Anda di halaman 1dari 3

KELUARGA BERENCANA

a. Pengertian keluarga berencana (KB)

Keluarga berencana merupakan salah satu pelayanan kesehatan yang preventif


yang paling dasar dan utama bagi wanita, meskipun tidak selalu diakui demikian.

Pelayanan keluarga berencana yang merupakan salah satu di dalam paket


pelayanan Kesehatan Reproduksi Esensial perlu mendapatkan perhatian yang serius,
karena dengan mutu pelayanan keluarga berencaana yang berkualitas di harapkan akan
dapat meningkatkan tingkat kesehatan dan kesejahteraan.

b. Tujuan keluarga Berencana

c. Jenis-jenis keluarga berencana


1) Implant (Susuk KB)
a) Indikasi
 Pemakian yang jangka waktu lama
 Masih berkeinginan punya anak lagi
 Tidak dapat meakai jenis KB lain
b) Kontra Indikasi
 Hamil atau di duga hamil, pendarahan vagina tanpa sebab.
 Wanita dalam usia reproduksi.
 Telah atau belum memiliki anak.
 Menginginkan kontrasepsi jangka panjang (3 tahun).
 Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi.
 Pasca persalinan.
 Pasca keguguran.
 Tidak menginginkan anak lagi, tetapi menolak kontrasepsi mantap.
 Riwayat kehamilan ektopik.
 Tekanan darah <180/110, dengan masalah pembekuan darah, atau anemia.
 Tidak boleh menggunakan kontrasepsi yang mengandung estrogen.
 Perdarahan pervaginam yang belum di ketahui penyebabnya.
 Benjolan/kangker payudara atau riwayat kangker peyudara.
 Tidak dapat menrima perubahan pola haid yang terjadi.
 Mioma uterus dan kangker payudara.
 Gangguan toleransi glukosa.
c) Keuntungan KB implant
 Pengambilan tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan.
 Tidak melakukan pemeriksaan dalam.
 Bebas dari pengaruh ekstrogen.
 Tidak menganggu ASI.
 Klien hanya perlu ke klinik jika ada keluhan.
 Perdarah lebih ringan.
 Tidak menakkan tekanan darah.
 Mengurangi nyeri haid.
 Mengurangi/ memperbaiki anemia.
 Menurungkan angka kejadian kelainan jinak payudara.
 Melindungi dari dari beberapa penyakit radang panggul.
d) Kekurangan
 Timbul bebrapa keluhan nyeri kepala, peningkatan/penurunan berat badan,
nyeri payudara, perasaan mual, pusing kepala, perubahan mood atau
kegelisahan.
 Membutuhkan tindakan pembedahan minor untuk insersi dan mencabut.
 Tidak memberikan efek protektif terhadap infeksi menular seksual, termaksud
HIV/AIDS
 Efwktifitasnya menurun jika menggunakan obat-obat tuborkolosis atau obat
epilepsy.
 Terjadinya kehamilan ektopik sedikit lebih tinggi.
e) Effek samping
 Efek samping paling utama dari implant adalah perubahan pola haid, yang
terjadi pada kira-kira 6% akseptor terutama selam 3-6 bulan pertama dari
pemakian.
 Yang paling sering terjadi
 Bertambahnya hari-hari perdarahan dalam 1 siklus haid
 Perdarahan bercak (spotting)
 Berkurangnya panjang siklus haid
 Amenore, meskipun jarang terjadi dibandingkan perdarahan lama atau
perdarahan bercak.
 Umumnya perubahan-perubahan haid tersebut tidak mempunyai efek yang
membahayakan diri akseptor. Meskipun terjadi perdaran lebih sering dari pada
biasanya, volume darah yang hilang tetap tidak berubah.
 Pada sebagia akseptor, perdarahan ireguler akan berkurang dengan berjalanna
waktu.
 Perdarah hebat jarang terjadi (cahyani, 2009).
 Perubahan dalam priode menstruasi merupakan keadaan yang paling sering
ditemui. Kadang-kadang ada akseptoryang mengalami kenaikan berat badan
(Gunawan,1999)
f) Efektifitas
 Lender serviks menjadi kental.
 Menganggu proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi
implantasi.
 Mengurangi transportasi sperma.
 Menekan ovulasi.
 99% sangat efektif (kegagalan 0,2-1 kehamilan per 100 perempuan.
g) Cara kerja susuk
Segera setelah implant di masukkan ke bawah kulit lengan atas akseptor,
secara tetap sejumlah levenogestrel akan dilepaskan. Keadaan inilahyang
melndungi alseptor dari kehamilan, selam implant tetap berada di tempat
tersebut (Gunawan,1999).

Anda mungkin juga menyukai