Anda di halaman 1dari 11

Perencanaan dan Manajemen Eksplorasi

Pekerjaan eksplorasi dengan tujuan untuk mendapatkan data mengenai endapan


(bentuk, penyebaran, letak, posisi, kadar/kualitas, jumlah endapan, serta kondisi-
kondisi geologi) harus dilakukan sebelum rencana penambangan dibuat, karena
industri pertambangan mempunyai ciri umum :
 mempunyai resiko tinggi,
 memerlukan modal yang besar,
 teknologi yang tidak sederhana,
 serta memerlukan pengelolaan yang baik.

Faktor-faktor penyebabnya antara lain :


 adanya ketidakpastian mengenai pengetahuan cadangan bahan tambangnya, baik
mengenai jumlah kadar atau kualitas, bentuk, serta letak dan posisi endapan,
 kondisi-kondisi geologi (sifat batuan, struktur, dan air tanah) endapan dan daerah
sekitarnya.

Suatu industri pertambangan merupakan urutan-urutan kegiatan yang


berkesinambungan, mulai dari tahapan prospeksi, eksplorasi, evaluasi, sampai dengan
pemasaran (lihat Gambar 1).

Gambar 1. Skema yang memperlihatkan lingkupan kegiatan dalam industri


pertambangan, mulai dari eksplorasi sampai dengan pemasaran.

1
Perencanaan dan Manajemen Eksplorasi

Secara umum aliran kegiatan industri pertambangan dimulai dengan tahapan


prospeksi yang kemudian dilanjutkan dengan eksplorasi. Tahapan ini mempunyai resiko
yang sangat tinggi (high risk), karena berhubungan dengan resiko geologi. Pada saat
memasuki tahapan pre-studi kelayakan (prefeasibility study) sampai dengan tahapan
studi kelayakan (feasibility study), resiko kegagalan mulai mengecil. Setelah studi
kelayakan dilakukan, barulah produksi (penambangan) dapat mulai dilakukan (lihat
Gambar 2).

Gambar 2. Tahapan dan resiko dari pekerjaan eksplorasi s/d penambangan


(Dimodifikasi dari Eimon, 1988)

1. Pentahapan Kegiatan dalam Industri Pertambangan


1.1 Tahap Eksplorasi Pendahuluan

Dalam tahap ini tingkat ketelitian yang diperlukan masih kecil sehingga peta-peta yang
digunakan dalam eksplorasi pendahuluan juga berskala kecil 1:50.000 sampai
1:25.000. Adapun langkah-langkah yang dilakukan pada tahap ini adalah :

1.1.1 Studi literatur

Dalam tahap ini, sebelum memilih lokasi-lokasi eksplorasi dilakukan studi terhadap
data dan peta-peta yang sudah ada (dari survei-survei terdahulu), catatan-catatan
lama, laporan-laporan temuan dll, lalu dipilih daerah yang akan disurvei.

Setelah pemilihan lokasi ditentukan langkah berikutnya, studi faktor-faktor geologi


regional dan provinsi metalografi dari peta geologi regional sangat penting untuk
memilih daerah eksplorasi, karena pembentukan endapan bahan galian dipengaruhi
dan tergantung pada proses-proses geologi yang pernah terjadi, dan tanda-tandanya
dapat dilihat di lapangan.

1.1.2 Survei dan pemetaan

Jika peta dasar (peta topografi) dari daerah eksplorasi sudah tersedia, maka survei dan
pemetaan singkapan (outcrop) atau gejala geologi lainnya sudah dapat dimulai (peta
topografi skala 1:50.000 atau 1:25.000). Tetapi jika belum ada, maka perlu dilakukan
pemetaan topografi lebih dahulu. Kalau di daerah tersebut sudah ada peta geologi,
maka hal ini sangat menguntungkan, karena survei bisa langsung ditujukan untuk
mencari tanda-tanda endapan yang dicari (singkapan), melengkapi peta geologi dan
mengambil conto dari singkapan-singkapan yang penting.

