Anda di halaman 1dari 1

Luqman

Di negeri Habasyah, tinggallah seorang pekerja bernama Luqman. Suatu hari, Luqman
dipanggil oleh majikannya. Ia diminta menyembelih seekor domba. Setelah menyembelih
domba, sang majikan menyuruh Luqman mengambilkan dua bagian daging yang paling enak.
Luqman segera mengambil lidah dan hati, dua bagian paling enak yang diminta oleh sang
majikan.
Ketika sang majikan menerima lidah dan hati dari Luqman, ia bertanya, “Adakah bagian daging
yang lebih enak dari lidah dan hati ini?”
Luqman menjawab dengan santun, “Tidak ada, Tuan.”
Keesokan harinya, sang majikan memerintahkan hal yang sama pada Luqman. Kali ini, dia
menyuruh Luqman untuk membuang dua bagian yang paling tidak enak. Luqman segera
membuang lidah dan hati, usai ia menyembelih domba.
Sang majikan tertegun melihatnya. Karena penasaran, dia bertanya, “Luqman, kemarin aku
menyuruhmu mengambil dua bagian daging yang paling enak, kau bawakan untukku lidah dan
hati. Hari ini aku menyuruhmu membuang dua bagian daging yang paling tidak enak, kau
membuang lidah dan hati. Mengapa kau berbuat begitu?”
Dengan santun, Luqman menjawab, “Tuan, tidak ada bagian daging yang paling enak dan baik
selain lidah dan hati, tentu bila keduanya baik. Tapi, kalau keduanya tidak baik, tidak ada
bagian daging yang paling tidak enak selain lidah dan hati.”
Sang majikan tertegun mendengar perkataan Luqman, lalu tersenyum. “Kau memang pekerja
paling bijak di antara semua pekerja di rumahku.”, ucap sang majikan.
Dari kisah tersebut kita bisa mengambil hikmah, Lidah dan hati harus kita jaga lebih hati-hati.
Kita harus bisa menahan lidah kita agar tidak banyak membantah dan menjaga agar hati tidak
menyimpan amarah dan benci.

Anda mungkin juga menyukai