Anda di halaman 1dari 18

KESALAHAN BERBAHASA INDONESIA

DI KOTA BANDUNG

Disusun sebagai salah satu Penilian Mata Kuliah Bahasa Indonesia

Disusun Oleh :

Nama : Muhamad Ilham Fauzan

NIM : 62201114025

PRODI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NURTANIO
YAYASAN ADI UPAYA
BANDUNG
2018
KATA PENGANTAR

Pujisyukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNya


sehingga penulis dapat menyusun makalah yang berjudul “Kesalahan Berbahasa
Indonesia di Kota Bandung”

.Tidak lupa peneliti mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan dari
pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi
maupun pikiran.

Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan


pengalaman bagi para pembaca,

Untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah


agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman, Peneliti yakin


masih banyak kekurangan dalam makalah ini ,

Oleh karena itu peneliti sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun
dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Bandung, January 2018

Peneliti
DAFTAR ISI

BAB I Pendahuluan………………………………………………………………1

1.1 Latar Belakang………………………………………………………………...1

1.2 RumusanMasalah……………………………………………………………...2

1.3 TujuanPenelitian……………………………………………………………....2

1.4 ManfaatPenelitian……………………………………………………………..2

BAB II Landasan Teoritis……………………………………………………........3

2.1 Bahasa Indonesia………………………………………………………………3

2.2 Kesalahan Berbahasa di Indonesia……………………………………………7

BAB III Pembahasan………………………………………………………….....11

3.1 Pemborosan kata dan kesalahan penggunaan huruf kapital…………...…....11

3.2 Kesalahan penggunaan tanda baca…………………………………………..12

3.3 Ketidakjelasan penulisan sehingga menimbulkan pengertian ganda………..13

3.4 Kesalahan penggunaan huruf. kapital……………………………………….14

BAB IV Penutup………………………………………………………………...15

4.1 Simpulan…………………………………………………………………….15

4.2 Saran………………………………………………………………………...15
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesalahan berbahasa adalah pemakaian bentuk-bentuk tuturan berbagai unit


kebahasaan yang meliputi kata, kalimat, paragraf, yang menyimpang dari sistem
kaidah bahasa Indonesia baku, serta pemakaian ejaan dan tanda baca yang
menyimpang dari sistem ejaan dan tanda baca yang telah ditetapkan sebagaimana
dinyatakan dalam buku Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan. S. Piet
Corder dalam bukunya Introducing Applied Linguistik menjelaskan bahwa
kesalahan berbahasa adalah pelanggaran terhadap kode bahasa. Pelanggaran ini
disebabkan kurang sempurnanya penguasaan dan pengetahuan terhadap
kode.Kesalahan berbahasa tidak hanya dibuat oleh siswa yang mempelajari B2
(bahasa yang dipelajari siswa), tetapi juga dibuat siswa yang belajar B1 (bahasa
ibu).

Kekeliruan dalam berbahasa disebabkan karena faktor performansi, sedangkan


kesalahan berbahasa disebabkan faktor kompetensi. Faktor performansi meliputi
keterbatasan ingatan atau kelupaan sehingga menyebabkan kekeliruan dalam
melafalkan bunyi bahasa, kata, urutan kata, tekanan kata atau kalimat. Kekeliruan
ini bersifat acak, maksudnya dapat terjadi pada berbagai tataran linguistik.
Kekeliruan biasanya dapat diperbaiki sendiri dengan cara lebih mawas diri dan
lebih memusatkan perhatian pada pembelajaran. Sedangkan kesalahan yang di
sebabkan faktor kompetensi adalah kesalahan yang disebabkan orang belum
memahami sistem linguistik bahasa yang digunakannya. Kesalahan berbahasa
akan sering terjadi apabila pemahaman orang tentang sistem bahasa kurang.
Kesalahan berbahasa dapat berlansung lama apabila tidak diperbaiki.

1
2

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana kesalahan Berbahasa Indonesia di Kota Bandung ?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk memperbaiki kesalahan Berbahasa Indonesia di Kota Bandung

1.4 Manfaat Penelitian

Penulisan makalah Kesalahan Berbahasa Indonesia di kota Bandung ini bertujuan

agar masyarakat mengetahui dan mau memperbaiki kesalahan-kesalahan yang

selama ini terjadi agar tidak terjadi terus-menerus.


BAB II

LANDASAN TEORITIS

2.1 Bahasa Indonesia

2.1.1 Pengertian Bahasa

DalamKamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 1990: 66) bahasa diartikan

sebagai sistem lambang bunyi berartikulasi yang bersifat sewenang-wenang dan

konvensional yang dipakai sebagai alat komunikasi untuk melahirkan perasaan

dan pikiran.Sedangkan Bahasa dalam Linguistik menurut Krida laksana (1993:21)

mengartikannya sebagai sebuah sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang

dipergunakan oleh para anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama,

berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri.

