Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Air merupakan sumber daya alam yang berperan penting dalam kehidupan manusia, salah
satunya adalah untuk dikonsumsi. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
nomor 492 tahun 2010, air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses
pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum. Kebutuhan
masyarakan akan air minum yang terus meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk, tidak
diimbangi dengan ketersediaan air bersih yang ada. Salah satu penyebabnya adalah pencemaran
air tanah yang semakin parah hingga saat ini. Oleh karena itu, air tanah tidak lagi aman untuk
dijadikan bahan baku untuk air minum. Pengadaan air bersih untuk keperluan air minum, harus
memenuhi persyaratan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah. Saat ini masyarakat umum belum
mengetahui tentang standar kualitas air minum.Air minum aman bagi kesehatan apabila
memenuhi persyaratan secara fisika, mikrobiologi, kimia, dan radioaktif.
Pemilihan parameter-parameter penting dalam pengukuran air ini agar dapat memenuhi
ketentuan air yang baik yaitu tidak berasa, berbau dan berwarna. Parameter pertama adalah pH
air yang merupakan parameter kimia organik. Nilai pH yang lebih dari 7 menunjukkan sifat
korosi yang rendah sebab semakin rendah pH, maka sifat korosinya semakin tinggi. Nilai pH air
yang lebih besar dari 7 memiliki kecenderungan untuk membentuk kerak dan kurang efektif
dalam membunuh bakteri sebab akan lebih efektif pada kondisi netral atau bersifat asam lemah.
Parameter kedua adalah tingkat kekeruhan. Air yang keruh atau memiliki tingkat kekeruhan
tinggi memiliki nilai total suspended solid (TSS) yang tinggi. Parameter ketiga adalah suhu.
Suhu masuk dalam kategori parameter fisika. Suhu air yang melebihi batas normal menunjukkan
indikasi terdapat bahan kimia yang terlarut dalam jumlah yang cukup besar atau sedang terjadi
proses dekomposisi bahan organik oleh mikroorganisme yang berbahaya bagi tubuh. Parameter
keempat adalah total dissolved solid (TDS) yang termasuk dalam parameter fisika. Konsentrasi
TDS tinggi dapat mempengaruhi rasa. Tingginya level TDS memperlihatkan hubungan negative
dengan beberapa parameter lingkungan air yang menyebabkan meningkatnya toksisitas pada
organisme didalamnya.
Saat ini dikenal beberapa jenis standar kualitas air minum, baik yang bersifat nasional
maupun internasional. Setiap negara mempunyai standar kualitas air minum yang berbeda-
berbeda. Standar kualitas air minum bagi Indonesia terdapat dalam Peraturan Menteri Kesehatan
RI No. 01/Birkhumas/I/1975 tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air minum dan
Standar Nasional Indonesia (SNI) No. 01-3553-1996. Akan tetapi masih ada air minum yang
dipergunakan tidak selalu sesuai dengan syarat kesehatan yang telah ditetapkan dalam Peraturan
Menteri Kesehatan, karena sering ditemui air tersebut mengandung bibit ataupun zat-zat tertentu
yang dapat menimbulkan penyakit yang justru membahayakan kelangsungan hidup
manusia. Berdasarkan masalah di atas, maka perlu diketahui perbandingan antara standar
kualitas air minum yang ditetapkan di Indonesia dengan standar kualitas air minum di negara
lain, disini negara lain yang dimaksud adalah Jepang. Serta kandungan yang lebih dominan dan
dampaknya bagi kesehatan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana batas maksimal kandungan unsur kimia dari standar kualitas air minum yang
ada di Indonesia dan Jepang?
2. Unsur kimia apa saja yang ada pada standar kualitas air minum Indonesia dan jepang?
3. Apa bahayanya bagi kesehatan manusia jika kelebihan atau kekurangan unsur tersebut?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui batas maksimal kandungan unsur kimia dari standar kualitas air minum yang
ada di Indonesia dan Jepang
2. Mengetahui kandungan unsur kimia yang terdapat pada standar kualitas air minum
Indonesia dan Jepang
3. Mengetahui dampak kandungan yang ada bagi kesehatan jika kelebihan atau kekurangan
unsur tersebut

