Anda di halaman 1dari 6

A L K I M I A V o l . 1 N o .

1 2 0 1 7 | 10

Sintesis Mg(OH)2 dari Bittern Menggunakan Metode Elektrokimia

Hanif Amrulloh1, Wasinton Simanjuntak2, Rudy T M Situmeang3


1
Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lampung
Email: hanifamza17@gmail.com
2
Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lampung
Email: waso59@yahoo.com.au
3
Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lampung
Email: rudy.tahan@fmipa.unila.ac.id

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan untuk menghasilkan Mg(OH)2 dari bittern menggunakan metode
elektrokimia, dengan menitik beratkan pada kajian pengaruh potensial terhadap rendemen
dan kemurnian Mg(OH)2 yang dihasilkan. Proses elektrokimia dilakukan menggunakan
sel elektrolisis 2-kompartemen, dihubungkan dengan jembatan garam berupa suspensi
NaCl dalam gelatin. Proses elektrolisis dilakukan dengan elektroda nikel sebagai katoda
dan elektroda karbon sebagai anoda selama 10 jam dengan variasi potensial 10, 14, 18, dan
22 volt. Hasil yang didapatkan menunjukkan Mg(OH) 2 yang dihasilkan dari elektrolisis
bittern memiliki kemurnian 81.73 % dengan komponen pengotor NaCl dan CaCO3.

Kata kunci: bittern; elektrokimia; Mg(OH)2; sel elektrolisis 2-kompartemen

ABSTRACT

This research was conducted to produce Mg(OH)2 from bittern using electrochemical
method, by focusing of potential influence on yield and purity of Mg(OH)2 produced. The
electrochemical process was carried out using a 2-compartment electrolysis cell, connected
with a salt bridge from NaCl suspended in gelatin. The electrolysis process was carried out
with nickel electrode as cathode and carbon electrode as anode for 10 hours with potential
variations of 10, 14, 18, and 22 volts. The result showed that Mg(OH)2 produced from
electrolysis of bittern has 81.73% purity with impurity component are NaCl and CaCO3.

Keywords: bittern; electrochemistry; Mg(OH)2; 2-compartment electrolysis cell

PENDAHULUAN 2013), Magnesium Sulfat (Sani, 2010)


dan Magnesium Hidroksida (Mg(OH)2)
Bittern merupakan air limbah dari proses (Suprihatin 2010; Rafie and Mohamed,
produksi garam rakyat. Secara langsung 2013).
bittern dimanfaatkan sebagai suplemen
minuman (nigari), campuran air untuk Sintesis Mg(OH)2 dari bittern umumnya
berendam, pengawet ikan (Sembiring, dilakukan dengan penambahan reagen
2011) dan koagulan limbah industri kimia seperti dolomite (Panda and
(Sutiyono, 2006). Bittern juga Mahaputra, 1983), kalsium hidroksida
dimanfaatkan sebagai bahan baku seperti (CaOH) (Balarew et all, 2000), amonium
bahan baku pupuk majemuk (Nadia dkk, hidroksida (NH4OH) (Rafi and
2015), bahan baku garam kalium (Ghosh Mohamed, 2013), dan natrium hidroksida
et all, 2014), dan bahan baku pembuatan (NaOH) (Alamdari et all, 2008). Selain
senyawa turunan magnesium seperti metode penambahan reagen kimia,
Magnesium Oksida (MgO) (Landy and metode elektrokimia juga telah banyak
Richard, 2004; Mustafa and Abdullah, dilakukan untuk mensintesis Mg(OH)2
A L K I M I A V o l . 1 N o . 1 2 0 1 7 | 11

