Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kecerdasan seseorang tidak mungkin dibatasi oleh indikator-indikator
yang ada dalam achievement test (tes formal). Sebab setelah diteliti, ternyata
kecerdasarn seseorang itu selalu berkemang (dinamis) tidak statis.
Konsep multiple intelligences (MI) yang menitip beratkan pada ranah
keunikan selalu menemukan kelebihan setiap anak. Lebih jauh, konsep ini
percaya bahwa tidak ada anak yang bodoh sebab setiap anak pasti memiliki
minimal satu kelebihan. Apabila kelebihan tersebut dapat di deteksi sedari
awal, otomatis kelebihan itu adalah potensi kepandaian sang anak.
Dalam buku konsep dan makna pembelajaran (sagala, 2005 : 84)
memaparkan 8 kecerdasarn yaitu :
- Linguistik logika/matematika
- Spasial/visual
- Kecerdasan tubuh/kinestetik
- Kecerdasan musical/ritmik
- Kecerdasan interpersonal
- Kecerdasan intrapersonal
- Kecerdasan spiritual/natuiralis.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sistim pembelajaran MI di SD Yima dapat diterima oleh
murid?
2. Bagaimana cara atau upaya guru dapat mengetahui kecerdasan ganda pada
seorang murid?
3. Bagaimana maksud dari menerapkan multiple intelligence?
4. Bagaimana bentuk-bentuk pembelajaran/metode yang guru berikan kepada
setiap masing-masing murid yang memiliki kecerdasan yang berbeda-
beda?
2

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana sistim multiple intelligences diterapkan.
2. Untuk mengetahui bagaimana guru dapat mengetahui kecerdasan ganda
seorang murid.
3. Untuk mengetahui bagaimana maksud dari diterapkannya multiple
intelligences.
4. Untuk mengetahui bagaimana bentuk-bentuk pelajaran yang diberikan
kepada masing-masing murid di SD Yima.
3

BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Hasil Belajar


Belajar merupakan kegiatan yang dialami oleh setiap manusia dalam hidupnya.
Sejak manusia dilahirkan sampai akhir hidupnya mengalami proses belajar.
Banyak ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsiran tentang belajar.
Beberapa pendapat tentang definisi belajar mulai bermunculan dari para ahli.
Menurut Gagne, “Belajar adalah suatu proses di mana suatu organisma berubah
perilakunya sebagai akibat pengalaman.” Pendapat tersebut diperkuat oleh
Cronbach yang berpendapat bahwa, “Belajar sebagai suatu aktivitas yang
ditunjukkan oleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman.”7
Sementara Winkel mendefinisikan, “Belajar sebagai suatu proses kegiatan mental
pada diri seseorang yang berlangsung dalam interaksi aktif individu dengan
lingkungannya, sehingga menghasilkan perubahan yang relatif menetap/bertahan
dalam kemampuan ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.”
Berdasarkan paparan tersebut, maka dapat diartikan belajar sebagai suatu proses
perubahan pada diri seseorang yang dinyatakan dalam tingkah laku yang baru
sebagai hasil dari latihan dan pengalaman yang bersifat relatif menetap. Manusia
terus melakukan interaksi dengan manusia lain dan lingkungannya, akan
medapatkan pengalaman dan kemampuan baru dalam ranah kognitif, afektif, dan
psikomotorik.
Lebih jauh mengenai hasil belajar, Gagne berpedapat bahwa, “Segala sesuatu
yang dipelajari manusia dapat dibagi menjadi lima kategori yang disebut
domainds of learning, yaitu keterampilan motoris, informasi verbal, kemampuan
intelektual, strategi kognitif, dan sikap.”

2. Pengertian Multiple Intelligences


Kecerdasan sering kali dikaitkan dengan intelektualitas. Beberapa ahli memiliki
definisi sendiri-sendiri tentang kecerdasan atau intelektualitas. Konsep kecerdasan
atau intelektualitas menurut Harlock adalah, “Kemampuan untuk menangkap
4

