Sri Rahayu1 Rizal Muhammad Hasby2 Muhammad Ayubi3 Zilva N Lathifah4 Jurusan Biologi Fakultas Sains Dan Teknologi UIN Sunan Gunung Djati Bandung Jalan A.H. Nasution No. 105, Cipadung, Cibiru, Cipadung, Cibiru, Kota Bandung, Jawa Barat 40614 Email : Srirahayu191298@gmail.com ABSTRAK Oksigen terlarut (dissolved oxygen, disingkat DO) atau sering juga disebut dengan kebutuhan oksigen (Oxygen demand) merupakan salah satu parameter penting dalam analisis kualitas air. Nilai DO yang biasanya diukur dalam bentuk konsentrasi ini menunjukan jumlah oksigen (O2) yang tersedia dalam suatu badan air. Tujuan dari praktikum kali ini yaitu untuk mengetahui kadar oksigen terlarut (DO) yang terdapat pada suatu perairan. Metode yang dilakukan pada praktikum kali ini yaitu dengan metode botol winkler dan proses titrasi, yaitu pertama yang dilakukan adalah pengambilan sampel disuatu perairan kemudian menambahkan beberapa larutan masing masing 1 ml seperti larutan Mnso4, KOH-KI,H2 SO4, hingga sampel air berwarna biru tua, setelah itu proses titrasi dengan larutan Na2 S2 O3 sehingga sampel air menjadi bening kembali. Hasil yang didapatkan pada praktikum kali ini yaitu dengan mengukur kadar oksigen terlarut dari berbagai sampel air keran, yaitu didapatkan untuk 13,6 mg/L air kolam saintek, 8,4 mg/L untuk air kran yang berada pada lab, 8,8 mg/L kran mesjid, 10,2 mg/L air al- masoem, 9 mg/L untuk air keran fakultas, 10,6 mg/L untuk aquades, dari hasil pengujian kadar oksigen terlarut yang terbesar didapatkan pada sampel air kolam saintek dengan 13,6 mg/L. Kata Kunci : Air, Kualitas Air , Oksigen, Titrasi, Terlarut.
I. PENDAHULUAN digunakan seperti BOD dan COD dalam
Oksigen terlarut (dissolved oxygen, suatu perairan (Khiattudin, 2003). disingkat DO) atau sering juga disebut Umumnya air mengandung 4-6 ppm dengan kebutuhan oksigen (Oxygen oksigen, air pegunungan dapat mengandung demand) merupakan salah satu parameter sampai 8 ppm oksigen. Dengan kemajuan penting dalam analisis kualitas air. Nilai DO teknologi Jerman sekarang ini yang biasanya diukur dalam bentuk memungkinkan untuk meningkatkan konsentrasi ini menunjukan jumlah oksigen kandungan oksigen di air sampai dengan 80 (O2) yang tersedia dalam suatu badan air. ppm. Pada kondisi normal, oksigen yang Semakin besar nilai DO pada air, kita hirup dari udara diserap oleh alveoli mengindikasikan air tersebut memiliki paru-paru. Namun pada keadaan hipoksia kualitas yang bagus. Sebaliknya jika nilai (kekurangan oksigen), tubuh manusia DO rendah, dapat diketahui bahwa air berkemampuan menangkap oksigen dari tersebut telah tercemar. Pengukuran DO pencernaan secara difusi. Hal ini juga bertujuan melihat sejauh mana badan dikemukakan oleh Prof. Dr. Pakdaman air mampu menampung biota air seperti M.D. yang mengadakan penelitian untuk ikan dan mikroorganisme. Selain itu mengetahui pengaruh mengkonsumsi air kemampuan air untuk membersihkan beroksigen tinggi di dalam darah. Beliau pencemaran juga ditentukan oleh memgemukakan bahwa tekanan parsial banyaknya oksigen dalam air. Oleh sebab oksigen di dalam darah (pO2) merupakan pengukuran parameter ini sangat dianjurkan parameter yang penting yang menentukan disamping paramter lain yang sering kandungan oksigen di