2
Perencanaan dan Manajemen Eksplorasi

Selain singkapan-singkapan batuan pembawa bahan galian atau batubara (sasaran


langsung), yang perlu juga diperhatikan adalah perubahan/batas batuan, orientasi
lapisan batuan sedimen (jurus dan kemiringan), orientasi sesar dan tanda-tanda
lainnya. Hal-hal penting tersebut harus diplot pada peta dasar dengan bantuan alat-
alat seperti kompas geologi, inklinometer, rolmeter serta tanda-tanda alami seperti
bukit, lembah, belokan sungai, jalan, kampung, dll. Dengan demikian peta geologi
dapat dilengkapi atau dibuat baru (peta singkapan).

Tanda-tanda yang sudah diplot pada peta tersebut kemudian digabungkan dan dibuat
penampang tegak atau model penyebarannya (model geologi). Dengan model geologi
hepatitik tersebut kemudian dirancang pengambilan conto dengan cara acak,
pembuatan sumur uji (test pit), pembuatan paritan (trench) dan bila perlu pemboran.
Lokasi-lokasi tersebut kemudian harus diplot dengan tepat di peta (dengan bantuan
alat ukur, teodolit, BTM, dll).

Dari kegiatan ini akan dihasilkan model geologi, model penyebaran endapan,
gambaran mengenai cadangan geologis, kadar awal, dll dipakai untuk menetapkan
apakah daerah survei yang bersangkutan memberikan harapan baik (prospek) atau
tidak. Kalau daerah tersebut mempunyai prospek yang baik maka dapat diteruskan
dengan tahap eksplorasi selanjutnya.

Tabel 1. Kelengkapan peta dan kegiatan-kegiatan yang dilakukan


No. Peta Skala Kegiatan Hasil
1. Tidak ada - Membuat peta topografi Peta topografi
(foto udara, langsung)
2. Peta 1 : 50.000 Pemetaan geologi & Peta geologi & peta
topografi 1 : 25.000 singkapan singkapan
1 : 10.000
3. Peta 1 : 100.000 Melengkapi Peta geologi, Peta geologi dan
geologi 1 : 50.000 pemetaan singkapan singkapan lengkap, model
1 : 25.000 Sampling geologi endapan
1 : 10.000
4. Peta 1 : 10.000 Pemetaan detail batuan, Model penyebaran
topografi/ 1 : 50.000 (test struktur, singkapan, endapan, penampang 2D
peta 1 : 2.000 sampling pit, trench, dan 3D, peta kadar, peta
geologi pemboran). tebal overburden, peta
Pengamatan air tanah isopach, peta air tanah,
Survei geoteknik peta struktur, peta
kekuatan batuan

1.2 Tahap Eksplorasi Detail

Setelah tahapan eksplorasi pendahuluan diketahui bahwa cadangan yang ada


mempunyai prospek yang baik, maka diteruskan dengan tahap eksplorasi detail.
Kegiatan utama dalam tahap ini adalah sampling dengan jarak yang lebih dekat
(rapat), yaitu dengan memperbanyak test pit atau lubang bor untuk mendapatkan data
yang lebih teliti mengenai penyebaran dan ketebalan cadangan (volume cadangan),
penyebaran kadar/kualitas secara mendatar maupun tegak.

Dari sampling yang rapat tersebut dihasilkan cadangan terhitung dengan klasifikasi
terukur, dengan kesalahan yang kecil (< 20%), sehingga dengan demikian
perencanaan tambang yang dibuat menjadi lebih teliti dan resiko dapat dihindarkan.

Pengetahuan atau data yang lebih akurat mengenai kedalaman, ketebalan, kemiringan,
dan penyebaran cadangan secara 3-Dimensi (panjang-lebar-tebal) serta data
mengenai kekuatan batuan sampling, kondisi air tanah, dan penyebaran struktur (kalau
ada) akan sangat memudahkan perencanaan kemajuan tambang, lebar/ukuran bahwa

3
Perencanaan dan Manajemen Eksplorasi

bukaan atau kemiringan lereng tambang. Juga penting untuk merencanakan produksi
bulanan/tahunan dan pemilihan peralatan tambang maupun prioritas bantu lainnya.

