Anda di halaman 1dari 28

Pasal Ayat poin Hal Keyword

Bab 4 Pembangunan Sumber daya Industri


Bagian 3 Pemanfaatan Sumber daya Alam
31 19 Dalam Negeri Dalam rangka peningkatan nilai tambah sumber day
32 1 19 Batasan Ekspor Dalam rangka peningkatan nilai tambah Industri gun
32 2 19 Batasan Ekspor Ketentuan lebih lanjut mengenai pelarangan atau p
33 1 19 Jaminan ketersediaan dan penyaPemerintah dan Pemerintah Daerah menjamin kete
33 2 19 Guna menjamin ketersediaan dan penyaluran sumb
33 3 19 Ketentuan lebih lanjut mengenai jaminan ketersedia

Bagian 4 Pengembangan dan Pemanfaatan Teknologi Industri


40 1 21 penjaminan risiko Pemerintah melakukan penjaminan risiko atas pema
42 a 22 Fasilitasi pemerintah kerja sama penelitian dan pengembangan ilmu pen
42 b 22 promosi alih teknologi dari Industri besar, lembaga p
42 c 22 lembaga penelitian dan pengembangan dalam nege

Bagian 6 Penyediaan Sumber Pembiayaan


47 1 24 Pembiayaan Pengalokasian pembiayaan dan/atau pemberian kem

Bab 8 Pemberdayaan Industri


Bagian 4 Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri
86 1 40 Kewajiban Penggunaan Produk DProduk dalam negeri sebagaimana dimaksud dalam
86 1a 40 lembaga negara, kementerian, lembaga pemerintah
86 1b 41 badan usaha milik negara, badan usaha milik daerah
86 2 Sanksi Pejabat Pengadaan Pejabat pengadaan barang/jasa yang melanggar ket
86 2a Peringatan Tertulis
86 2b denda administratif; dan/atau
86 2c pemberhentian dari jabatan pengadaan barang/jasa
86 2d Pengenaan sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat
87 1 41 TKDN Kewajiban penggunaan produk dalam negeri sebaga
87 2 Ketentuan dan tata cara penghitungan tingkat komp
87 3 Tingkat komponen dalam negeri mengacu pada daft
87 4 Menteri dapat menetapkan batas minimum nilai tin
88 42 Fasilitasi terkait TKDN Dalam rangka penggunaan produk dalam negeri seb
88 a preferensi harga dan kemudahan administrasi dalam
88 b sertifikasi tingkat komponen dalam negeri.

Bab 15 Ketentuan Pidana


120 1 56 Setiap Orang yang dengan sengaja memproduksi, m
120 2 Setiap Orang yang karena kelalaiannya memproduk
gkatan nilai tambah sumber daya alam, Pemerintah mendorong pengembangan Industri pengolahan di dalam negeri.
gkatan nilai tambah Industri guna pendalaman dan penguatan struktur Industri dalam negeri, Pemerintah dapat melarang atau membatasi
ut mengenai pelarangan atau pembatasan ekspor sumber daya alam sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam Peraturan Pemerin
merintah Daerah menjamin ketersediaan dan penyaluran sumber daya alam untuk Industri dalam negeri.
ersediaan dan penyaluran sumber daya alam untuk Industri dalam negeri sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Pemerintah dan Pemerinta
ut mengenai jaminan ketersediaan dan penyaluran sumber daya alam sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan pemanfaatan sumber daya

kan penjaminan risiko atas pemanfaatan Teknologi Industri yang dikembangkan di dalam negeri.
n dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang Industri antara Perusahaan Industri dan perguruan tinggi atau lembaga p
ogi dari Industri besar, lembaga penelitian dan pengembangan, perguruan tinggi, dan/atau lembaga lainnya ke Industri kecil dan Industri me
dan pengembangan dalam negeri dan/atau Perusahaan Industri dalam negeri yang mengembangkan teknologi di bidang Industri.

biayaan dan/atau pemberian kemudahan pembiayaan kepada Perusahaan Industri swasta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45 ayat (2) h

i sebagaimana dimaksud dalam Pasal 85 wajib digunakan oleh:


menterian, lembaga pemerintah nonkementerian, dan satuan kerja perangkat daerah dalam pengadaan barang/jasa apabila sumber pemb
egara, badan usaha milik daerah, dan badan usaha swasta dalam pengadaan barang/jasa yang pembiayaannya berasal dari anggaran pend
barang/jasa yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai sanksi administratif berupa:

jabatan pengadaan barang/jasa.