dalam darah. Penelitiannya menunjukkan adanya terlarut juga berfluktuasi secara harian peningkatan tekanan parsial oksigen di (diurnal) dan musiman, tergantung pada dalam darah setelah minum air minum pencampuran (mixing) dan pergerakan beroksigen tinggi (Effendi, 2003). (turbulence) massa air, aktivitas DO atau kadar oksigen terlarut fotosintesis, respirasi, dam limbah (effluent) menyatakan kandungan oksigen di dalam yang masuk ke badan air. Selain itu, air. Kemampuan air dalam melarutkan kelarutan oksigen dan gas-gas lain oksigen sangat tergantung pada suhu air, berkurang dengan meningkatnya salinitas tekanan gas oksigen dan kemurnian air. sehingga kadar oksigen di laut cenderung Terapi pemberian oksigen melalui saluran lebih rendah daripada kadar oksigen di pernafasan (dihirup melalui hidung) Bagian perairan tawar. Peningkatan suhu sebesar per sejuta. Merupakan satuan jumlah yang 1oC akan meningkatkan konsumsi oksigen sangat kecil. 1ppm = 1 bagian / 1.000.000 sekitar 10% (Sitanggang, 2002). jadi air yang mengandung oksigen 80ppm = Jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh 80 miligram oksigen dalam 1 liter air organisme akuatik tergantung spesies, (Ridwan, 2006: 56).Oksigen terlarut dalam ukuran, jumlah pakan yang dimakan, air merupakan parameter kualitas air yang aktivitas, suhu, dan lain-lain. Konsentrasi paling kritis pada budidaya ikan. oksigen yang rendah dapat menimbulkan Konsentrasi oksigen terlarut dalam kolam anorexia, stress, dan kematian pada ikan. selalu mengalami perubahan dalam sehari Bila dalam suatu kolam kandungan oksigen semalam oleh karena itu, pengelola kolam terlarut sama dengan atau lebih besar dari 5 ikan harus selalu mengetahui atau mg/l, maka proses reproduksi dan memantau perubahan konsentrasi oksigen pertumbuhan ikan akan berjalan dengan terlarut di dalam kolamnya. Sumber utama baik. Pada perairan yang mengandung oksigen, terlarut dalam air adalah difusi dari deterjen, suplai oksigen dari udara akan udara dan hasil fotosintesis biota yang sangat lambat sehingga oksigen dalam air berklorofil yang hidup di dalam perairan, sangat sedikit. Oksigen terlarut adalah Kecepatan difusi oksigen ke dalam air jumlah oksigen dalam miligram yang sangat lambat Oleh karena itu, Fitoplankton terdapat dalam satu liter air (ppt). Oksigen merupakan sumber utama dalam terlarut umumnya berasal dari difusi udara penyediaan oksigen terlarut dalam perairan melalui permukaan air, aliran air masuk, air (Hanafiah, 2005). hujan, dan hasil dari proses fotosintesis Oksigen terlarut adalah jumlah plankton atau tumbuhan air ( oksigen dalam miligram yang terdapat Lesmana,2005). dalam satu liter air (ppt). Oksigen terlarut Oksigen terlarut merupakan umumnya berasal dari difusi udara melalui parameter penting karena dapat digunakan permukaan air, aliran air masuk, air hujan, untuk mengetahui gerakan masssa air serta dan hasil dari proses fotosintesis plankton merupakan indikator yang peka bagi proses- atau tumbuhan air. Oksigen terlarut proses kimia dan biologi . Kadar oksigen merupakan parameter penting karena dapat yang terlarut bervariasi tergantung pada digunakan untuk mengetahui gerakan suhu, salinitas, turbulensi air, dan tekanan masssa air serta merupakan indikator