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Air Minum
Kualitas air secara umum menunjukkan mutu atau kondisi air yang dikaitkan dengan
suatu kegiatan atau keperluan tertentu. Sedangkan kuantitas menyangkut jumlah air yang
dibutuhkan manusia dalam kegiatan tertentu. Air adalah materi esensial didalam kehidupan, tidak
ada satupun makhluk hidup di dunia ini yang tidak membutuhkan air. Sebagian besar tubuh
manusia itu sendiri terdiri dari air. Tubuh manusia rata-rata mengandung air sebanyak 90 % dari
berat badannya. Tubuh orang dewasa, sekitar 55-60%, berat badan terdiri dari air, untuk anak-
anak sekitar 65% dan untuk bayi sekitar 80% . Air bersih dibutuhkan dalam pemenuhan
kebutuhan manusia untuk melakukan segala kegiatan mereka. Sehingga perlu diketahui
bagaimana air dikatakan bersih dari segi kualitas dan bisa digunakan dalam jumlah yang
memadai dalam kegiatan sehari-hari manusia. Ditinjau dari segi kualitas, ada bebarapa
persyaratan yang harus dipenuhi, di antaranya kualitas fisik yang terdiri atas bau, warna dan rasa,
kulitas kimia yang terdiri atas pH, kesadahan, dan sebagainya serta kualitas biologi diman air
terbebas dari mikroorganisme penyebab penyakit. Agar kelangsungan hidup manusia dapat
berjalan lancar, air bersih juga harus tersedia dalam jumlah yang memadai sesuai dengan aktifitas
manusia pada tempat tertentu dan kurun waktu tertentu.
Air sebagai materi esensial dalam kehidupan tampak dari kebutuhan terhadap air untuk
keperluan sehari-hari di lingkungan rumah tangga ternyata berbeda-beda di setiap tempat, setiap
tingkatan kehidupan atau setiap bangsa dan negara. Semakin tinggi taraf kehidupan seseorang
semakin meningkat pula kebutuhan manusia akan air. Jumlah penduduk dunia setiap hari
bertambah, sehingga mengakibatkan jumlah kebutuhan air juga ikut bertambah (Amani, 2016).
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1405/menkes/sk/xi/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan
industri terdapat pengertian mengenai Air Bersih yaitu air yang dipergunakan untuk keperluan
sehari-hari dan kualitasnya memenuhi persyaratan kesehatan air bersih sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku dan dapat diminum apabila dimasak. Bagi manusia kebutuhan
akan air sangat mutlak karena sebenarnya zat pembentuk tubuh manusia sebagian besar terdiri
dari air yang jumlahnya sekitar 73% dari bagian tubuh. Air di dalam tubuh manusia berfungsi
sebagai pengangkut dan pelarut bahan-bahan makanan yang penting bagi tubuh. Sehingga untuk
mempertahankan kelangsungan hidupnya manusia berupaya mendapatkan air yang cukup bagi
dirinya). Dalam menjalankan fungsi kehidupan sehari-hari manusia amat tergantung pada air,
karena air dipergunakan pula untuk mencuci, membersihkan peralatan, mandi, dan lain
sebagainya. Manfaat lain dari air berupa pembangkit tenaga, irigasi, alat transportasi, dan lain
sebagainya yang sejenis dengan ini. Semakin maju tingkat kebudayaan masyarakat maka
penggunaan air makin meningkat.
Kebutuhan air yang paling utama bagi manusia adalah air minum. Menurut ilmu
kesehatan setiap orang memerlukan air minum hidup 2-3 minggu tanpa makan tetapi hanya dapat
bertahan 2-3 hari tanpa air minum Air merupakan faktor penting dalam pemenuhan kebutuhan
vital bagi mahluk hidup diantaranya sebagai air minum atau keperluan rumah tangga lainnya. Air
yang digunakan harus bebas dari kuman penyakit dan tidak mengandung bahan beracun. Sumber
air minum yang memenuhi syarat sebagai air baku air minum jumlahnya makin lama makin
berkurang sebagai akibat ulah manusia sendiri baik sengaja maupun tidak disengaja. Upaya
pemenuhan kebutuhan air oleh manusia dapat mengambil air dari dalam tanah, air permukaan,
atau langsung dari air hujan. Dari ke tiga sumber air tersebut, air tanah yang paling banyak
digunakan karena air tanah memiliki beberapa kelebihan di banding sumber-sumber lainnya
antara lain karena kualitas airnya yang lebih baik serta pengaruh akibat pencemaran yang relatif
kecil (Dedy, 2013).

2.2 Standar Kualitas Air Minum Indonesia dan Jepang


Ditinjau Dari Segi Kualitas (Mutu) Air Secara langsung atau tidak langsung pencemaran
akan berpengaruh terhadap kualitas air. Sesuai dengan dasar pertimbangan penetapan kualitas air
minum, usaha pengelolaan terhadap air yang digunakan oleh manusia sebagai air minum
berpedoman pada standar kualitas air terutama dalam penilaian terhadap produk air minum yang
dihasilkannya, maupun dalam merencanakan sistem dan proses yang akan dilakukan terhadap
sumber daya air

Persyaratan Kualitas Air


Parameter Kualitas Air yang digunakan untuk kebutuhan manusia haruslah air yang tidak
tercemar atau memenuhi persyaratan fisika, kimia, dan biologis.
1. Syarat fisik, antara lain:
Air yang berkualitas harus memenuhi persyaratan fisika sebagai berikut:
 Jernih atau tidak keruh
Air yang keruh disebabkan oleh adanya butiran-butiran koloid dari tanah liat. Semakin banyak
kandungan koloid maka air semakin keruh.
 Tidak berwarna
Air untuk keperluan rumah tangga harus jernih. Air yang berwarna berarti mengandung bahan-
bahan lain yang berbahaya bagi kesehatan.
 Rasanya tawar
Secara fisika, air bisa dirasakan oleh lidah. Air yang terasa asam, manis, pahit atau asin
menunjukan air tersebut tidak baik. Rasa asin disebabkan adanya garam-garam tertentu yang
larut dalam air, sedangkan rasa asam diakibatkan adanya asam organik maupun asam anorganik.
 Tidak berbau
Air yang baik memiliki ciri tidak berbau bila dicium dari jauh maupun dari dekat. Air yang
berbau busuk mengandung bahan organik yang sedang mengalami dekomposisi (penguraian)
oleh mikroorganisme air.
 Temperaturnya normal
Suhu air sebaiknya sejuk atau tidak panas terutama agar tidak terjadi pelarutan zat kimia yang
ada pada saluran/pipa, yang dapat membahayakan kesehatan dan menghambat pertumbuhan
mikro organisme.
 Tidak mengandung zat padatan
Air minum mengandung zat padatan yang terapung di dalam air