dari bittern (Rahmanto dkk, 2006; tambak garam di Pamekasan Madura,


Hidayah, 2014). akuades, bubuk agar-agar, larutan (NaCl)
Pada penelitian ini, akan dilakukan p.a 1M, larutan MgCl2.6H2O dengan
percobaan dengan sel elektrolisis 2- konsentrasi Mg2+ 5% (w/w), dan
kompartemen menggunakan NaCl yang elektroda karbon dan nikel.
disuspensikan dalam agar-agar sebagai Prosedur
jembatan garam. Proses elektrolisis pada Sintesis Mg(OH)2 dilakukan
bittern dilakukan dengan potensial yang menggunakan larutan standar Mg2+ (4%
berbeda, untuk mempelajari pengaruh w/v) dan larutan bittern. Larutan
potensial terhadap rendemen Mg(OH)2 sebanyak 100 mL dimasukkan ke dalam
yang diperoleh. Tujuan dari penelitian ini kompartemen, selanjutnya dielektrolisis
adalah untuk mempelajari pengaruh dengan variasi potensial ; 10; 14; 18 dan
variabel perlakuan terhadap kemurnian 22 volt selama 10 jam. Setelah proses
Mg(OH)2 yang dihasilkan. elektrolisis selesai, larutan dalam
kompartemen katoda dibiarkan selama
METODOLOGI PENELITIAN semalam, dan selanjutnya endapan yang
dihasilkan dipisahkan, kemudian dicuci
Alat dan Bahan menggunakan aquades dingin sebanyak 3
Alat-alat yang digunakan dalam kali dan dikeringkan pada suhu 100 0C.
penelitian ini yaitu alat elektrolisis 2-
kompartemen dikonstruksikan dengan HASIL DAN PEMBAHASAN
kompartemen katodik adalah elektroda
nikel dan kompartemen anodik adalah Elektrolisis larutan Mg2+
elektroda karbon, dan kedua Secara kualitatif Mg(OH)2 hasil
kompartemen dihubungkan dengan elektrolisis berupa pasta putih yang
jembatan garam seperti ditunjukkan pada terendapkan di kompartemen katoda dan
Gambar 1, sentrifuge, hidrometer skala setelah proses pengeringan berupa
baume (0BE), oven, mortar, neraca padatan putih. Secara kuantitatif
analitik digital, spatula, dan peralatan ditentukan oleh perolehan massa endapan
gelas. Analisis kadar unsur dalam bittern Mg(OH)2 yang dihasilkan dari proses
menggunakan alat ICP-AES Plasma 40 elektrolisis.
dan analisis unsur padatan yang diperoleh
menggunakan alat XRF PANalytical Selama proses elektrolisis, terlihat bahwa
Epsilon 3, SEM FEI Inspect-S50, dan larutan dalam kompartemen anoda
XRD PANAnalytical E’xpert Pro. berubah warna dari jernih menjadi kuning
kecoklatan, yang menunjukkan terjadinya
reaksi oksidasi ion Cl- menjadi Cl2, sesuai
Jembatan Garam
dengan reaksi:
2Cl-(aq) Cl2(g) + 2e-
Dalam kompartemen katoda, terbentuk
endapan berwarna putih susu.
Terbentuknya endapan tersebut
menunjukkan bahwa di katoda terjadi
reaksi reduksi air menghasilkan ion OH-,
yang selanjutnya bereaksi dengan ion
Gambar 1. Sel elektrolisis 2- Mg2+ menghasilkan Mg(OH)2, sesuai
kompartemen dengan persamaan reaksi:
2H2O(l) + 2e- H2(g) + 2OH-(aq)
2+ -
Bahan-bahan yang digunakan dalam Mg (aq) + 2OH (aq) Mg(OH)2(s)
penelitian ini adalah bittern berasal dari
A L K I M I A V o l . 1 N o . 1 2 0 1 7 | 12

Pembentukan endapan tersebut juga MgCl2.6H2O dengan konsentrasi 4%


menunjukkan bahwa konsentrasi Mg2+ (w/v). Percobaan ini bertujuan
Mg(OH)2 yang dihasilkan telah melihat seberapa besar Mg2+ yang dapat
melampaui hasil kali kelarutan (Ksp) terkonversi menjadi Mg(OH)2 melalui
Mg(OH)2 yakni 1,5.10-11. metode yang digunakan. Penggunaan
potensial yang terpasang bertujuaan
Proses elektrolisis larutan Mg2+ dilakukan untuk mempelajari potensial terbaik
menggunakan larutan standar untuk menghasilkan Mg(OH)2.

Tabel 1. Hasil analisis unsur padatan hasil elektrolisis larutan Mg 2+


Unsur Penyusun (wt %) Senyawa Oksida (wt %)
Potensial (Volt)
Mg Cl Lainnya MgO Cl Lainnya
Mg(OH)2 96.327 0.041 3.632 97.433 0.015 2.552
10 79.640 15.624 4.736 85.207 8.371 6.422
14 84.100 9.417 6.483 88.345 2.361 9.294
18 84.018 9.415 4.567 88.940 5.220 5.840
22 83.009 9.849 5.142 87.885 7.620 4.495
Ket: sampel Mg(OH)2 adalah Mg(OH)2 standar dengan kemurnian 96%

Dari hasil yang ditampilkan pada Tabel 1, kuat arus listrik, kuat arus meningkat
menunjukkan bahwa kandungan terbesar menyebabkan banyaknya molekul air
dari padatan yang dihasilkan adalah unsur yang tereduksi menghasilkan ion OH-
Mg dan Cl. Peningkatan massa endapan juga meningkat, persediaan ion OH-
yang dihasilkan karena peningkatan semakin banyak sehingga semakin mudah
potensial sebanding dengan peningkatan membentuk Mg(OH)2.