ebagaimana dimaksud pada ayat (2) dikecualikan dalam hal produk dalam negeri belum tersedia atau belum mencukupi.
aan produk dalam negeri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 86 ayat (1) dilakukan sesuai besaran komponen dalam negeri pada setiap bar
cara penghitungan tingkat komponen dalam negeri merujuk pada ketentuan yang ditetapkan oleh Menteri.
dalam negeri mengacu pada daftar inventarisasi barang/jasa produksi dalam negeri yang diterbitkan oleh Menteri.
etapkan batas minimum nilai tingkat komponen dalam negeri pada Industri tertentu.
gunaan produk dalam negeri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 86, Pemerintah dapat memberikan fasilitas paling sedikit berupa:
n kemudahan administrasi dalam pengadaan barang/jasa; dan
mponen dalam negeri.

engan sengaja memproduksi, mengimpor, dan/atau mengedarkan barang dan/atau Jasa Industri yang tidak memenuhi SNI, spesifikasi tekn
arena kelalaiannya memproduksi, mengimpor, dan/atau mengedarkan barang dan/atau Jasa Industri yang tidak memenuhi SNI, spesifikasi
dapat melarang atau membatasi ekspor sumber daya alam.
diatur dalam Peraturan Pemerintah.

t (1), Pemerintah dan Pemerintah Daerah mengatur pemanfaatan sumber daya alam bagi kepentingan Industri dalam negeri.
1) dan pemanfaatan sumber daya alam sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dalam Peraturan Pemerintah.

perguruan tinggi atau lembaga penelitian dan pengembangan Industri dalam negeri dan luar negeri;
a ke Industri kecil dan Industri menengah; dan/atau
ologi di bidang Industri.

maksud dalam Pasal 45 ayat (2) huruf c, huruf d, dan huruf e dilakukan dalam rangka peningkatan daya saing Industri dalam negeri dan/ata

rang/jasa apabila sumber pembiayaannya berasal dari anggaran pendapatan dan belanja negara, anggaran pendapatan dan belanja daerah
nnya berasal dari anggaran pendapatan dan belanja negara, anggaran pendapatan dan belanja daerah dan/atau pekerjaan-nya dilakukan m

m mencukupi.
en dalam negeri pada setiap barang/jasa yang ditunjukkan dengan nilai tingkat komponen dalam negeri.

as paling sedikit berupa:

k memenuhi SNI, spesifikasi teknis, dan/atau pedoman tata cara yang diberlakukan secara wajib di bidang Industri sebagaimana dimaksud d
tidak memenuhi SNI, spesifikasi teknis, dan/atau pedoman tata cara yang diberlakukan secara wajib di bidang Industri sebagaimana dimaks
ustri dalam negeri.

g Industri dalam negeri dan/atau pembangunan Industri pionir.

pendapatan dan belanja daerah, termasuk pinjaman atau hibah dari dalam negeri atau luar negeri; dan
/atau pekerjaan-nya dilakukan melalui pola kerja sama antara Pemerintah dengan badan usaha swasta dan/atau mengusahakan sumber da

ndustri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 53 ayat (1) huruf b, dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan pidana den
ang Industri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 53 ayat (1) huruf b, dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan pidana
/atau mengusahakan sumber daya yang dikuasai negara.

