Pendahuluan Roi (Proposal Magang)
Pendahuluan Roi (Proposal Magang)
I. PENDAHULUAN
terhadap bahan pangan terutama protein hewani yang berasal dari ikan juga
semakin meningkat. Salah satu sumber protein hewani adalah ikan (ikan air tawar
maupun air laut). Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, banyak upaya yang
budidaya secara intensif, dimana pakan yang diberikan berupa pakan buatan dan
kesehatan pada ikan yang dibudidayakan, berupa serangan parasit, bakteri, jamur
dan virus.
Ikan gurami (Osphronemus gorami) adalah jenis ikan air tawar yang
populer dan disukai sebagi ikan konsumsi di Asia Tenggara dan Asia Selatan.
Disamping itu, di negara lainnya gurami juga dipelihara didalam akuarium. Ikan
gurami juga adalah ikan air tawar yang ekonomis yang banyak digemari
Pada tanggal 30 Maret 2015 yang lalu Kementrian Kelautan dan Perikanan
Pelepasan ikan ini bertujuan guna lebih memperkaya jenis dan varietas ikan
sebagai jenis ikan baru yang merupakan hasil domistikasi yang dilakukan oleh
ikan, kondisi lingkungan dan organisme atau agen penyebab terjadinya penyakit.
Interaksi yang tidak serasi ini menyebabkan stres pada ikan, sehingga mekanisme
pertahanan tubuh yang dimiliki ikan menjadi lemah, akhirnya agen penyebab
penyakit mudah masuk kedalam tubuh dan menimbulkan penyakit (Afrianto dan
Liviawaty, 1992).
tubuh inangnya. Pada umumnya tiap jenis parasit mempunyai inang tertentu
(inang spesifik). Parasit yang menyerang ikan dapat dibedakan dalam dua
hidupnya ditubuh ikan bagian luar seperti pada kulit, sisik, sirip, anus, mata,
diorgan dan tubuh ikan bagian dalam seperti saluran pencernaan, hati, otot dan
Jambi.
Sedangkan manfaat dari praktek magang ini adalah dapat memberikan informasi
Perikanan Air Tawar (BPBAT) Jambi. Serta cara pencegahan dan penanganan
Ikan gurami semula menyebar di pulau-pulau Sunda Besar (Sumatra, Jawa dan
Kalimantan), namun kini telah dipelihara sebagai ikan konsumsi di berbai negara
kesamping (compressed) dan lebar serta tipe sisik (ctenoid). Mulut ikan gurami
monyong. Waktu masih diusia muda atau benih kepala ikan gurami meruncing
Ikan Gurami memiliki sirip punggung dan dubur (anal) ikan gurami
panjangnya dapat mencapai pangkal ekor, ikan gurami memiliki sepasang sirip
perut yang telah bermodifikasi menjadi seperti cambuk yang berfungsi sebagai
alat peraba. Sirip ekor ikan gurami berbentuk membulat (rounded). Panjang badan
ikan gurami dialam dapat mencapai 65 cm dengan berat badan lebih dari 10 kg.
Warna tubuh ikan gurami muda umumnya berwarna biru kehitam-hitaman dan
Ikan gurami menyukai tempat hidup atau habitat berupa perairan tawar yang
airnya tidak terlalu dalam airnya tidak terlalu deras, seperti dipinggiran sungai
atau dananu (Adnan, 2002). Walaupun tergolong ikan air tawar, ikan gurami
Ikan gurami adalah ikan asli Indonesia, karena ukurannya dianggap besar,
banyak ditemukan di Pulau Sumatra, Jawa dan Kalimantan. Tetapi karena sangat
digemari masyarakat, maka ikan ini menyebar ke beberapa pelosok tanah air.
Bahkan sejak abad 18, ikan gurami sudah di ekspor ke negara lain, diantaranya
(Robert, 1992).
Pakan ikan Gurami terdiri dari pakan alami (tumbuh-tumbuhan) dan pakan
buatan (pellet). Pakan alami yang diberikan pada ikan yang masih stadia larva
6
atau benih adalah Artemia sp, kutu air (Daphnia sp) dn Tubifex sp. Ikan gurami
macrrobiza), genjer, kangkung, kimpul, ubi jalar, ketimun dan labu (Prihartono,
2004).