2.1.2 Hakikat Bahasa

1. Bahasa itu sistematik,

Sistematik artinya beraturan atau berpola.

Bahasa memiliki sistem bunyi dan sistem makna yang beraturan.

2. Bahasa itu manasuka (Arbitrer)

Manasuka atau arbiter adalah acak , bisa muncul tanpa alasan.

Kata-kata (sebagai simbol) dalam bahasa bisa muncul tanpa hubungan

logis dengan yang disimbolkannya.

3
4

3. Bahasa itu vokal

Vokal dalam hal ini berarti bunyi.

Bahasa mewujud dalam bentuk

4. Bahasa itu simbol

Simbol adalah lambang sesuatu, bahasa juga adalah lambang sesuatu.

5. Bahasa itu mengacu pada dirinya

Sesuatu disebut bahasa jika ia mampu dipakai untuk menganalisis bahasa

itu sendiri.

6. Bahasa itu manusiawi

Bahasa itu manusiawi dalam arti bahwa bahwa itu adalah kekayaan yang

hanya dimiliki umat manusia.

7. Bahasa itu komunikasi

Fungsi terpenting dan paling terasa dari bahasa adalah bahasa sebagai alat

komunikasi dan interakasi.

2.1.3 Unsur-Unsur Dasar Bahasa

1. Fonem, adalah unsure terkecil dari bunyi ucapan yang biasa digunakan

untuk membedakan arti dari suatu kata.

2. Morfem, adalah unsure terkecil dari pembentukan kata dan disesuaikan

dengan aturan suatu bahasa.


5

3. Sintaksis adalah penggabungan kata menjadi kalimat berdasarkan aturan

sistemtis yang berlaku pada bahasa tertentu.

4. Semantik mempelajari arti dari makna dari suatu bahasa yang dibentuk

dalam suatu kalimat.

5. Diskurs adalah mengkaji bahasa pada tahap percakapan, paragrap, bab,

cerita, atau literatur.Sintaksis adalah penggabungan kata menjadi kalimat

berdasarkan aturan sistemtis yang berlaku pada bahasa tertentu.

6. Semantik mempelajari arti dari makna dari suatu bahasa yang dibentuk

dalam suatu kalimat.

7. Diskurs adalah mengkaji bahasa pada tahap percakapan, paragrap, bab,

cerita, atau literatur.

2.1.4 Sejarah Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu. Bahasa Melayu merupakan

sebuah bahasa Austronesia yang digunakan sebagai lingua franca (bahasa

pergaulan) di Nusantara. Untuk pertama kalinya, istilah Bahasa Melayu

disebutkan sekitar 683-686 M. Angka ini tercantum pada beberapa prasasti

berbahasa Melayu Kuna dari Palembang dan Bangka. Prasasti-prasasti ini

sudah menggunakan aksara Pallawa atas perintah raja Sriwijaya yang

berjaya pada abad ke-7 dan ke-8. Selain itu, Wangsa Syailendra juga

meninggalkan beberapa prasasti Melayu Kuna di Jawa Tengah. Berbagai

batu bertulis (prasasti) yang ditemukan itu seperti Prasasti Kedukan Bukit
6

tahun 683 di Palembang, Prasasti Talang Tuo tahun 684 di Palembang,

Prasasti Kota Kapur tahun 686 di Bangka Barat, dan Prasasti Karang Brahi

tahun 688 antara Jambi dan Sungai Musi.

Bahasa Melayu memiliki dua bentuk, yaitu melayu pasar dan melayu

tinggi. Melayu Pasar sering dipakai dalam kehidupan sehari-hari. Bentuk ini

mudah dimengerti, memiliki toleransi kesalahan yang tinggi, dan fleksibel

dalam menyerap istilah dari bahasa lain.Melayu Tinggi merupakan bentuk

yang lebih resmi. Pada masa lalu bentuk ini digunakan kalangan keluarga

kerajaan di sekitar Sumatera, Malaya, dan Jawa. Bentuk ini lebih sulit karena

penggunaannya sangat halus, penuh sindiran, agak sulit dimengerti

disbanding Melayu Pasar, tingkat toleransi kesalahan yang rendah, dan tidak

ekspresif sperti bahasa Melayu Pasar.

Bahasa Indonesia dianggap lahir atau diterima keberadaannya pada

Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 yang menyebut sebagai bahasa persatuan.

