Anda di halaman 1dari 29

Presentasi Tugas

“Persiapan Preoperatif pada Pasien dengan


Diabetes Melitus dan Hipertensi
Sebelum Tindakan Bedah Minor”

Pembimbing:
drg. Meiske E. Paoki, Sp.BM

Muhamad Agung Supriyanto


0120840189
Pendahuluan

Operasi merupakan suatu tindakan pembedahan pada


suatu bagian tubuh.

Preoperatif adalah fase dimulai ketika keputusan untuk


menjalani operasi atau pembedahan dibuat dan
berakhir ketika pasien dipindahkan ke meja operasi
Tipe Pembedahan
Menurut luas dan tingkat resiko:
a. Mayor
Operasi yang melibatkan organ tubuh secara luas dan mempunyai tingkat
resiko yang tinggi terhadap kelangsungan hidup klien.
Contoh: laparotomi, sectio sesarea, BTKV dll
b. Minor
Operasi pada sebagian kecil dari tubuh yang mempunyai resiko komplikasi
lebih kecil dibandingkan dengan operasi mayor.
Contoh: eksisi kista subkutan, sirkumsisi, pencabutan gigi dll.
Faktor Resiko Pembedahan

• HIPERTENSI
• PENYAKIT
• PPOK
KARDIOVASKULAR
• INSUFISIENSI GINJAL •DIABETES MELITUS
Manajemen Preoperatif

Tujuan:
Sebelum dilakukan suatu tindakan bedah pada pasien
dengan kelainan sistemik harus di tinjau kesiapannya
untuk menjalani proses bedah, hal ini dilakukan agar
menghindari terjadinya resiko post bedah.
Pasien dengan Hipertensi

Hipertensi: keadaan di mana


tekanan darah sama atau
melebihi 140 mmHg sistolik
dan/ atau sama lebih dari 90
mmHg diastolik pada
seseorang yang tidak sedang
minum obat antihipertensi.
Sumber: Idrus Alwi et.al. Penatalaksanaan di
Bidang Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Interna
Publishing; 2016.
Etiologi
Umumnya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang spesifik. Namun
ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi antara lain :
Genetik
Obesitas
Jenis kelamin
Stres
Kurang olahraga
Pola asupan garam dalam diet
Kebiasaan Merokok
Patogenesis Hipertensi
TEKANAN DARAH

Tabel 1. Kategori tekanan darah pada orang dewasa.

Sumber: Whelton Pk,et.al. 2017 High Blood Pressure Clinical Practice Guideline. USA: ACC & AHA ; 2017.
TATALAKSANA HIPERTENSI

Sumber: Whelton Pk,et.al. 2017 High Blood


Pressure Clinical Practice Guideline. USA: ACC &
AHA ; 2017.
Manajemen persiapan:
1. Menurunkan tingkat stress dan kecemasan
pasien dengan komunikasi yang baik.
2. Pasien yang akan dilakukan tindakan
invasif harus dengan tekanan darah yang
terkontrol baik.
3. Pemeriksaan tekanan darah, pernafasan
harus dilakukan sebelum tindakan dan
berkala pada saat tindakan
Manajemen persiapan cont….

4. Memastikan tidak terjadi aspirasi terutama apabila


anestesi lokal mengandung vasokonstriktor.
5. Diusahakan seminimal mungkin menggunakan
vasokonstriktor.
6. Perubahan posisi duduk pasien di dental chair
dilakukan secara perlahan.
Manajemen persiapan cont….
7. Prosedur perawatan gigi untuk hipertensi harus di
perhatikan sebelum melakukan tindakan bedah minor untuk
menghindari resiko perdarahan pasca operasi dan
vasokonstriksi yang terjadi akibat penggunaan anestesi lokal.
8. Pada pasien yang sangat cemas bisa diberikan dosis kecil
diazepam (5 mg) atau short acting benzodiazepin, seperti
oxazepam (30 mg) malam sebelumnya dan 1 jam sebelum ke
dokter gigi.
Pasien dengan Diabetes Melitus (DM)

Diabetes Melitus : suatu penyakit hormonal


dimana tubuh tidak bisa menghasilkan hormon
insulin sesuai kebutuhan atau tubuh tidak bisa
memanfaatkan secara optimal insulin yang
dihasilkan sehingga terjadi kenaikan kadar gula
dalam darah melebihi normal.
Faktor Resiko Diabetes Melitus (DM)
•Kelompok usia dewasa tua (45 tahun ke atas).
•Kegemukan
• Tekanan darah tinggi (> 140/90 mmHg).
•Riwayat keluarga DM
•Riwayat kehamilan dengan BB lahir bayi > 4000 gram.
•Riwayat DM pada kehamilan.
•Dislipidemia (HDL < 35 mg/dl dan atau Trigliserida >250 mg/dl.
•Pernah TGT (Toleransi Glukosa Terganggu) atau GDPT (glukosa
darah puasa terganggu).