sifat, arti, atau keterangan mengenai sesuatu dan mempunyai gambaran yang jelas
dan lengkap tentang hal tersebut.”
Pendapat lain tentang kecerdasan dikemukakan oleh Anastasi & Urbina,
“Kecerdasan menurutnya lebih pada keberhasilan yang dapat dicapai individu
dalam pengembangan dan penggunaan kemampuannya yang mempengaruhi
penyesuaian emosional, hubungan antar pribadi, serta konsep diri yang dimiliki
seseorang.”
Berdasarkan pemaparan tersebut dapat disimpulkan bahwa kecerdasan adalah
kemampuan untuk melakukan sesuatu, menyelesaikan masalah, menghadapi
tantangan, dan menciptakan hal yang bermanfaat. Kecerdasan bukan hanya
dikaitkan dengan nilai IQ, namun ada berbagai kecerdasan yang sayangnya
selama ini kurang disadari. Berbagai kecerdasan tersebut kemudian
terimplementasi dalam teori multiple intelligences atau multi kecerdasan. Multiple
intelligences peratama kali dicetuskan oleh Howard Gardner, seorang ahli kognisi
dari universitas John .H and Elisabeth .A. Hobbs serta profesor pendidikan dari
sekolah pascsarjana Harvard. Dr. Gardner yang sangat memahami teori multiple
intelligences menolak anggapan bahwa hanya ada satu kecerdasan manusia yang
dapat diukur melalui psikometri. Hal ini seperti yang tertuang dalam karangannya
bertajuk Frames of Mind, The Theory of Multiple Intelligences.
Gardner memberikan definisi multiple intelligence (kecerdasan majemuk) yaitu:
1) kemampuan menciptakan produk baru yang memberikan konskuensi budaya
bagi komunitasnya, 2) kemampuan dalam menciptakan atau menemukan
pemecahan masalah dirinya, dan 3) potensi untuk menemukan jalan keluar dari
masalah-masalah yang melibatkan pemahaman baru.
“Multi kecerdasan adalah teori yang menunjukkan bahwa setiap anak terlahir ke
dunia memiliki sedikitnya delapan macam potensi kecerdasan, Gardner
menyebutnya dengan potensi unik, yang jika dipupuk dengan benar dapat turut
memberikan sumbangan bagi keberhasilan proses pembelajaran anak didik.” Dari
keunikan tiap individu tersebut, Gardner kemudian membagi kecerdasan manusia
menjadi 8 kategori, yaitu: (1) logis-matematis, (2) verbal-linguistis, (3) visual-
5

spasisal, (4) gerak-kinestetis, (5) musicalritmis, (6) interpersonal, (7)


intrapersonal, dan (8) naturalis.
Berdasarkan penjabaran sebelumnya, maka definisi multiple intelligencesatau
kecerdasan majemuk adalah sebuah teori yang merangkum berbagai potensi
manusia melalui pembagian aspek-aspek kecerdasan. Ada banyak pengembangan
aspek kecerdasan, namun setidaknya ada delapan kecerdasan yang dimiliki
manusia, yaitu kecerdasan bahasa (cerdas dalam berkata-kata), matematik (cerdas
dalam berhitung), spasialvisual (cerdas dalam menggambar dan membayangkan),
kecerdasan jasmani (cerdas dalam berolahraga dan menari), musik (cerdas dalam
bernyanyi dan bermain musik), intrapersonal (cerdas dalam memahami
diri/emosi), interpersonal (cerdas dalam berinteraksi dengan sesama), dan
naturalis (kemampuan memahmi alam).

3. Jenis-jenis Kecerdasan menurut Multiple Intelligences


Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa teori Multiple Intelligences
merepresentasikan banyak aspek kecerdasan yang bisa terus berkembang dan
bertambah. Namun, kali ini hanya akan membahas delapan kecerdasan, yaitu:
kecerdasan verbal, kecerdaan visual, kecerdasan logismatematik, kecerdasan
kinestetik-jasmani, kecerdasan musikal-ritmis, kecerdasan intrapersonal,
kecerdasan interpersonal, dan kecerdasan naturalis.
a. Kecerdasan Verbal – Linguistik
Kecerdasan verbal-linguistik atau cerdas bahasa ini ditandai dengan kemampuan
seseorang untuk mengolah bahasa, baik secara lisan maupun tulisan. ”Kecerdasan
verbal-linguistik ini meliputi kemampun retorika, kemampuan mengingat
informasi, kemampuan menjelaskan dan kemampuan lain yang berhubungan
dengan bahasa.”
Orang dengan kecerdasan verbal-linguistik biasanya memiliki kemampuan untuk
menunjukkan pemikiran maupun pemahaman yang dimilikinya kepada orang lain
lewat bahasa yang ia gunakan. Orang dengan kecerdasan ini biasanya berprofesi
sebagai penulis, orator, pembicara, pengacara, atau pekerjaan lainnya yang
membutuhkan keahlian berbahasa.
6