Namun, secara resmi, bahasa Indonesia baru diakui keberadaannya pada

tanggal 18 Agustus 1945. Undang-Undang Dasar RI 1945 Pasal 36

menyebut bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi.

Fungsi Bahasa IndonesiaberdasarKedudukannya :

1. Bahasa Indonesiasebagai Bahasa Nasional, berfungsi:

a. Lambang kebanggaan nasional

b. Lambang identitas nasional


7

c. Alat pemersatu berbagai masyarakat yang berbeda-beda latar social,

budaya, & bahasa

d. Alat perhubungan antar budaya dan antar daerah

2. Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Negara, berfungsi:

a. Bahasa resmi kenegaraan

b. Bahasa pengantar di Lembaga Pendidikan

c. Bahasa resmi dalam perhubungan tingkat nasional untuk

Pembangunan dan Pemerintahan

d. Bahasa resmi dalam pengembangan kebudayaan nasional, ilmu

pengetahuan dan teknologi

2.2 Kesalahan Berbahasa di Indonesia

Kesalahan berbahasa dapat terjadi dalam setiap tataran linguistik

(kebahasaan). Ada kesalahan yang terjadi dalam tataran fonologi, morfologi,

sintaksis, wacana dan semantik. Kesalahan berbahasa dapat disebabkan oleh

intervensi (tekanan) bahasa pertama (B1) terhadap bahasa kedua (B2). Kesalahan

berbahasa yang paling umum terjadi akibat penyimpangan kaidah bahasa. Hal itu

terjadi oleh perbedaan kaidah (struktur) bahasa pertama (B1) dengan bahasa

kedua (B2). Selain itu kesalahan terjadi oleh adanya transfer negatif atau

intervensi B1 pada B2. Dalam pengajaran bahasa, kesalahan berbahasa

disebabkan oleh banyak faktor, di antaranya: kurikulum, guru,


8

pendekatan,pemilihan bahan ajar, serta cara pengajaran bahasa yang kurang tepat

(Tarigan, 1997). Burt, Dulay, maupun Krashen (1982) membedakan wilayah

(taksinomi) kesalahan berbahasa menjadi kesalahan atau kekhilafan:

1.taksonomi kategori linguistik;

2.taksonomi kategori strategi performasi;

3.taksonomi kategori komparatif;

4.taksonomi kategori efek komunikasi.

Anda dapat mempelajari taksonomi tersebut dalam sajian berikut. Taksonomi

kesalahan berbahasa itu, menurut Nurhadi (1990), dibedakan sebagai berikut.

Taksonomi kategori linguistik membedakan kesalahan berdasarkan komponen

bahasa dan konsisten bahasa. Berdasarkan komponen bahasa, wilayah kesalahan

dibedakan menjadi:

1.Kesalahan fonologi;

Fonologi adalah ilmu tentang perbendaharaan fonem sebuah bahasa

dan distribusinya.Berdasarkan asal usul kata, fonologi berasal dari gabungan kata

fon yang artinya bunyi dan logi yang artinya ilmu. Sebagai sebuah cabang ilmu,

fonologi diartikan sebagai kajian bahasa yang mempelajari tentang bunyi-bunyi

bahasa yang diproduksi oleh alat ucap manusia.

Bidang kajian fonologi ialah bunyi bahasa sebagai satuan terkecil dari ujaran

dengan gabungan bunyi yang membentuk suku kata. Fonologi terdiri dari dua

bagian, yaitu Fonetik dan Fonemik


9

2.Kesalahan morfologi

Secara etimologi kata morfologi berasal dari kata morf yang berarti “bentuk”

dan kata logi yang berarti “ilmu”. Jadi secara harfiah kata morfologi berarti “

Ilmu yang mempeajari tentang bentuk-bentuk dan pembentukan kata”.

Sedangkan di dalam kajian biologi morfologi berarti “ilmu mengenai bentuk -

bentuk sel tumbuhan atau jasad- jasad mahkluk hidup”.

Berbicara mengenai pembetukan kata akan melibatkan komponen atau unsur

pembentukan kata, yaitu morfem, baik morfem dasar ( bebas ) maupun morfem

terikat ( afiks dan dasar ), dengan berbagai alat proses pembentukan kata itu,

yaitu afiks dalam proses pembentukan kata melalui proses afiksasi, duplikasi

ataupun pengulangan dalam proses pembentukan kata melalui proses reduplikasi,

penggabungan dalam proses pembentukan kata melalui proses komposisi. Jadi,

ujung dari proses morfologi adalah terbentuknya kata dalam bentuk dan dan

makna sesuai dengan keperluan dalam satu tindak pertuturan.