Ikan gurami tergolong jenis ikan Omnivora, yakni ikan yang dapat
memakan banyak jenis makanan, baik yang berasal dari tumbuhan maupun
binatang renik. Namun, makanan utamanya adalah tumbuhan dan plakton yang
Ikan gurami pada masa benih memakan zooplankton dan setelah tumbuh
lebih besar ikan ini mulai berkembang sebagai ikan pemakan jasad-jasad renik air
yang hidup didsar perairan (benthos) seperti larva , cacing Oligochaeta, Tubifex
sp dan beberapa jenis moluska. Larva ikan ini mulai kehabisan kuning telur
setelah berumur 2-4 hari. Ikan gurami juga sangat tanggap terhadap pakan buatan
dengan kadar protei 25-30% (Cholik, 2005). Ikan gurami aktif mencari makan
pada siang hari dan bagi ikan gurami yang berukuran besar juga aktif menangkap
serangga yang keluar pada malam hari. Selain itu gurami bisa diberi pakan berupa
Parasit pada ikan terbagi menjadi dua yaitu parasit yang hidup dibagian luar
permukaan tubuh ikan (Ektoparasit) dan parasit yang hidup didalam tubuh ikan
seperti pada otak, gonad, saluran pencernaan dan darah (Endoparasit). Parasit
adalah organisme yang menumpang hidup pada tubuh organisme lain yang
menyerang pada benih ikan gurami, yaitu: Trichodina sp, Chilodonella sp,
2.5.1. Trichodina sp
Trichodina berbentuk bundar seperti cawan, dengan diameter 50 µm, bulu getar
terangkai dikedua sisi sel dan memiliki makro serta mikronukleus (Irianto, 2005).
berukuran lebih dari 100 mikron, pada tubuh bagian bawah terdapat lingkaran
pelekat (adhesive disk) untuk melekatkan diri ketubuh ikan atau benda-benda
lainnya. Parasit ini menempel pada bagian kulit, sirip dan ingsang serta
menyebabkan iritasi.
Trichodina ini mempunyai ciri khas antara lain: bentuk tubuh bulat dengan
ujung tumpul dan sisi lateral seperti lonceng, mempunyai dentakel (cincin) yang
berfungsi untuk bergerak cepat di permukaan tubuh, sirip dan ingsang ikan. Ikan
yang terinfeksi oleh parasit ini menunjukkan tingkahlaku yang aneh dan terjadi
perubahan warna pada tubuh ikan. Nafsu makan berkurang, sehingga ikan
menjadi lemas dan kurus. Produksi lendir meningkat sehingga tubuh nampak
mengkilat (Aryani et al, 2011). Serangan dengan intensitas yang tinggi dapat
8
menyebabkan hiperlasia pada sisik dan kerusakan struktur ingsang, yang pada
Tricodinasis terjadi pada ikan ait tawar maupun ikan air laut, secara klinis
ikan yang sakit akan letargik, produksi mucus meningkat, borok bisa terjadi di
kulit, sirip rusak dan jika infeksi terjadi pada ingsang ikan maka akan terjadi
terhadap penyakit ini dapat dilakunga dengan mengurangi padat tebar yang terlalu
tinggi, air yang masuk kedalam wadah pemeliharaan harus melalui penyaringan
jam (di kolam), 150-200 ppm selama 15 menit. Biasanya juga menggunakan
penyakit ini disebut juga White spot (bintik putih). Parasit ini berbentuk bulat dan
ciri-ciri antara lain : bentuk oval, bundar dengan diameter 50 – 1000 mm, tubuh
dikelilingi oleh silia kecuali bagian interior yang berbentuk lingkaran yang disebut
sitostoma. Di dalam sitostoma terdapat inti yang besar seperti tapal kuda dan
sejumlah vakuola.
