Bab I
Bab I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kecerdasan seseorang tidak mungkin dibatasi oleh indikator-indikator
yang ada dalam achievement test (tes formal). Sebab setelah diteliti, ternyata
kecerdasarn seseorang itu selalu berkemang (dinamis) tidak statis.
Konsep multiple intelligences (MI) yang menitip beratkan pada ranah
keunikan selalu menemukan kelebihan setiap anak. Lebih jauh, konsep ini
percaya bahwa tidak ada anak yang bodoh sebab setiap anak pasti memiliki
minimal satu kelebihan. Apabila kelebihan tersebut dapat di deteksi sedari
awal, otomatis kelebihan itu adalah potensi kepandaian sang anak.
Dalam buku konsep dan makna pembelajaran (sagala, 2005 : 84)
memaparkan 8 kecerdasarn yaitu :
- Linguistik logika/matematika
- Spasial/visual
- Kecerdasan tubuh/kinestetik
- Kecerdasan musical/ritmik
- Kecerdasan interpersonal
- Kecerdasan intrapersonal
- Kecerdasan spiritual/natuiralis.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sistim pembelajaran MI di SD Yima dapat diterima oleh
murid?
2. Bagaimana cara atau upaya guru dapat mengetahui kecerdasan ganda pada
seorang murid?
3. Bagaimana maksud dari menerapkan multiple intelligence?
4. Bagaimana bentuk-bentuk pembelajaran/metode yang guru berikan kepada
setiap masing-masing murid yang memiliki kecerdasan yang berbeda-
beda?
2
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana sistim multiple intelligences diterapkan.
2. Untuk mengetahui bagaimana guru dapat mengetahui kecerdasan ganda
seorang murid.
3. Untuk mengetahui bagaimana maksud dari diterapkannya multiple
intelligences.
4. Untuk mengetahui bagaimana bentuk-bentuk pelajaran yang diberikan
kepada masing-masing murid di SD Yima.
3
BAB II
PEMBAHASAN
sifat, arti, atau keterangan mengenai sesuatu dan mempunyai gambaran yang jelas
dan lengkap tentang hal tersebut.”
Pendapat lain tentang kecerdasan dikemukakan oleh Anastasi & Urbina,
“Kecerdasan menurutnya lebih pada keberhasilan yang dapat dicapai individu
dalam pengembangan dan penggunaan kemampuannya yang mempengaruhi
penyesuaian emosional, hubungan antar pribadi, serta konsep diri yang dimiliki
seseorang.”
Berdasarkan pemaparan tersebut dapat disimpulkan bahwa kecerdasan adalah
kemampuan untuk melakukan sesuatu, menyelesaikan masalah, menghadapi
tantangan, dan menciptakan hal yang bermanfaat. Kecerdasan bukan hanya
dikaitkan dengan nilai IQ, namun ada berbagai kecerdasan yang sayangnya
selama ini kurang disadari. Berbagai kecerdasan tersebut kemudian
terimplementasi dalam teori multiple intelligences atau multi kecerdasan. Multiple
intelligences peratama kali dicetuskan oleh Howard Gardner, seorang ahli kognisi
dari universitas John .H and Elisabeth .A. Hobbs serta profesor pendidikan dari
sekolah pascsarjana Harvard. Dr. Gardner yang sangat memahami teori multiple
intelligences menolak anggapan bahwa hanya ada satu kecerdasan manusia yang
dapat diukur melalui psikometri. Hal ini seperti yang tertuang dalam karangannya
bertajuk Frames of Mind, The Theory of Multiple Intelligences.
Gardner memberikan definisi multiple intelligence (kecerdasan majemuk) yaitu:
1) kemampuan menciptakan produk baru yang memberikan konskuensi budaya
bagi komunitasnya, 2) kemampuan dalam menciptakan atau menemukan
pemecahan masalah dirinya, dan 3) potensi untuk menemukan jalan keluar dari
masalah-masalah yang melibatkan pemahaman baru.
“Multi kecerdasan adalah teori yang menunjukkan bahwa setiap anak terlahir ke
dunia memiliki sedikitnya delapan macam potensi kecerdasan, Gardner
menyebutnya dengan potensi unik, yang jika dipupuk dengan benar dapat turut
memberikan sumbangan bagi keberhasilan proses pembelajaran anak didik.” Dari
keunikan tiap individu tersebut, Gardner kemudian membagi kecerdasan manusia
menjadi 8 kategori, yaitu: (1) logis-matematis, (2) verbal-linguistis, (3) visual-
5
anatomi tubuh dan juga topologi. Sedangkan dalam bidang seni, kecerdasan
visual-spasial biasanya dimiliki oleh orang-orang yang berprofesi sebagai pelukis,
pemahat, arsitek, bahkan musisi dan penulis.