ma 5 (lima) tahun dan pidana denda paling banyak Rp3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah).
g lama 3 (tiga) tahun dan pidana denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
PENGGUNAAN BARANG/JASA PRODUKSI DALAM NEGERI
Pasal 96
1) Dalam pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa, K/L/D/I wajib:
a memaksimalkan Penggunaan Barang/Jasa hasil produksi dalam negeri, termasuk
b memaksimalkan penggunaan Penyedia Barang/Jasa nasional; dan
c memaksimalkan penyediaan paket-paket pekerjaan untuk Usaha Mikro dan Usa
2) Kewajiban K/L/D/I sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan pada setiap ta
3) Perjanjian/Kontrak wajib mencantumkan persyaratan penggunaan:
a Standar Nasional Indonesia (SNI) atau standar lain yang berlaku dan/atau standa
b produksi dalam negeri sesuai dengan kemampuan industri nasional; dan
c tenaga ahli dan/atau Penyedia Barang/Jasa dalam negeri.
4) Pendayagunaan produksi dalam negeri pada proses Pengadaan Barang/Jasa dila
a ketentuan dan syarat penggunaan hasil produksi dalam negeri dimuat dalam Do
b dalam proses evaluasi Pengadaan Barang/Jasa harus diteliti sebaik-baiknya aga
c dalam hal sebagian bahan untuk menghasilkan Barang/Jasa produksi dalam ne
d dalam mempersiapkan Pengadaan Barang/Jasa, sedapat mungkin digunakan sta
5) Dalam pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa diupayakan agar Penyedia Barang
6) Penggunaan tenaga ahli asing yang keahliannya belum dapat diperoleh di Indo
7) Pengadaan Barang yang terdiri atas bagian atau komponen dalam negeri dan ba
a pemilahan atau pembagian komponen harus benar-benar mencerminkan bagian
b peserta Pengadaan diwajibkan membuat daftar Barang yang diimpor yang dileng
8) Pengadaan Pekerjaan Terintegrasi yang terdiri atas bagian atau komponen dalam
a pemilahan atau pembagian komponen harus benar-benar mencerminkan bagi
b pekerjaan pemasangan, pabrikasi, pengujian dan lainnya sedapat mungkin dila
c peserta Pengadaan diwajibkan membuat daftar Barang yang diimpor yang dile
9) Pengadaan barang impor dimungkinkan dalam hal:
a Barang tersebut belum dapat diproduksi di dalam negeri;
b spesifikasi teknis Barang yang diproduksi di dalam negeri belum memenuhi pers
c volume produksi dalam negeri tidak mampu memenuhi kebutuhan.
Penjelasan :
Pengadaan barang impor dilengkapi dengan:
a) Sertifikat keaslian (Cerficate of Origin); dan
b) Surat Dukungan pabrikan/prinsipal (Supporting Letter).
10 Penyedia Barang/Jasa yang melaksanakan Pengadaan Barang/ Jasa yang diimp
Penjelasan :
Yang dimaksud dengan jasa pelayanan yang ada di dalam negeri antara lain jasa

Pasal 97 1) Penggunaan produk dalam negeri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 96 ayat (1
Penjelasan :
TKDN dihitung berdasarkan perbandingan antara harga Barang/Jasa dikurangi ha
2) Produk Dalam Negeri wajib digunakan jika terdapat Penyedia Barang/Jasa yang m
Penjelasan :
Nilai Bobot Manfaat Perusahaan (Nilai BMP) merupakan nilai penghargaan kepa
2a) PPK melakukan pengkajian ulang Rencana Umum Pengadaan dengan ULP/Peja
3) Pembatasan penawaran produk asing yang dimaksud pada ayat (2), apabila terd
4) Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa sebagaimana dimaksud pada ayat (3), hany
5) TKDN mengacu pada Daftar Inventarisasi Barang/Jasa Produksi Dalam Negeri y
6) Ketentuan dan tata cara penghitungan TKDN merujuk pada ketentuan yang ditet
Bagian kedua
Preferensi Harga
Pasal 98
1) Preferensi Harga untuk Barang/Jasa dalam negeri diberlakukan pada Pengadaan
2) Preferensi Harga untuk Barang/Jasa dalam negeri diberlakukan untuk Pengadaan
a sampai dengan 31 Desember 2013, untuk Pengadaan Barang/Jasa bernilai diata
b mulai 1 Januari 2014, untuk Pengadaan Barang/Jasa bernilai diatas Rp1.000.00
2a Preferensi Harga untuk Barang/Jasa dalam negeri sebagaimana dimaksud pada
Penjelasan
Yang dimaksud dengan menteri/pimpinan lembaga teknis terkait adalah Menter
3) Preferensi Harga hanya diberikan kepada Barang/Jasa dalam negeri dengan TKD
4) Barang produksi dalam negeri sebagaimana dimaksud pada ayat (3), tercantum
5) Preferensi harga untuk Barang produksi dalam negeri paling tinggi 15% (lima bel
6) Preferensi harga untuk Pekerjaan Konstruksi yang dikerjakan oleh Kontraktor nas
7) Harga Evaluasi Akhir (HEA) dihitung dengan ketentuan sebagai
berikut:
a preferensi terhadap komponen dalam negeri Barang/Jasa adalah tingkat kompo
b preferensi harga diperhitungkan dalam evaluasi harga penawaran yang telah me
c perhitungan Harga Evaluasi Akhir (HEA) adalah sebagai berikut:

