DISUSUN OLEH :
1. Annisa ayu Lestari P3.73.24.3.15.003
2. Isna Atiana P3.73.24.3.15.014
3. Ressy Farel Aulia P3.73.24.3.15.025
4. Yunita Sulistiyawati P3.73.24.3.15.040
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah Organisasi
Manajemen Pelayanan Kebidanan ini dengan baik meskipun banyak kekurangan
didalamnya. Dan juga kami berterima kasih pada Dosen mata kuliah Organisasi
Manajemen Pelayanan Kebidanan yang telah membimbing kami dalam
menyelesaikan tugas makalah ini.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai Organisasi Manajemen Pelayanan
Kebidanan. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya
kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang
akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ..................................................................................................................... ii
Daftar Isi................................................................................................................................ iii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................... 2
C. Tujuan ................................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Standar Pelayanan Minimal Kesehatan ................................................................ 4
B. Pendekatan Keluarga Dalam Pencapaian Prioritas Pembangunan Kesehatan .... 9
C. Gerakan Masyarakat Hidup Sehat ........................................................................ 15
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................................... 26
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... 27
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem kesehatan di Indonesia tidak terlepas dari pembangunan kesehatan. Intinya
sistem kesehatan merupakan seluruh aktifitas yang mempunyai tujuan utama untuk
mempromosikan, mengembalikan dan memelihara kesehatan. Sistem kesehatan
memberi manfaat kepada mayarakat dengan distribusi yang adil. Sistem kesehatan tidak
hanya menilai dan berfokus pada tingkat manfaat yang diberikan, tetapi juga bagaimana
manfaat itu didistribusikan.
Perencanaan kesehatan adalah sebuah proses untuk merumuskan masalah-masalah
kesehatan yang berkembang di masyarakat, menentukan kebutuhan dan sumber daya
yang tersedia, menetapkan tujuan program yang paling pokok dan menyusun langkah-
langkah praktis untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Perencanaan akan
menjadi efektif jika perumusan masalah sudah dilakukan berdasarkan fakta-fakta dan
bukan berdasarkan emosi atau angan-angan saja. Fakta-fakta diungkap dengan
menggunakan data untuk menunjang perumusan masalah. Perencanaan juga merupakan
proses pemilihan alternative tindakan yang terbaik untuk mencapai tujuan. Perencanaan
juga merupakan suatu keputusan untuk mengerjakan sesuatu di masa akan datang, yaitu
suatu tindakan yang diproyeksikan di masa yang akan datang.
Kebijakan adalah aturan tertulis yang merupakan keputusan formal organisasi, yang
bersifat mengikat, yang mengatur perilaku dengan tujuan untuk menciptakan tata nilai
baru dalam masyarakat,. Kebijakan akan menjadi rujukan utama para anggota organisasi
atau anggota masyarakat dalam berperilaku. Kebijakan pada umumnya bersifat problem
solving dan proaktif. Berbeda dengan Hukum (Law) dan Peraturan (Regulation).
1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana standar pelayanan minimal kesehatan, prinsip dasar, ciri dan upaya
standar pelayanan minimal?
2. Bagaimana pendekatan keluarga dalam pencapaian prioritas pembagunan kesehatan?
3. Bagaimana gerakan masyarakat hidup sehat (germas)?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui standar pelayanan minimal kesehatan, prinsip dasar, ciri dan
upaya standar pelayanan minimal
2. Untuk mengetahui pendekatan keluarga dalam pencapaian prioritas pembagunan
kesehatan
3. Untuk mengetahui gerakan masyarakat hidup sehat
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Melalui Nawa Cita Butir 5 yaitu meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia
melalui peningkatan kualitas pendidikan, kesejahteraan dan kesehatan, maka tercantumlah
Pembangunan Kesehatan pada periode 2015-2019 melalui Program Indonesia Sehat dengan
3 pilar yaitu:
1. Paradigma sehat dilakukan dengan strategi pengarusutamaan kesehatan dalam
pembangunan kesehatan, penguatan promotif, preventif, dan pemberdayaan masyarakat.
