Anda di halaman 1dari 6

PBL FK YARSI SKENARIO 3 LANGKAH 3 BLOK EMERGENCY – KEMBUNG PADA ANAK

LI. 1. Memahami dan Menjelaskan Intususepsi Menurut kepustakaan, 90-95 % intususepsi pada anak di bawah umur satu tahun tidak dijumpai
LO. 1.1. Memahami dan Menjelaskan Definisi Intususepsi penyebab yang spesifik sehingga digolongkan sebagai “infantile idiophatic intussusceptions”.
Invaginasi atau Intususepsi adalah keadaan yang Kepustakaan lain menyebutkan di Asia, etiologi idiopatik dari intususepsi berkisar antara 42-100%.
umumnya terjadi pada anak-anak, dan merupakan Definisi dari istilah intususepsi ‘idiopatik’ bervariasi di antara penelitian terkait intususepsi.
kejadian yang jarang terjadi pada dewasa, intususepsi Sebagian besar peneliti menggunakan istilah ‘idiopatik’ untuk menggambarkan kasus dimana tidak
adalah masuknya segmen usus proksimal (kearah oral) ada abnormalitas spesifik dari usus yang diketahui dapat menyebabkan intususepsi seperti
kerongga lumen usus yang lebih distal (kearah anal) diverticulum meckel atau polip yang dapat diidentifikasi saat pembedahan.
sehingga menimbulkan gejala obstruksi berlanjut Intususepsi idiopatik memiliki etiologi yang tidak jelas. Salah satu teori untuk menjelaskan
strangulasi usus. Definisi lain Invaginasi atau kemungkinan etiologi intususepsi idiopatik adalah bahwa hal itu terjadi karena Peyer patch yang
intususepsi yaitu masuknya segmen usus membesar; hipotesis ini berasal dari 3 pengamatan:
(Intesusceptum) ke dalam segment usus di dekatnya (1) Penyakit ini sering didahului oleh infeksi saluran pernapasan atas,
(intususcipient). Pada umumnya usus bagian proksimal (2) Wilayah ileokolika memiliki konsentrasi tertinggi dari kelenjar getah bening di mesenterium,
yang mengalami invaginasi (intussuceptum) memasuki dan
usus bagian distal (intussucipient), tetapi walaupun (3) Pembesaran kelenjar getah bening sering dijumpai pada pasien yang memerlukan operasi.
jarang ada juga yang sebaliknya atau retrograd. Paling Apakah Peyer patch yang membesar adalah reaksi terhadap intususepsi atau sebagai penyebab
sering masuknya ileum terminal ke kolon. Intususeptum intususepsi, masih tidak jelas
yaitu segmen usus yang masuk dan intususipien yaitu
segmen usus yang dimasuki segmen lain 2. Kausal
Invaginasi terjadi karena adanya sesuatu di usus yang menyebabkan peristaltik berlebihan, biasanya Pada penderita intususepsi yang lebih besar (lebih dua tahun), adanya kelainan usus dapat menjadi
terjadi pada anak-anak tetapi dapat juga terjadi pada dewasa. Pada anak-anak 95% penyebabnya tidak penyebab intususepsi seperti: inverted Meckel’s diverticulum, polip usus, leiomioma, leiosarkoma,
diketahui, hanya 5% yang mempunyai kelainan pada ususnya sebagai penyebabnya. Misalnya hemangioma, blue rubber blep nevi, lymphoma dan duplikasi usus. Divertikulum Meckel adalah
diiverticulum Meckeli, Polyp, Hemangioma. Sedangkan invaginasi pada dewasa terutama adanya penyebab paling utama, diikuti dengan polip seperti peutz-jeghers syndrom, dan duplikasi