yang atmosfer. Kadar oksigen terlarut juga peka bagi proses-proses kimia dan biologi. berfluktuasi secara harian (diurnal) dan Kadar oksigen yang terlarut bervariasi musiman, tergantung pada pencampuran tergantung pada suhu, salinitas, turbulensi (mixing) dan pergerakan (turbulence) massa air, dan tekanan atmosfer. Kadar oksigen air, aktivitas fotosintesis, respirasi, dam limbah (effluent) yang masuk ke badan air. Kandungan oksigen terlarut (DO) Selain itu, kelarutan oksigen dan gas-gas minimum adalah 2 ppm dalam keadaan lain berkurang dengan meningkatnya nornal dan tidak tercemar oleh senyawa salinitas sehingga kadar oksigen di laut beracun (toksik). Kandungan oksigen cenderung lebih rendah daripada kadar terlarut minimum ini sudah cukup oksigen di perairan tawar. Peningkatan suhu mendukung kehidupan organisme. sebesar 1oC akan meningkatkan konsumsi Idealnya, kandungan oksigen terlarut tidak oksigen sekitar 10. Jumlah oksigen yang boleh kurang dari 1,7 ppm selama waktu 8 dibutuhkan oleh organisme akuatik jam dengan sedikitnya pada tingkat tergantung spesies, ukuran, jumlah pakan kejenuhan sebesar 70 %. KLH menetapkan yang dimakan, aktivitas, suhu, dan lain-lain. bahwa kandungan oksigen terlarut adalah 5 Konsentrasi oksigen yang rendah dapat ppm untuk kepentingan wisata bahari dan menimbulkan anorexia, stress, dan kematian biota laut. Agar ikan dapat hidup, air harus pada ikan. Bila dalam suatu kolam mengandung oksigen paling sedikit 5 mg/ kandungan oksigen terlarut sama dengan liter atau 5 ppm (part per million) atau lebih besar dari 5 mg/l, maka proses (Kordi,2004). reproduksi dan pertumbuhan ikan akan Apabila kadar oksigen kurang dari 5 berjalan dengan baik. Pada perairan yang ppm, ikan akan mati, tetapi bakteri yang mengandung deterjen, suplai oksigen dari kebutuhan oksigen terlarutnya lebih rendah udara dalam air sangat sedikit (Kordi, dari 5 ppm akan berkembang. Apabila 2004). sungai menjadi tempat pembuangan limbah Kadar oksigen dalam air laut akan yang mengandung bahan organik, sebagian bertambah dengan semakin rendahnya suhu besar oksigen terlarut digunakan bakteri dan berkurang dengan semakin tingginya aerob untuk mengoksidasi karbon dan salinitas. Pada lapisan permukaan, kadar nitrogen dalam bahan organik menjadi oksigen akan lebih tinggi, karena adanya karbondioksida dan air. Sehingga kadar proses difusi antara air dengan udara bebas oksigen terlarut akan berkurang dengan serta adanya proses fotosintesis. Dengan cepat dan akibatnya hewan-hewan seperti bertambahnya kedalaman akan terjadi ikan, udang dan kerang akan mati. Lalu penurunan kadar oksigen terlarut, karena apakah penyebab bau busuk dari air yang proses fotosintesis semakin berkurang dan tercemar? Bau busuk ini berasal dari gas kadar oksigen yang ada banyak digunakan NH3 dan H2S yang merupakan hasil proses untuk pernapasan dan oksidasi bahan-bahan penguraian bahan organik lanjutan oleh organik dan anorganik Keperluan bakteri anaerob (Effendi, 2003). organisme terhadap oksigen relatif Kebutuhan oksigen biologi (BOD) bervariasi tergantung pada jenis, stadium didefinisikan sebagai banyaknya oksigen dan aktifitasnya. Kebutuhan oksigen untuk yang diperlukan oleh organisme pada saat ikan dalam keadaan diam