Kemampuan khusus dari kecerdasan linguistik adalah: “(1) melibatkan perasaan,


pembicaraan, atau bahasa tulisan, (2) menngunakan komunikasi dan membuat
pengertian melalui bahasa, dan (3) menggunakan sesitivitas untuk membuat
makna yang halus.”17 Namun terkadang orang sering salah mengasumsikan
seseorang yang memiliki kecerdasan verbal-linguistik.
Pemilik kecerdasan ini bukan berarti harus mampu berbahasa asing atau menjadi
orang yang sering bicara. Kecerdasan verbal-linguistik biasanya memiliki
karakteristik tertentu. Karakteristik orang-orang yang cerdas verbal-linguistik
adalah: (1) buku-buku terasa penting, (2) dapat mengingat cerita atau puisi dengan
mudah, (3) suka bercerita, (4) suka permainan kata-kata, (5) senang menulis, (6)
suka mencari sesuatu di buku atau ensiklopedia, (7) senang melafalkan kata-kata
sulit, (8) menggunakan kata-kata penting saat menulis atau berbicara.
Berdasarkan berbagai pemaparan sebelumnya, kecerdasan verballinguistik adalah
suatu kecerdasan untuk menggunakan bahasa, baik secara lisan maupun tulisan.
Orang-orang yang memiliki kecerdasan ini mempunyai kemampuan mengolah
bahasa atau kemampuan menggunakan bahasa untuk mengekspresikan pemikiran
melalui bahasa yang digunakan.
Namun, pemilik kecerdasan ini bukan berarti harus orang yang sering berbicara
ataupun pandai berbahasa asing. Karakteristik pemilik kecerdasan verbal-
linguistik biasanya terlihat dari kecintaannya terhadap buku, kesenangannya
menulis, ataupun perbendaharaan kosakatanya yang lebih efektif.

b. Kecerdasan Logis – Matematis


Kecerdasan logis-matematis biasanya berhubungan dengan angka, penghitungan,
dan pengklasifikasian. “Kemampuan dalam kecerdasan ini meliputi
pengkategorian, pengklasifikasi, menarik kesimpulan, menggeneralisasikan,
menghitung, dan merumuskan hipotesis.” Orangorang yang cerdas logis-matematis
biasanya mampu menggunakan dan menilai hubungan yang abstrak, serta
menggunakan bilangan dan berpikir logis. Namun, orang yang cerdas logis-
metematis tidak selalu berorientasi pada bilangan atau menghubungkan segala
sesuatu dengan angka.
7

Sama halnya seperti kecerdasan verbal-linguistik, kecerdasan logis matematis


jugan memiliki karakteristik khusus untuk mengidentifikasi pemilik kecerdasan
ini. Ciri-ciri untuk mengidentifikasi kecerdasan logismatematis adalah :
1) Suka menghitung barang-barang.
2) Suka membuat dan memperhatikan pola-pola.
3) Suka bertanya bagaimana cara kerja sesuatu.
4) Bisa berhitung hanya dengan berpikir dalam kepala.
5) Suka mengukur dan mengelompokkan benda-benda.
6) Menyukai permaianan yang butuh pemikiran logis.
7) Tertarik pada penemuan dan teori ilmu pengetahuan.
8) Suka melakukan eksperimen.
9) Suka menemukan kekurangan atu hal yang tidak logis yang dikatakan orang
lain.
10) Lebih menyukai sesuatu yang bisa diukur, dianalisis, atau dihitung jumlahnya.
Dari pemaparan tersebut. diketahui bahwa orang dengan kecerdasan logis-
matematis biasanya mampu mengolah angka, mengklasifikasikan,
menggeralisasikan, menarik kesimpulan, maupun membuat hipotesis. Meskipun
sebagian orang yang cerdas logis-matematis mampu menghitung dengan baik,
namun bukan berarti kecerdasan ini selalu dikaikan dengan bilangan semata.
Kecerdasan logis-matematis lebih diasumsikan sebagai kemampuan berpikir logis,
menarik hubungan sebabakibat, dan menyimpulkan sesuatu berdasarkan
perhitungan matang, jadi bukan hanya berorientasi pada bilangan saja.

c. Kecerdasan Visual – Spasial


Kecerdasan visual-spasial berhubungan dengan penggambaran, bentuk, dan sistem
tata ruang. “Kecerdasan ini berkaitan erat dengan warna, garis, bentuk, bahan,
keruangan, serta hubungan antara elemenelemen tersebut. Orang dengan
kecerdasan ini memiliki kemampuan untuk memvisualisasikan sesuatu, membuat
grafis yang menggambarkan sesuatu, dan beorientasi pada susunan spasial.”
Kecerdasan visual-spasial biasanya digunakan di bidang sains dan seni. Di bidang
sains, kecerdasan ini digunakan dalam menggambarkan
8