9
obligat pada ikan air tawar yang harus menemukan inang baru dalam 48 jam
(pada suhu 25-27 OC). I. multifiliis dikenal sebagai penyebab penyakit bintik
putih atau Ich dan sangat umum terjadi pada ikan-ikan peliharaan dalam akuarium
dengan cepat. Secara klinis ikan yang terinfeksi menjadi hiperaktif dan berenang
mengalami penurunan nafsu makan dan ikan menjadi lemah atau penurunan
bintik putih memiliki gejala klinis berupa adanya beberapa atau banyak bintik
keputih-putihan atau keabu-abuan pada kulit dan insang ikan. Ikan yang sakit
Penanggulangan ikan yang terserang penyakit ini antara lain, ikan diberok
dalam air mengalir, kurangi padat penebaran, pemberian makanan yang cukup,
parasit dapat dirontokkan dengan menaikkan suhu air di atas 28 OC. pengobatan
cc/meter3 ditambah Malachite green oksalat 15 gram/ meter3 selama 24 jam atau
NaCl 10-15 gram/L selama 20 menit. Formalin 25 ppm diulang 3 kali selama
beberapa hari, atau pencelupan dengan dosis 200 ppm selama 15 menit (Kordi,
sebesar 2 mg/L selama 2-3 hari. Penggunanaan larutan garam 3% (NaCl) untuk
10
2.5.3. Gyrodactylus sp
bagian posterior terdapat ophisthaptor dengan 16 kait tepi dan sepasang kait
tengah (anchor), serta tidak mempunyai bintik mata, pada ujung anterior terdapat
dua tonjolan atau cuping. Penularan parasit ini melalui kontak langsung antar
individu ikan yang gejala klinisnya, yaitu bintik-bintik merah di daerah tertentu,
kulit berwarna putih keabu-abuan, produksi mucus (lendir) tidak normal, warna
lebih gelap di sebagian atau seluruh tubuh, sisik dan kulit terkelupas, proses
respirasi dan osmoregulasi terganggu, sel darah putih meningkat. Nafsu makan
perendaman dalam larutan garam dapur/ NaCl 12,5-13 gram/m3 selama 24-36 jam
ppm selama 24 jam (di kolam/bak) atau 250 ppm selama 15 menit atau Methylene
blue 3 gram/m3 selama 24 jam dan atau KMnO4 0,01% selama 30 menit (Kordi,
2004).
2.5.4. Dactylogyrus sp
hampir semua ikan air tawar, menyebabkan penyakit dactylogiriasis. Cacing ini
11
bentuknya pipih dan pada ujung badannya dilengkapi dengan alat yang berfungsi
insang ikan (Kordi, 2004). Parasit inimempunyai ciri khas, yaitu : bentuk pipih
dengan 14 kait tepi dan sepasang kait pusat (anchor), warna transparan,
mempunyai bintik mata dua pasang, panjang tubuh 1-2 mm, pada bagian anterior
Menurut Kordi (2004) ikan yang terserang parasit ini biasanya menjadi
kurus dan kulitnya tidak kelihatan bening lagi. Kulit juga terlihat pucat, bintik-
bintik merah di bagian tubuh tertentu, produksi lendir tidak normal dan pada
sebagian atau seluruh tubuh berwarna lebih gelap, sel darah putih berlebihan, juga
sering terlihat ikan menggosokkan badannya ke dasar atau pematang kolam serta
lamella insang atau mengambil satu lembar lamella insang kemudian letakkan di
atas kaca objek dan diperiksa atau diamati dibawah lensa mikroskop (Aryani et al,
2011).
perendaman dalam larutan garam dapur/ NaCl 12,5-13 gram/m3 selama 24-36 jam
ppm selama 24 jam (di kolam/bak) atau 250 ppm selama 15 menit atau Methylene
blue 3 gram/m3 selama 24 jam dan atau KMnO4 0,01% selama 30 menit (Kordi,
2004).
12
kimia yang sering dijadikan obat antara lain yaitu Formalin, Hidrogen peroksida,
Antibiotik (prefuran), Methylen blue dan Malacyte green. Alternatif lain yang
sering dilakukan adalah vaksinasi atau indikasi kekebalan. Selain vaksin juga
Namun dilain pihak pemakaian bahan kimia dan antibiotik secara terus-menerus
dengan dosis atau konsentrasi yang kurang atau tidak tepat, akan menimbulkan
tersebut. Selain itu, masalah lainnya adalah bahaya yang ditimbulkan terhadap
Berdasarkan masalah tersebut, perlu ada alternatif bahan obat yang lebih
aman yang dapat digunakan dalam pengendalian penyakit ikan. Salah satu
parasit, anti jamur, anti bakteri dan anti viral. Keuntungan menggunakan
tumbuhan obat tradisional antara lain relatif lebih aman, mudah diperoleh, murah,
dalam pengendalian beberapa penyakit iakn yaitu daun sirih (Piper betle L), daun
Kualitas air untuk pemeliharaan ikan gurami harus bersih dan tanah dasar
kolam tidak berlumpur, tidak terlalu keruh dan tidak tercemar bahan-bahan kimia
13
beracun dan minyak atau limbah pabrik lainnay. Menurut Sitanggang (2004), suhu
yang ideal untukikan gurami 24-28 oC, pH 6,5-8,5 dan oksigen terlarut 4-6 mg/L.