relatif lebih pemecahan bahan organik, pada kondisi sedikit apabila dibandingkan dengan ikan aerobik. Pemecahan bahan organik pada saat bergerak atau memijah. Jenis-jenis diartikan bahwa bahan organik ini ikan tertentu yang dapat menggunakan digunakan oleh organisme sebagai bahan oksigen dari udara bebas, memiliki daya makanan dan energinya diperoleh dari tahan yang lebih terhadap perairan yang proses oksidasi. Parameter BOD, secara kekurangan oksigen terlarut umum banyak dipakai untuk menentukan (Khiattudin,2003). tingkat pencemaranair buangan. Penentuan BOD sangat penting untuk menelusuri aliran pencemaran dari tingkat hulu ke lebih sederhana sebagai nutrien yang sangat muara. Sesungguhnya penentuan BOD dibutuhkan organisme perairan. Sumber merupakan suatu prosedur bioassay yang utama oksigen diperairan berasal dari proses menyangkut pengukuran banyaknya difusi udara bebas dan hasil proses oksigen yang digunakan oleh organisme fotosintesis. Campuran heterogen adalah selama organisme tersebut menguraikan campuran jika komponen – komponen bahan organik yang ada dalam suatu penyusunnya dapat dibedakan dan sifat perairan, pada kondisi yang harnpir sama masing – masing komponen masih tampak dengan kondisi yang ada di alam dalam sedangkan campuran homogen adalah proses kelarutannya (Lesmana, 2005). campuran yang tidak dapat dibedakan satu Selama pemeriksaan BOD, contoh dengan lainnya, tetapi sifat masing – masing yang diperiksa harus bebas dari udara luar komponen penyusunnya masih tampak untuk rnencegah kontaminasi dari oksigen Untuk mengetahui kualitas suatu perairan, yang ada di udara bebas. Hal ini penting parameter oksigen terlarut (DO) dan diperhatikan mengingat kelarutan oksigen kebutuhan oksigen biokimia (BOD) dalam air terbatas dan hanya berkisar ± 9 memegang peranan penting (Sitanggang, ppm pads suhu 20°C. Dalam perairan 2002). Tujuan dari praktikum kali ini yaitu oksigen berperan dalam proses oksidasi den untuk mengetahui kadar oksigen terlarut reduksi bahan kimia menjadi senyawa yang (DO) yang terdapat pada suatu perairan
II. METODE sebanyak 250 ml dan disimpan pada botol
1.1 Alat Dan Bahan winkler, kemudian sampel air ditambahkan Alat yang digunakan pada praktikum dengan larutan 1 ml Mnso4, dan KOH-KI kali ini yaitu dengan menggunakan botol kemudain dikocok hingga sampel dan winkler 250 ml digunakan sebagai larutan homogen sekitar 2 menit, setelah itu penyimpanan sampel, erlenmeyer 250 ml larutan di diamkan selama 2 menit pula atau digunakan untuk penyimpanan sampel hingga timbul warna endapan berwarna sebagian nya, gelas ukur 100 ml digunakan coklat dan cairan supernatan berwarna untuk mengukur sampel dalam jumlah putih, setelah itu menambahakan 1 ml tertentu, buret dan statif digunakan untuk larutan H2 SO4, kemudian kocok kembali proses titrasi sampel, corong buret, pipet hingga homogen hingga terbentuk endapan seukuran 1 ml, dan pipet tetes digunakan berwarna coklat kekuningan, setelah itu untuk pengambilan larutan larutan tertentu. sampel dalam botol winkler diambil Sedangkan untuk bahan yang sebanyak 100 ml kemudian ditambahakan digunakan adalah yaitu lima sampel air dari indikator amilum sebanyak 5 tetes hingga kolam, kran, maupun air yang di minum, larutan berwarna biru tua, setelah itu larutan Mnso4, KOH-KI, Na2 S2 O3, H2 SO4, dititrasi dengan menggunakan larutan Na2 indikator amilum, dan aquades. S2 O3 ,hingga larutan kembali berwarna bening, kemudian dicatat untuk volume 1.2 Prosedur Kerja awal dan akhirnya, setelah itu dihitung Langkah kerja yang dilakukan jumlah oksigen terlarutnya. pertama adalah mengambil sampel air