anatomi tubuh dan juga topologi. Sedangkan dalam bidang seni, kecerdasan
visual-spasial biasanya dimiliki oleh orang-orang yang berprofesi sebagai pelukis,
pemahat, arsitek, bahkan musisi dan penulis.
Kemampuan utama kecerdasan visual-spasial adalah, “Mampu mengambarkan
dan mentransformasikan apa yang dipikirkan menjadi nyata, serta mampu
mangingat dengan baik melalui gambar atau membayangkan.” Tetapi, bukan
berarti kecerdasan visual-spasial selalu berhubungan dengan penglihatan. Orang
yang tuna netra juga bisa menggambaran dengan baik di dalam pikirannya.
Ciri-ciri khusus untuk mengidentifikasi kecerdasan visual-spasial adalah: (1) suka
menggambar atau melukis, (2) dapat mencocokkan pakaian dengan serasi dan
menarik, (3) senang memecahkan teka-teki, (4) suka bermain dengan balok-balok
atau lego, (5) senang berimajinasi, (6) dapat menggambarkan hal-hal dalam
pikiran, (7) suka berfoto atau merekam video, (8) geometri lebih mudah daripada
Aljabar.
Dari berbagai pemaparan tersebut dapat dismpulkan bahwa kecerdasan visual-
spasial adalah kecerdasan yang memungkinkan pemiliknya untuk
memvisualisasikan apa yang ada di pikirannya. Orang dengan kecerdasan ini juga
lebih mudah mengingat melalui gambar atau dengan membayangkannya, Orang-
orang dengan kecerdasan visual-spasial biasanya menyukai gambar-gambar,
sesuatu yang berwarna-warni, dan menyenangi sesuatu yang berhubungan dengan
bentuk atau keruangan.
d. Kecerdasan Jasmani – Kinestetis
Kecerdasan jasmani kinestetis berhubungan erat dengan tubuh. Secara spesifik,
kecerdasan ini berkaitan dengan gerak dan kelenturan tubuh. Kecerdasan jasmani-
kinestetis adalah kemampuan seseorang yang berhubungan dengan seluruh atau
sebagian anggota tubuhnya yang digunakan untuk menyelesaikan masalah,
membuat sesuatu, dan sebagainya. Sebagian besar orang dengan kecerdasan
jasmanikinestetis biasanya berprofesi sebagai atlet, penari, ataupun artis.24
“Orang dengan kecerdasan jasmani-kinestetis memiliki keahlian menggunakan
bagian-bagian tubuhnya untuk mengekspresikan ide dan perasaan. Selain itu,
mereka menggunakan tangan untuk membuat atau
9

mengubah sesuatu. ”25 Kecerdasan ini meliputi keterampilan fisik yang


membutuhkan keseimbangan, ketangkasan, fleksibilitas, kekuatan, dan kecepatan.
Ciri-ciri untuk mengidentifikasi kecerdasan jasmani-kinestetis antara lain: (1)
rutin berolahraga, (2) sulit duduk tenang dalam waktu lama, (3) memiliki
koordinasi gerak tubuh yang baik, (4) perlu menyentuh sesuatu ketika ingin
mempelajarinya, (5) suka permaianan yang mendebarkan, (6) suka bersepeda,
bersepatu roda, & skateboard, (7) senang berdansa atau menari, (8) bisa meniru
gerakan orang.
Kemampuan utama dari kecerdasan jasmani-kinestetis adalah mampu
menggunakan bagian-bagian tubuh untuk menciptakan sesuatu atau
menyelesaikan masalah, serta dapat mengarahkan kemampuannya seluruh
tubuhnya atau sebagian tubuh. Tetapi bukan berarti orang dengan kecerdasan ini
menjadi terlalu akttif atau sering bergerak tanpa arah.
Dari beberapa pemaparan di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa kecerdasan
jasmani-kinestetis ini biasanya dimiliki oleh atlet, penari, ataupun aktor dan aktris.
Orang dengan kecerdasan ini mampu menngunakan bagian tubuhnya untuk
membuat sesuatu atau menghasilkan karya tertentu. Pemilik kecerdasan jasmani-
kinestetis biasanya senang berolahraga, memiliki gerak dan keseimbangan tubuh
yang baik, serta menyukai berbagai aktivitas yang menggunakan gerak tubuh.

e. Kecerdasan Musikal - Ritmis


Kecerdasan musikal-ritmis meliputi sensitivitas terhadap ritme, melodi, dan warna
suara. “Pengembangan lebih jauh tentang kecerdasan ini biasanya terlihat dari
penguasaan orang dengan kecerdasan musikalritmis terhadap musik.” Kecerdasan
musikal-ritmis memiliki kemampuan untuk menciptakan irama, mengkritisi
musik, menggubah nada, dan menampilkan musik. Orang dengan kecerdasan ini
mampu menghafal musik dengan mudah.
“Kemampuan utama kecerdasan irama-musik adalah dapat merasakan dan
memahami susunan pola nada, serta mampu menciptakan dan menarik makna dari
suara atau nada. Namun, bukan berarti orang dengan kecerdasan musikal-ritmis
selalu memainkan alat musik.”
10

Ciri-ciri yang mengidentifikasi kecerdasan musikal-ritmis antara lain:


