Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sesuai dengan UU.23 tahun 1992 (pasal 19) dijelaskan bahwa “ manusia
lansia adalah seseorang yang karena usianya mengalami perubahan biologis, fisik,
kejiwaan dan sosial, perubahan ini akan memberikan pengaruh pada seluruh aspek
kehidupan, termasuk kesehatannya. Oleh karena itu, kesehatan lansia perlu mendapat
perhatuan khusus dengan tetap dipelihara dan ditingkatkan agar selama mungkin
dapat hidup secara produktif sesuai dengan kemampuannya sehingga dapat ikut serta
berperan aktif dalam pembangunan.
Kesejahteraan sosial bagi lanjut usia sudah diatur oleh pemerintah dalam
Peraturan Pemerintah (PP) No. 43 tahun 2004 tentang Upaya Peningkatan
Kesejahteraan Sosial Lanjut Usia. Dalam PP tersebut dijelaskan bahwa kesejahteraan
sosial bagi lanjut usia meliputi tata kehidupan dan penghidupan sosial material
maupun spiritual yang diliputi oleh rasa keselamatan, kesusilaan, dan ketenteraman
lahir batin yang memungkinkan bagi setiap warga Negara untuk mengadakan
pemenuhan kebutuhan-kebutuhan jasmaniah, rohaniah, dan sosial yang sebaik-
baiknya bagi diri, keluarga serta masyarakat dengan menjunjung tinggi hak-hak asasi
serta kewajiban manusia sesuai dengan Pancasila.

1.2 Rumusan masalah


2. Apa pengertian terapi aktivitas pada kelompok lansia?
3. Apa saja prinsip dasar terapi aktifitas pada kelompok lansia?
4. Bagaimana identifikasi bentuk dan sifat terapi aktifitas pada kelompok
lansia?
1.3 Tujuan
a. Tujuan umum
Untuk mengetahui terapi aktifitas apa saja yang dapat diterapkan pada
kelompok lansia

b. Tujuan khusus
1) Mengetahui devenisi atau pengertian dari terapi aktifitas kelompok
2) Mengetahui manfaat dari terapi aktivitas kelompok pada lansia
3) Mengetahui indikasi dan kontraindikasi dari terapi aktivitas kelompok
pada lansia.

1.4 Manfaat penulisan

Untuk menambah ilmu pengetauan dibidang keperawatan gerontik dan Lansia


serta dapat mengetahui terapi aktifitas apa saja yang dapat diterapkan pada dirinya.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian
Terapi aktivitas kelompok merupakan kegiatan yang diberikan kelompok klien
dengan tujuan memberi terapi bagi anggotanya. Dimana berkesempatan untuk
meningkatkan kualitas hidup dan meningkatkan respon sosial. Terapi ini diupayakan
dalam mengubah perilaku yang maladaptif menjadi adaptif (Depsos RI, 2007)
Dalam konsep stress adaptasi penyebab perilaku maladaptif dikonstruksikan
sebagai tahapan mulai adanya faktor predisposisi, faktor presipitasi dalam bentuk
prosesor pencetus, kemampuan penilaian terhadap stressor, sumber koping yang
dimiliki, dan bagaimana mekanisme koping yang dipilih oleh deorang individu.
Darisini kita dapat menentukan apakah perilaku individu tersebutadaptif atau
maladaptif.
Dalam konsep stres adaptasi penyebab perilaku mal adaptif dikostrukkan
sebagai tahapan mulai adanya predisposisi, faktor presipitasi dalam bentuk stresor
pencetus, kemampuan penilaian terhadap stresor sumber koping yang dimiliki dan
bagaimana mekanisme koping yang dipilih seorang individu.

2.2 Prinsip dasar terapi


Terapi aktiftas kelompok pada lansia didasarkan pada teori sistem (van
bertalanffy,1968) yang terdiri dari 3 prinsip:
1. pertama adalah kausalitas sirkular, artinya peristiwa berhubungan dan saling
bergantung bukan ditentukan dalam satu sebab satu arah-efek perhubungan .
2. kedua, ekologi, mengatakan bahwa sistem hanya dapat dimengerti sebagi pola
integrasi tidak sebagian dari bagian komponen. Dalam sistem keluarga
perubahan prilaku salah satyu anggota akan mempengaruhi yaang lain.
3. Ketiga, adalah subjektif yang artinya tidak ada pandangan yang objektif
terhadap suatu masalah, tiap anggota keluarga mempunyai persepsi sendiri
dari masalah keluarga.
2.3 Identifikasi Bentuk Dan Sifat Terapi Aktifitas Pada Kelompok Lansia

Teknik Relaksasi

Teknik nafas dalam merupakan suatu bentuk asuhan keperawatan yang dalam
hal ini perawat mengajarkan kepada klien bagaimana cara melakukan nafas dalam,
nafas lambat dan bagaimana menghembuskan nafas secara perlahan, selain dapat
menurunkan nyeri, teknik nasfas dalam juga dapat meningkatkan ventilasi paru dan
meningkatkan oksigenisasi darah (smeltzer dan Bare,2002).
Manfaat teknik relaksasi :
a. Meningkatkan pemahaman ketegangan otot
b. Meningkatkan kemampuan untuk mengatasi kegiatan yang terjadi dengan
sendirinya
c. Meningkatkan kemampuan untuk menguasai kegiatan kognitif , melalui
pemusatan perhatian.
d. Meningkatkan kemampuan untuk menguasai ketegangan otot.
e. Menurunkan ketegangan otot.
f. Menurunkan denyut nadi, tekanan darah, frekuensi nafas dan keringat.
g. Menurnkan perasaan cemasdan emosi lain yang negative.
h. Menurunkan kekhawatiran.