III. HASIL DAN PEMNAHASAN dengan pengambilan sampel didaerah
Pada praktikum kali ini perairan sekitaran UIN SGD dilakukan di laboraturium biologi Bandung didapatkan hasil untuk mengukur kadar oksigen yang terlarut dalam suatu perairan didapatkan hasil pada tabel dibawah ini, yaitu :
No Jenis Air Kadar Oksigen Terlarut mg/L
1. Kolam Saintek 13,6 2. Kran Lab 8,4 3. Kran Mesjid 8,8 4. Air Al Masoem 10,2 5. Kran Fakultas 9 6. Aquades 10,6
Pada tabel diatas dapat dilihat Berdasarkan Peraturan Pemerintah
perbedaan beberapa kadar untuk beberapa Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan perairan, perbedaan dalam oksigen yang Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran terlarut perairan tabel diatas dapat dilihat Air menegaskan bahwa kadar DO dari kondisi air, salinitas air, suhu, minimum yang harus ada pada air adalah turbelensi air, dan tekanan atmosfer yang >2 mg O2/L. Jadi, dapat dikatakan bahwa berada pada lingkungan perairan tersebut. air kran kolam FST baik, yaitu memenuhi Pada tabel diatas untuk perbandingan nilai baku standar yang telah ditetapkan. kadar yang lebih tinggi didapatkan pada air Oksigen terlarut merupakan kolam saintek dengan 13,6 mg/L hal ini kebutuhan vital bagi kelangsungan hidup disebabkan karena kondisi air yang bersih organisme suatu perairan. Oksigen terlarut dan terjaga dan salinitas, suhu dan faktor dimanfaatkan oleh organisme perairan lain nya yang sangat baik dan melalui respirasi untuk pertumbuhan, memungkinkan air baik dan layak untuk reproduksi, dan kesuburan. Menurunnya tempat tumbuh dan berkembangnya suatu kadar oksigen terlarut dapat mengurangi hewan dan tumbuhan air, karena suatu efisiensi pengambilan oksigen oleh biota perairan dengan nilai DO yang tinggi, laut, sehingga dapat menurunkan maka suatu perairan tersebut akan banyak kemampuan untuk hidup normal dalam dan layak untuk ditumbuhi suatu spesies lingkungan hidupnya. dan organisme air yang lain nya. Oksigen merupakan salah satu gas Sedangkan untuk perbandingan nilai kadar terlarut di perairan alami dengan kadar dari hasil tabel diatas yaitu terdapat pada bervariasi yang dipengaruhi oleh suhu, kran lab dengan nilai 8,4 mg/L, dan air ini salinitas, turbulensi air dan tekanan masih dikatakan baik da tidak tercemar. atmosfir. Selain diperlukan untuk Pada hasil tabel diatas kelangsungan hidup organisme di perairan, perbandingan kadar air sampel dengan oksigen juga diperlukan dalam proses aquades yang menggunakan teknik duplo dekomposisi senyawa-senyawa organik hasil yang didapatkan , untuk nilai kadar menjadi senyawa anorgani (Mulyanto, oksigen terlarut yang terbesar masih 2009). terdapat pada air sampel kolam saintek, Pada praktikum yang telah yaitu 13,6 mg/L, sedangkan untuk aquades dilakukan, 1 mL MnSO4 dan 1 mL KI adalah 10,6 mg/l walaupun dengan (alkali iodida azida) ditambahkan menggunakan