2. Penguatan pelayanan kesehatan dilakukan dengan strategi peningkatan akses pelayanan
kesehatan, optimalisasi sistem rujukan dan peningkatan mutu pelayanan kesehatan,
menggunakan pendekatan continuum of care, dan intervensi berbasis risiko kesehatan.
3. Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) melalui Kartu Indonesia Sehat. Dilakukan dengan
strategi perluasan sasaran dan benefit serta kendali mutu dan kendali biaya.
Upaya tersebut di fokuskan pada percepatan penurunan kematian ibu dan kematian bayi,
di samping juga memperhatikan penurunan prevelensi penyakit akibat infeksi dan
pencegahan penyakit tidak menular melalui perubahan perilaku keluarga, masyarakat
khusunya dalam pengenalan diri terhadap risiko penyakit.
4
4) Pelayanan Kesehatan Balita; 5) Pelayanan kesehatan pada usia pendidikan dasar; 6)
Pelayanan kesehatan pada usia produktif; 7) Pelayanan kesehatan pada usia lanjut; 8)
Pelayanan kesehatan penderita hipertensi; 9) Pelayanan Kesehatan Penderita Diabetes
Mellitus; 10) Pelayanan Kesehatan Orang dengan Gangguan Jiwa Berat; 11) Pelayanan
Kesehatan Orang dengan Tuberkulosis (TB); dan 12) Pelayanan Kesehatan Orang
dengan Risiko Terinfeksi HIV.
5
6. Setiap warga
Sesuai negara Indonesia
Pelayanan standar Warga Negara usia 15 s.d. 59
kesehatan skrining Indonesia usia tahun
pada usia kesehatan 15 s.d. 59 mendapatkan
produktif usia tahun. skrining
produktif. kesehatan sesuai
standar.
7. Setiap warga
Sesuai negara Indonesia
Pelayanan Warga Negara
standar usia 60 tahun ke
kesehatan Indonesia usia
skrining atas mendapatkan
pada usia 60 tahun ke
kesehatan skrining
lanjut atas.
usia lanjut. kesehatan sesuai
standar.
8. Sesuai Setiap penderita
Pelayanan standar hipertensi
kesehatan pelayanan Penderita mendapatkan
penderita kesehatan hipertensi. pelayanan
hipertensi penderita kesehatan sesuai
hipertensi. standar.
9. Sesuai
Setiap penderita
Pelayanan standar
Diabetes Melitus
kesehatan pelayanan Penderita
mendapatkan
penderita kesehatan Diabetes
pelayanan
Diabetes penderita Melitus.
kesehatan sesuai
Melitus Diabetes
standar.
Melitus.
10. Setiap orang
Pelayanan dengan gangguan
Sesuai
Kesehatan jiwa (ODGJ)
standar Orang dengan
orang berat
pelayanan gangguan jiwa
dengan mendapatkan
kesehatan (ODGJ) berat.
gangguan pelayanan
jiwa.
jiwa berat kesehatan sesuai
standar.
11. Pelayanan Sesuai Setiap orang
kesehatan standar dengan TB
Orang dengan
orang pelayanan mendapatkan
TB.
dengan kesehatan pelayanan TB
TB TB. sesuai standar.
12. Pelayanan Sesuai Orang berisiko Setiap orang
6
kesehatan standar terinfeksi HIV berisiko
orang mendapatka (ibu hamil, terinfeksi HIV
dengan n pasien TB, (ibu hamil, pasien
risiko pemeriksaan pasien IMS, TB, pasien IMS,
terinfeksi HIV. waria/transgend waria/transgender
HIV er, pengguna , pengguna napza,
napza, dan dan warga binaan
warga binaan lembaga
lembaga pemasyarakatan)
pemasyarakatan mendapatkan
) pemeriksaan HIV
sesuai standar.