8) Dalam hal terdapat 2 (dua) atau lebih penawaran dengan HEA yang sama, penaw
9) Pemberian Preferensi Harga sebagaimana dimaksud pada ayat (1), tidak mengub
Bagian Ketiga
Pengawasan Penggunaan Produksi Dalam Negeri
Pasal 99
1) APIP melakukan pemeriksaan terhadap pemenuhan penggunaan produksi dalam
2) APIP segera melakukan langkah serta tindakan yang bersifat kuratif/perbaikan, d
3) Dalam hal hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), menyatakan
4) PPK yang menyimpang dari ketentuan ini dikenakan sanksi sesuai dengan ketent

Sanksi 1) Perbuatan atau tindakan Penyedia Barang/Jasa yang dapat dikenakan sanksi ada
berdasarkan hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 99 ayat (3),
ksi dalam negeri, termasuk rancang bangun dan perekayasaan nasional dalam Pengadaan Barang/Jasa;
asional; dan
ntuk Usaha Mikro dan Usaha Kecil serta koperasi kecil.
1) dilakukan pada setiap tahapan Pengadaan Barang/Jasa, mulai dari persiapan sampai dengan berakhirnya Perjanjian/Kontrak.
penggunaan:
g berlaku dan/atau standar internasional yang setara dan ditetapkan oleh instansi terkait yang berwenang;
dustri nasional; dan

engadaan Barang/Jasa dilakukan sebagai berikut:


m negeri dimuat dalam Dokumen Pengadaan dan dijelaskan kepada semua peserta;
diteliti sebaik-baiknya agar benar-benar merupakan hasil produksi dalam negeri dan bukan Barang/Jasa impor yang dijual di dalam neg
ng/Jasa produksi dalam negeri berasal dari impor, dipilih Barang/Jasa yang memiliki komponen dalam negeri paling besar; dan
pat mungkin digunakan standar nasional dan memperhatikan kemampuan atau potensi nasional.
kan agar Penyedia Barang/Jasa dalam negeri bertindak sebagai Penyedia Barang/Jasa utama, sedangkan Penyedia Barang/Jasa asing dap
m dapat diperoleh di Indonesia, harus disusun berdasarkan keperluan yang nyata dan diusahakan secara terencana untuk semaksimal m
onen dalam negeri dan bagian atau komponen yang masih harus diimpor, dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:
enar mencerminkan bagian atau komponen yang telah dapat diproduksi di dalam negeri dan bagian atau komponen yang masih harus diim
g yang diimpor yang dilengkapi dengan spesifikasi teknis, jumlah dan harga yang dilampirkan pada Dokumen Penawaran.
gian atau komponen dalam negeri dan bagian atau komponen yang masih harus diimpor, dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:
benar mencerminkan bagian atau komponen yang telah dapat diproduksi di dalam negeri dan bagian atau komponen yang masih harus d
nnya sedapat mungkin dilakukan di dalam negeri; danb
ng yang diimpor yang dilengkapi dengan spesifikasi teknis, jumlah dan harga yang dilampirkan pada Dokumen Penawaran.

eri belum memenuhi persyaratan; dan/atau


hi kebutuhan.

n Barang/ Jasa yang diimpor langsung, semaksimal mungkin menggunakan jasa pelayanan yang ada di dalam negeri.

am negeri antara lain jasa asuransi, angkutan, ekspedisi, perbankan.

ksud dalam Pasal 96 ayat (1) huruf a, dilakukan sesuai besaran komponen dalam negeri pada setiap Barang/Jasa yang ditunjukkan dengan n

a Barang/Jasa dikurangi harga komponen luar negeri terhadap harga Barang/Jasa dimaksud.
enyedia Barang/Jasa yang menawarkan Barang/Jasa dengan nilai TKDN ditambah nilai Bobot Manfaat Perusahaan (BMP) paling sedikit 40%
an nilai penghargaan kepada perusahaan karena berinvestasi di Indonesia, memberdayakan Usaha Mikro dan Usaha Kecil serta koperasi ke
ngadaan dengan ULP/Pejabat Pengadaan terkait penetapan penggunaan Produk Dalam Negeri sebagaimana dimaksud pada Pasal 22 aya
pada ayat (2), apabila terdapat paling sedikit 1 (satu) produk dalam negeri dalam Daftar Inventarisasi Barang/Jasa Produksi Dalam Negeri d
maksud pada ayat (3), hanya dapat diikuti oleh Barang/Jasa produksi dalam negeri sepanjang Barang/Jasa tersebut sesuai dengan spesifikas
a Produksi Dalam Negeri yang diterbitkan oleh Kementerian yang membidangi urusan perindustrian.
pada ketentuan yang ditetapkan oleh Menteri yang membidangi urusan perindustrian dengan tetap berpedoman pada tata nilai Pengadaa

