Uang diterima dan disepakati oleh masyarakat sebagai alat perantara dalam kegiatan ekonomi. Agar
dapat disetujui dan diterima masyarakat, uang harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut.
Ada Jaminan
Setiap uang yang diterbitkan harus dijamin oleh pemerintah. Dengan adanya jaminan dari pemerintah,
penggunaan uang untuk berbagai keperluan mendapat kepercayaan dari masyarakat luas.
Artinya uang harus dapat diterima secara umum penggunaannya, baik sebagai alat tukar, penimbun
kekayaan, atau sebagai standar pencicilan utang.
Nilai uang harus stabil. Apabila nilai uang naik-turun tidak menentu, orang pun tidak mau
menggunakannya sebagai alat tukar karena ia tidak memercayainya.
Uang harus memiliki fleksibilitas, seperti bentuk fisiknya yang tidak terlalu besar, mudah dilipat, dan
memiliki nilai nominal mulai dari yang kecil sampai yang besar. Hal tersebut ditujukan agar uang mudah
disimpan.
Coba bayangkan seandainya berat sekeping uang logam mencapai 1 kg dan sebesar piring. Orang pasti
tidak bisa leluasa membawa uang tersebut ke mana pun. Oleh karena itu, sebuah uang harus memenuhi
syarat mudah dipindahkan dan mudah dibawa ke mana pun. Artinya, uang harus mudah dipindahkan
dari satu tangan ke tangan yang lain.
Uang juga harus mudah dibagi ke dalam berbagai nilai nominal, misalnya Rp100.000,00; Rp50.000,00;
Rp1.000,00, dan Rp500,00. Seandainya nilai uang hanya Rp50.000,00 sedangkan untuk membeli satu
kilogram jeruk hanya dibutuhkan uang Rp5.000,00, bagaimana dengan kembaliannya? Tentu saja hal
tersebut akan menghambat transaksi.
Fungsi Asli dan Fungsi Turunan uang - Fungsi uang dibagi menjadi dua macam, yaitu fungsi asli dan
fungsi turunan.
Fungsi asli uang menunjukkan fungsi yang mula-mula melekat pada uang atau fungsi yang mengacu
pada tujuan awal diciptakannya uang.
1) Sebagai alat tukar umum (medium of exchange), yaitu uang berfungsi sebagai alat untuk pertukaran
dan mengatasi kesulitan dalam pertukaran secara natura (barter).
2) Sebagai satuan hitung (unit of account), yaitu uang berfungsi untuk menentukan nilai dari suatu
barang atau jasa, serta untuk menentukan besarnya harga.
b. Fungsi Turunan atau Fungsi Sekunder Uang mempunyai fungsi turunan sebagai berikut.
1) Sebagai alat pembayaran (means of payment), uang berfungsi untuk melakukan pembayaran
berbagai transaksi, misal pembayaran pajak, iuran, dan sebagainya.
2) Sebagai pembayaran utang (standard of deferred payment), uang berfungsi untuk melakukan dan
menentukan pembayaran kewajiban atau digunakan untuk standar pembayaran utang.
3) Penimbun kekayaan artinya uang dapat disimpan telebih dahulu, yang nantinya akan mempermudah
dalam pertukaran di masa mendatang.
4) Sebagai alat pembentukan modal dan pemindahan modal (transfer of value), yaitu uang berfungsi
untuk menambah atau memperbesar modal usaha, baik dipergunakan sendiri maupun dipinjamkan
kepada orang lain yang membutuhkan modal tersebut.
5) Sebagai ukuran harga atau pengukur nilai (standard of value), yaitu uang berfungsi sebagai alat untuk
menentukan harga barang atau jasa yang dihasilkan oleh suatu perusahaan.
Jenis uang
Uang Kartal
Uang kartal adalah alat pembayaran sah yang dikeluarkan oleh pemerintah suatu negara melalui bank
sentral yang berupa uang logam dan uang kertas. Uang kartal di Indonesia dikeluarkan oleh Bank
Indonesia dan dicetak oleh Perusahaan Umum Per-cetakan Uang Republik Indonesia (Perum Peruri).
Uang kartal terdiri atas uang logam dan uang kertas.
Uang Giral
Uang giral adalah alat pembayaran berupa bilyet giro, cek, dan pemindahan telegrafis yang dikeluarkan
oleh bank kepada seseorang atau badan karena mempunyai simpanan rekening di bank yang
bersangkutan. Uang giral diterbitkan oleh bank umum atau bank komersial.
Berdasarkan Nilai
Jenis uang dapat dilihat dari nilai yang terkandung pada uang tersebut. Nilai uang terdiri atas nilai
intrinsik, yaitu nilai bahan untuk membuat uang dan nilai nominal yaitu nilai yang tertera dalam uang
tersebut. Jenis uang berdasarkan nilainya terdiri atas dua jenis berikut.
Uang bernilai penuh artinya uang yang nilai intrinsiknya sama dengan nilai nominalnya. Uang bernilai
penuh biasanya terdapat pada uang logam mulia yang terbuat dari bahan emas atau perak.
Uang jenis ini nilai instrinsiknya lebih kecil dari nilai nominalnya. Contoh uang ini adalah uang kertas.
Berdasarkan Bahan
Uang jika dilihat dari bahan untuk membuatnya terdiri atas dua macam sebagai berikut.
Uang Logam
Uang logam merupakan uang dalam bentuk koin yang terbuat dari logam. Bahan pembuat uang logam
antara lain aluminium, kupronikel, broze, emas, perak, atau perunggu. Biasanya uang yang terbuat dari
logam mempunyai nominal yang kecil. Di Indonesia uang logam terdiri atas pecahan Rp25,00; Rp50,00;
Rp100,00; Rp200,00; Rp500,00; dan Rp1.000,00.
Uang Kertas
Uang kertas merupakan uang yang bahannya terbuat dari kertas atau bahan lain. Uang kertas harus
dibuat dengan bahan berkualitas tinggi yang tahan air, tidak mudah robek, dan tidak luntur. Uang kertas
biasanya dibuat dalam nominal yang lebih besar sehingga mudah dibawa dan digunakan dalam transaksi
sehari-hari. Pecahan uang kertas di Indonesia mulai dari Rp100,00; Rp500,00; Rp1.000,00; Rp5.000,00;
Rp10.000,00; Rp20.000,00; Rp50.000,00; dan Rp100.000,00.
Berdasarkan Kawasan
Jenis uang ternyata juga dapat dilihat dari daerah atau wilayah berlakunya uang tersebut.
Uang Lokal
Uang lokal adalah uang yang dipergunakan dalam satu negara tertentu. Misalnya rupiah yang digunakan
di Indonesia, ringgit digunakan di Malaysia, dan rupee digunakan di India.
Uang Regional
Uang regional digunakan oleh beberapa negara dalam satu kawasan tertentu. Penggunaan uang
regional masih terbatas pada euro yang digunakan di kawasan Eropa. Akan tetapi, bukan tidak mungkin
dengan pesatnya perdagangan bebas uang regional semakin banyak digunakan di beberapa kawasan
perdagangan yang lain.
Uang Internasional
Uang internasional merupakan uang yang berlaku antarnegara hampir di seluruh dunia dan menjadi
standar pembayaran internasional. Contohnya US dolar yang sampai saat ini digunakan sebagai standar
pembayaran internasional.