2. Syarat kimiawi, antara lain:


 pH (derajat keasaman)
Penting dalam proses penjernihan air karena keasaman air pada umumnya disebabkan gas
Oksida yang larut dalam air terutama karbondioksida. Pengaruh yang menyangkut aspek
kesehatan dari pada penyimpangan standar kualitas air minum dalam hal pH yang lebih kecil 6,5
dan lebih besar dari 9,2 akan tetapi dapat menyebabkan beberapa senyawa kimia berubah
menjadi racun yang sangat mengganggu kesehatan.
 Kesadahan
Kesadahan ada dua macam yaitu kesadahan sementara dan kesadahanvnonkarbonat (permanen).
Kesadahan sementara akibat keberadaan Kalsium dan Magnesium bikarbonat yang dihilangkan
dengan memanaskan air hingga mendidih atau menambahkan kapur dalam air. Kesadahan
nonkarbonat (permanen) disebabkan oleh sulfat dan karbonat, Chlorida dan Nitrat dari
Magnesium dan Kalsium disamping Besi dan Alumunium. Konsentrasi kalsium dalam air minum
yang lebih rendah dari 75 mg/l dapat menyebabkan penyakit tulang rapuh, sedangkan
konsentrasi yang lebih tinggi dari 200 mg/l dapat menyebabkan korosifitas pada pipa-pipa air.
Dalam jumlah yang lebih kecil magnesium dibutuhkan oleh tubuh untuk pertumbuhan tulang,
akan tetapi dalam jumlah yang lebih besar 150 mg/l dapat menyebabkan rasa mual.
 Besi
Air yang mengandung banyak besi akan berwarna kuning dan menyebabkan rasa logam besi
dalam air, serta menimbulkan korosi pada bahan yang terbuat dari metal. Besi merupakan salah
satu unsur yang merupakan hasil pelapukan batuan induk yang banyak ditemukan diperairan
umum. Batas maksimal yang terkandung didalam air adalah 1,0 mg/l
 Aluminium
Batas maksimal yang terkandung didalam air menurut Peraturan Menteri Kesehatan No 82 /
2001 yaitu 0,2 mg/l. Air yang mengandung banyak aluminium menyebabkan rasa yang tidak
enak apabila dikonsumsi.
 Zat organik
Larutan zat organik yang bersifat kompleks ini dapat berupa unsur hara makanan maupun
sumber energi lainnya bagi flora dan fauna yang hidup di perairan.
 Sulfat
Kandungan sulfat yang berlebihan dalam air dapat mengakibatkan kerak air yang keras pada alat
merebus air (panci / ketel)selain mengakibatkan bau dan korosi pada pipa. Sering dihubungkan
dengan penanganan dan pengolahan air bekas.
 Nitrat dan nitrit
Pencemaran air dari nitrat dan nitrit bersumber dari tanah dan tanaman. Nitrat dapat terjadi baik
dari NO2 atmosfer maupun dari pupuk-pupuk yang digunakan dan dari oksidasi NO2 oleh
bakteri dari kelompok Nitrobacter. Jumlah Nitrat yang lebih besar dalam usus cenderung untuk
berubah menjadi Nitrit yang dapat bereaksi langsung dengan hemoglobine dalam daerah
membentuk methaemoglobine yang dapat menghalang perjalanan oksigen didalam tubuh

3. Syarat mikrobiologi, antara lain:


Tidak mengandung kuman-kuman penyakit seperti disentri, tipus, kolera, dan bakteri
patogen penyebab penyakit.
Seperti kita ketahui jika standar mutu air sudah diatas standar atau sesuai dengan standar tersebut
maka yang terjadi adalah akan menentukan besar kecilnya investasi dalam pengadaan air bersih
tersebut, baik instalasi penjernihan air dan biaya operasi serta pemeliharaannya. Sehingga
semakin jelek kualitas air semakin berat beban masyarakat untuk membayar harga jual air bersih.
Dalam penyediaan air bersih yang layak untuk dikonsumsi oleh masyarakat banyak mengutip
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 173/Men.Kes/Per/VII/1977, penyediaan
air harus memenuhi kuantitas dan kualitas, yaitu:
a. Aman dan higienis.
b. Baik dan layak minum.
c. Tersedia dalam jumlah yang cukup.
d. Harganya relatif murah atau terjangkau oleh sebagian besar masyarakat (Sutrisno, 2004).

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan No. 492/Menkes/Per/IV/2010 dan Drinking Water


Quality Standards (QWDSs) in Japan batasan nilai standar kualitas air minum adalah:
Parameter Japan Indonesia
Factor Organoleptik
Warna 5 TCU 15 TCU
Kekeruhan 2 NTU 5 NTU
Bau Tidak berbau Tidak berbau
Rasa Tidak berasa Tidak berasa
Suhu Suhu ± 2 Suhu ± 3
pH 5,8-8,6 6,5-8,5
Faktor fisika-kimia
Khlorida (Cl) 200 mg/l 250 mg/l
Sulfat (SO4) 250 mg/l
Calcium 300 mg/l
Magnesium 300 mg/l
Sodium 200 mg/l 200 mg/l
Potasium
Aluminium 0,2 mg/l 0,2 mg/l
Total Hardness 300 mg/l 500 mg/l
TDS 500 mg/l 1000 mg/l
Faktor yang tak diharapkan
Nitrat 10 mg/l 50 mg/l
Nitrit 10 mg/l 3 mg/l
Amonia 0,2 mg/l 1,5 mg/l
Angka permanganate 10 mg/l 10 mg/l
Hidrogen sulfide 0,05 mg/l
Phenol 0,005 mg/l
Boron 1,0 mg/l 0,5 mg/l
MBAS 0,5 mg/l 0,5 mg/l
Besi 0,3 mg/l 0,3 mg/l
Mangan 0,05 mg/l 0,4 mg/l
Tembaga 1,0 mg/l 2 mg/l
Seng 1,0 mg/l 3 mg/l
Flourida 0,8 mg/l 1,5 mg/l
Barium 0,7 mg/l
Faktor senyawa racun
Perak 0,05 mg/l
Arsen 0,01 mg/l 0,01 mg/l
Cadmium 0,01 mg/l 0,003 mg/l
Cyanida 0,01 mg/l 0,07 mg/l
Chromium 0,05 mg/l 0,05 mg/l
Air raksa 0,0005 mg/l 0,01 mg/l
Nickel 0,07 mg/l
Timbal 0,1 mg/l 0,01 mg/l
Antimon 0,01 mg/l 0,02 mg/l
Selenium 0,01 mg/l 0,01 mg/l
PAH
Chloroform 0,06 mg/l 0,3 mg/l
Benzene 0,01 mg/l 0,01 mg/l
Benzoapyrene 0,00001 mg/l
Hexachlorobenzene 0,00001 mg/l
Pentachlorophenol 0,01 mg/l
2,4,6 trichlorolphenol 0,01 mg/l
NAT
Pestisida
Aidrin dan dieldrin 0,00003 mg/l
Carbaryl
Chlordane 0,0002 mg/l
DDT 0,001 mg/l
Diazonin
Endrin
Heptachlor 0,003 mg/l
Lindane 0,002 mg/l
Methoxychlor 0,02 mg/l
Organo phosphate 0,1 mg/l
2,4 D 0,1 mg/l
Toxaphene 0,090 mg/l
Total pestisida 0,1 mg/l
Faktor mikrobiologis
Total choliform Ttd 0
Fecal coli 0 0
Total plate count 100