Suhu dan CO2 yang tinggi padapat menyebabkan sistem enzim tidak dapat
berfungsi dengan baik, yang menyebabkan ikan menjadi stress dan penyakit dapat
terutama yang disebabkan oleh bakteri dan protozoa (Afrianto dan Liviawaty,
1992).
14
2016 di Balai Perikanan Budidaya Air Tawar (BPBAT) Sei Gelam jambi yang
terletak di Jl. Sungai Gelam. Kec. Kumpeulu. Kab. Muaro Jambi, Provinsi Jambi.
Bahan yang digunakan dalam praktek magang ini adalah beberapa ekor ikan
Gurami (Osphronemus gouramy. Lac) berukuran 5-20 cm yang berasal dari Balai
Perikanan Budidaya Air Tawar (BPBAT) Jambi. Ikan uji adalah ikan yang
menunjukan tanda-tanda berupa tingkah laku ikan tidak normal, tidak respon
tidak respon terhadap gangguan. Tanda lain yang dapat dilihat yaitu sirip ikan
Alat yang digunakan berupa mikroskop, gunting bedah, scalpel, cover glass,
objek glass, kertas label, pipet tetes. Selain itu juga diperlukan termometer untuk
spectrofotometer, alat-alat tulis seperti buku tulis, pena, pensil, penggaris dan
dengan staff pegawai di Balai Perikanan Budidaya Air Tawar (BPBAT) Sei
Gelam, Jambi.
Budidaya Air Tawar (BPBAT) Sei Gelam, Jambi. Sampel ikan yang diambil
menunjukkan gejala klinis terserang parasit, sampel harus dalam keadaan hidup,
karena sifat parasit yang hidupnya menempel pada inang yang masih hidup.
Batanghari (Osphronemus guramy. Lac) yang diukur adalah suhu, pH, DO dan
NH3.
sirip dan insang, sebelum diperiksa ikan terlebih dahulu dilumpuhkan dengan cara
pemeriksaan pada kulit dan sirip dengan cara mengerok (scrapping) lendir yang
terdapat pada kulit dan sirip dengan menggunakan scalpel. Hasil scrapping
diletakkan pada objek glass yang telah diteteskan akuades, selanjutnya tutup
insang dipotong, hasil pemotongan diletakkan pada objek glass yang telah
16
diteteskan akuades kemudian tutup dengan cover glass.Preparat yang telah dibuat
3.4.1. Prevalensi
3.4.2. Itensitas
Data yang dikumpulkan meliputi data Primer dan data Sekunder. Data
perimer diperoleh langsung dari hasil praktek magang dan wawancara dengan
pegawai Balai Perikanan Budidaya Air Tawar provinsi Jambi. Sedangkan data
sekunder diperoleh dari instansi terkait yang berhubungan dengan data yang
diperlukan, serta ditambahkan melalui studi pustaka dari buku-buku, jurnal dan
literatur lainnya.
17
Data yang diperoleh dari Balai Perikanan Budidaya Air Tawar Jambi,
Budidaya Air Tawar (BPBAT) Jambi dan jenis-jenis ektoparasit yang menyerang
Data primer yang dapat dikumpulkan pada praktek magang ini, yaitu
parameter kualitas air. Kualitas air merupakan faktor penting yang harus
diperhatikan dalam usaha budidaya. Beberapa parameter kualitas air dapat dilihat
pada Tabel 1:
(Osphronemus gouramy. Lac) salah satu faktor tersebut iyalah serangan parasit
pada ikan Gurami. Parasit pada ikan Gurami dapat disebabkan oleh faktor
rendah, adanya luka pada tubuh ikan dan stress pada ikan juga mampu
ditabulasikan ke dalam Tabel 3 serta teknik pencegahan dan pengobatan pada ikan
Data sekunder diperoleh dari hasil wawancara kepada istansi terkait yang
pustaka dari buku-buku, jurnal dan literatur lainnya yang dapat mendukung
untuk mendukung data-data yang telah ada. Beberapa data skunder yang
Tawar (BPBAT) Jambi. Data mengenai tingkat pendidikan tenaka pelaksana atau
pegawai di Balai Perikanan Budidaya Air Tawar (BPBAT) Jambi dapat dilihat
pada Tabel 5:
Budidaya Air Tawar (BPBAT) Jambi, maka nanti akan terdapat perbedaan
pegawai yang ada di Balai Perikanan Air Tawar (BPBAT) Jambi. Setatus
kepegawaian yang meliputi teknisi, pegawai, tata usaha dan lain-lainnya. Dari
Tabel 6 juga dapat diketahui jumlah keseluruhan pegawai yang ada dan
1
2
3
Dst
Berdasarkan Tabel 9 dapat diketahui keadaan sarana dan prasaran yang ada
DAFTARA PUSTAKA
Argiono, Satwika Fajar. 2012. Inventarisasi Parasit pada Benih Ikan Gurami
dalam Kolam Terpal di Kecamatan Pengasih Kabupaten Kulon Progo
Yogyakarta. Universitas Institut Pertanian Bogor.