rlakukan pada Pengadaan Barang/Jasa yang dibiayai pinjaman luar negeri melalui Pelelangan Internasional.
rlakukan untuk Pengadaan Barang/Jasa yang dibiayai rupiah murni, dengan ketentuan sebagai berikut:
Barang/Jasa bernilai diatas Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah);
bernilai diatas Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
bagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b, berlaku terhadap produk yang diprioritaskan untuk dikembangkan, yang ditetapkan oleh Me

knis terkait adalah Menteri/Pimpinan Lembaga yang ruang lingkup bidang tugasnya terkait dengan produk barang/ jasa yang diadakan, mis
dalam negeri dengan TKDN lebih besar atau sama dengan 25% (dua puluh lima perseratus).
pada ayat (3), tercantum dalam Daftar Barang Produksi Dalam Negeri yang dikeluarkan oleh Menteri yang membidangi urusan perindustri
paling tinggi 15% (lima belas perseratus).
rjakan oleh Kontraktor nasional adalah 7,5% (tujuh koma lima perseratus) diatas harga penawaran terendah dari Kontraktor asing.

asa adalah tingkat komponen dalam negeri dikalikan preferensi harga;


penawaran yang telah memenuhi persyaratan administrasi dan teknis, termasuk koreksi aritmatik;

gan HEA yang sama, penawar dengan TKDN terbesar adalah sebagai pemenang.
ada ayat (1), tidak mengubah Harga Penawaran dan hanya digunakan oleh ULP untuk keperluan perhitungan HEA guna menetapkan pering

enggunaan produksi dalam negeri dalam Pengadaan Barang/Jasa untuk keperluan instansinya masing-masing.
ersifat kuratif/perbaikan, dalam hal terjadi ketidaksesuaian dalam penggunaan produksi dalam negeri, termasuk audit teknis (technical aud
pada ayat (1), menyatakan adanya ketidaksesuaian dalam penggunaan Barang/Jasa produksi dalam negeri, Penyedia Barang/Jasa dikenakan
anksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

apat dikenakan sanksi adalah:


d dalam Pasal 99 ayat (3), ditemukan adanya ketidaksesuaian dalam penggunaan Barang/Jasa produksi dalam negeri.
a Perjanjian/Kontrak.

impor yang dijual di dalam negeri;


geri paling besar; dan

Penyedia Barang/Jasa asing dapat berperan sebagai sub-Penyedia Barang/Jasa sesuai dengan kebutuhan.
terencana untuk semaksimal mungkin terjadinya pengalihan keahlian pada tenaga kerja Indonesia.
agai berikut:
omponen yang masih harus diimpor; dan
en Penawaran.
ketentuan sebagai berikut:
u komponen yang masih harus diimpor;

umen Penawaran.

alam negeri.

/Jasa yang ditunjukkan dengan nilai Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN).

sahaan (BMP) paling sedikit 40% (empat puluh perseratus).


dan Usaha Kecil serta koperasi kecil melalui kemitraan, memelihara kesehatan, keselamatan kerja dan lingkungan (OHSAS 18000/ISO 14000
ana dimaksud pada Pasal 22 ayat (3) huruf c. angka 4). ~ (spesifikasi teknis Barang/Jasa yang akan diadakan; dan)
ng/Jasa Produksi Dalam Negeri dengan nilai TKDN paling sedikit 25% (dua puluh lima perseratus), dan paling sedikit 2 (dua) Produk Dalam N
ersebut sesuai dengan spesifikasi teknis yang dipersyaratkan, harga yang wajar dan kemampuan penyerahan hasil Pekerjaan dari sisi waktu

doman pada tata nilai Pengadaan Barang/Jasa sebagaimana diatur dalam Peraturan Presiden ini.

ngkan, yang ditetapkan oleh Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang perindustrian setelah mendapat pertimba

barang/ jasa yang diadakan, misalnya Menteri Kesehatan untuk alat-alat kesehatan.

membidangi urusan perindustrian.

h dari Kontraktor asing.

an HEA guna menetapkan peringkat pemenang Pelelangan/Seleksi.

