MKLH Bu Dby
MKLH Bu Dby
Disusun oleh :
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
nikmat, rahmat dan hidayahNya, sehingga kami diberikan kemudahan dan
kelancaran dalam menyelesaikan makalah yang berjudul “Activity Based Costing
and Customer Profitability Analysis”.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu kami mengharapkan kritik ataupun masukan yang membangun demi
kesempurnaan pembuatan makalah ini untuk masa yang akan datang dan lebih
bermanfaat bagi pembaca.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
untuk objek biaya (driver konsumsi aktivitas). ABC mengakui kausal atau
hubungan langsung antara biaya sumber daya, biaya driver, kegiatan, dan objek
biaya untuk menentukan biaya kegiatan dan kemudian ke objek biaya. ABC
memberikan biaya overhead pabrik untuk biaya objek seperti produk atau jasa
dengan mengidentifikasi sumber daya dan kegiatan serta biaya dan jumlah yang
dibutuhkan untuk menghasilkan output.
1) ABC menyajikan biaya produk yang lebih akurat dan informative, yang
menuju pada pengukuran kemampuan perolehan laba atas produk yang
lebih akurat dan keputusan-keputusan strategis yang diinformasikan
dengan lebih baik mengenai harga jual, lini produk, pasar pelanggan dan
pengeluaran modal.
1) Pengalokasian
3
analisis.Aktivitas-aktivitas tersebut menyebabkan biaya-biaya seperti
pemasaran, periklanan, riset dan pengembangan, teknik produk dan
klaim jaminan.
Sebuah sistem yang ada tidak selalu memberikan nilai positif bagi sebuah
perusahaan yang menggunakannya tetapi ternyata dapat juga memberikan nilai
negatif bagi perusahaan. Sistem Activity Based Costing ternyata memiliki juga
kelemahan yang harus diperhitungkan pula oleh perusahaan yang
menggunakannya.
4
b. Tidak menunjukkan biaya yang akan dihindari dengan
menghentikan memproduksi lebih sedikit produk.
c. Memerlukan upaya pengumpulan data yang diperlukan guna
keperluan persyaratan laporan keuangan.
d. Implementasi sistem ABC belum dikenal dengan baik sehingga
prosentase penolakan terhadap sistem ini cukup besar.
5
menandingkan biaya jasa yang meningkat dengan manfaat (Hansen dan Mowen,
1999: 176).
6
Analysis adalah alat strategis penting yang berpotensi membangkitkan energy
penyalur untuk mulai memikirkan profitabilitas, pelanggan, dan proses bisnisnya.
Pendekatan analisis biaya pelanggan menggali lebih dalam tingkatan pendapatan
(top line revenue), menganalisis margin, dan dimensi biaya pelayanan (cost to
serve) untuk membuka asal usul kontribusi laba pada perusahaan. Dengan cara
ini, Customer Profitability Analysis dapat membangkitkan perusahaan dan
penyalur untuk mengukur pelanggan individu, segmen tertentu, profitabilitas
pasar, dan keluar dari pengukuran biaya dengan rata–rata yang terkadang tidak
jelas atau kabur menjadi jelas sehingga diperoleh pemahaman yang berarti.
7
3. Mengembangkan business dengan menggunakan biaya yang rendah untuk
melayani customer atau kelompokcustomer
4. Menentukan customer atau kelompok customer yang tidak
menguntungkan untuk diberikanpesaing
5. Mampu mendapatkan customer atau kelompok customer yang
menguntungkan dari para pihak pesaing.
8
Biaya pemasaran ini mengurangi laba kotor yang diperoleh perusahaan
sehingga laba yang diterima menjadi kecil. Analisa laba pelanggan dapat
dilakukan dengan langkah – langkah sebagai berikut:
1. Potential
Daerah ini menunjukkan pendapatan yang rendah namun
prosentase kemampuan menghasilkan laba pelanggan tinggi. Untuk
pelanggan dalam kategori ini, perusahaan harus meningkatkan usaha
penjualan yang diikuti oleh aktivitas pelayanan yang lebih baik.
2. Winners
Daerah ini menunjukkan pendapatan yang tinggi disertai
prosentase kemampuan menghasilkan laba pelanggan yang tinggi pula.
Untuk pelanggan dalam kategori ini, perusahaan harus mempertahankan
usaha penjualan dan aktivitas pelayanan yang telah diberikan.
9
3. Losers
Daerah ini menunjukkan pendapatan yang rendah dan diikuti
dengan prosentase kemampuan menghasilkan laba pelanggan yang rendah.
Untuk pelanggan dalam kategori ini perusahaan harus membatasi aktivitas
pelayanan tambahan untuk menekan biaya yang ditimbulkan dari hal
tersebut. Selain itu pihak manajemen perlu memusatkan perhatian untuk
meningkatkan nilai penjualan bagi pelanggan dalam kategori ini.
4. Problems
Daerah ini menunjukkan pendapatan yang tinggi tetapi prosentase
kemampuan menghasilkan laba pelanggan rendah. Untuk pelayanan dalam
kategori ini perusahaan harus mencari penyebab rendahnya kontribusi laba
dari pelanggan ini meskipun nilai pembeliannya tergolong besar.
10
2) Mengidentifikasi faktor–faktor yang menyebabkan adanya perbedaan
perlakuan ataupun fasilitas yang digunakan dalam melayani setiap
kelompokcustomer.
3) Menganalisa cara yang telah digunakan perusahaan untuk melayani
kelompok customer secaraberbeda.
4) Mengidentifikasi sumber–sumber ekonomi perusahaan yang telah
digunakan untuk melayani setiap kelompok customer. Sumber ekonomi
dapat berupa karyawan, alat transportasi, gudang, kegiatan administrasi
dan lain sebagainya. Kebanyakan sumber ekonomi perusahaan digunakan
secara bersama bagi pelayanancustomer.