1.3. Studi Kelayakan

Pada tahap ini dibuat rencana peroduksi, rencana kemajuan tambang, metoda
penambangan, perencanaan peralatan dan rencana investasi tambang. Dengan
melakukan analisis ekonomi berdasarkan modal, biaya produksi penjualan dan
pemasaran maka dapatlah diketahui apakah cadangan bahan galian yang
bersangkutan dapat ditambang dengan menguntungkan atau tidak.

1.4. Tahap Persiapan Penambangan

Setelah diketahui bahwa cadangan yang bersangkutan dapat ditambang dengan


menguntungkan, maka mulai dilakukan persiapan-persiapan untuk melaksanakan
operasi penambangan.

Untuk itu perlu disiapkan konstruksi sarana/prasarana seperti jalan angkut, bengkel,
sumber tenaga listrik, perkantoran, pembersihan lahan atau pembuatan shaft, pabrik
pengolahan dan fasilitas-fasilitas lainnya (perumahan, air bersih, rumah sakit, dll).

1.5. Operasi Penambangan, Pengolahan dan Pemasaran

Untuk selanjutnya operasi penambangan dapat dilakukan sesuai dengan rencana yang
dibuat, dan tentunya dengan melakukan perubahan-perubahan yang diperlukan kalau
ada data baru di lapangan atau adanya kendala-kendala lainnya (teknologi dan
ekonomi, dll).

Aktivitas pengolahan (kalau ada) berlangsung bersamaan dengan operasi


penambangan. Sementara itu aktivitas pengolahan lingkungan juga berjalan bersama-
sama.

Dalam hal in kegiatan eksplorasi masih diperlukan untuk melengkapi data yang sudah
ada di wilayah tambang atau untuk memperluas cadangan wilayah penambangan.
Demikian juga aktivitas pemasaran berlangsung terus selama produksi masih berjalan.

2. Pengertian Eksplorasi Mineral

Dalam bidang pertambangan sering dijumpai istilah eksplorasi mineral dan mineral.
Eksplorasi mineral secara umum ialah proses dinamis konversi sumberdaya mineral
yang-tak-diketahui menjadi cadangan. Rangkaian proses konversi lebih lanjut berakhir
sampai cadangan itu menjadi komoditi sumberdaya mineral, yaitu barang yang dapat
diperdagangkan.

Mineral menurut definisi ilmu mineralogi ialah bahan anorganik yang terbentuk secara
alami, mempunyai struktur atom dan komposisi kimia serta sifat-sifat tertentu. Mineral
dalam kaitannya dengan kegiatan eksplorasi mencakup bahan yang lebih luas yaitu
bahan anorganik (mineral) maupun organik (hidrokarbon) yang terbentuk oleh proses
geologi di dalam kerak bumi.

Kegiatan eksplorasi menurut U.U No. 11 tahun 1967 berupa penyelidikan geologi
pertambangan, yang berarti suatu penerapan ilmu geologi terhadap operasi
penambangan. Dasar suatu operasi penambangan ialah kepastian geologis dan
ekonomis tentang adanya suatu kuantitas (tonnase atau volume) bahan galian, yang
disebut sebagai cadangan.

Kepastian dari segi ilmu geologi itu antara lain berkenaan dengan :

4
Perencanaan dan Manajemen Eksplorasi

 keanekaragaman mineral yang ada dalam bahan galian,


 perubahan kandungan mineral bijih akibat struktur atau lingkungan geologi,
 kemungkinan geologisnya adanya sejumlah cadangan lain di tempat sekitar letakan
yang sudah diketahui.

Sedangkan kepastian ekonomis, yang datanya berdampak terhadap ongkos


penambangan, ditentukan antara lain oleh dimensi-dimensi letakan bahan galian
dipermukaan maupun bawah-permukaan, variasi kuantitas terhadap kualitas,
keanekaragaman sifat teknis batuan dan sifat aliran air-tanah, serta daya dukung
batuan terhadap limbah.