masuk audit teknis (technical audit) berdasarkan Dokumen Pengadaan dan Kontrak Pengadaan Barang/Jasa yang bersangkutan.
Penyedia Barang/Jasa dikenakan sanksi sesuai dengan Peraturan Presiden ini.
ungan (OHSAS 18000/ISO 14000), memberdayakan lingkungan (community development), serta memberikan fasilitas pelayanan purna jua

g sedikit 2 (dua) Produk Dalam Negeri dalam Daftar Inventarisasi Barang/Jasa Produksi Dalam Negeri dengan nilai TKDN kurang dari 25% (d
n hasil Pekerjaan dari sisi waktu maupun jumlah.

ian setelah mendapat pertimbangan dari menteri/pimpinan lembaga teknis terkait.

yang bersangkutan.
an fasilitas pelayanan purna jual

an nilai TKDN kurang dari 25% (dua puluh lima perseratus).


Hal

A
Umum
14 8 6 Alih Pengalaman dan Pendayagunaan 6.2 Peserta berkewajiban untuk menyampaikan penawaran yang mengut
6.3 Dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi dimungkinkan menggunaka
a pemilahan atau pembagian komponen harus benar-benar mencerm
b komponen berupa bahan baku belum diproduksi di dalam negeri da
c pekerjaan pemasangan, pabrikasi, pengujian dan lainnya sedapat m
d semaksimal mungkin menggunakan jasa pelayanan yang ada di dala
e penggunaan tenaga ahli asing dilakukan semata-mata untuk mencuku
f peserta diwajibkan membuat daftar Barang yang diimpor yang dilen
15 9 6.4 Pemberian preferensi harga terhadap penawaran peserta atas pengg
B Dokumen Pengadaan
9 Isi Dokumen Pengadaan Pekerjaan Kon9.2 Dokumen Pemilihan terdiri atas:
d contoh Bentuk Dokumen Penawaran meliputi :
16 10 5) Formulir Rekapitulasi Perhitungan TKDN;
h. Contoh Bentuk Dokumen Lain meliputi:
7) Daftar Barang yang diimpor.
19 13 16 Dokumen Penawaran 16.2 Dokumen Penawaran, meliputi:
h. rekapitulasi perhitungan TKDN;
j Daftar Barang yang diimpor (apabila impor).
11 Pemberian Penjelasan 11.4 Dalam pemberian penjelasan, Pokja ULP menjelaskan kepada peserta
17 11 j ketentuan dan cara evaluasi berkenaan dengan preferensi harga atas
25 19 26.8 Pokja ULP memeriksa kelengkapan/ pemenuhan Dokumen Penawara
25 19 g formulir rekapitulasi perhitungan TKDN;
25 19 j Daftar barang yang diimpor (apabila impor).
E
Pembukaan dan Evaluasi Penawaran
29 Evaluasi Penawaran 29.14Evaluasi Administrasi:
30 24 f rekapitulasi perhitungan TKDN (khusus untuk peserta yang tidak men
30 24 i daftar barang yang diimpor (apabila impor); dan

29.16Evaluasi Harga
36 30 b Dilakukan klarifikasi kewajaran harga dengan ketentuan sebagai berik
1) Klarifikasi dalam hal penawaran Tingkat Komponen Dalam Negeri (TK
37 31 c Memperhitungkan preferensi harga atas penggunaan produksi dalam
1) Preferensi Harga untuk Barà
2) Preferensi Hargatidak
Apabila peserta hanya diberikan kepada
menyampaikan Barang/Jasa
formulir dalamTKDN
perhitungan negeri
makd
Ketentuan dan tata cara penghitungan TKDN merujuk pada ketentuan
3) rumus penghitungan sebagai berikut:
4) dalam hal terdapat 2 (dua) atau lebih penawaran dengan HEA yang sa
5) pemberian Preferensi Harga tidak mengubah Harga Penawaran dan h
38 33 d Apabila terdapat 2 (dua) calon pemenang memiliki harga penawaran

LEMBAR DATA PEMILIHAN


49 43 D Pendayagunaan Produksi Dalam Negeri Preferensi harga ...........[diisi “diberikan”/”tidak diberikan”] terhadap
1 Catatan:
2 Preferensi Harga hanya diberikan kepada Barang/Jasa dalam negeri d

62 E BENTUK FORMULIR REKAPITULASI PERHITUNGAN TINGKAT KOMPONEN DALAM NEGERI (TKDN)

1 Biaya Komponen Dalam Negeri (KDN) adalah biaya Material Langsung


2 Biaya Komponen Luar Negeri (KLN) adalah biaya Material Langsung (B
3 Formulasi perhitungan:
F BENTUK DAFTAR BARANG YANG DIIMPOR

