aegypti atau Aedes albopictus. Nyamuk ini berperan sebagai perantara atau vektor
yaitu organisme yang membawa virus chikungunya di dalam tubuhnya tanpa terjangkiti.
Keduanya adalah jenis nyamuk sama yang menyebabkan demam berdarah.
Penyebab dan gejalanya yang serupa menyebabkan penyakit chikungunya
sering didiagnosis secara keliru sebagai penyakit demam berdarah.
Setelah kira-kira tidak ada kasus dalam jumlah signifikan selama 20 tahun
setelahnya, pada kurun waktu 2001-2002 chikungunya kembali mewabah
dengan jumlah kasus yang lebih tinggi. Kasus pada 2001 dilaporkan terjadi di
Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Bangka, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan
Sulawesi Utara. Peristiwa ini membuat chikungunya diperkirakan dapat
diidentifikasi sebagai penyakit re-emerging (yaitu penyakit yang pernah
mewabah, lalu menghilang, dan mewabah kembali dalam periode tertentu)
dengan jenis virus yang telah bermutasi setelah 20 tahun.
Menurut Profil Kesehatan Indonesia 2011 dari Departemen Kesehatan,
kepadatan populasi di Indonesia menyebabkan banyak tempat yang dapat
menjadi sarana nyamuk berkembang biak. Rendahnya kekebalan tubuh
masyarakat di sekitarnya membuat penyakit ini terus berkembang terutama
di musim penghujan.
Menggigil