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa banyak batas nilai kandungan suatu unsur yang
berbeda antara Indonesia dan jepang. Negara yang memiliki batas nilai kandungan suatu unsur
yang lebih protektif yaitu Indonesia, hal tersebut dilihat dari batas nilai kandungan unsur kimia
diindonenesia lebih tinggi dibandingkan dengan negara jepang. Unsur-unsur tersebut meliputi
Chlorida, Sulfida, Nitrat, Amonia, Boron, Mangan, Tembaga, Seng, Fluoride, Barium, Cyanida,
Air raksa, Nikel, Timbal, Antimon, Chloroform, Aldrin, Chlordane, DDT, Lindane,
Methoxychlor, Toxaphene. Sedangkan batas nilai kandungan unsur kimia negara jepang yang
lebih tinggi dibandingkan negara Indonesia yaitu calcium, magnesium, nitrit, phenol, cadmium,
dan total plate count. Standar kualitas air minum di jepang di tetapkan berdasarkan zat/unsur
yang menjadi masalah di seluruh dunia.
2.3 Dampak Kelebihan Unsur-unsur Yang Terkandung dalam Air Minum
1. Air Raksa
Air raksa atau mercury adalah unsur logam yang termasuk logam berat yang
bersifat racun terhadap tubuh manusia. Biasanya secara alami ada dalam air dengan
konsentrasi yang sangat kecil. Pencemaran air atau sumber air oleh merkuri umumnya
akibat limbah limbah yang berasal dari industri. Air raksa merupakan racun sistemik dan
dapat terakumulasi di dalam di hati (lever), ginjal, limpa, atau tulang. Hg dapat
dikeluarkan oleh tubuh manusia diexkresikan lewat urine, feces, keringat, saliva, dan air
susu. Keracunan Hg akan menimbulkan gejala gangguan susunan saraf pusat (SSP)
seperti kelainan kepribadian dan tremor, convulsi, pikun, insomania, kehilangan
kepercayaan diri, iritasi, depresi, dan rasa ketakutan. Gejala gastero-intestinal (GI) seperti
stomatis, hipersalivasi, colitis, sakit saat mengunyah, ginggivitis, garis hitam pada gusi
(leadline), dan gigi yang mudah lepas. Kulit dapat menderita dermatritis, dan ulcer. Hg
yang organik cenderung merusak susunan saraf pusat (tremor, ataxia, lapangan
penglihatan meciut, perubahan kepribadian), sedangkan Hg anorganik bisanya merusak
ginjal, dan menyebabkan cacat bawaaan. Akumulasi logam Hg ini dapat meracuni tubuh
dan mengakibatkan kerusakan permanen terhadap sistem saraf, dengan gejala sakit -sakit
pada seluruh tubuh. Oleh karena itu, di Jepang, penyakit karena kercunan merkuri (Hg)
dinamakan penyakit Itai-itai yang berarti sakit-sakit, atau sering disebut juga dengan
penyakit Minamata (Minamata disease).
2. Aluminium
Almunium (Al) adalah metal yang dapat dibentuk, dan karenanya banyak
digunakan, sehinggga terdapat banyak di lingkungan dan didapat pada berbagai jenis
makanan. Sumber alamiah Al terutama adalah bauxit dan cryolit. Industri kilang minyak,
peleburan metal, serta lain -lain industri pengguna Al merupakan sumber buatan. Orang
belum yakin apakah Al beracun. Tetapi dalam dosis tinggi dapat menimbulkan luka pada
usus. Almunium yang berbentuk debu akan diakumulasikan di dalam paru-paru. Al juga
dapat meyebabkan iritasi kulit, selaput lendir, dan saluran pernapasan.
3. Arsen
Arsen (As) adalah logam yang mudah patah, berwarna keperakan dan sangat
toxik. As elemental didapat di alam dalam jumlah tang sangat terbatas; terdapat bersama-
sam Cu,sehingga didapatkan produk sampingan pabrik peleburan Cu. As sudah sejak
lama sering digunakan untuk racun tikus; dan keracunan arsen pada manusia sudah
sangat dikenal, baik yang disengaja maupun tidak disengaja. Keracunan akut
menimbulkan gejala muntaber disertai darah, disusul dengan koma, dan apabila dibiarkan
dapat menyebabkan kematian. Secara khronis keracunan arsen dapat menimbulkan
anorexia, kolk, mual, diare atau konstipasi, iceterus, pendarahan pada ginjal, dan kanker
kulit. As dapat menimbulkan iritasi, alergi, dan cacat bawaaan. Dimasa lampau, As dalam
dosis kecil digunakan sebagai campuran tonikum; tetapi kemudian ternyata bahwa As ini
dapat menimbulkan kanker kulit pada peminumnya.
4. Barium
Barium (Ba) juga suatu metal, berwarna putih. Sumber alamiah Ba adalah BaSO 4
dan BaCO3. Barium digunakan di dalam industri gelas, keramik, textil, plastik, dan lain-
lain. Sama halnya dengan almunium, barium juga didapat banyak di dalam lingkungan.
Dalam bentuk debu Ba dapat terakumulasi di dalam paru-paru, dan menyebabkan
fibsosis, terkenal sebagai Baritosis. Barium yang larut dalam cairan tubuh seperti barium
khlorida atau sulfida bersifat racun terhadap tubuh. Barium merupakan stimultan jaringan
otot, termasuk otot polos. Keracunan Barium dapat menghentikan otot-otot jantung dalam
satu jam. Pada fase akhir keracunan, biasanya terjadi juga kelumpuhan urat syaraf .
Sampai saat ini Barum Sulfat yang tidak larut di dalam cairan tubuh masih bisa
digunakan orang dalam pembuatan foto kontras di rumah sakit.
5. Besi
Besi atau Ferrum (Fe) adalah metal berwarna abu-abu, liat, dan dapat di bentuk.
Di alam didapat sebagai hematit. Didalam air minum Fe menimbulkan warna (kuning),
rasa, pengendapan pada dinding pipa, pertumbuhan bakteri besi, dan kekeruhan. Besi
dibutuhkan tubuh dalam pembentukan Hemoglobin. Banyaknya Fe didalam tubuh
dikendalikan pada fase absorsi. Tubuh manusia tidak dapat mengexkresikan Fe.
Karenanya mereka yang sering mendapat tranfusi darah, warna kulitnya menjadi hitam
karena akumulasi Fe. Sekalipun Fe itu diperlukan tubuh, tetapi dalam dosis besar dapat
merusak dinding usus. Kematian seringkali disebabkan oleh rusaknya dinding usus ini.
Debu Fe juga dapat di akumulasikan di dalam alveoli, dan menyebabkan berkurangnya
fungsi paru-paru .
6. Fluorida
Fluorida adalah senyawa Fluor. Fluor (F) adalah halogen yang sangat reaktif,
karena di alam selalu di dapat dalam bentuk senyawa. Fluorida anargonik bersifat lebih
toxis dan lebih iritant daripada organik. Keracunan kronis menyebbkan orang menjadi
kurus , pertumbuhan tubuh terganggu, terjadi fluorosis gigi serta kerangka. Dan gangguan
pencernaan yang dapat disertai dehidrasi. Pada kasus keracunan berat dapat terjadi cacat
tulang, kelumpuhan, dan kematian. Baru-baru ini penelitian tentang senyawa fluorida
pada tikus memperhatikan adanya hubungan yang bermakna antara fluorida dengan
kanker tulang . Hal ini tentunya meresahkan para dokter gigi yang menggunakan
senyawa fluor sebagai pencegah caries dentis. Juga para ahli penyediaan air bersih perlu
meninjau kembali manfaat fluoridasi air, serta standar air minum bagi fluorida.
Fluorida adalah senyawa kimia yang secara alami ada dalam air pada berbagai
konsentrasi. Pada konsentrasi yang lebih kecil 1,5 mg/l , sangat bermanfaat bagi
kesehatan khususnya kesehatan gigi, karena dapat mencegah kerusakan gigi. Tetapi pada
konsentrasi yang besar (lebih besar 2 mg/l), dapat menyebabkan kerusakan gigi
(fluorosis) yakni gigi menjadi bercak-bercak. Pemaparan fluorida pada konsentrasi yang
lebih besar lagi (3 - 6 mg/l), dapat menyebabkan kerusakan pada struktur tulang. Oleh
kerana itu, dosis fluorida dalam air minum dibatasi maksimal 0,8 mg/l