BENTUK RANCANGAN KONTRAK


Pasal 5 HAK DAN KEWAJIBAN PARA PIHA
97 91 b Penyediamempunyai hak dan kewajiban untuk:
4) melaporkan pelaksanaan penggunaan produksi dalam negeri/TKDN

SYARAT-SYARAT UMUM KONTRAK


110 104 27 Penggunaan Produksi Dalam Negeri 27.1 Penggunaan produk dalam negeri dilakukan sesuai besaran kompone
27.2 Penyedia wajib membuat laporan penggunaan produksi dalam neger
27.3 Apabila di dalam penggunaan produksi dalam negeri berbeda dengan
C Hak dan Kewajiban Para Pihak
45 Hak dan Kewajiban Para Pihak 45.2 Hak dan kewajiban penyedia:
123 117 d melaporkan pelaksanaan penggunaan produksi dalam negeri/TKDN s

27 Penggunaan Produksi Dalam Negeri 27.1 Penggunaan produk dalam negeri dilakukan sesuai besaran kompone
27.2 Penyedia wajib membuat laporan penggunaan produksi dalam nege
27.3 Apabila di dalam penggunaan produksi dalam negeri berbeda dengan
C Hak dan Kewajiban Para Pihak
45 Hak dan Kewajiban Para Pihak 45.2 Hak dan kewajiban penyedia:
d melaporkan pelaksanaan penggunaan produksi dalam negeri/TKDN

143 137 W Denda 2 Sanksi finansial terhadap realisasi pelaksanaan yang tidak sesuai den

BAB XI
SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR
146 140 A Uraian Spesifikasi Teknis 1 Tidak mengarah kepada merk/produk tertentu, tidak menutup kemu
mpaikan penawaran yang mengutamakan pekerjaan konstruksi yang dilaksanakan di Indonesia oleh tenaga Indonesia (produksi dalam nege
uksi dimungkinkan menggunakan bahan baku, tenaga ahli, dan perangkat lunak yang tidak berasal dari dalam negeri (impor) dengan keten
en harus benar-benar mencerminkan bagian atau komponen yang telah dapat diproduksi di dalam negeri dan bagian atau komponen ya
m diproduksi di dalam negeri dan/atau spesifikasi teknis bahan baku yang diproduksi di dalam negeri belum memenuhi persyaratan;
engujian dan lainnya sedapat mungkin dilakukan di dalam negeri;
jasa pelayanan yang ada di dalam negeri, seperti jasa asuransi, angkutan, ekspedisi, perbankan, dan pemeliharaan;
kan semata-mata untuk mencukupi kebutuhan jenis keahlian yang belum dapat diperoleh di Indonesia, disusun berdasarkan keperluan yan
Barang yang diimpor yang dilengkapi dengan spesifikasi teknis, jumlah dan harga yang dilampirkan pada Dokumen Penawaran.
p penawaran peserta atas penggunaan produksi dalam negeri ditetapkan dalam LDP.

ULP menjelaskan kepada peserta mengenai:


an dengan preferensi harga atas penggunaan produksi dalam negeri;
pemenuhan Dokumen Penawaran yang meliputi:

us untuk peserta yang tidak menyampaikan TKDN, penawarannya tidak digugurkan dan nilai TKDNnya dianggap nol);
mpor); dan

dengan ketentuan sebagai berikut:


kat Komponen Dalam Negeri (TKDN) berbeda dibandingkan dengan perkiraan Pokja ULP;
atas penggunaan produksi dalam negeri (apabila memenuhi persyaratan diberlakukannya preferensi harga) dengan ketentuan Perhitungan

pada
n Barang/Jasa
formulir dalamTKDN
perhitungan negeri dengan
maka TKDN
peserta lebih besar
dianggap tidakatau sama dengan
menginginkan 25% (dua puluh
diberlakukan lima perseratus).
preferensi harga bagi penawarannya dan tidak meng
an TKDN merujuk pada ketentuan yang ditetapkan oleh Menteri yang membidangi urusan perindustrian dengan tetap berpedoman pada ta
h penawaran dengan HEA yang sama, penawar dengan TKDN terbesar adalah sebagai pemenang;
engubah Harga Penawaran dan hanya digunakan oleh Pokja ULP untuk keperluan perhitungan HEA guna menetapkan peringkat pemenang
nang memiliki harga penawaran yang sama dalam hal tidak diperhitungkan TKDN, maka Pokja ULP memilih peserta yang mempunyai kema

an”/”tidak diberikan”] terhadap penawaran peserta.

pada Barang/Jasa dalam negeri dengan TKDN lebih besar atau sama dengan 25% (dua puluh lima perseratus).