tumor yang menyebabkannya. Daerah yang secara anatomis paling mudah mengalami invaginasi intestinal. Lead point lain diantaranya lymphangiectasias, perdarahan submukosa dengan Henoch-
adalah ileo coecal, dimana ileum yang lebih kecil dapat masuk dengan mudah ke dalam coecum yang Schönlein purpura, trichobezoars dengan Rapunzel syndrome, caseating granulomas yang
longgar. Invaginasi dapat menyebabkan obstruksi usus baik partiil maupun total. Intussusception berhubungan dengan tuberkulosis abdominal. Intususepsi dapat juga terjadi setelah laparotomi,
diklasifikasikan berdasarkan lokasi dari traktus alimentary yaitu: ileoocolic, cecocolic, enteroenteric, yang biasanya timbul setelah dua minggu pasca bedah, hal ini terjadi akibat gangguan peristaltik
duodenogastric, dan gastroesophageal. usus, disebabkan manipulasi usus yang kasar dan lama, diseksi retroperitoneal yang luas dan
hipoksia lokal.
Intususepsi merupakan salah satu penyebab spesifik dari obstruksi usus. Obstruksi usus disebabkan
oleh adanya objek dalam lumen, intramural thickening atau stenosis dan tekanan extramural. Penyebab Faktor-faktor yang dihubungkan dengan terjadinya intususepsi:
yang spesifik yang lain antara lain: benda asing, volvulus. torsio usus, terkurungnya usus besar karena Penyakit ini sering terjadi pada umur 3-12 bulan, dimana pada saat itu terjadi perubahan diet makanan
hernia (termasuk semua tipe hernia abdominal, hernia diafragmatika), adhesi (post trauma atau post dari cair ke padat, perubahan pemberian makanan ini dicurigai sebagai penyebab terjadi intususepsi.
operasi), abses, granuloma atau hematoma, malformasi congenital (stenosis atau atresia) dan neoplasia Intususepsi kadang-kadang terjadi setelah/selama enteritis akut, sehingga dicurigai akibat peningkatan
usus. Obstruksi bisa terjadi proksimal atau distal. Obstruksi proximal dan komplit, biasanya akut dan peristaltik usus. Gastroenteritis akut yang dijumpai pada bayi, ternyata ditemukan kuman rotavirus
menunjukkan gejala klinis yang berat seperti dehidrasi, ketidakseimbangan elektrolit dan shock. Dapat menjadi agen penyebabnya, dimana pengamatan 30 kasus intususepsi bayi ditemukan virus ini dalam
juga memicu muntah yang tetap, kurangnya sekresi lambung (asam hidroklorat) serta alkalosis feses sebanyak 37%. Pada beberapa penelitian terakhir ini didapati peninggian insidens adenovirus
metabolis sedangkan obstruksi distal disebabkan oleh beberapa tingkatan asidosis metabolis. Obstruksi dalam feses penderita intususepsi
distal dan tidak komplit biasanya dengan gejala klinis yang kurang jelas.
LO.1.3. Memahami dan Menjelaskan Epidemiologi Intususepsi
Angka kejadian intususepsi (invaginasi) dewasa sangat jarang , menurut angka yang pernah dilaporkan
LO. 1.2. Memahami dan Menjelaskan Etiologi Intususepsi adalah 0,08% dari semua kasus pembedahan lewat abdomen dan 3% dari kejadian obstruksi usus ,
Etiologi dari intususepsi terbagi menjadi 2, yaitu idiopatik dan kausal. angka lain melaporkan 1% dari semua kasus obstruksi usus, 5% dari semua kasus invaginasi (anak-
1. Idiopatik anak dan dewasa), sedangkan angka-angka yang menggambarkan angka kejadian berdasarkan jenis