7. Cadmium
Cadmium (Cd) adalah metal berbentuk kristal putih keperakan. Cd didapat
bersama-sama Zn, Cu, Pb, dalam jumlah yang kecil. Cd didapat pada industri alloy,
pemurnian Zn, pestisida, dan lain-lain. Tubuh manusia tidak memerlukan Cd dalam
fungsi pertumbuhannya, karena Cd sangat beracun bagi manusia. Keracunan akut akan
menyebabkan gejala gasterointestial, dan penyakit ginjal. Gejala klinis keracunan Cd
sangat mirip dengan penyakit glomerulo-nephiritis biasa. Hanya pada fase lanjut dari
keracunan Cd ditemukan pelunakan dan fraktur (patah) tulang punggung. Di Jepang sakit
pinggang ini dikenal sebagai penyakit “Itai-Itai Byo” . gejalanya adalah sakit pinggang,
patah tulang, tekanan darah tinggi, kerusakan ginjal, gejala seperti influenza, dan
sterilitas pada laki-laki. Konsentrasi kadmium (Cd) dalam air olahan (finished water)
yang dipasok oleh PAM umumnya sangat rendah, karena umumnya senyawa alami
senyawa kadmium ini jarang terdapat di dalam sumber air baku, atau jika ada
konsentrasinya di dalam air baku sangat rendah. Selain itu dengan pengolahan air minum
secara konvesional, senyawa kadmium ini dapat dihilangkan dengan efektif.
Air minum biasanya mengandung kadmium (Cd) dengan konsentrasi 1 μg, atau
kadang-kadang mencapai 5 μg dan jarang yang melebihi 10 μg. Pada beberapa wilayah
tertentu yang struktur tanahnya banyak mengandung kadmium, air tanahnya kadang juga
mengandung kadmium dengan konsentrasi agak tinggi. Konsentrasi kadmium dalam air
minum yang cukup tinggi, kemungkinan juga dapat terjadi pada wilayah yang dipasok
dengan air dengan pH yang sedikit asam. Hal ini disebabkan karena pada pH yang agak
asam bersifat korosif terhadap sistem plumbing atau bahan sambungan perpipaan yang
mengandung kadmium. Tingkat konsentrasi kadmium ini merupakan fungsi berapa lama
air kontak/berhubungan dengan sistem perpipaan (plumbing system), dan sebagai
akibatnya apabila dilakukan pemeriksaan contoh pada lokasi yang sama, seringkali
terdapat variasi tingkat konsentrasi. Oleh karena itu untuk mendapatkan konsentrasi rata-
rata yang akurat, memerlukan data yang cukup banyak. Keracunan oleh kadmium
menunjukkan gejala yang mirip dengan gejala penyakit akibat keracunan senyawa
merkuri (Hg) atau penyakit Minamata. Berdasarkan baku mutu air minum yang
dikeluarkan oleh WHO (1971), kadar kadmium maksimum dalam air minum yang
dibolehkan yakni 0,01 mg/l, sedangkan menurut Peraruran Pemerintah Republik
Indonesia No: 20 Tahun 1990, kadar maksimum kadmium dalam air minum yang
dibolehkan yakni 0,005 mg/l.
8. Klorida
Klorida adalah senyawa hologen Khlor (Cl). Toksisitasnya tergantung pada gugus
senyawanya. Misalnya NaCI sangat tidak beracun, tetapi karboksil khlorida sangat
beracun. Di Indonesia, Khlor digunakan sebagai desinfektan dalam penyediaan air
minum. Dalam jumlah banyak, CI akan menimbulkan rasa asin, korosi pada pipa sistem
penyediaan air panas. Sebagai desinfektan, sisa khlor didalam penyediaan air sengaja di
dipertahankan dengan konsentrasi sekitar 0,1 mg/l untuk mencegah terjadinya
rekontaminasi oleh mikroorganisme patogen, tetapi khlor ini dapat terikat senyawa
organik berbentuk hologen-hidrokarbon (Cl-HC) banyak diantaranya dikenal dikenal
sebagai senyawa Karsinogenik. Oleh karena itu, diberbagai negara maju sekarang ini,
khlorinisasi sebagai proses desinfektan tidak lagi digunakan.
9. Khromium
Khromium (Cr) adalh metal kelabu yang keras. Cr didapatkan pada industri gelas,
metal, fotografi, dan elektroplating. Khromium sendiri sebetulnya tidak toxik, tetapi
senyawanya sangat iritan dan korosif, menimbulkan ulcus yang dalam pada kulit dan
selaput lendir. Inhalisi Cr dapat menimbulkan kerusakan pada tulang hidung. Di dalam
paru-paru, Cr ini dapat menimbulkan kanker.
10. Mangan
Mangan (Mn) adalah metal abu-abu-kemerahan. Keracunan seringkali bersifat
kronis sebagai akibat inhalasi debu dan uap logam. Gejala yang timbul berupa gejala
susunan urat syaraf: insomnia, kemudian lemah pada kaki dan otot muka sehingga
expresi muka menjadi beku dam muka tampak seperti topeng (mask). Bila pemaparan
berlanjut maka, bicaranya melambat dan monoton, terjadi hyperrefleksi, clonus pada
patella dan tumit, dan berjalan seperti penderita parkinsonism. Selanjutnya akan terjadi
paralysis bulbar, post encephalitic parkinsonism, multiple sclerosis, amyotrophic lateral
sclerosis, dan degenerasi lentik yang progresif (Peny. Wolson). Tidak ada gejala GI,
saluran uro-genital (UG), kelainan ada liquor cerebro spinalis. Keracunan Mn ini adalah
salah satu contoh, dimana kasus keracuanan tidak menimbulkan gejala muntah berak,
sebagaimana orang awam selalu memperkirakannya. Didalam penyediaan air, seperti
halnya Fe, Mn juga menimbulkan masalah warna, hanya warnanya ungu/hitam .
11. Natrium
Natrium elemental (Na) sangat reaktif, karena bila berada didalam air akan
terdapat sebagai suatu senyawa. Natrium sendiri bagi tubuh tidak merupakan benda
asing, tetapi toxisitasnya tergantung pada gugus senyawanya. NaOH, atau hidroxida Na
sangat korosif,tetapi NaCI justru dibutuhkan oleh tubuh .
12. Nitrat dan Nitrit
Nitrat dan Nitrit dalam jumlah besar dapat menyebabkan gangguan GI, diare
campur darah, disusul oleh konvulsi, koma, dan bila tidak tertolong akan meningggal.
Keracunan kronis menyebabkan depresi umum, sakit kepala, dan gangguan mental. Nitrit
terutama bereaksi dengan hemoglobin dan memebentuk Methemoglobin (metHb). Dalam
jumlah melebihi normal MetHb akan menimbulkan Methemoglobinaemia. Pada bayi
Methemoglobinaemia sering dijumpai karena pembentukan enzim untuk mengurai
MetHb menjadi Hb masih belum sempurna. Sebagai akibat Methemoglobineamia, bayi
akan kekurangan oxigen, maka mukanya akan tampak biru, dam karenanya penyakit ini
juga dikenal sebagai penyakit ‘blue babies’
13. Perak
Perak atau Argentum (Ag) adala metal berwana putih. Ag didapat pada industri
antaralain industri alloy, keramik, gelas, fotografi, cermin, dan cat rambut. Bila masuk
kedalam tubuh, Ag akan diakumulasikan di berbagai organ dan menimbulkan pigmentasi
kelabu, disebut Argyria. Pigmentasi ini bersifat permanen, karena tubuh tidak dapat
mengekskresikannya. Sebagai debu, senyawa Ag dapat menimbulkan iritasi kulit, dan
menghitamkan kulit (argyria). Bila terikat nitrat, Ag akan menjadi sangat korosif. Argyria
sistemik dapat juga terjadi, karena perak diakumulasikan didalam selaput lendir dan kulit.
14. Selenium
Selenium adalah logam berat yang berbau bawang putih; didapat bersama-sama
dengan Cu, Au, Ni, dan Ag. Selenium juga dapat antara lain pada industri gelas, kimia,
plastik, dan semikonduktor. Dalam dosis besar Se akan menyebabkan gejala GI seperti
muntah dam diare. Bila pemaparan berlanjut, maka akan terjadi gejala gangguan susunan
urat syaraf seperti hilangnya reflex-reflex, iritasi cerebral, konvulsi, dan dapat juga
menyebabkan kematian. Se merupakan racun sistemik, dan mungkin juga bersifat