NEGERI (TKDN)

) adalah biaya Material Langsung (Bahan Baku), Peralatan (Barang Jadi), Manajemen Proyek dan Perekayasaan, Alat Kerja/Fasilitas Kerja, Ko
dalah biaya Material Langsung (Bahan Baku), Peralatan (Barang Jadi), Manajemen Proyek dan Perekayasaan, Alat Kerja/Fasilitas Kerja, Kons
an produksi dalam negeri/TKDN secara periodik kepada PPK;

akukan sesuai besaran komponen dalam negeri pada setiap Barang/Jasa yang ditunjukkan dengan nilai Tingkat Komponen Dalam Negeri (T
nggunaan produksi dalam negeri secara periodik.
ksi dalam negeri berbeda dengan yang ditunjukkan dengan nilai TKDN pada saat penawaran akan dikenakan sanksi sesuai Peraturan Presid

n produksi dalam negeri/TKDN secara periodik kepada PPK;

akukan sesuai besaran komponen dalam negeri pada setiap Barang/Jasa yang ditunjukkan dengan nilai Tingkat Komponen Dalam Negeri (T
enggunaan produksi dalam negeri secara periodik.
ksi dalam negeri berbeda dengan yang ditunjukkan dengan nilai TKDN pada saat penawaran akan dikenakan sanksi sesuai Peraturan Presid

an produksi dalam negeri/TKDN secara periodik kepada PPK;

laksanaan yang tidak sesuai dengan nilai TKDN Penawaran dikenakan berdasarkan perbedaan antara nilai TKDN Penawaran dengan nilai TK

k tertentu, tidak menutup kemungkinan digunakannya produksi dalam negeri;


Indonesia (produksi dalam negeri).
am negeri (impor) dengan ketentuan:
ri dan bagian atau komponen yang masih harus diimpor;
lum memenuhi persyaratan;

meliharaan;
usun berdasarkan keperluan yang nyata, dan diusahakan secara terencana untuk semaksimal mungkin terjadinya alih pengalaman/keahlian
a Dokumen Penawaran.

dengan ketentuan Perhitungan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) yang disampaikan oleh peserta berdasarkan penilaian sendiri (se

gi penawarannya dan tidak menggugurkan.


ngan tetap berpedoman pada tata nilai Pengadaan Barang/Jasa sebagaimana diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 yang
enetapkan peringkat pemenang.
h peserta yang mempunyai kemampuan teknis lebih besar dan hal ini dicatat dalam Berita Acara Hasil Pelelangan.

aan, Alat Kerja/Fasilitas Kerja, Konstruksi dan Fabrikasi, dan Jasa lainnya dari dalam negeri.
n, Alat Kerja/Fasilitas Kerja, Konstruksi dan Fabrikasi, dan Jasa lainnya dari luar negeri.
gkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) pada saat penawaran.

n sanksi sesuai Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 yang terakhir diubah dengan Peraturan Presiden No. 04Tahun 2015 beserta petu

gkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) pada saat penawaran.

n sanksi sesuai Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 yang terakhir diubah dengan Peraturan Presiden No. 04Tahun 2015 beserta petu

TKDN Penawaran dengan nilai TKDN realisasi pelaksanaan dikalikan dengan Harga Penawaran, dengan perbedaan nilai TKDN maksimal sebe
adinya alih pengalaman/keahlian dari tenaga ahli asing tersebut ke tenaga Indonesia; dan

erdasarkan penilaian sendiri (self assessment), digunakan dalam evaluasi penawaran harga apabila pelelangan pekerjaan tersebut diberlak

den Nomor 54 Tahun 2010 yang terakhir diubah dengan Peraturan Presiden No. 04 Tahun 2015 beserta petunjuk teknisnya.
No. 04Tahun 2015 beserta petunjuk teknisnya, dan ditetapkan dalam SSKK.

No. 04Tahun 2015 beserta petunjuk teknisnya, dan ditetapkan dalam SSKK.

edaan nilai TKDN maksimal sebesar 15% (lima belas persen).


ngan pekerjaan tersebut diberlakukan preferensi harga yaitu apabila memenuhi ketentuan:

tunjuk teknisnya.

Anda mungkin juga menyukai