Komoditi sumberdaya alam umumnya dan khususnya komoditi sumberdaya mineral,


merupakan barang nyata yang dapat memenuhi segera permintaan pasar dan dapat
diukur dengan nilai uang. Sedangkan cadangan bijih atau mineral belum merupakan
barang nyata, meskipun informasi cadangan dalam prakteknya dapat diperdagangkan,
dan tidak termasuk komoditi sumberdaya mineral. Sesudah sumberdaya mineral
diambil dari kedudukan alaminya, maka ia menjadi komoditi sumberdaya mineral.
Contoh komoditi sumberdaya mineral misalnya ialah logam aluminium, batubara
bersih yang telah ditambang.

Dalam pelaksanaannya, eksplorasi seperti disebut dalam U.U tahun 1967 didahului
oleh adanya suatu kegiatan yang disebut sebagai Penyelidikan Umum. Penyelidikan
umum ini disebutkan sebagai penyelidikan secara geologi umum atau geofisika, di
daratan, perairan, dan dari udara, segala sesuatu dengan maksud untuk membuat
peta geologi umum atau menetapkan tanda-tanda adanya bahan galian pada
umumnya. Adanya letakan bahan galian yang ditetapkan pada penyelidikan umum
lebih lanjut diteliti secara seksama pada tahap eksplorasi.

Istilah penyelidikan umum dalam U.U tahun 1967 sama artinya dengan Prospeksi
Mineral. Prospek dalam bidang pertambangan berarti sesuatu yang memberi harapan
yang dapat bermanfaat bagi manusia. Secara fisik prospek ini umumnya merupakan
sebagian dari letakan bahan galian, misalnya mineralisasi yang muncul dipermukaan
bumi atau yang terdapat di bawah permukaan pada batas daerah yang sedang
ditambang. Keseluruhan bagian dari letakan bahan galian belum diketahui dengan
pasti karena belum diselidiki dengan lebih teliti. Itu sebabnya pada suatu prospek
masih harus dilakukan penyelidikan lagi dan ini berlangsung pada tahap eksplorasi.

Eksplorasi mineral itu tidak hanya berupa kegiatan sesudah penyelidikan umum itu
secara positif menemukan tanda-tanda adanya letakan bahan galian, tetapi pengertian
eksplorasi itu merujuk kepada seluruh urutan golongan besar pekerjaan yang terdiri
dari :
 peninjauan (reconnaissance atau prospeksi atau penyelidikan umum) dengan
tujuan mencari prospek;
 penilaian ekonomis prospek yang telah diketemukan, dan
 tugas-tugas menetapkan bijih tambahan di suatu tambang.

Di Indonesia sendiri nama-mana dinas atau divisi suatu organisasi perusahaan,


lembaga pemerintahan serta penelitian memakai istilah eksplorasi untuk kegiatannya
yang mencakup mulai dari mencari prospek sampai menentukan besarnya cadangan
mineral.

Sebaliknya ada beberapa negara, misalnya Perancis dan Uni Soviet (sebelum negara
ini bubar) yang menggunakan istilah eksplorasi untuk kegiatan mencari mineralisasi
dan prospeksi untuk kegiatan penilaian ekonomis suatu prospek (W.C. Peters, 1981).
Selanjutnya istilah eksplorasi mineral yang dipakai dalam buku ini berarti keseluruhan
urutan kegiatan mulai mencari letak mineralisasi sampai menentukan cadangan in-situ
hasil temuan mineralisasi. Selanjutnya istilah eksplorasi mineral yang dipakai dalam

5
Perencanaan dan Manajemen Eksplorasi

buku ini berarti keseluruhan urutan kegiatan mulai dari mencari letak mineralisasi
sampai menentukan cadangan in-situnya.

3. Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Tahapan Kegiatan Eksplorasi

a. Tujuan Eksplorasi
 Melokalisir suatu endapan bahan galian :
Eksplorasi pendahuluan/prospeksi
Eksplorasi detail
 Endapan/bijih yang dicari : Sulfida, timah, bauksit, nikel, emas/perak, minyak/gas
bumi, endapan golongan C, dll
 Sifat tanah dan batuan
Untuk penambangan
Untuk konstruksi
dll