Konsep SPM yang baru ini mengalami perubahan yang cukup mendasar dari
konsep SPM sebelumnya. Pada SPM yang lalu pencapaian target-target SPM lebih
merupakan kinerja program kesehatan maka pada SPM ini pencapaian target-target
tersebut lebih diarahkan kepada kewenangan Pemerintah Daerah. Jadi tanggung
jawabnya ada di Pemda.
Konsep SPM yang mengalami perubahan dari Kinerja Program Kementerian
menjadi Kinerja Pemda yang memiliki konsekuensi, Pemda diharapkan memastikan
tersedianya sumber daya (sarana, prasarana, alat, tenaga dan uang/biaya) yang cukup
agar proses penerapan SPM berjalan adekuat. SPM merupakan ketentuan mengenai
jenis dan mutu pelayanan dasar yang merupakan urusan pemerintahan wajib yang
berhak diperoleh setiap warga negara secara minimal. SPM merupakan hal minimal
yang harus dilaksanakan oleh Pemda untuk rakyatnya, maka target SPM harus 100%
setiap tahunnya.
7
4) Merupakan kewajiban bagi pemerintah daerah untuk menjamin setiap warga negara
memperoleh kebutuhan dasarnya
5) Berlaku secara nasional.
8
B. Pendekatan Keluarga Dalam Pencapaian Prioritas Pembangunan Kesehatan
Upaya pencapaian prioritas pembangunan kesehatan tahun 2015-2019 dalam
Program Indonesia Sehat dilaksanakan dengan mendayagunakan segenap potensi yang
ada, baik dari pemerintah pusat, provinsi, kabupaten/kota, maupun masyarakat.
Pembangunan kesehatan dimulai dari unit terkecil dari masyarakat, yaitu keluarga.
Pembangunan keluarga, sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 52
Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga serta
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, adalah upaya
mewujudkan keluarga berkualitas yang hidup dalam lingkungan yang sehat.
Pemerintah pusat dan pemerintah daerah menetapkan kebijakan pembangunan
keluarga melalui pembinaan ketahanan dan kesejahteraan keluarga, untuk mendukung
keluarga agar dapat melaksanakan fungsinya secara optimal. Sebagai penjabaran dari
amanat Undang-Undang tersebut, Kementerian Kesehatan menetapkan strategi
operasional pembangunan kesehatan melalui Program Indonesia Sehat Dengan
Pendekatan Keluarga.
1. Kosep Pendekatan Keluarga
Pendekatan keluarga adalah salah satu cara Puskesmas untuk meningkatkan
jangkauan sasaran dan mendekatkan/meningkatkan akses pelayanan kesehatan di
wilayah kerjanya dengan mendatangi keluarga. Puskesmas tidak hanya
menyelenggarakan pelayanan kesehatan di dalam gedung, melainkan juga keluar
gedung dengan mengunjungi keluarga di wilayah kerjanya.
Keluarga sebagai fokus dalam pendekatan pelaksanaan program Indonesia
Sehat karena menurut Friedman (1998), terdapat Lima fungsi keluarga, yaitu:
a) Fungsi afektif (The Affective Function) adalah fungsi keluarga yang utama untuk
mengajarkan segala sesuatu untuk memper siapkan anggota keluarga
berhubungan dengan orang lain. Fungsi ini dibutuhkan untuk perkembangan
individu dan psikososial anggota keluarga.
b) Fungsi sosialisasi yaitu proses perkembangan dan perubahan yang dilalui
individu yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan dalam
9
lingkungan sosialnya. Sosialisasi dimulai sejak lahir. Fungsi ini berguna untuk
membina sosialisasi pada anak, membentuk norma-norma tingkah laku sesuai
dengan tingkat perkembangan anak dan dan meneruskan nilai-nilai budaya
keluarga.