(1) memiliki suara yang bagus saat bernyanyi
(2) dapat mengenali kunci nada,
(3) suka belajar dan memainkan alat musik
(4) suka bersenandung saat belajar atau bekerja,
(5) suka mengetuk atau menghentakkan sesuatu sesuai irama,
(6) suka memperhatikan suarasuara di sekitar, dan
(7) suka mengingat bagian lagu atau musik pendek dari iklan.
Dari penjabaran sebelumnya dapat kita simpulkan bahwa kecerdasan musikal-
ritmis adalah kecerdasan yang berkaitan erat dengan suara dan musik. Orang-
orang dengan kecerdasan ini biasanya mampu membuat karya dengan suara atau
alunan musik, serta menguasai elemen-elemen musik/nada. Mereka juga mudah
mengingat sesuatu yang berhubungan dengan musik atau suara tertentu.

f. Kecerdasan Naturalis (Alam)


Orang dengan kecerdasan naturalis mampu mengenali dan mengklasifikasikan
flora dan fauna di lingkungan sekitarnya. Ia juga dapat merasakan fenomena/
keunikan alam. Keahlian khusus yang dimiliki kecerdasan naturalis adalah: “(1)
memahami alam dengan baik dan menjaganya agar tetap seimbang, (2) dapat
merasakan perbedaan kondisi dan menggunakan hal-hal dari alam, serta (3)
kecerdasan ini juga dapat mendukung kempuan lainnya.” Namun, kecerdasan
natural bukan hanya tentang dunia luar saja.
Selain karakteristik yang terlah disebutkan, ada beberapa ciri khusus untuk orang
yang cerdas naturalis yaitu: (1) mampu belajar dengan mengobservasi dan
menemukan hal-hal menarik dari fenomena alam, (2) mampu membandingkan,
mengelompokkan, dan memilah, (3) menikmati aktivitas di luar rumah, (4) dapat
dengan mudah membedakan benda yang sama, (5) senang berhubungan dengan
alam, (6) menyukai tempat yang indah, (7) suka memelihara hewan peliharaan,
(8) menyukai kegiatan yang berhubungan dengan alam seperti berkemah, mendaki
gunung, dan memanjat tebing.
11

Dari pemamparan sebelumnya, diketahui bahwa orang dengan kecerdasan


naturalis cenderung dekat dengan alam, baik flora maupun fauna. Mereka
biasanya menyukai penjelajahan alam dan kebudayaan, serta mampu menangkap
feniomena alam dengan baik. Namun, kecerdasan ini bukan hanya berhubungan
dengan alam liar, tetapi juga meliputi kemampuan dalam membedakan benda,
mengelompokkan benda, dan kemampuan mengobservasi.

g. Kecerdasan Interpersonal
Kecerdasan interpersonal adalah kecerdasan yang berkaitan dengan hubungan
seseorang dengan orang lain atau dengan masyarakat di sekitarnya. “Kecerdasan
interpersonal biasanya dipengaruhi suasana hati, tujuan, motivasi, dan perasaan
terhadap orang lain.”32 Orang dengan kecerdasan interpersonal bisa membaca
ekspresi wajah, suara, dan bahasa tubuh, serta mampu memahami dan
mempengaruhi orang lain.
Kecerdasan interpersonal sebenarnya adalah kecerdasan yang hampir dimiliki
oleh semua manusia, mengingat manusia adalah makhluk sosial yang sering
beerinteraksi dengan manusia lainnya. “Kecerdasan interpersonal adalah
kemampuan untuk memahami orang lain. Orang dengan kecerdasan interpersonal
yang lebih banyak, biasanya berprofesi sebagai guru, psikiater, penjual, atau
politisi.”
Hal yang terlihat jelas dari kecerdasan interpersonal adalah sensitif terhadap
perasaan, kepercayaan, suasana hati, dan maksud terhadap orang lain, Selain itu
orang-orang yang cerdas interpersonal dapat memahami dan bisa bekerjasama
dengan orang lain. “Mereka juga mampu mempengaruhi orang lain. Namun,
orang dengan kecerdasan interpersonal tidak selalu bekerja dalam grup, ia juga
bukan berarti selalu haus kekuasaan, juga tidak selalu bersikap sopan.”
Untuk mengenali orang-orang dengan kecerdasan interpersonal, terdapat ciri-ciri
khusus yang dapat kita identifikasi. Ciri-ciri yang mengidentifikasi kecerdasan
interpersonal adalah.
1) Mudah berteman dengan orang lain.
2) Suka membantu persoalan orang lain.
12

3) Peka terhadap perasaan orang lain.