1. Terapi Musik

Terapi music adalah keahlian menggunakan music dan elemen music oleh
seorang terapis yang terakreditasi untuk meningkatkan, mempertahankan dan
mengembalikan kesehatan mental, fisik, emosional dan spiritual,
Terapi music adalah suatu bentuk terapi dengan mempergunakan music secara
sistematis, terkontrol dan terarah di dalam penyembuhannya. Terapi music bahkan
dapat mengurangi kebutuhan pengobatan selama kelahiran dan melengkapi fungsi
mati rasa dalam operasi dan perawatan gigi, terutama jika yang dirawat anak-anak
serta pasien yang menjalani prosedur pembedahan.
Manfaat terapi music :
a. Dapat membantu menyeimbangkan fungsi antara otak kiri dan kanan
b. Efek Mozart adalah salah satu istilah efek yang bisa dihasilkan sebuah music
yang dapat meningkatkan hormone serotonin
c. Refresing
d. Motivasi
e. Perkembangan kepribadian
f. Mempermudah komunikasi

2. Terapi Keluarga

Terapi keluarga adalah model terapi yang bertujuan mengubah pola interaksi
keluarga sehingga bisa membenahi masalah-masalah dalam keluarga. Teori keluarga
memiliki pandangan bahwa keluarga adalah fkus unit utama. Tujuan umum terap
keluarga adalah meningkatkan komunikasi karena keluarga bermasalah sering percaya
pada pemahaman tentang arti penting komunikasi.
Terapi keluarga mengajarkan penyelesaian tanpa paksaan, mengajarkan oaring
tua untuk menetapkan kedisiplinan, mendorong tiap anggota keluarga untuk
berkomunikasi secara jelas satu sama lain, mendidik anggota keluarga dalam prinsip
perubahan perilaku, tidak menekankan kesalahan pada satu anggota akan tetapi
membantu anggota keluarga apakah harapan terhadap anggota yang lain masuk akal.

Peran keluarga dalam terapi itu sendiri adalah :


a. Membuat suatu keadaan dimana anggota keluarga dapat meliat bahaya
terhadap diri klien dan aktivitasnya.
b. Tidak merasa takut dan mampu bersikap terbuka
c. Membantu anggota bagaimana memandang orang lain
d. Tempat bertanya serta pemberi informasi yang mudah dipahami klien
e. Membangun self esteem
f. Menurunkan ancaman dengan struktur pembahsan yang sistematis
g. Pendidikan ulang anggota untuk bertanggung jawab.

3. Terapi lingkungan

Terapi lingkungan adalah tindakan penyembuhan pasien melalui manipulai


dan modifikasi unsur-unsur yang ada di lingkungan dan berpengaruh positif terhadap
fisik dan psikis individu serta mendukung proses penyembuhan.
Tujuan terapi lingkungan :
Membantu individu untuk mengembangkan rasa harga diri, mengembangkan
kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain, membantu belajar mempercayai
orang lain, dan mempersiapkan diri untuk kembali ke masyarakat.
Karakteristik lingkungan :
a. klien merasa akrab dengan lingkungan yang diharapkan
b. klien merasa senang/nyaman dan tidak merasa takut dengan lingkungannya
c. kebutuhan-kebutuhan fisik pasien mudah dipenuhi
d. lingkungan rumah sakit / bangsal yang bersih
e. lingkungan menciptakan rasa aman dan nyaman
f. lingkungan yang dapat mengurangi pembatasan-pembatasan atau larangan dan
memberikan kesempatan kepada pasien untuk menentukan oilihannya an
membentuk prilaku baru

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Terapi aktivitas kelompok merupakan kegiatan yang diberikan kelompok klien


dengan tujuan memberi terapi bagi anggotanya. Dimana berkesempatan untuk
meningkatkan kualitas hidup dan meningkatkan respon sosial. Terapi ini
diupayakan dalam mengubah perilaku yang maladaptif menjadi adaptif.
Ada beberapa bentu terapi aktifitas pada kelompok lansia yaitu Teknik
Relaksasi, Terapi Musik, Terapi lingkungan dan Terapi Keluarga.

3.2 Saran
Agar pada pembuatan makalah selanjutnta lebih melengkapi materi-materi
yang ada sebelumya. Untuk pembuatan tugas ini kami menyadari masih
banyak kekurangan. Kami berharap pada pemaca untuk dapat memberikan
masukan guna menyempurnakan tugas ini.

DAFTAR PUSTAKA

Dewi, Sofia Rhosma. 2014. Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Yogyakarta :


Deepublish

Fefendy. 2008. Pengaruh terapi aktifitas kelompok. Jakarta : Buku Kedokteran EGC

Reni, Yuli Aspiani. 2014. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Gerontik Jilid 2. Jakarta :
Cv Trans Info Media

Anda mungkin juga menyukai