5) Menentukan cara atau metode yang dapat digunakan untuk
mendistribusikan nilai atau harga semua sumber ekonomi perusahaan ke
setiap kelompok customer, karena sumber ekonomi perusahaan digunakan
secara bersama, maka perlu dialokasikan setiap customer untuk dapat
diketahui jumlah sumber ekonomi yang dibutuhkan bagi pelayanan setiap
customer untuk dapat diketahui jumlah sumber ekonomi yang dibutuhkan
bagi pelayanan setiap customer. Agar alokasi sumber ekonomi ke setiap
customer dilakukan secara akurat, maka dasar aktivitas atau yang lebih
dikenal dengan activity Based Costing (ABC) merupakan cara yang paling
tepat.
6) Mempertemukan hasil penjualan setiap kelompok customer dengan biaya
yang dibutuhkan untuk melayaninya untuk menentukan besarnya laba
setiapkelompokcustomer.
Tingkat profitabilitas setiap customer dapat dilihat dari jumlah laba setiap
kelompok customer atau dengan rasio antara laba dengan jumlah penjualan per
kelompok pelanggan.
11
Secara garis besar masing– masing metode memiliki persamaan dalam
menganalisis kelompok pelanggan, pendapatan yang diperoleh, dan laba yang
diperhitungkan. Perbedaan dari masing – masing metode ada pada komponen biaya.
Penulis merangkum langkah– langkah yang akan digunakan dalam menerapkan Customer
Profitability Analysis pada penelitian ini. Langkah–langkah tersebut antara lain :
12
yang mengindikasikan bahwa perusahaan tidak dikelola dengan baik. Hal ini
berkaitan dengan biaya yang seharusnya dikenakan terhadap klien. Tidak fair
ketika dua klien membeli produk dalam jumlah yang sama, tetapi salah satu
menyimpan inventori lebih lama dan menginginkan pengiriman secara bertahap.
Seharusnya klien dibebankan biaya yang sesuai. Masalah yang dihadapi oleh
Allied adalah :
Pelanggan A Pelanggan B
Storage charge $1,550.5 Stronge charge $3,101
($4.43 x 350 cartons) ($4.43 x 700 cartons)
Requisition handling $2,114.84 Requisition handling $4,589.9
($5.81 x 364 ($5.81 x 790
requisition) requisition)
Basic warehouse stock $828.1 Basic warehouse stock $2,275
($0,91 x 910 lines) ($0,91 x 2500 lines)
Data entry $718.9 Data entry $1,975
($0.79 x 910 lines) ($0.79 x 2500 lines)
Charge “picik pack” $955.5 Charge “picik pack” $2,625
($1.05 x 910 lines) ($1.05 x 2500 lines)
Freight charge $2.250 Charge “desk top” $764,66
($29.41 x 26 desktop)
Cost of investory $1,950 Freight charge $7,500
13
(13% x $15.000)
Total $10,367.84 Cost of inventory $6,500
(13% x $50.000)
Total $29,
330.56
14
bertahap. Seharusnya klien dibebankan biaya yang sesuai. SBP membantu
perusahaan untuk memperoleh pendapatan yang lebih besar dengan menciptakan
charges for services yang tidak ditawarkan oleh cost based system. Ketika ROI
perusahaan menurun dalam beberapa waktu terakhir, SBP memberikan
kesempatan untuk menciptakan sistem pembiayaan yang memberikan
pertumbuhan pendapatan yang lebih stabil. Namun mungkin sistem SBP ini tidak
menjamin bahwa profitabilitas TFC akan meningkat, dengan bantuan ABC system
(yang berguna untuk mengetahui pelanggan yang menguntungkan dan yang
tidak), SBP akan memberikan kontribusi yang besar terhadap net sales dari divisi
TFC. 3.5 Saran Manajerial untuk Allied Mengenai Bisnis TFC Manajemen
memiliki beberapa aspek menguntungkan dalam operasi mereka dalam
menjalankan bisnis mereka seperti memiliki proporsi yang lebih besar dari pusat
distribusi dan layanan yang diberikan. Namun, mereka kurang dalam pelayanan
kepada klien mereka.
Oleh karena itu perbaikan harus dilakukan agar dapat beroperasi secara
adil kepada semua klien dalam bisnis mereka. Sebagai manajer, adalah tugasnya
untuk mengawasi dan memberikan saran pada setiap perubahan yang harus
dilakukan untuk meningkatkan bisnis dan membawanya ke pandangan positif
terhadap perusahaan. Adapun beberapa poin saran yang dapat ditambahkan
sebagai berikut:
2. Layanan dan maintenance‟ harus sama dengan semua klien, baik kecil
atau besar.
15
3. Biaya harus dikenakan untuk penggunaan pusat distribusi di setiap layanan
yang diberikan pada klien. Dari tampilan 1 (The Value Chain Concept-
TFC), bagian yang memberikan kontribusi lebih kepada TFC hanya Stock
Selection & Pick Pack dan Desk Top Delivery. Dengan demikian,
diharapkan bahwa aktivitas-aktivitas yang lain seperti Storage & Inventory
financing, Freight dapat memberikan nilai tambah yang lebih besar
terhadap pelanggan. TFC harus menetapkan harga pada klien sesuai
dengan servis yang mereka manfaatkan. Sebaiknya TFC menggunakan
sistem “cost plus pricing strategy”. Hal ini mengimplementasikan bahwa
klien harus dibebani harga sesuai dengan servis yang dikenakan ditambah
dengan sejumlah mark-up. Dengan demikian akan dikenakan harga yang
fair bagi klien.
16
BAB III
KESIMPULAN
1. Kesimpulan
17