4) Sering menjadi pemimpin atau ketua kelompok.
5) Tidak suka mengerjakan sesuatu sendirian.
6) Nyaman dalam kerumunan orang banyak.
7) Suka melakukan kegiatan sosial.
8) Sering punya waktu berkumpul dengan teman-teman.
Dari penjabaran tersebut, dapat disimpulkan bahwa kecerdasan interpersonal
adalah kemampuan yang dimiliki seseorang untuk dapat memahami orang lain,
memberikan respon atau tanggapan yang tepat, serta dapat mempengaruhi orang
lain. Kemampuan ini sebenarnya dimiliki oleh hampir seluruh manusia,
mengingat manusia adalah makhluk sosial yang saling berinteraksi. Walaupun
senang bekerjasama dan bisa mempengaruhi orang lain, bukan berarti orang yang
cerdas interpersonal selalu bekerja dalam kelompok. Mereka juga tidak selalu
bersikap sopan dan bukan pula orang yang haus kekuasaan.

h. Kecerdasan Intrapersonal
Kecerdasan intrapersonal adalah kemampuan mengenal diri sendiri dan
beradaptasi. Orang dengan kecerdasan intrapersonal bisa menggambarkan dirinya
sendiri, memahami kelebihan dan kekurangannya, serta berhati-hati
terhadapsuasana hati, motivasi, watak, dan keinginan. “Ia juga mampu memahami
diri, mendisiplinkan diri, dan menghargai dirinya.”
“Kemampuan utama dari kecerdasan intrapersonal adalah dapat membentuk pola
pemikirannya sendiri, mampu membuat pertimbangan keputusan sendiri, serta
dapat mengatur perasaan, suasana hati, motivasi, serta bertindak untuk jangka
panjang.” Namun, bukan berarti orang yang cerdas intrapersonal selalu suka
sendirian dan menjadi tertutup. Kecerdasan intrapersonal tidak sama dengan
introvert, namun lebih kepada mengenal diri sendiri dengan lebih baik. Walaupun
hampir semua orang memiliki kecerdasan intrapersonal, namun ada beberapa ciri
khusus yang mengindikasikan seseorang memiliki kecerdasan intrapersonal yang
kuat. Ciri-ciri yang mengidentifikasi kecerdasan intrapersonal yaitu:
1) Tidak terlalu bergantung kepada orang lain.
13

2) Memiliki hobi yang dilakukan sendiri.


3) Terkadang punya pendapat yang berbeda dari orang lain.
4) Suka menulis buku harian atau catatan pribadi.
5) Suka menghabiskan waktu sendirian.
6) Menikmati bermain game sendirian.
7) Suka memikirkan gagasan penting dan cita-cita.
8) Memiliki tempat rahasia sendiri.
9) Terkadang sulit bicara dengan orang lain.
10) Saya bisa bekerja sendiri atau setidaknya memiliki usaha sendiri.
Dari pemaparan sebelumnya diketahui bahwa kecerdasan intrapersonal adalah
kemampuan seseorang mengenali dan mengontrol dirinya dengan baik. Orang
yang memiliki kecerdasan intrapersonal biasanya bisa dengan baik mengelola
motivasi, perasaan hati, serta dengan mudah dapat beradaptasi. Walau demikian,
bukan berarti orang yamng cerdas intrapersonal menjadi orang yang tertutup.
Justru mereka bisa menjadi orang yang terbuka tentang gambaran dirinya, serta
mengetahui kelebihan dan kekurangannya, sehingga bisa dengan maksimal
menjalankan tugas dan memecahkan masalah yang dihadapinya.
14

BAB III
POPULASI DAN SAMPLE

A. Pengertian atau definisi populasi


Populasi adalah merupakan wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek/subyek
yang memiliki kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Itulah definisi populasi
dalam penelitian.
Populasi di sini maksudnya bukan hanya orang atau makhluk hidup, akan tetapi
juga benda-benda alam yang lainnya. Populasi juga bukan hanya sekedar jumlah
yang ada pada obyek atau subyek yang dipelajari, akan tetapi meliputi semua
karakteristik, sifat-sifat yang dimiliki oleh obyek atau subyek tersebut. Bahkan
satu orangpun bisa digunakan sebagai populasi, karena satu orang tersebut
memiliki berbagai karakteristik, misalnya seperti gaya bicara, disiplin, pribadi,
hobi, dan lain sebagainya.
Di bawah ini beberapa pengertian populasi menurut para ahli:
 Menurut, Ismiyanto – populasi adalah keseluruhan subjek atau totalitas
subjek penelitian yang dapat berupa; orang, benda, / suatu hal yang di
dalamnya dapat diperoleh dan atau dapat memberikan informasi (data)
penelitian.
 Sedangkan Arikunto – Populasi adalah keseluruhan objek penelitian.
Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah
penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi.
 Dan menurut Sugiyono – Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri
atas, obyek/subjek yang mempunyai kuantitas & karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya.