karsinogenik.
Selenium dalam air dengan konsentrasi yang agak tinggi biasanya terdapat di
daerah seleniferous. Di daerah seperti ini kandungan selinium dalam air tanah (sumur)
ataupun air permukaan dapat mencapai orde mg/l. Berdasarkan penelitian terhadap tikus
betina, LD50 akut melalui mulut untuk sodium selenate yakni 31,5 mg/kg berat tubuh, dan
berdasarkan pengetesan toksisitas akut terhadap tikus, menunjukkan penurunan gerakan
spontan, pernafasan yang cepat dan hebat, diare dan selanjutnya mati karena susah
bernafas. Gejala subakut meliputi menurunnya laju pertumbuhan, terjadi hambatan
terhadap intake makanan, dan keluarnya cairan kotoran (tinja). Berdasarkan hasil
penelitian terhadap tikus dengan memberikan dosis secara kontinyu selama satu bulan
melalui mulut, gejala toksisitas subakut dari sodium selenate terjadi pada dosis 1
mg/kg/hari untuk tikus jantan dan 5 mg/kg/hari untuk tikus betina. Setelah pemberian
dosis terus-menerus selama satu bulan, terjadi anemia yang disebabkan menurunya
jumlah sel darah merah serta jumlah haemoglobin, dan berdasarkan hasil pembedahan
terjadi akumulasi sodium selenate pada hati, ginjal, testis, paru-paru dan limpha.
15. Seng
Seng (Zn) adalah metal yang didapat antara lain pada industri alloy, keramik,
kosmetik, pigmen, dan karet. Toxisitas Zn pada hakekatnya rendah. Tubuh memerlukan
Zn untuk proses metabolisme, tetapi dalam kadar tinggi dapat bersifat racun. Didalam air
akan menimbulkan rasa kesat, dan dapat menimbulkan gejala muntaber. Seng
menyebabkan warna air menjadi opalescent, dan bila dimasak akan menimbulkan
endapan seperti pasir.
16. Sianida
Sianida adalah senyawa sian (Cn) yang sudah lama terkenal sebagai racun.
Didalam tubuh akan menghambat pernafasan jaringan, sehingga terjadi asphyxia, orang
merasa akan tercekik dan cepat diikuti oleh kematian. Keracuanan kronis menimbulkan
malaise, dan iritasi. Sianida ini didapatkan secara alami di berbagai tumbuhan. Apabila
ada didalam air minum, maka untuk menghilangkan nya diperlukan pengolahan khusus.
Selain itu, hidrocyanida juga mudah terbakar.
17. Sulfat
Sulfat bersifat iritan bagi saluran gastro-intestinal, bila dicampur dengan
magnesium atau natrium. Jumlah MgSO4 yang tidak terlalu besar sudah dapat
menimbulkan diare. Sulfat pada boiler menimbulkan endapan (hard scales), demikian
pula heat exchanger.
18. Tembaga
Tembaga (Cu) sebetulnya diperlukan untuk perkembangan tubuh manusia. Tetapi,
dalam dosis tinggi dapat meyebabkan gejala GI, SSP, ginjal, hati; muntaber, pusing
kepala, lemah, anemia, kramp, konvulsi, shock, koma, dan dapat meninggal. Dalam dosis
rendah menimbulkan rasa kesat, warna, dan korosi pada pipa, sambungan dan peralatan
dapur.
19. Timbal
Timbal atau plumbum (Pb) adalah metal kehitaman. Dahulu digunakan sebagai
kontituen di dalam cat, materai,dan saat ini banyak di gunakan dalam bensin. Pb organik
(TEL singkatan dari tetra ethyl lead) sengaja ditambahkan kedalam bensin untuk
meningkatkan oktan. Pb pada racun adalah sistemik. Keracunan Pb akan menimblkan
gejala: rasa logam di mulut, garis hitam pada gusi, gangguan GI, anorexia, muntah-
muntah, encephalitis, wtrist drop, irritable, perubahan kepribadian, kelumpuhan, dan
kebutaan. Basophilic stippling dari sel darah merah merupakan gejala patognomonis bagi
keracunan Pb. Gejala lain dari keracunan ini berupa anemia dan albuminuria. Pb organik
cenderung menyebabkan encephalopathy. Pada keracunan akut, akan terjadi meninges
dan ceberal, diikuti dengan stupor,coma, dan kematian. Tekanan liquor cerebro-spinalis
(LCS) tinggi, insomnia, dan somnolence.
20. Aldrin dan Diedrin
Aldrin (C12H8C16), bebentuk kristal, dan dapat digunakan sebagai insektisida.
Merupakan racun sistemik. Dapat menimbulkn keracunan yang akut ataupun kronis.
Aldrin juga merupakan suatu iritan, dapat menyebabkan konvulsi, depresi, dan dapat
merusak hati dalam 1-4 jam. Bila dipanaskan Aldrin akan terurai dan mengeluarkan
forgen dan HCI yang toxis. Deidrin (C12H10C16), juga berbentuk kristal dan dapat
digunakan seebagai insektisida. Toxisnya belum diketahui dengan jelas, skalipun dapat
diabsorsi oleh kulit sehat. SSP dapat terstimulasi, dan terjadi anorexia, kkonvulsi dan
koma. Pada hewan LD50-nya adalah lima kalinya LD50 DDT. Diedrin menyebabkan kulit
telur unggas menjadi tipis, sehingga mudah pecah. Populasi burung Falco misalnya,
menjadi berkurang karenanya. Pada tikus percobaaan, baik aldrin maupun diedrin dapat
menimbulkan kanker dam mutasi.
21. Benzene
Benzene atau benzol, C6H6, digunakan dalam industri sebagai pelarut lemak.
Toxisitasnya dapat akut lokal, akut sistemik;maupun kronis. Bezene menyebabkan
erythyema vesikel, dan udema. Pengaruhnya terhadap SSP bersifat narkotik dan
anestetik. Pemaparan kronis menimbilkan hyppplasia atau pun hyperplasia sumsum
tulang yang berakibatkan anemia, leucopenia, thrombocytopenia, dan sangat mungkin
menyebabkan leukemia.
22. Benzoapyrene
B(a)P adalah suatu polisiklik aromatik hidrokarbon (PAH), hasil pembakaran
bahan bakar fosil yang tidak sempurna. Didapat dalam asap rokok, gas buang kendaraan
bermotor, dan jelaga. B(a)P dan senyawa-senyawa PAH lainnya menarik perhatian ahli
karena bersifat karsinogen dan merupakan mutagen yang potensial.
23. Chlordane
Chlordane adalah insektisida, C10H6C18 , tergolong hidrokarbon terkhlorinasi, dan
sering didapat sebagai pencemar air. Chlorodane mudah sekali diabsorsi kulit,
menimbulkan hyperexitasi, dan konvulsi. Disebut pula sebagai penyebab kelainan
gambaran darah, seprti thrombocytopenia (kekurangan thrombosit), agranulocytosis
(tidak terdapat granulocyt), dan anemia aplastik. Bila di panaskan akan berdekomposisi
dan mengeluarkan gas Cl2 yang beracun.
24. Chloroform
Chloroform (CHCl3) juga merupakan hidrokarbon terkhlorinasi, suatu anestetik.
Menimbulkan iritasi, dilatasi pupil, dan merusak hepar, jantung, dan ginjal. Keracunan
khloroform dapat menimbulkan toxisitas akut dan sistemik, sedangkan efek khronis
belum diketahui dengan jelas. Dahulu, chloroform digunakan sebagai anestetik, tetapi
saat ini sudah disubtitusi dengan zat yang lebih aman.
25. 2,4 D
2,4 D dichloropphenoxyl acetic acid (2,4 D) merupakan herbisida, mematikan
tanaman berdaun lebar dengan mengganggu sistem hormonal tumbuhan. Bersifat iritan
terhadap mata, dan percernaaan. Di dalam air tumbuhan akan mudah membusuk, maka
pertumbuhan mikroba pembusuk bertambah cepat, sehingga oxigen terlarut (DO) cepat
menurun secara tidak langsung dapat menimbulkan kelainan bawaan. Pada tumbuhan
terjadi aberasi khromosom, dan menyebabkan berubahnya warna dan bentuk.
26. DDT
DDT adalah insektisida yang pertama kali di buat orang dan telah di gunakan
secara luas dan lama untuk keperluan kesehatan. DDT kemudian ternyata persisten,
sehingga terakumulasi di dalam rantai makanan dan terjadi biomagnifikasi. (ClC6H4)
2CHCCl3 menyebabkan pusing kepala, mual ,tremor, convulsi dan kerusakan hati, SSP,