Kemampuan utama kecerdasan visual-spasial adalah, “Mampu mengambarkan
dan mentransformasikan apa yang dipikirkan menjadi nyata, serta mampu
mangingat dengan baik melalui gambar atau membayangkan.” Tetapi, bukan
berarti kecerdasan visual-spasial selalu berhubungan dengan penglihatan. Orang
yang tuna netra juga bisa menggambaran dengan baik di dalam pikirannya.
Ciri-ciri khusus untuk mengidentifikasi kecerdasan visual-spasial adalah: (1) suka
menggambar atau melukis, (2) dapat mencocokkan pakaian dengan serasi dan
menarik, (3) senang memecahkan teka-teki, (4) suka bermain dengan balok-balok
atau lego, (5) senang berimajinasi, (6) dapat menggambarkan hal-hal dalam
pikiran, (7) suka berfoto atau merekam video, (8) geometri lebih mudah daripada
Aljabar.
Dari berbagai pemaparan tersebut dapat dismpulkan bahwa kecerdasan visual-
spasial adalah kecerdasan yang memungkinkan pemiliknya untuk
memvisualisasikan apa yang ada di pikirannya. Orang dengan kecerdasan ini juga
lebih mudah mengingat melalui gambar atau dengan membayangkannya, Orang-
orang dengan kecerdasan visual-spasial biasanya menyukai gambar-gambar,
sesuatu yang berwarna-warni, dan menyenangi sesuatu yang berhubungan dengan
bentuk atau keruangan.
d. Kecerdasan Jasmani – Kinestetis
Kecerdasan jasmani kinestetis berhubungan erat dengan tubuh. Secara spesifik,
kecerdasan ini berkaitan dengan gerak dan kelenturan tubuh. Kecerdasan jasmani-
kinestetis adalah kemampuan seseorang yang berhubungan dengan seluruh atau
sebagian anggota tubuhnya yang digunakan untuk menyelesaikan masalah,
membuat sesuatu, dan sebagainya. Sebagian besar orang dengan kecerdasan
jasmanikinestetis biasanya berprofesi sebagai atlet, penari, ataupun artis.24
“Orang dengan kecerdasan jasmani-kinestetis memiliki keahlian menggunakan
bagian-bagian tubuhnya untuk mengekspresikan ide dan perasaan. Selain itu,
mereka menggunakan tangan untuk membuat atau
9
g. Kecerdasan Interpersonal
Kecerdasan interpersonal adalah kecerdasan yang berkaitan dengan hubungan
seseorang dengan orang lain atau dengan masyarakat di sekitarnya. “Kecerdasan
interpersonal biasanya dipengaruhi suasana hati, tujuan, motivasi, dan perasaan
terhadap orang lain.”32 Orang dengan kecerdasan interpersonal bisa membaca
ekspresi wajah, suara, dan bahasa tubuh, serta mampu memahami dan
mempengaruhi orang lain.
Kecerdasan interpersonal sebenarnya adalah kecerdasan yang hampir dimiliki
oleh semua manusia, mengingat manusia adalah makhluk sosial yang sering
beerinteraksi dengan manusia lainnya. “Kecerdasan interpersonal adalah
kemampuan untuk memahami orang lain. Orang dengan kecerdasan interpersonal
yang lebih banyak, biasanya berprofesi sebagai guru, psikiater, penjual, atau
politisi.”
Hal yang terlihat jelas dari kecerdasan interpersonal adalah sensitif terhadap
perasaan, kepercayaan, suasana hati, dan maksud terhadap orang lain, Selain itu
orang-orang yang cerdas interpersonal dapat memahami dan bisa bekerjasama
dengan orang lain. “Mereka juga mampu mempengaruhi orang lain. Namun,
orang dengan kecerdasan interpersonal tidak selalu bekerja dalam grup, ia juga
bukan berarti selalu haus kekuasaan, juga tidak selalu bersikap sopan.”
Untuk mengenali orang-orang dengan kecerdasan interpersonal, terdapat ciri-ciri
khusus yang dapat kita identifikasi. Ciri-ciri yang mengidentifikasi kecerdasan
interpersonal adalah.
1) Mudah berteman dengan orang lain.
2) Suka membantu persoalan orang lain.
12
h. Kecerdasan Intrapersonal
Kecerdasan intrapersonal adalah kemampuan mengenal diri sendiri dan
beradaptasi. Orang dengan kecerdasan intrapersonal bisa menggambarkan dirinya
sendiri, memahami kelebihan dan kekurangannya, serta berhati-hati
terhadapsuasana hati, motivasi, watak, dan keinginan. “Ia juga mampu memahami
diri, mendisiplinkan diri, dan menghargai dirinya.”
