Bab 1
Bab 1
PENDAHULUAN
1
2
sebesar 8,2 °C. Quintavalla & Spotti (1993) melakukan penelitian inaktivasi
dengan spora yang berbeda yakni askosspora Talaromyces macrospores dalam
jus anggur pada pH 3,9, SS: 17,0 °Brix, serta temperatur 90 ºC, 88 ºC, dan 85
°C. Hasil penelitian didapatkan nilai D90°C sebesar 2,4 menit dan nilai z sebesar
4,8 °C.
Beuchat (1986) melakukan penelitian dengan askospora Talaromyces
flavus menggunakan temperatur 91 ºC, 88 ºC, dan 85 °C pada 5 macam produk
buah dan variasi SS jus yang lebih tinggi daripada penelitian-penelitian yang
disebutkan diatas. Blueberry puree pada pH 3,5, SS: 27,8 °Brix, bubur ceri pada
pH 3,9, SS: 25,2 °Brix; peach puree pada pH 3,3, SS: 29,8 °Brix; bubur rasberi
pada pH 3,2, SS: 30,3 °Brix; dan bubur stroberi pada pH 3,5, SS: 33,4 °Brix.
Hasil penelitian menunjukkan nilai D91°C berada pada rentang 2,9 - 4,7 menit dan
nilai z berada pada rentang 5,3 ºC - 7,7 °C.
Berdasarkan penelitian Scott & Bernard (1987), Aragao (1989),
Quintavalla & Spotti (1993) dan Beuchat (1986), maka pada penelitian ini akan
dilakukan proses inaktivasi askospora Talaromyces sp. dalam jus nanas
menggunakan proses termal pada temperatur 85 ºC, 88 ºC dan 91 ºC dengan
SS ± 10 °Brix, 20 °Brix, dan 30 °Brix. Suspensi larutan inokulasi hasil proses
termal dianalisis menggunakan metode spread plate. Parameter yang diamati
adalah jumlah populasi askospora akhir setelah pemanasan.