serta ginjal. Dosis kecil yang berulang dikatakan lebih berbahaya dari pada dosis tunggal.
Saat ini DDT sudah tidak boleh digunakan lagi.
27. Methoxychlor
Disebut juga DMDT, singkatan dari dimetthoxypheny-diphenyl-trichloroethane,
suatu derivatif DDT. Apabila di masukan akan menimbulkan gas-gas beracun (Cl 2).
Keracunan yang dapat menyebabkan toxitas akut lokal, alergi, dan akut sistemik.
Sedangkan toxisitas khronisnya sama dengan toxisitas akut.
28. Phenol
Phenol mudah masuk lewat kulit sehat. Keracunan akut menyebabkan gejala
gastero-intestinal, sakit perut, kelainan koordinasi bibir mulut, dan tenggorokan. Dapat
pula terjadi kerusakan usus. Keracunan kronis menimbulkan gejala gastero-intestinal,
kesulitan menelan, dan hipersalivasi, kerusakan ginjal dan hati, dan dapat diikuti
kematian. Rasa air berubah dan phenol menjadi lebih terasa bila air tercampur khlor.
29. Pentachlorophenol
Rumus molekul Pentakhloropenol adalah Cl5C6-OH, disingkat sebagai PCP.
Toxisitasnya baik yang akut maupun yang kronis ternyata menimbulkan lokal iritan, dan
sistemik. Pemaparan yang kronis ternyata menimbulkan kerusakan pada hepar (hati), dan
pada hewan percobaan dapat bersifat tertogenik. Bila di panaskan menimbulkan gas Cl 2
yang toxis
30. Trichlorophenol
Trichlorophenol adalah suatu herbisida defoliant. Sama dengan yang sebelumnya,
ia menguapkan gas Cl2 yang toxis, Cl3C6H2O2 mempunyai toxisitas baik akut maupun
lokal, iritan dan akut sistemik maupun toxisitas khronis sistemik (Said, 2008).