c) Fungsi reproduksi (The Reproduction Function) adalah fungsi untuk
mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan keluarga.
d) Fungsi ekonomi (The Economic Function) yaitu keluarga berfungsi untuk
memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat untuk
mengembangkan kemampuan individu meningkatkan penghasilan untuk
memenuhi kebutuhan keluarga.
e) Fungsi perawatan atau pemeliharaan kesehatan (The Health Care Function)
adalah untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap
memiliki produktivitas yang tinggi. Fungsi ini dikembangkan menjadi tugas
keluarga di bidang kesehatan. Sedangkan tugas-tugas keluarga dalam
pemeliharaan kesehatan adalah:
1) Mengenal gangguan perkembangan kesehatan setiap anggota keluarganya,
2) Mengambil keputusan untuk tindakan kesehatan yang tepat,
3) Memberikan perawatan kepada anggota keluarga yang sakit,
4) Mempertahankan suasana rumah yang menguntungkan untuk kesehatan dan
perkembangan kepribadian anggota keluarganya,
5) Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan fasilitas
kesehatan
10
b) Kunjungan keluarga dalam rangka promosi kesehatan sebagai upaya promotif
dan preventif.
c) Kunjungan keluarga untuk menindak lanjuti pelayanan kesehatan dalam gedung.
d) Pemanfaatan data dan informasi dari Profil Kesehatan Keluarga untuk
pengorganisasian /pemberdayaan masyarakat dan manajemen Puskesmas.
masyarakat (UKBM) yang ada sebagaimana selama ini dilaksanakan, melainkan juga
langsung berkunjung ke keluarga. Perlu diperhatikan, bahwa pendekatan keluarga
melalui kunjungan rumah ini tidak berarti mematikan UKBM UKBM yang ada,
tetapi justru untuk memperkuat UKBM-UKBM yang selama ini dirasakan masih
kurang efektif.
11
dihadapi keluarga secara lebih menyeluruh (holistik). Individu anggota keluarga
yang perlu mendapatkan pelayanan kesehatan kemudian dapat dimotivasi untuk
memanfaatkan UKBM yang ada dan/atau pelayanan Puskesmas. Keluarga juga dapat
dimotivasi untuk memperbaiki kondisi kesehatan lingkungan dan berbagai faktor
resiko lain yang selama ini merugikan kesehatannya, dengan pendampingan dari
kader-kader kesehatan UKBM dan/atau petugas profesional Puskesmas (gambar 3).
Untuk itu, diperlukan pengaturan agar setiap keluarga di wilayah Puskesmas
memiliki Tim Pembina Keluarga.
12
2. Pelaksanaan Pendekatan Keluarga
Yang dimaksud satu keluarga adalah satu kesatuan keluarga inti (ayah, ibu, dan
anak) sebagaimana dinyatakan dalam Kartu Keluarga. Jika dalam satu rumah tangga
terdapat kakek dan atau nenek atau individu lain, maka rumah tangga tersebut
dianggap terdiri lebih dari satu keluarga. Untuk menyatakan bahwa suatu keluarga
sehat atau tidak digunakan sejumlah penanda atau indikator. Dalam rangka
pelaksanaaan Program Indonesia Sehat telah disepakati adanya 12 indikator utama
untuk penanda status kesehatan sebuah keluarga. Kedua belas indikator utama
tersebut adalah sebagai berikut:
1) Keluarga mengikuti program Keluarga Berencana (KB)
2) Ibu melakukan persalinan di fasilitas kesehatan
3) Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap
4) Bayi mendapat air susu ibu (ASI) eksklusif
5) Balita mendapatkan pemantauan pertumbuhan
6) Penderita tuberkulosis paru mendapatkan pengobatan sesuai standar
7) Penderita hipertensi melakukan pengobatan secara teratur
13
8) Penderita gangguan jiwa mendapatkan pengobatan dan tidak ditelantarkan
9) Anggota keluarga tidak ada yang merokok
10) Keluarga sudah menjadi anggota Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
11) Keluarga mempunyai akses sarana air bersih
12) Keluarga mempunyai akses atau menggunakan jamban sehat
14
b) Forum komunikasi yang dikembangkan untuk kontak dengan keluarga.
Forum komunikasi yang digunakan untuk kontak dengan keluarga dapat berupa
forum-forum berikut:
1) Kunjungan rumah ke keluarga-keluarga di wilayah kerja Puskesmas.
2) Diskusi kelompok terarah (DKT) atau biasa dikenal dengan focus group
discussion (FGD) melalui Dasa Wisma dari PKK.
3) Kesempatan konseling di UKBM UKBM (Posyandu, Posbindu, Pos UKK,
dan lain-lain).
4) Forum-forum yang sudah ada di masyarakat seperti majelis taklim, rembug
desa, selapanan, dan lain-lain.
c) Keterlibatan tenaga dari masyarakat sebagai mitra Puskesmas.
Sedangkan keterlibatan tenaga dari masyarakat sebagai mitra dapat diupayakan
dengan menggunakan tenaga tenaga berikut:
1) Kader-kader kesehatan, seperti kader Posyandu, kader Posbindu, kader
Poskestren, kader PKK, dan lain-lain.
2) Pengurus organisasi kemasyarakatan setempat, seperti pengurus PKK,
pengurus Karang Taruna, pengelola pengajian, dan lain-lain.
15
2. Tujuan
a. Tujuan Umum
Meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat untuk
berperilaku sehat dalam upaya meningkatkan kualitas hidup
b. Tujuan Khusus
1) Meningkatkan partisipasi dan peran serta masyarakat untuk hidup sehat
2) Meningkatkan produktivitas masyarakat
3) Mengurangi beban biaya kesehatan
3. Kegiatan-Kegiatan Germas
a. Peningkatan Aktivitas Fisik
b. Peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan sehat
c. Penyediaan pangan sehat dan percepatan perbaikan gizi
d. Peningkatan pencegahan dan deteksi dini penyakit
e. Peningkatan kualitas lingkungan; dan
f. Peningkatan edukasi hidup sehat
GERMAS dapat dilakukan dengan cara: Melakukan aktifitas fisik, Mengonsumsi sayur
dan buah, Tidak merokok, Tidak mengonsumsi alkohol, Memeriksa kesehatan secara rutin,
Membersihkan lingkungan, dan Menggunakan jamban. Pada tahap awal, GERMAS secara
nasional dimulai dengan berfokus pada tiga kegiatan, yaitu:
4. Pelaku Germas
Germas dilaksanakan oleh semua komponen bangsa
a. Pemerintah baik pusat maupun daerah
b. Dunia pendidikan
16
c. Swasta dan dunia usaha
d. Organisasi kemasyarakatan
e. Individu, keluarga dan masyarakat
17
2) Lakukanlah paling sedikit 30 menit setiap hari
3) Batasilah kegiatan banyak duduk seperti: menonton TV, main game dan
komputer apalagi ditambah dengan makan makanan kudapan yang manis, asin
dan berminyak.
Aktivitas fisik dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja, contoh
pengimplementasian kegiatan nya adalah
1) Aktivitas Fisik Pada Anak Sekolah
Kegiatan aktivitas fisik pada anak sekolah bertujuan untuk mewujudkan
peserta didik yang sehat, bugar, berprestasi melalui pendidikan dan
pembudayaan aktivitas fisik, latihan fisik serta olahraga yang baik, benar,
terukur dan teratur di sekolah. Adapun bentuk kegiatan di sekolah :
a) GERAK BARISAN
Gerakan yang dapat dilakukan sebelum peserta didik memasuki kelas,
disertai lagu yang gembira
b) GERAK KAPITEN
Gerakan yang dapat dilaksanakan pada saat pergantian pelajaran disertai
lagu yang gembira, untuk menghilangkan rasa jenuh atau ngantuk
c) BERMAIN WAKTU
d) SENAM ANAK BANGSA
Latihan awal pada saat peserta didik berolah raga, yang dipandu oleh guru
olah raga
2) Aktivitas Fisik Pada Orang Dewasa Dan Usia Produktif Di Tempat Kerja
Aktivitas fisik merupakan bagian dari kehidupan setiap orang dewasa
maupun pekerja. Untuk meningkatkan kesehatan dan kebugaran perlu
dilakukan latihan fisik dan olahraga teratur, yang dapat dilakukan secara
perorangan atau berkelompok. Dalam melakukan latihan fisik sebaiknya
memperhatikan :
a) Latihan fisik sebaiknya dilakukan 150 menit per minggu dengan interval 3-5
kali per minggu
18
b) Latihan diawali dengan pemanasan, latihan inti, dan pendinginan
c) Menggunakan sarana dan prasarana yang aman dan nyaman termasuk
pakaian olahraga dan alas kaki
d) Memperhatikan keseimbangan asupan nutrisi untuk mendapatkan hasil
maksimal
19
3) Gerakan statis dilakukan dengan menahan sendi dan otot pada posisi
teregang selama 8-10 detik
4) Gerakan dinamis dilakukan dengan meregangkan dan melemaskan sendi
dan otot secara perlahan
5) Napas seperti biasa dan pada gerakan tertentu napas diatur untuk
memaksimalkan aliran oksigen ke otak
6) Gerakan dilakukan perlahan-lahan, tidak dipaksakan dan tidak
dihentakkan
20
mengkonsumsi sayuran dan buah yang cukup dapat menjaga kenormalan tekanan
darah,kadar gula, kolestrol darah.
Konsumsi sayur dan buah yang cukup akan menurunkan risiko sulit buang air
besar (BAB/ sembelit) dan kegemukan. Hal ini menunjukkan bahwa konsumsi
sayuran dan buah-buahan yang cukup turut berperan dalam pencegahan penyakit
tidak menular kronik.
Tujuan dari ini untuk meningkatkan kesadaran berperilaku hidup sehat
melalui mengkonsumsi buah dan sayur bagi seluruh lapisan masyarakat. Gerakan
Masyarakat Hidup Sehat (Germas mengajak masyarakat untuk mengkonsumsi
sayur dan buah terutama sayur dan buah lokal.
Bentuk kegiatan yang dilakukan:
1) Kampanye makan buah dan sayur
2) Makan buah bersama (misal : di Sekolah atau institusi lainnya).
3) Membudayakan makan buah pada kudapan rapat
4) Lomba menyusun menu sayuran
5) Bazar buah dan sayuran
6) Pemanfaatan pekarangan (untuk sayuran dan buah)
Anjuran Mengonsumsi Sayur dan buah
Setiap orang dianjurkan konsumsi sayuran dan buah-buahan 300-400 gram
perorang perhari bagi anak balita dan anak usia sekolah, dan 400-600 gram
perorang perhari bagi remaja dan orang dewasa. Sekitar dua-pertiga dari jumlah
anjuran konsumsi sayuran dan buah-buahan tersebut adalah porsi sayur.
21
risiko fisiologis berpotensi PTM yaitu kelebihan berat badan dan obesitas, tensi
darah tinggi, gula darah tinggi, gangguan indera dan gangguan mental;
mendorong percepatan rujukan kasus berpotensi ke FKTP dan sistem rujukan
lanjut.