Klasifikasi Diabetes Melitus
Autoimun
Tipe 1  Destruksi sel beta, umumnya menjurus ke defisiensi insulin absolut
 Idiopatik
 Bervariasi mulai yang dominan resistensi insulin disertai defisiensi insulin relatif sampai yang dominan defek sekresi
Tipe 2 insulin disertai resistensi insulin.

 Defek genetik fungsi sel beta


Tipe lain  Defek genetik kerja insulin
 Penyakit eksokrin pankreas
 Endokrinopati
 Karena obat atau zat kimia
 Infeksi
 Sebab imunologi yang jarang
 Sindrom genetik lain yang berkaitan dengan DM (Sindrom Down 2, sindrom Klinefelter2, sindrom Turner2 dan lain-lain.

Diabetes Mellitus Gangguan toleransi glukosa yang dipicu oleh kehamilan, biasanya menghilang setelah melahirkan.
Gestasional
Patogenesis DM Tipe 1
Patogenesis DM Tipe 2
Diagnosis DM
Gejala Klasik DM + Glukosa plasma sewaktu ≥200 mg/dL (11,1 mmol/L)
Glukosa plasma sewaktu merupakan hasil pemeriksaan sesaat pada suatu hari tanpa
memperhatikan waktu makan terakhir
Atau
Gejala Klasik DM
+
Kadar glukosa plasma puasa ≥126 mg/dL (7.0 mmol/L)
Puasa diartikan pasien tidak mendapat kalori tambahan sedikitnya 8 jam
Atau

Kadar glukosa darah plasma 2 jam pada TTGO ≥200 mg/dL (11.1 mmol/L)
TTGO dilakukan dengan standard WHO, yang menggunakan beban glukosa yang setara dengan
75 g glukosa anhidrus yang dilarutkan ke dalam air.
Deteksi DM Terkontrol

Untuk mengetahui apakah penderita DM


terkontrol atau tidak dapat menggunakan
pemeriksaan HbA1c.
Nilai HbA1c Keterangan
< 7,5 % Diabetes terkontrol
>8,5 % Diabetes tidak terkontrol

Tabel 2. Kategori Nilai HbA1c pada Pasien DM


Resiko Pasien DM
Resiko

Resiko berupa: terhambatnya proses


penyembuhan luka dan infeksi
Manajemen Persiapan Cont….

Pada pasien DM yang tidak memerlukan terapi Insulin:


a. Semua tindakan gigi dapat dilakukan tanpa special
precaution.
b. Untuk tindakan invasif harus dengan gula darah
terkontrol: GDS <126 mg/dl dan GD 2 jam pp <200
mg/dl.
Sumber: Soebagijo A.S. Konsensus pengelolaan dan pencegahan Diabetes Melitus
Tipe 2 di Indonesia 2015. Jakaerta: PB PERKENI;2015.
Manajemen Persiapan
Pada pasien DM dengan terapi Insulin terkotrol:
a. Semua tindakan gigi dapat dilakukan.
b. Untuk tindakan invasif harus dengan gula darah terkontrol.
c. Anastesi lokal dapat diberikan
d. Waktu terbaik adalah pagi hari
e. Pasien di instruksikan untuk memakai insulin sesuai dengan
dosis dan makan seperti biasanya sebelum dilakukan perawatan.
f. Pasien di instruksikan untuk melaporkan segera jika ada reaksi
insulin.
Terapi Insulin DM
Kondisi Berbahaya Ketika Perawatan
KATEGORI LEVEL GLUKOSA TANDA
MILD 60-70 mg/dl Takikardi, palpitasi , pucat,
gemetar.

MODERATE 50-60 mg/dl Bingung, tidak dapat


konsentrasi, bicara
melantur, pandangan kabur
SEVERE 40-50 mg/dl Kesulitan bangun, siizures,
kehilangan kesadaran

Tabel 3. Kategori Hipoglikemia


Kondisi Berbahaya Ketika Perawatan
Penatalaksanaan hipoglikemia:
• Hentikan semua prosedur
• Beri tahu pasien
• Beri 15 gm karbohidrat (6 jus jeruk atau 3-4 sendok teh
gula)
• Jika pasien tidak kooperatif, berikan glukagon 1 mg i.m.
diikuti oleh suplemen glukosa oral atau Dextrose 20- 50 ml
i.v.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai