Frak Tu RRRRRR
Frak Tu RRRRRR
A. Konsep Medis
a. Anatomi Tulang
bentuknya :
(kap lutut).
remosdeling tulang.
tekanan).
5
tulang yang pulih dari fraktur. Pada orang dewasa muda, aktivitas
dirangsang oleh olah raga dan stres beban akibat arus listrik
b. Fisiologi Tulang
2. Pengertian
M. A, 1992).
10
3. Etiologi
1) Kekerasan langsung
4. Patofisiologi
yang datang lebih besar dari yang dapat diserap tulang, maka
1) Faktor Ekstrinsik
2) Faktor Intrinsik
5. Klasifikasi Fraktur
bawahnya.
panjang.
masih utuh.
saling menjauh).
14
1. 1/3 proksimal
2. 1/3 medial
3. 1/3 distal
ulang.
patologis tulang.
6. Manifestasi Klinik
a. Deformitas
b. Bengkak/edema
c. Echimosis (Memar)
15
d. Spasme otot
e. Nyeri
f. Kurang/hilang sensasi
g. Krepitasi
h. Pergerakan abnormal
i. Rontgen abnormal
7. Test Diagnostik
setelah trauma.
ginjal.
8. Penatalaksanaan Medik
a. Fraktur Terbuka
dilakukan:
1) Pembersihan luka
2) Exici
3) Hecting situasi
4) Antibiotik
b. Seluruh Fraktur
1) Rekognisis/Pengenalan
2) Reduksi/Manipulasi/Reposisi
3) Retensi/Immobilisasi
mengimobilisasi fraktur.
4) Rehabilitasi
berat badan.
menyatu.
4) Stadium Empat-Konsolidasi
celah yang tersisa diantara fragmen dengan tulang yang baru. Ini
5) Stadium Lima-Remodelling
10.Komplikasi
1) Komplikasi Awal
a. Kerusakan Arteri
b. Kompartement Syndrom
darah. Selain itu karena tekanan dari luar seperti gips dan
d. Infeksi
e. Avaskuler Nekrosis
f. Shock
b. Delayed Union
c. Nonunion
d. Malunion
B. Konsep Keperawatan
1. Pengkajian
a. Pengumpulan Data
1) Anamnesa
a) Identitas Klien
b) Keluhan Utama
digunakan:
25
f) Riwayat Psikososial
klien.
bau, dan jumlah. Pada kedua pola ini juga dikaji ada
1995).
2) Pemeriksaan Fisik
a) Gambaran Umum
Perlu menyebutkan:
biasanya akut.
(b) Kepala
kepala.
(c) Leher
(d) Muka
(e) Mata
(f) Telinga
(g) Hidung
cuping hidung.
(i) Thoraks
dada simetris.
(j) Paru
(1) Inspeksi
(2) Palpasi
raba sama.
(3) Perkusi
tambahan lainnya.
33
(4) Auskultasi
ronchi.
(k) Jantung
(1) Inspeksi
(2) Palpasi
(3) Auskultasi
(l) Abdomen
(1) Inspeksi
(2) Palpasi
(3) Perkusi
cairan.
(4) Auskultasi
(m) Inguinal-Genetalia-Anus
b) Keadaan Lokal
(c) Fistulae.
hyperpigmentasi.
maupun klien.
–5“
persendian.
3) Pemeriksaan Diagnostik
a) Pemeriksaan Radiologi
khususnya seperti:
mengalaminya.
b) Pemeriksaan Laboratorium
c) Pemeriksaan lain-lain
Trauma
Fraktur
Kurang
informasi Degranulasi Terapi Lepasnya lipid Port de’ entri Gg. Integritas Edema
sel mast restrictif pada sum-sum kuman kulit
tulang
Kurang
pengeta Pelepasan Gg. Mobilitas Resiko Infeksi Penekanan pada
mediator fisik Terabsorbsi jaringan vaskuler
hunan masuk
kimia
kealiran darah
Nekrosis
Jaringan paru Penurunan
Nociceptor Oklusi arteri aliran darah
Korteks paru
serebri Emboli
Resiko
Medulla disfungsi
spinali Gangguan pertukaran Penurunan laju Luas permukaan
Nyeri gas difusi paru menurun neurovaskuler
Ns.Arifianato, S,Kep
47
3. Diagnosa Keperawatan
pembentukan trombus)
kongesti)
(Doengoes, 2000)
48
mengurangi edema/nyeri.
4. Intervensi Keperawatan
secara aktif
Mengevaluasi perkembangan
5. Pantau kualitas nadi perifer, masalah klien dan perlunya
aliran kapiler, warna kulit dan intervensi sesuai keadaan klien.
kehangatan kulit distal cedera,
bandingkan dengan sisi yang
normal.
Ns.Arifianato, S,Kep
50
kongesti)
melakukan aktivitas
tulang
Ns.Arifianato, S,Kep
54
penyakitnya
B. Evaluasi