3.Kesalahan sintaksis

Kesalahan sintaksis adalah kesalahan atau penyimpangan struktur frasa, klausa,

atau kalimat, serta ketidaktepatan pemakaian partikel. Analisis kesalahan dalam

bidang tata kalimat menyangkut urutan kata, kepaduan, susunan frase, kepaduan

kalimat, dan logika kalimat (Lubis Grafura : 2008). Bidang tata kalimat

menyangkut urutan kata dan frase dikaitkan dengan hukum-hukumnya (DM, MD)

(Maharsiwi : 2009). kesalahan pada daerah sintaksis berhubungan erat dengan

kesalahan pada morfologi, karena kalimat berunsurkan kata-kata itu sebabnya

daerah kesalahan sintaksis berhubungan misalnya dengan kalimat yang


10

berstruktur tidak baku, kalimat yang ambigu, kalimat yang tidak jelas, diksi yang

tidak tepat yang menbentuk kalimat, kalimat mubazir, kata serapan yang

digunakan di dalam kalimat dan logika kalimat.

4.Kesalahan semantik

Kesalahan berbahasa dalam semantik dapat berkaitan dengan bahasa tulis maupun

bahasa lisan. Kesalahan berbahasa ini dapat terjadi pada tataran fonolgi,

morfologi, dan sintaksis. Kesalahan berbahasa dalam tataran semantik ini

penekanannya pada penyimpangan makna, baik yang b pada penyimpangan

makna, baik yang berkaitan dengan fonologi, morfologi, maupun sintaksis. Jadi,

jika ada sebuah bunyi, bentuk kata, ataupun kalimat yang maknanya menyimpang

dari makna yang seharusnya, maka tergolong ke dalam kesalahan berbahasa ini.

a.Kesalahan penggunaan kata-kata yang mirip

bKesalahan pilihan kata atau diksi


BAB III

PEMBAHASAN

3.1. Kesalahan kata

Kesalahan :

1. Kesalahan kata “CERVICE” yang seharusnya “SERVICE”


2. Kesalahan kata “ACESORIS” yang seharusnya “ACCESSORIES”
3. Kesalahan kata “SECON” yang seharusya “SECOND”

Saran :

1. Seharusnya “SERVICE”
2. Seharusnya “ACCESSORIES”
3. Seharusya “SECOND”

11
12

3.2 Kesalahan dalam penggunaan tanda baca dan penggunaan huruf kapital

Kesalahan:

1. Penggunaan kata baca tidak sesuai

Saran :

1. Seharusnya itu kata yang tepat adalah “SERVICE”


13

3.3 ketidakjelasan penulisan terhadap produk minuman

Kesalahan :

1. Ketidakjelasan penulis terhadap produk minuman

2. Kalimat yang tidak lengkap

Saran :

1. Seharusnya produk ‘MIZON” itu penulisannya “MIZONE”

2. Seharusnya produk ‘PULPI ORANGE” itu penulisannya “PULPY

ORANGE”
14

3.4 Kesalahan penggunaan kosa kata

Kesalahan : Penggunaan kosa kata

Saran : Seharusnya kata yang tepat bukan “KEDELE” melainkan

“KEDELAI”
BAB IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Berdasarkan penjelasan diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa

kesalahan berbahasa merupakan sisi yang mempunyai cacat pada ujaran atau

tulisan. Kesalahan tersebut merupakan bagian-bagian konversasi atau komposisi

yang menyimpang dari norma baku atau norma terpilih dari performansi bahasa

orang dewasa. Hal itu dapat diketahui bahwa kesalahan adalah penyimpangan

norma-norma bahasa yang telah ditetapkan dalam penggunaan bahasa. Kesalahan

berbahasa ini dapat dilakukan oleh siapa saja. Kesalahan berbahasa erat kaitannya

dengan pengajaran bahasa, baik pengajaran bahasa pertama maupun pengajaran

kedua. Kesalahan berbahasa tersebut mengganggu pencapaian tujuan pengajaran

bahasa. Kesalahan berbahasa harus dikurangi bahkan dapat dihapuskan.

Kesalahan-kesalahan tersebut sering timbul dan banyak terjadi pada penulisan-

penulisan ilmiah.

4.2.Saran

Saran yang dapat penulis berikan adalah pemilihan kata merupakan mutu

dan kelengkapan kata pada suatu kalimat yang dikuasai seseorang sehingga

mampu menggunakan secara tepat dan cermat, sehingga pemilihan kata dan

penulisan kata sangat penting dalam membuat sebuah kalimat/artikel.

15

Anda mungkin juga menyukai