b. Studi Kepustakaan
 Peta dasar sudah tersedia/belum
 Peta geologi/topografi (satelit, udara, darat)
 Analisis regional :
sejarah
struktur/tektonik
morfologi
 Laporan-laporan penyelidikan terdahulu
 Teori-teori dan metode-metode lapangan yang ada
 Geografi
kesampaian daerah (desa/kota terdekat, transportasi)
iklim/musim (cuaca, curah hujan/banjir)
sifat angin, keadaan laut, gelombang, dll
tumbuhan, binatang
komunikasi
 Sosial-budaya-adat
sifat penduduk
kebiasaan
pengetahuan/pendidikan
mata pencaharian, dll
 Hukum
pemilikan tanah
ganti rugi
perizinan

c. Pemilihan Metode
 Cara tidak langsung
geofisika
geokimia
 Cara langsung
pemetaan langsung
pemboran
 Gabungan cara langsung dan tak langsung

d. Pemilihan Alat
Tergantung pada:
 metode yang dipilih
 keadaan lapangan
 waktu
 alat yang tersedia
 biaya

6
Perencanaan dan Manajemen Eksplorasi

 ketelitian yang diinginkan

e. Pemilihan Anggota Tim/Tenaga Ahli


 geologis
 geofisik
 exploration geologist
 geochemist
 operator alat
 dll

f. Rencana Biaya

g. Pemilihan waktu yang tepat

h. Penyiapan Peralatan/Perbekalan
 peta dasar
 alat surveying/ukur atau GPS (Global Positioning System)
 alat kerja :
alat geofisika kompas
alat sampling meteran
palu kantong contoh
altimeter geochemical kit
alat bor dll
 alat tulis
 alat komunikasi
 keperluan sehari-hari (makan-tidur-mandi, dll.)
 obat-obatan/P3K

Setelah sampai di lapangan (lokasi), maka hal-hal yang harus diperhatikan (disiapkan)
adalah :
 membuat base camp
 mencek peralatan/perbekalan
 melakukan quick survey di daerah penyelidikan, untuk menentukan langkah-langkah
yang lebih lanjut
 melakukan evaluasi rencana dan perubahan-perubahan sesuai dengan keadaan
sebenarnya (bila perlu)

4. Tahapan Eksplorasi Dan Metode Yang Digunakan Sesuai Dengan Endapan


Mineral Yang Dicari

Adapun pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan pada masing-masing tahapan eksplorasi


serta pemilihan metode dapat digambarkan secara umum seperti terlihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Tahapan ekplorasi dan metode yang digunakan sesuai dengan endapan
mineral yang dicari

Tahapan Metode Jenis endapan


mineral
Pendahuluan Citra landsat semua
Sintesis regional semua
Survei Tinjau Foto udara semua
(Reconnaissance) Aeromagnetik logam dasar
Pemetaan geologi semua

7
Perencanaan dan Manajemen Eksplorasi

Tahapan Metode Jenis endapan


mineral
Pengukuran penampang mis. batubara
stratigrafi logam dasar
Stream sedimen sampling mineral berat
Pendulangan
Prospeksi umum Pemetaan geologi semua
Stream sedimen sampling logam dasar
Pendulangan mineral berat
Gravity non-matalik
Seismik singenetik
Magnetik logam dasar tertentu
Rock sampling semua
Prospeksi detil Pemetaan geologi semua
(Eksplorasi Test pitting semua
pendahuluan) Geolistrik (resistivity, IP, dll) logam dasar
Seismik refraksi/refleksi singenetik
Detail magnetik logam dasar tertentu
Soil sampling (geokimia) logam dasar
Rock sampling (geokimia) semua
Rock sampling (petrografi, logam dasar, dll
ubahan)
Eksplorasi detail Pengambilan conto sistematik semua
dengan : pemboran inti, test pit
atau dengan logging geofisik

5. Perencanaan Program Eksplorasi

Agar eksplorasi dapat dilaksanakan dengan efisien, ekonomis, dan tepat sasaran, maka
diperlukan perencanaan berdasarkan prinsip-prinsip dan konsep-konsep dasar
eksplorasi sebelum program eksplorasi tersebut dilaksanakan.