B. Pengertian Sample
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut, ataupun bagian kecil dari anggota populasi yang diambil menurut
15

prosedur tertentu sehingga dapat mewakili populasinya. Jika populasi besar, dan
peneliti tidak mungkin mempelajari seluruh yang ada di populasi, hal seperti ini
dikarenakan adanya keterbatasan dana atau biaya, tenaga dan waktu, maka oleh
sebab itu peneliti dapat memakai sampel yang diambil dari populasi. Sampel yang
akan diambil dari populasi tersebut harus betul-betul representatif atau dapat
mewakili.

apa itu populasi?

C. Cara atau teknik pengambilan sampling


Teknik Sampling yaitu merupakan teknik pengambilan sampel. Terdapat berbagai
macam teknik sampling untuk menentukan sampel yang akan dipakai dalam
penelitian. Teknik sampling pada dasarnya bisa dikelompokkan menjadi 2 (dua)
maca yaitu probability sampling dan non-probability sampling. berikut dibawah
ini penjelasannya:
Probability sampling adalah suatu teknik sampling yang memberikan peluang atau
kesempatan yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi
anggota sampel, tekhnik ini terdiri atas:
 Simple random sampling: dikatakan simple atau sederhana sebab
pengambilan sampel anggota populasi dilakukan secara acak, tanpa
memperhatikan strata yang terdapat dalam populasi tersebut. Cara ini
dapat lakukan jika anggota populasi dianggap homogen.
 Dispropotionate Stratified Random Sampling: Suatu teknik yang
digunakan untuk menentukan jumlah sampel, jika populasi berstrata tetapi
kurang proporsional.
16

 Proportionate stratified random sampling: salah satu teknik yang


digunakan jika populasi mempunyai anggota atau unsur yang tidak
homogen serta berstrata secara proporsional.
 Area sampling (Cluster sampling): Teknik sampling daerah dipakai untuk
menentukan sampel jika objek yang akan diteliti atau sumber data sangat
luas, seperti misalnya penduduk dari suatu negara, provinsi atau dari suatu
kabupaten.
Non probability sampling adalah teknik yang tidak memberikan
peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih
menjadi sampel, teknik ini terdiri atas:
 Sampling Sistematis: suatu teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan
dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut.
 Sampling Kuota: Teknik untuk menentukan sampel yang berasal dari
populasi yang memiliki ciri-ciri tertentu sampai jumlah kuota yang
diinginkan. Seperti misalnya, jumlah sampel laki-laki sebanyak 70 orang
maka sampel perempuan juga sebanyak 70 orang.
 Sampling aksidental: Sauatu teknik penentuan sampel berdasarkan
kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti
dapat dipakai sebagai sampel, jika dipandang orang yang kebetulan
ditemui itu cocok untuk dijadikan sebagai sumber data.
 Purposive Sampling: Suatu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan
tertentu atau sleksi khusus. Seperti misalnya misalnya, kamu meneliti
kriminalitas di Kota atau daerah tertentu, maka kamu mengambil informan
yaitu Kapolresta kota atau daerah tersebut, seorang pelaku kriminal dan
seorang korban kriminal yang ada di kota tersebut.
 Sampling Jenuh: Suatu teknik penentuan sampel jika semua anggota
populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering sekali dilakukan jika
jumlah populasi relatif kecil atau sedikit, yaitu kurang dari 30 orang, atau
penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang relatif
kecil.
17

 Smpling Snowball: Teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya


kecil atau sedikit, lalu kemudian membesar. Atau sampel berdasarkan
penelusuran dari sampel yang sebelumnya. Seperti misalnya, penelitian
mengenai kasus korupsi bahwa sumber informan pertama mengarah
kepada informan kedua lalu informn seterusnya.
POPULASI : Murid kelas 6A dan 6B yang ada di SD Yima
SAMPLE : 10 anak dari kelas 6A dan 10 anak dari kelas 6B

d. Teknik Pengumpulan Data


Menggunakan angket

e. Alat Pengumpulan Data


Berupa kertas

f. Tehnik Analisa Data


Tehnik Kuisioner
Kuisioner atau angket adalah metode penyelidikan dengan menggunakan daftar
pertanyaan yang harus dijawab atau dikerjakan oleh orang yang menjadi
subyek penelitian. Artinya daftar pertanyaan tersebut di isi oleh responden itu
sendiri. Tehnik kuisioner ini dapat disebut teknik mailed quistionaire.
Peneliti juga dapat mengirimkan surat peringatan kepada responden.
Pengiriman surat peringatan ini dapat mempengaruhi tingkat pengembalian
kuesioner. Surat peringatan yang biasa disebut follow up letter adalah surat
yang dikirim kepada responden, yang isinya mengingatkan responden agar
mengisi serta mengembalikan kuesioner secepatnya.
Mailed quesionere memiliki kelebihan:
1. Dalam tehnik ini responden mengisi sendiri sehingga tidak diperlukan
wawancara.
2. Dari segi biaya, tehnik ini membutuhkan biaya yang relative murah.
18