Tujuan diadakan pemeriksaan kesehatan secara rutin ini adalah:
1) Meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan mendeteksi faktor risiko
bersama yang menjadi penyebab terjadinya Penyakit Tidak Menular terutama
Jantung, Kanker, Diabetes dan Penyakit Paru kronis yaitu Diet tidak sehat
(kurang mengkonsumsi sayur dan buah, mengkonsumsi makanan tinggi garam,
gula, lemak dan diet gizi tidak seimbang), kurang beraktifitas fisik 30 menit
setiap hari, menggunakan tembakau/rokok serta mengkonsumsi alkohol
2) Mendorong dan menggerakkan masyarakat untuk melakukan modifikasi
perilaku berisiko tersebut diatas menjadi perilaku hidup sehat mulai dari
individu, keluarga dan masyarakat sebagai upaya pencegahan PTM
3) Mendeteksi masyarakat yang mempunyai risiko hipertensi dan diabetes
mellitus serta mendorong rujukan ke Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
untuk ditatalaksana lebih lanjut sesuai standar.
4) Mengurangi terjadinya komplikasi, kecacatan dan kematian prematur akibat
penyakit tidak menular karena ketidaktahuan/keterlambatan untuk mendeteksi
PTM utamanya Hipertensi dan Diabetes Mellitus pada tahap dini.
5) Mendorong dan menggerakkan masyarakat khususnya para ibu untuk
memeriksakan diri agar terhindar dari kanker leher rahim dan kanker payudara
dengan deteksi dini tes IVA/SADANIS.
22
Kegiatan Pemeriksaan/skrining kesehatan secara rutin sebagai upaya
pencegahan yang harus dilakukan oleh setiap penduduk usia >15 tahun keatas
untuk mendeteksi secara dini adanya faktor risiko perilaku yang dapat
menyebabkan terjadinya penyakit Jantung, Kanker, Diabetes dan penyakit paru
kronis, ganguan indera serta gangguan mental.
Pelaksanaan Kegiatan:
1) Kriteria:
a) Setiap warga negara Indonesia usia 15 s.d. 59 tahun mendapatkan
pemeriksaan/ skrining kesehatan sesuai standar. Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota wajib memberikan Skrining Kesehatan Sesuai Standar pada
warga negara usia 15 – 59 tahun di wilayah kerjanya
b) Pelayanan pemeriksaan/ skrining kesehatan usia >15 tahun keatas diberikan,
sesuai kewenanganya, oleh : Dokter; Bidan; Perawat; Nutrisionis/Tenaga
Gizi. Petugas Pelaksana Posbindu PTM terlatih
c) Pelayanan pemeriksaan/skrining kesehatan dilakukan di Puskesmas dan
jaringannya (Posbindu PTM) serta fasilitas pelayanan kesehatan lainnya
yang bekerja sama dengan Pemerintah Daerah.
d) Pemeriksaan/ skrining kesehatan usia15 tahun keatas dilakukan minimal
dilakukan satu tahun sekali.
2) Pemeriksaan/ skrining kesehatan sesuai standar usia 15-59 tahun meliputi:
a) Deteksi faktor risiko riwayat penyakit PTM keluarga dan faktor risiko
perilaku (merokok dan terpapar asap rokok, diet tidak sehat, tidak
beraktifitas fisik 30 menit perhari, mengkonsumsi alkohol)
b) Deteksi kemungkinan Obesitas dilakukan dengan memeriksa Tinggi Badan
dan Berat Badan serta lingkar perut.
c) Deteksi Hipertensi dengan memeriksa tekanan darah sebagai pencegahan
primer.
d) Deteksi kemungkinan Diabetes Mellitus menggunakan tes cepat gula darah.
e) Deteksi Gangguan Mental Emosional Dan Perilaku.
23
f) Pemeriksaan ketajaman penglihatan
g) Pemeriksaan ketajaman pendengaran
h) Deteksi dini kanker dilakukan melalui pemeriksaan payudara klinis dan
pemeriksaan IVA khusus untuk wanita usia 30 – 59 tahun.
i) Individu yang ditemukan mempunyai faktor risiko perilaku atau menderita
kelainan wajib ditangani atau dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan yang
mampu menanganinya.