teknik duplo dengan proses menggunakan ujung pipet tepat di atas titrasi sebanyak 2 kali. permukaan larutan. MnO2 dan KI (alkali Menurut Nontji, Anugerah. (2002)., iodida azida) berfungsi untuk mengikat O2. besarnya oksigen yang diperlukan oleh Reaksi yang terjadi adalah: suatu organisme perairan tergantung MnO2 + 2 KI + 2 H2O → Mn(OH)2 spesies, ukuran, jumlah pakan yang + I2 + 2 KOH. dimakan, aktivitas, suhu, dan sebagainya. Setelah itu, 1 ml H2SO4 berfungsi Konsentrasi oksigen (O2) yang rendah untuk melarutkan endapan kembali. dapat menyebabkan stress dan kematian Larutan sampel dititrasi Na2S2O3 0,025 N pada ikan. Lebih lanjut dikatakan oleh , Reaksi yang terjadi adalah: Supangat,Agus. (2000), Faktor-faktor yang I2 + 2 Na2S2O3 à Na2S4O6 + 2 mempengaruhi kadar oksigen (O2) dalam NaI perairan secara umum merupakan Larutan indikator amilum atau kanji konsekuensi terhambatnya aktivitas akar berfungsi untuk mengetahui ada tidaknya tumbuhan dan mikrobia, serta difusi yang kandungan amilum dalam air sampel atau menyebabkan naiknya kadar CO2 dan tidak. Warna biru pada larutan sampel turunnya kadar O2. menunjukkan uji positif adanya amilum. Ketersediaan oksigen dalam Titrasi kembali dilakukan sampai larutan perairan memiliki pengaruh yang cukup jernih atau sampai warna biru tepat hilang besar dalam proses respirasi dan dan kadar DO dihitung. fotosintesis, selain itu juga secara langsung Dalam perairan, khususnya perairan dipengaruhi kualitas air. Aktifitas respirasi tawar memiliki kadar oksigen (O2) terlarut organisme dapat menyebabkan berkisar antara 15 mg/l pada suhu 0oC dan berkurangnya kadar oksigen terlarut dalam 8 mg/l pada suhu 25oC. Kadar oksigen (O2) air. Terlebih lagi pada malam hari, karena terlarut dalam perairan alami biasanya saat itu proses fotosintesis tidak terjadi kurang dari 10 mg/l (Efendi, 2003). sehingga tumbuhan dan hewan bersaing untuk mendapatkan oksigen.
KESIMPULAN yang berada pada lab, 8,8 mg/L kran
mesjid, 10,2 mg/L air al- masoem, 9 mg/L Dari hasil pengamatan dapat untuk air keran fakultas, 10,6 mg/L untuk disimpulkan bahwa mengukur kadar aquades, dari hasil pengujian kadar oksigen oksigen terlarut dari berbagai sampel air terlarut yang terbesar didapatkan pada keran, yaitu didapatkan untuk 13,6 mg/L air sampel air kolam saintek dengan 13,6 kolam saintek, 8,4 mg/L untuk air kran mg/L.
DAFTAR PUSTAKA Kordi, K. 2004. Penanggulangan Hama
dan Penyakit Ikan. Jurnal Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air Perikanan. Vol 5 (6) : 18-34. Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Perairan. Khiatuddin, M. 2003. Melestarikan Jurnal Ekologi. Vol 3 (8) : 12- 15. Sumber Daya Air Dengan Teknologi Rawa Hanafiah, A. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Buatan. Jurnal perairan. Vol Tanah. PT RAJAGRAFINDO 5(2) : 654-672. PERSADA, Jakarta. Lesmana, D.S. 2005. Kualitas Air untuk Ikan Hias Air Tawar. Penebar Swadaya. Jakarta. Mulyanto. 2009. Oksigen Terlarut Dalam Air. PT AgroMedia Pustaka. Jakarta. Nontji, Anugerah. 2002. Laut Nusantara. Djambatan: Jakarta. Sitanggang, M. 2002.Mengatasi Penyakit dan Hama Pada Ikan Hias. Jurnal Agronomi. Vol 8(1) : 67-90. Supangat,Agus. 2000. Pengantar Oseanografi. Institute Teknologi Bandung: Bandung.