3. Dari segi waktu, tehnik ini menghemat waktu artinya dapat di kirimkan ke
berbagai tempat yang berbeda dalam waktu yang serentak, sehingga
pengembaliannya dapat diterima dalam waktu yang tidak terlalu lama.
4. Dengan tehnik ini responden dapat lebih leluasa dalam mengisi kuesioner,
tanpa rasa sungkan karena tidak ada yang mewawancara.
5. Tidak ada pengaruh dari pewawancara yang memberikan angket/kuesioner
tersebut.
Kelemahan dari tehnik mailed Quesionaire adalah
1. Kurang fleksibel
2. Tingkat pengembalian kuesioner yang rendah
3. Tidak dapat mengamati reaksi responden sewaktu menjawab pertanyaan
4. Suasana lingkungan sewaktu responden mengisi kuesioner yang tidak dapat
dikontrol. Kemungkinan kuesioner tersebut diisi oleh orang lain bukan oleh
si responden
5. Sulit mengontrol responden agar menjawab sesuai dengan urutan
pertanyaan dalam kuesioner
6. Tidak dapat menggunakan format kuesioner yang komplek
19

BAB IV

GRAFIK

prosentase pemahaman materi yang


disampaikan oleh guru

25%
selalu
40%
sering
kadang - kadang
15%
tidak pernah

20%

Pemahaman siswa tentang materi yang di sampaikan oleh guru 40 % siswa selalu
memahami penjelasan, 20 % siswa sering memahami, 15 siswa terkadang
memahami, dan 25 % siswa tidak pernah paham.

prosentase pengembangan kecerdasan


dan potensi siswa

20%
selalu
sering
50% 10%
kadang - kadang
tidak pernah
20%
20

Pengembangan kecerdasan dan potensi siswa di SD YIMA yaitu sebesar 20%


selalu mengembangkan potensi dan kecerdasan yang di miliki, 10% sering, 20%
kadang – kadang, 50 % tidak pernah mengembangkan.

Sehingga multiple intelegence di miliki oleh 20% siswa dari 100% siswa yang
ada. Ketika berada dalam lingkungan masyarakat potensi dan kecerdasan yang di
miliki tidak tereksplor dengan baik.
21

BAB V
PENUTUP

KESIMPULAN
Teori Multiple Intelligences muncul sebagai bentuk krtitik terhadap teori IQ yang
membatasi kecerdasan hanya pada kecerdasan Logis
- Matematis dan Linguistik saja.
sementara dalam teori MI terdapat sembilan kecerdasan manusia yakni:
a) Kecerdasan Liguistic,
b) Kecerdasan Logis
- Matematic,
c) Kecerdasan Visual
- Spasial,
d) Kecerdasan Kinestetik,
e) Kecerdasan Intrepersonal,
f) Kecerdasan Intrapersonal,
g)Kecerdasan Naturalis,
h) Kecerdasan Eksistensialis
Teori ini menyadari betul bahawa setiap anak yang lahir ke dunia memiliki
keunikan tersendiri yang berhak mendapatkan pengakuan dan di apresiasi dalam
kehidupan utamannya dalam pendidikan. Sebab pendidikan merupakan wadah
bagi siswa untuk membentuk dan mengembangkan potensi untuk dapat
menjalankan tugasnya sebagai khalifah di bumi dan mem bawa rahmad bagi
seluruh alam ini. Pembelajaan berbasis Multiple Intelligences merupakan dalah
satu bentuk inovasi pembelajaran yang dapat menjadi pilihan bagi guru
Pemdidikan Agama Islam di Indonesia.
Mengimplementasikan pembelajaran berbasis Multiple Intellegences berarti
menggunakan pendekatan interdisipliner dalam mengembangkan materi
pembelajaran, menggunakan multimodel pembelajaran, dan menggunakan
penilaian autentik dalam evaluasi pembelajarannya.
22

DAFTAR PUSTAKA

KB-TK, SD, SMP-MTs, MA Yayasan Islam Malik Ibrahim (YIMI) Gresik,


konsultasi, 2003-sekarang.
KB-TK, SD, SMP-MTs, MA Yayasan Islam Madrasah Al-Falah Al-Khairiyah
(YIMA) Bondowoso, konsultasi, 2006-sekarang.
Chatib, Munif. Sekolahnya Manusia. Bandung. 2009.

Anda mungkin juga menyukai