan tariff
adalah:
b) Keterjangkauan Tarif
Memastikan bahwa besaran tarif masih tetap terjangkau
bahkan untuk pelanggan berpendapatan terendah. Tarif
yang mendekati tingkat keterjangkauan akan
meningkatkan risiko menunggak dan dapat mengancam
stabilitas pendapatan. Peraturan menteri yang
dikeluarkan oleh Departemen Dalam Negeri
menunjukkan besaran 4% (dari pendapatan rumah
tangga) sebagai patokan yang tidak boleh dilampaui
untuk pengeluaran air minum.
c) Laba Bersih
Margin laba bersih menunjukkan keseluruhan tingkat
profitabilitas PDAM, menandakan sejauh mana PDAM
mampu mencapai laba yang memuaskan dalam
investasinya.
Formulasi untuk menghitung margin laba bersih
adalah :
Keterangan:
DSCR : Debt Service Coverage Ratio.
PAD : Pendapatan Asli Daerah.
BD : Bagian Daerah (PBB, BPHTB, SDA).
DAU :Dana Alokasi Umum.
BW : Belanja Wajib Rutin
P : Angsuran Pokok Pinjaman
B : Bunga Pinjaman
BL : Biaya Lainnya.
Keterangan :
KF = KapasitasFiskal
PAD = PendapatanAsli Daerah
DBH = Dana BagiHasil
DAU = Dana AlokasiUmum
LP = Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah
BP = Belanja Pegawai
(2). Pelangan
(a) Jumlah Pelanggan
Jumlah pelanggan (aktif) menunjukan besaran
pelayanan PDAM. PDAM yang mempunyai
jumlah pelanggan yang besar menunjukan
PDAM tersebut besar dan umumnya memiliki
stabilitas yang lebih baik serta secara ekonomis
menunjukan skala yang lebih besar, sehingga
akan diberikan nilai yang lebih besar.
Semakin tinggi jumlah sambungan pelanggan,
maka akan mendapatkan nilai yang semakin
besar.
(3). Operasional
(a) Kapasitas Menganggur
Nilai yang terbesar akan diberikan bagi PDAM
yang memiliki kapasitas menganggur yang
kecil.
b) Kinerja Keuangan
Kinerja Keuangan diukur melalui variabel:
(1). Manajemen Hutang & Solvabilitas
(a) History Hutang
Gagal bayar atas hutang yang berlangsung
sebelumnya mengindikasikan dari rendahnya
manajemen keuangan dan komitmen hutang
yang serius, dengan demikian patut
diperhatikan juga kemampuan untuk
menyelesaikan hutang baru yang akan datang
Tabel 45. Nilai pada instrumen Dana Cadangan untuk Pembayaran Hutang
No Unsur Penilaian Nilai
1 < 20% dari jumlah pembayaran hutang tahunan 1
2 20% - < 30% dari jumlah pembayaran hutang tahunan 2
3 30% - < 40% dari jumlah pembayaran hutang tahunan 3
4 40% - < 50% dari jumlah pembayaran hutang tahunan 4
5 ≥ 50% dari jumlah pembayaran hutang tahunan 5