Prinsip-prinsip (konsep) dasar eksplorasi tersebut antara lain :


 Targetan Eksplorasi
jenis bahan galian (spesifikasi kualitas)
pencarian model-model geologi yang sesuai
 Pemodelan Eksplorasi
menggunakan model geologi regional untuk pemilihan daerah target eksplorasi
menentukan model geologi lokal berdasarkan keadaan lapangan, dan
mendiskripsikan petunjuk-petunjuk geologi yang akan dimanfaatkan
penentuan metoda-metoda eksplorasi yang akan dilaksanakan sesuai dengan
petunjuk geologi yang diperoleh.

Selain itu, perencanaan program eksplorasi tersebut harus memenuhi kaidah-kaidah


dasar ekonomis dan perancangan (design) yaitu :
 Efektif ; penggunaan alat, individu, dan metoda harus sesuai dengan keadaan
geologi endapan yang dicari
 Efisien ; dengan menggunakan prinsip dasar ekonomi, yaitu dengan biaya serendah-
rendahnya untuk memperoleh hasil yang sebesar-besarnya
 Cost-beneficial ; hasil yang diperoleh dapat dianggunkan (bankable).

Model geologi regional dapat dipelajari melalui salah satu konsep genesa bahan galian
yaitu mendala Metalogenik, yaitu yang berkenaan dengan batuan sumber atau asosiasi
batuan, proses-proses geologi (tektonik, sedimentasi), serta waktu terbentuknya suatu
endapan bahan galian.

Beberapa contoh kegiatan perencanaan eksplorasi :


a. Rencana pemetaan, mencakup ;
 perencanaan lintasan,

8
Perencanaan dan Manajemen Eksplorasi

 perencanaan tenaga pendukung,


yang didasarkan pada keadaan geologi regional

b. Rencana survey geofisika dan geokimia, mencakup ;


 perencanaan lintasan,
 perencanaan jarak/interval pengambilan data (sampling/record data)
yang didasarkan pada keadaan umum model badan bijih.

c. Perencanaan sampling melalui pembuatan paritan uji, sumuran uji, pemboran


eksplorasi, yang mencakup :
 jumlah paritan uji, sumuran uji, titik pemboran eksplorasi
 interval/spacing antar paritan (lokasi)
 kedalaman/panjang sumuran/paritan, kedalaman lubang bor
 keamanan (kerja dan lingkungan)
 interval/metoda sampling
 tenaga kerja.
Yang didasarkan pada proyeksi/interpretasi dari penyebaran singkapan endapan
dipermukaan.

d. Perencanaan pemboran inti, meliputi :


 targetan tubuh bijih yang akan ditembus,
 lokasi, (berpengaruh pada kesampaian ke titik bor dan pemindahan (moving)
alat),
 kondisi lokasi, (berpengaruh pada sumber air, keamanan),
 kedalaman masing-masing lubang,
 jenis alat yang akan digunakan, termasuk spesifikasi,
 jumlah tenaga kerja,
 alat transportasi,
 jumlah (panjang) core box

Sedapat mungkin, pada masing-masing perencanaan tersebut telah mengikutkan


jumlah/besar anggaran yang dibutuhkan.

Selain itu, prinsip dasar dalam penentuan jarak sedapat mungkin telah memenuhi
beberapa faktor lain, seperti :
 Grid density (interval/jarak) antar titik observasi. Semakin detail pekerjaan maka
grid density semakin kecil (interval/jarak) semakin rapat
 Persyaratan pengelompokan hasil perhitungan cadangan/endapan. Contoh pada
batubara ; syarat jarak untuk klasifikasi measured  400m antar titik observasi.

Setiap tahapan/proses eksplorasi harus dapat memenuhi strategi pengelolaan suatu


proyek/pekerjaan eksplorasi, antara lain :
 memperkecil resiko kerugian
 memungkinkan penghentian kegiatan sebelum meningkat pada tahapan
selanjutnya jika dinilai hasil yang diperoleh tidak menguntungkan
 setiap tahapan dapat melokalisir (menambah/mengurangi) daerah target sehingga
probabilitas memperoleh keuntungan lebih besar
 memungkinkan pengganggaran biaya eksplorasi per setiap tahapan untuk
membantu dalam pengambilan keputusan.