Brotowidjoyo. M.D. 1987. Parasit dan Parasitisme. Media Sarana Press. Jakarta.
330 hal.
Kordi MG. 2004.Penanggulangan Hama dan Penyakit Ikan. PT. Rineka Cipta :
Jakarta.190 hlm.
22
Robert, 1992. Systematic Revision of The Souteasth Asian Anabantoid Fish Genus
Osphronemus, With Description of Two New Species. Ichthyol Explor,
Freshwater, 2(4) : 351-360.
LAMPIRAN
24
1. PelaksanaPraktekMagang
NIM : 1404120756
Pekanbaru.
2. DosenPembimbing
NIP : 196203121989032001
Kec.Tampan, Pekanbaru
25
1. Biaya Persiapan:
1. Pengerjaan Proposal Rp. 50.000
2. Memperbanyak Proposal Rp. 100.000
3. Kertas dan Alat Tulis Rp. 50.000
Rp. 200.000
2. Biaya Pelaksanaan:
1. Transportasi Rp. 500.000
2. Sewa Kamar Selama Magang Rp. 200.000
3. Konsumsi Rp. 1.000.000
4. Dokumentasi Rp. 50.000
Rp. 1.750.000
OUTLINE SEMENTARA
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Tujuan dan Manfaat
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Klasifikasi dan Morfologi Ikan Gurami Batanghari
2.2.Habitat dan Distribusi
2.3.Pakan dan Kebiasan Makan
2.4.Parasit dan Penyakit
2.5.Jenis-Jenis Ektoparasit yang menyerang Gurami Batanghari
2.5.1. Trichodina Sp
2.5.2. Ichtyophthirius multifiliis
2.5.3. Gyrodactylus Sp
2.5.4. Dactylogirus Sp
2.6.Pengobatan Parasit
2.7.Kualitas Air
III. METODE PRATIKUM
3.1.Waktu dan Tempat
3.2.Bahan dan Alat
3.3.Metode Praktek
3.4.Analisis Data
3.4.1. Data Primer
3.4.2. Data Sekunder
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN
27
DAFTAR QUSIONER
1. SUMBER DATA :
2. LUAS DAERAH : Km
O O
3. LETAK GEOGRAFIS : LU LU
O O
BT BT
4. BATAS DAERAH
Sebelah Barat :
Sebelah Timur :
Sebelah Utara :
Sebelah Selatan :
5. SEJARAH BERDIRINYA BPBAT SEI GELAM, JAMBI.
Sejarah berdirinya
Apa latar belakang dan tujuannya
Alasan pemilihan lokasi
Hasil penelitian apa saja yang sudah didapat
Dan bidang apa saja
6. LOKASI PRAKTEK MAGANG
Lokasi BPBAT terletak di desa Kecamatan
Kabupaten Provinsi
Bagaimana topo grafi lokasi balai budidaya
Curah hujan dan temperatur di lokasi
Jarak dari jalan raya
Dari pemukiman penduduk
Bagaimana prospek usaha budidaya air tawar didaerah tersebut
Dan bagaimana luas area budidayanya .Km
7. SARANA DAN PRASARANA
Alat-alat apa saja yang digunakan
Apa saja peralatan laboratorium yang disediakan
Ada berapa kolam dan bak yang digunakan untuk tempat pemijahan
29
Berapa dosisnys
11. KENDALA YANG DIHADAPI
Apa saja kendala yang dihadapi dalam pencegahan dan pengobatan terhadap
serangan parasit pada ikan Gurami Batanghari di BPBAT jambi