3) Lingkup pemeriksaan/skrining kesehatan usia > 60 tahun keatas adalah
sebagai berikut :
a) Deteksi obesitas dengan pengukuran IMT dan lingkar perut
b) Deteksi Hipertensi dengan mengukur Tekanan Darah.
c) Deteksi Diabetes Mellitus dengan pemeriksaan kadar gula darah.
d) Deteksi kadar kolesterol dalam darah
e) Deteksi kadar asam urat dalam darah
f)Deteksi Gangguan Mental Emosional dan Perilaku, termasuk Kepikunan
menggunakan Mini Cog atau Mini Mental Status Examination (MMSE)/Test
Mental Mini atau Abreviated Mental Test (AMT) dan Geriatric Depression
Scale (GDS).
g) Individu yang ditemukan mempunyai faktor risiko perilaku atau menderita
kelainan wajib ditangani atau dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan yang
mampu menanganinya.
4) Langkah Kegiatan
a) Pelaksanaan skrining faktor risiko PTM dan Gangguan mental emosional
dan perilaku
b) Memberikan intervensi FR PTM dan Gangguan mental emosional dan
perilaku
c) Pelatihan teknis petugas skrining kesehatan bagi tenaga kesehatan dan
petugas pelaksana (kader) Posbindu PTM
d) Penyediaan sarana dan prasarana skrining (Kit Posbindu PTM)
24
e) Pelatihan surveilans faktor risiko PTM berbasis web
f) Pelayanan rujukan kasus ke FKTP
g) Pencatatan dan pelaporan faktor risiko PTM
h) Monitoring dan Evaluasi
25
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Konsep standar pelayanan minimal yang mengalami perubahan dari Kinerja Program
Kementerian menjadi Kinerja Pemda yang memiliki konsekuensi, Pemda diharapkan
memastikan tersedianya sumber daya (sarana, prasarana, alat, tenaga dan uang/biaya)
yang cukup agar proses penerapan SPM berjalan adekuat.
Pemerintah pusat dan pemerintah daerah menetapkan kebijakan pembangunan
keluarga melalui pembinaan ketahanan dan kesejahteraan keluarga, untuk mendukung
keluarga agar dapat melaksanakan fungsinya secara optimal. Sebagai penjabaran dari
amanat Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan
dan Pembangunan Keluarga serta Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah, Kementerian Kesehatan menetapkan strategi operasional
pembangunan kesehatan melalui Program Indonesia Sehat Dengan Pendekatan
Keluarga.
Gerakan masyarakat hidup sehat juga dapat di katakan sebagai program pemerintah
yang menerapkan pendekatan keluarga terhadap berbagai macam kegiatannya. Dalam
hal ini dapat di jabarkan bahwa gerakan masyarakat hidup sehat adalah gerakan bersama
yang memiliki beberapa tujuan mulai menurunkan beban penyakit menular dan penyakit
tidak menular, baik kesakitan, kematian maupun kecacatan; menghindarkan terjadinya
penurunan produktivitas; menurunkan beban pembiayaan pelayanan kesehatan karena
meningkatnya penyakit dan pengeluaran kesehatan.
26
DAFTAR PUSTAKA
http://dinkes.kedirikab.go.id/konten/uu/15797Presentasi%20Sosialisasi%20Germas%20171
02016.pdf diakses pada tanggal 14 oktober 2017
http://dinkes.lomboktengahkab.go.id/2017/04/20/standar-pelayanan-minimal-bidang-
kesehatan diakses pada tanggal 14 oktober 2017
http://www.depkes.go.id/article/view/17022700005/inilah-perubahan-standar-pelayanan-
minimal-spm-bidang-kesehatan-.html diakses pada tanggal 14 oktober 2017
http://www.depkes.go.id/resources/download/info-
terkini/rakerkesnas2017/materi_paparan_pembahasan_isu_strategis_rakerkesnas_2017
diakses pada tanggal 14 oktober 2017
27