Tabel 2. Nilai konversi yang diperoleh dari percobaan elektrolisis larutan Mg2+
dengan potensial berbeda.
Potensial (volt) Kadar Mg(OH)2 (%) Berat Hasil (gr) Konversi (%)
10 79.640 4.02 33.17
14 84.100 5.15 44.78
18 84.018 8.24 71.70
22 83.009 10.86 93.22

Hasil percobaan yang dihasilkan pada bahwa kandungan Mg2+ sebesar 5346
Tabel 2, menunjukkan bahwa nilai ppm/ 5,3% (w/v).
konversi meningkat dengan
bertambahnya potensial dengan nilai Hasil yang didapatkan menunjukkan
konversi tertinggi 93.22% pada potensial bahwa nilai konversi meningkat
22 volt. berbanding lurus dengan peningkatan
potensial, konversi terbesar adalah
Elektrolisis larutan bittern 50.43% pada potensial 22 V. Hal ini
Bittern yang digunakan pada percobaan dikarenakan keadaan bittern merupakan
ini berasal dari petani garam di cairan pekat yang mengandung banyak
pamekasan. Sebelum digunakan, bittern komponen, elektrolit yang pekat dapat
terlebih dahulu dianalasis untuk mengganggu proses elektrokimia (Hsu,
2+
menentukan kadar Mg yang terkandung 2005) dan banyaknya komponen dapat
dalam bittern, hasil ditunjukkan pada mempengaruhi kemurnian Mg(OH)2 yang
Tabel 3. Hasil yang didapatkan, diketahui diperoleh.
A L K I M I A V o l . 1 N o . 1 2 0 1 7 | 13

Tabel 3. Hasil analisis kadar unsur (99-100-0055), CaCO3 (96-901-5894),


dalam bittern. dan NaCl (96-900-8679). Munculnya
No Ion Kadar (ppm) puncak NaCl menjelaskan dengan pasti
2+
1 Mg 53372,448 bahwa pengotor Cl pada hasil analisis
2 Ca2+ 30153,962 XRF berasal dari NaCl, sedangkan
+ adanya CaCO3 padatan disebabkan
3 K 57576,648
4 Na+ 17319,121 karena sifatnya yang tidak larut dalam
air, sehingga pencucian dengan air tidak
Identifikasi fasa-fasa kristalin yang dapat menghilangkan CaCO3, dapat
terdapat pada padatan Mg(OH)2 hasil disimpulkan bahwa senyawa padatan
elektrolisis bittern dilakukan pencocokan hasil elektrolisis bittern terbentuk
antara puncak-puncak padatan dengan senyawa Mg(OH)2 dengan pengotor NaCl
data standar. Puncak-puncak dan CaCO3.
difraktogram padatan Mg(OH)2 cocok
dengan puncak-puncak standar Mg(OH)2

Tabel 4. Hasil analisis unsur padatan hasil elektrolisis bittern


Unsur Penyusun (wt%) Senyawa Oksida (wt%)
Potensial (volt)
Mg Cl Lainnya MgO Cl Lainnya
10 78,541 4,987 15,668 81,107 0,654 16,804
14 78,123 4,503 17,209 80,736 0,932 18,251
18 81,735 3,297 14,200 85,682 1,195 12,736
22 81,672 3,673 13,687 83,302 0,876 15,344

Tabel 5. Nilai konversi yang diperoleh dari percobaan elektrolisis bittern dengan
potensial berbeda.
Potensial (volt) Kadar Mg(OH)2 (%) Berat Hasil (gr) Konversi (%)
10 78,541 2.68 5.58
14 78,123 4.13 9.87
18 81,735 15.98 43.41
22 81,672 20.91 50.43

Gambar 2. Difraktogram padatan Mg(OH) 2


hasil elektrolisis bittern.

Dari gambar 3 diketahui bahwa partikel- panjang sisi 100-400 nm dan ketebalan
partikel Mg(OH)2 yang dihasilkan 20-65 nm. Hanlon, et all (2015),
membentuk lapisan memanjang dengan mensintesis Mg(OH)2 melalui hidrasi
A L K I M I A V o l . 1 N o . 1 2 0 1 7 | 14