6. Manajemen Eksplorasi

Secara umum, suatu manajemen kegiatan eksplorasi telah meliputi beberapa hal
berikut, antara lain :
 Jenis kegiatan
 Operasi lapangan
 Layanan pendukung
 Layanan teknis, logistik, dan administrasi

9
Perencanaan dan Manajemen Eksplorasi

 Koordinasi, komunikasi, dan pengawasan


 Analis dan integrasi data hasil eksplorasi
 Pengambilan keputusan.

Teori manajemen dapat diterapkan dalam kegiatan eksplorasi. Secara umum, dalam
suatu program penentuan yang mengarah ke eksplorasi harus dimulai dengan hipotesa
pekerjaan, yang merupakan rencana ulang pemilihan fakta-fakta dari beberapa
observasi dan intepretasi dengan spekulasi dari pengeluaran.

Syarat untuk perumusan hipotesa dari suatu penemuan (dalam hal ini endapan bahan
galian) adalah sebagai berikut :
 pengetahuan staff (pekerja) yang baik tentang keadaan/kontrol geologi suatu
endapan
 mempunyai wawasan dan imajinasi
 mempunyai bakat intuisi
 mempunyai keberanian
 mempunyai keyakinan tentang penilaian hipotesa
 kemampuan untuk berdiri sendiri.

Secara umum, proses manajemen meliputi :


 Perencanaan
 Pengorganisasian
 Kepemimpinan
 Pengendalian
Yang membentuk suatu fungsi manajemen dan ini berlaku secara general, dan dapat
diaplikasikan dalam proses manajemen eksplorasi.

Dalam eksplorasi, penerapan manajemen menurut tingkatan pelakunya antara lain :


 Manajer Lapangan
meliputi manajemen kerja teknis individu
meliputi manajemen kerja teknis lapangan
meliputi manajemen eksternal dengan lingkungan/kantor setempat
 Senior Eksplorasi
Konsentrasi dalam manajemen kerja secara teknis dan konsentrasi pada perumusan
tujuan penemuan
 Manajer Eksplorasi
Merupakan gabungan manajemen yang kompleks, meliputi : manajemen kerja
individu, manajemen organisasi, reposiasi-reposiasi, serta perumusan proyek-proyek
baru, kerjasama, atau rencana penelitian di lahan yang baru.

7. Sumberdaya

Dalam filosofi eksplorasi yang sering dikenal dengan istilah uang, manusia, dan
keberuntungan yang secara umum sangat berperan dalam pekerjaan eksplorasi. Jika
diuraikan lagi, maka ada 5 hal pokok yang merupakan sumberdaya (resources) dari
kegiatan eksplorasi, yaitu :
 kualitas sumberdaya utama
 pengetahuan tentang permukaan bumi, bawah permukaan, dan hubungannya.
 metoda deteksi mineral dan teknik yang berhubungan
 waktu
 uang.

Sumberdaya manusia, meliputi :


 pemilihan individu,
 penempatan individu pada posisi yang tepat, serta
 penilaian performance masing-masing individu

10
Perencanaan dan Manajemen Eksplorasi

Sumberdaya uang (budgeting), yaitu pengalokasian yang tepat dalam penggunaan


uang, serta sumberdaya waktu meliputi efisien dan efektifitas penggunaan waktu.

Untuk mencapai kesuksesan dalam eksplorasi, maka urutan-urutan yang perlu


diperhatikan oleh seorang (badan) pengelola eksplorasi antara lain :
 penentuan tujuan jangka panjang yang realistik dan tidak bersifat subjektif
 pendelegasian tanggung jawab pada masing-masing individu/tim
 penciptaan suasana kerja yang produktif sehingga mampu merangsang munculnya
inovasi-inovasi dan penemuan-penemuan baru
 pemastian adanya komunikasi yang baik, baik dari pusat kelapangan, atau dalam
satu kerja tim lapangan
 penekanan dan proporsi yang baik dalam pengelolaan sumberdaya (manusia, uang,
dan waktu)
 membiasakan dalam peninjauan kembali keputusan sebelum
memutuskan/membuat keputusan akhir (final decission).

11

Anda mungkin juga menyukai