“Kemampuan utama dari kecerdasan intrapersonal adalah dapat membentuk pola
pemikirannya sendiri, mampu membuat pertimbangan keputusan sendiri, serta
dapat mengatur perasaan, suasana hati, motivasi, serta bertindak untuk jangka
panjang.” Namun, bukan berarti orang yang cerdas intrapersonal selalu suka
sendirian dan menjadi tertutup. Kecerdasan intrapersonal tidak sama dengan
introvert, namun lebih kepada mengenal diri sendiri dengan lebih baik. Walaupun
hampir semua orang memiliki kecerdasan intrapersonal, namun ada beberapa ciri
khusus yang mengindikasikan seseorang memiliki kecerdasan intrapersonal yang
kuat. Ciri-ciri yang mengidentifikasi kecerdasan intrapersonal yaitu:
1) Tidak terlalu bergantung kepada orang lain.
13
BAB III
POPULASI DAN SAMPLE
B. Pengertian Sample
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut, ataupun bagian kecil dari anggota populasi yang diambil menurut
15
prosedur tertentu sehingga dapat mewakili populasinya. Jika populasi besar, dan
peneliti tidak mungkin mempelajari seluruh yang ada di populasi, hal seperti ini
dikarenakan adanya keterbatasan dana atau biaya, tenaga dan waktu, maka oleh
sebab itu peneliti dapat memakai sampel yang diambil dari populasi. Sampel yang
akan diambil dari populasi tersebut harus betul-betul representatif atau dapat
mewakili.
3. Dari segi waktu, tehnik ini menghemat waktu artinya dapat di kirimkan ke
berbagai tempat yang berbeda dalam waktu yang serentak, sehingga
pengembaliannya dapat diterima dalam waktu yang tidak terlalu lama.
4. Dengan tehnik ini responden dapat lebih leluasa dalam mengisi kuesioner,
tanpa rasa sungkan karena tidak ada yang mewawancara.
5. Tidak ada pengaruh dari pewawancara yang memberikan angket/kuesioner
tersebut.
Kelemahan dari tehnik mailed Quesionaire adalah
1. Kurang fleksibel
2. Tingkat pengembalian kuesioner yang rendah
3. Tidak dapat mengamati reaksi responden sewaktu menjawab pertanyaan
4. Suasana lingkungan sewaktu responden mengisi kuesioner yang tidak dapat
dikontrol. Kemungkinan kuesioner tersebut diisi oleh orang lain bukan oleh
si responden
5. Sulit mengontrol responden agar menjawab sesuai dengan urutan
pertanyaan dalam kuesioner
6. Tidak dapat menggunakan format kuesioner yang komplek
19
BAB IV
GRAFIK
25%
selalu
40%
sering
kadang - kadang
15%
tidak pernah
20%
Pemahaman siswa tentang materi yang di sampaikan oleh guru 40 % siswa selalu
memahami penjelasan, 20 % siswa sering memahami, 15 siswa terkadang
memahami, dan 25 % siswa tidak pernah paham.
20%
selalu
sering
50% 10%
kadang - kadang
tidak pernah
20%
20
Sehingga multiple intelegence di miliki oleh 20% siswa dari 100% siswa yang
ada. Ketika berada dalam lingkungan masyarakat potensi dan kecerdasan yang di
miliki tidak tereksplor dengan baik.
21
BAB V
PENUTUP
KESIMPULAN
Teori Multiple Intelligences muncul sebagai bentuk krtitik terhadap teori IQ yang
membatasi kecerdasan hanya pada kecerdasan Logis
- Matematis dan Linguistik saja.
sementara dalam teori MI terdapat sembilan kecerdasan manusia yakni:
a) Kecerdasan Liguistic,
b) Kecerdasan Logis
- Matematic,
c) Kecerdasan Visual
- Spasial,
d) Kecerdasan Kinestetik,
e) Kecerdasan Intrepersonal,
f) Kecerdasan Intrapersonal,
g)Kecerdasan Naturalis,
h) Kecerdasan Eksistensialis
Teori ini menyadari betul bahawa setiap anak yang lahir ke dunia memiliki
keunikan tersendiri yang berhak mendapatkan pengakuan dan di apresiasi dalam
kehidupan utamannya dalam pendidikan. Sebab pendidikan merupakan wadah
bagi siswa untuk membentuk dan mengembangkan potensi untuk dapat
menjalankan tugasnya sebagai khalifah di bumi dan mem bawa rahmad bagi
seluruh alam ini. Pembelajaan berbasis Multiple Intelligences merupakan dalah
satu bentuk inovasi pembelajaran yang dapat menjadi pilihan bagi guru
Pemdidikan Agama Islam di Indonesia.
Mengimplementasikan pembelajaran berbasis Multiple Intellegences berarti
menggunakan pendekatan interdisipliner dalam mengembangkan materi
pembelajaran, menggunakan multimodel pembelajaran, dan menggunakan
penilaian autentik dalam evaluasi pembelajarannya.
22
DAFTAR PUSTAKA