MgO dalam reaktor microwave


multimode cavity menghasilkan kristal DAFTAR PUSTAKA
Mg(OH)2 berbentuk lapisan nano
heksagonal dengan panjang sisi 100-300 Alamdari, A., Rahimpour M. R.,
nm dan ketebalan 10-60 nm. Esfandiari, N., Nourafkan, E. 2008.
Kinetics Of Magnesium Hydroxide
Precipitation From Sea Bittern.
Chemical Engineering and
Processing. 47:215–221.
Balarew, C., Rabadjieva, D., and
Tepavitcharova, S. 2000. Improved
Treatment of Waste Brine.
Proceedings of 8th World Salt
Symposium. 1:551-554.
Ghosh, P. K., Ghara, K. K., Korat, N.,
Bhalodia, D., Solanki, J., Maiti, P.
2014. Production of Pure Potassium
Gambar 3. Mikrograf SEM Mg(OH)2 Salts Directly From Sea Bittern
dari biter Employing Tartaric Acid as a
Benign and Recyclable K+
KESIMPULAN precipitant. Royal Society of
Chemistry. 4:3470-34711.
Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat Hanlon, J. M., Laura, B. D., Giulia B.,
disimpulkan bahwa Mg(OH)2 dapat Blane, A. S., Marek, B., Peter, C.,
dihasilkan dari bitern dengan metode Ian, M., and Duncan, H. G. 2015.
elektrokimia. Hasil penelitian juga Rapid surfactant-free synthesis of
menunjukkan kemurnian Mg(OH)2 yang Mg(OH)2 nanoplates and
dihasilkan tinggi yakni 81,735 % dengan pseudomorphic dehydration to MgO.
pengotor yakni NaCl dan CaCO3, namun Crystal Eng Community. 1 (1): 65-
nilai konversi elektrolisis bittern yang 73.
mampu dicapai masih relatif rendah, Hidayah, F. 2014. Pengaruh voltase
sehingga kondisi reaksi masih perlu terhadap rendemen magnesium
dikaji untuk mengoptimalkan perolehan hidroksida dari bitterns melalui
Mg(OH)2. sistem elektrolisis. Jurnal Sains
Dasar. 3(2):156 – 161.
UCAPAN TERIMA KASIH Hsu, S. 2005. Effects of Flow Rate,
Temperature and Salt Concentration
Penulis mengucapkan terima kasih on Chemical and Physical Properties
sebanyak-banyaknya kepada ibu Sophia of Electrolyzed Oxidizing Water.
L Sagala, M.Sc. (pusat penelitian dan Journal of Food Engineering.
pengembangan sumberdaya laut dan 66:171–176.
pesisir, kementrian kelautan dan Landy, L. and Richard, A. 2004.
perikanan republik Indonesia) atas Magnesia Refractories. Refractories
bantuan sampel bittern yang diberikan Handbook. Marcel Dekker, Inc. New
dan terima kasih kepada bapak rektor York, USA.
institut agama islam ma’arif (IAIM) NU Mustafa, A. M. Kh. and Abdullah, W. R.
kota metro atas beasiswa yang diberikan 2013. Preparation Of High Purity
kepada penulis. Magnesium Oxide From Sea Bittern
Residual From Nacl Production In
Al-Barsah Saltern, South Iraq. Iraqi
A L K I M I A V o l . 1 N o . 1 2 0 1 7 | 15

Bulletin of Geology and Mining. Larutan MgSO4–KCl–H2O. Jurnal


9:129-1446. sains dan kimia analitik. 9:1-10
Nadia, M., Zainuri, M., Efendy, M. 2015. Sembiring, N. 2011. Pemanfaatan dan
Prototype Pupuk Multinutrient Usaha Sari Air Laut Berbasis
Berbasis Phospate Berbahan Dasar Masyarakat. Disampaikan pada
Limbah Garam (Bittern) Sebagai Seminar Melalui Teknologi Tepat
Alternatif Solusi Penumbuh Pakan Guna Kita Tingkatkan Produksi dan
Alami. Jurnal Kelautan. 8:1907- Kualitas Pergaraman Rakyat.
9931. Jakarta. 16 Februari 2011.
Rafie, S. H. and Mohamed, M. S. 2013. Suprihatin. 2010. Pemanfaatan Air Laut
Precipitation Of Nano-Magnesium Pada Pembuatan Mg(OH)2 Dengan
Hydroxide From Bittern Using Penambahan Ca(OH)2 Dari Dolomit.
Ultrasound Irradiation. Der Chemica
Sinica. 4(2):69-81. Jurnal Penelitian Ilmu Teknik.
Rahmanto, W. H., Asy’ari, M., Rame, 10:19-23.
dan Marihati. 2006. Sel Elektrolisis Sutiyono. 2006. Pemanfaatan Bittern
3–Kompartemen untuk Ekstraksi Sebagai Koagulan Pada Limbah Cair
Magnesium dan Sulfat dari Sistem Industry Kertas. Jurnal Teknik
Kimia. 1:1-9

Anda mungkin juga menyukai