DAFTAR PUSTAKA
Amani, Fauzi. 2016. Alat Ukur Kualitas Air Minum Dengan Parameter PH, Suhu, Tingkat
Kekeruhan, dan Jumlah Padatan Terlarut. Jetri. Vol. 14, No.1.
Dedy, Manuel dan Bowo Joko. 2013. Uji Kualitas Air Minum Isi Ulang di Kecamatan Sukolilo
Surabaya Ditinjau dari Perilaku dan Pemeliharaan Alat. Jurnal Teknik Pomits. No. 2,
Vol 2.
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1405/menkes/sk/xi/2002 tentang
Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan industri
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 492/Menkes/Per/IV/2010 tentang
Persyaratan Kualitas Air Minum
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 173/Men.Kes/Per/VII/1977 tentang
Pengawasan Pencemaran Air dari Badan Air Untuk Berbagai Kegunaan Yang
Berhubungan Dengan Kesehatan
Said, Nusa Idaman. 2008. Teknologi Pengelolaan Air Minum. Jakarta: Pusat Teknologi
Lingkungan
Sutrisno, T. (2004). Teknologi Penyediaan Air Bersih. Jakarta : Bina Aksara
Anonim.http://www.nilim.go.jp/lab/bcg/siryou/tnn/tnn0264pdf/ks0264011.pdf (di akses tanggal
22 april 2018)

Anda mungkin juga menyukai