PBL EMERGENCY LANGKAH 3 SKENARIO 2 | Azizah F Andyra - 1102014055


PBL FK YARSI SKENARIO 3 LANGKAH 3 BLOK EMERGENCY – KEMBUNG PADA ANAK

kelamin dan umur belum pernah dilaporkan, sedangkan segmen usus yang telibat yang pernah adanya segmen usus yang masuk kesegmen usus lainnya akan menyebabkan dinding usus yang terjepit
dilaporkan Anderson 281 pasien terjadi pada usus halus ( Jejunum, Ileum ) 7 pasien ileocolica, 12 sehingga akan mengakibatkan aliran darah menurun dan keadaan akhir adalah akan menyebabkan
pasien cecocolica dan 36 colocolica dari 336 kasus yang ia laporkan . Desai pada 667 pasien nekrosis dinding usus.
menggambarkan 53% pada duodenum,jejunum atau ileum, 14% lead pointnya pada ileoseccal, 16%
kolon dan 5% termasuk appendik veriformis. Perubahan patologik yang diakibatkan intususepsi terutama mengenai intususeptum. Intususepien
Hampir 70 % kasus invaginasi terjadi pada anak-anak umur kurang dari 1 tahun (Bisset et all, 1988) biasanya tidak mengalami kerusakan. Perubahan pada intususeptum ditimbulkan oleh penekanan
sedangkan Orloff mendapatkan 69% dari 1814 kasus pada bayi dan anak-anak umur kurang dari 1 bagian ini oleh karena kontraksi dari intususepien, dan juga karena terganggunya aliran darah sebagai
tahun (Cohn 1976). Chairl Ismail 1988 mendapatkan insiden tertinggi dicapai pada anak-anak umur akibat penekanan dan tertariknya mesenterium. Edema dan pembengkakan dapat terjadi.
antara 4 sampai dengan 9 bulan. Perbandingan antara laki-laki dan wanita adalah 2:1 (Kartono, 1986; Pembengkakan dapt sedemikian besarnya sehingga menghambat reduksi. Adanya bendungan
Cohn 1976; Chairul Ismail !988). menimbulkan perembesan (ozing) lendir dan darah ke dalam lumen. Ulserasi pada dindidng usus dapat
Insidensi tertinggi dari inttususepsiterdapat pada usia dibawah 2 tahun (Ellis 1990). Orloof terjadi. Sebagai akibat strangulasi tidak jarang terjadi gangren. Gangren dapat berakibat lepasnya
mendapatkan 69% dari1814 kasus pada anak-anak terjadi pada usia kurang dari 1 tahun (Cohn 1976). bagian yang mengalami prolaps. Pembengkakan dari intisuseptum umumnya menutup lumen usus.
Pada bayi dan anak-anak intususepsi merupakan penyebab kira-kira 80-90% dari kasus obstruksi. Pada Akan tetapi tidak jarang pula lumen tetap patent, sehingga obstruksi komplit kadang-kadang tidak
orang dewasa intususepsi lebih jarang terjadi dan diperkirakan menjadi penyebab kira-kira 5% dari terjadi pada intususepsi.
kasus obstruksi (Ellis, 1990)
Invaginasi akan menimbulkan gangguan pasase usus (obstruksi) baik partiil maupun total dan
LO. 1.4. Memahami dan Menjelaskan Klasifikasi Intususepsi strangulasi. Hiperperistaltik usus bagian proksimal yang lebih mobil menyebabkan usus tersebut masuk
Jenis intususepsi dapat dibagi menurut lokasinya pada bagian usus mana yang terlibat, pada ileum ke lumen usus distal. Usus bagian distal yang menerima (intussucipient) ini kemudian berkontraksi,
dikenal sebagai jenis ileo-ileal.Pada kolon dikenal dengan jenis colo-colica dan sekitar ileo-caecal terjadi edema. Akibatnya terjadi perlekatan yang tidak dapat kembali normal sehingga terjadi
disebut ileocaecal, jenis-jenis yang disebutkan di atas dikenal dengan intususepsi tunggal dimana invaginasi.
dindingnya terdiri dari tiga lapisan. Jika dijumpai dinding yang terdiri dari lima lapisan, hal ini sering
pada keadaan yang lebih lanjut disebut jenis intususepsi ganda, sebagai contoh adalah jenis ileo-ileo- Patogenesis dari intususepsi diyakini akibat
colica atau colo-colica. Suwandi J.Wijayanto E. di Semarang selama 3 tahun (1981-1983) pada sekunder dari ketidakseimbangan pada dorongan
pengamatannya mendapatkan jenis intususepsi sebagai berikut: Ileo-ileal 25%, ileo-colica 22,5%, ileo- longitudinal sepanjang dinding intestinal.
ileo-colica 50% dan colo-colica 22,5%. Ketidakseimbangan ini dapat disebabkan oleh
adanya massa yang bertindak
sebagai pencetus atau oleh pola yang tidak teratur
dari peristalsis (contohnya, ileus pasca operasi).
Gangguan elektrolit berhubungan dengan berbagai
masalah kesehatan yang dapat mengakibatkan
motilitas intestinal yang abnormal, dan mengarah
pada terjadinya invaginasi. Beberapa penelitian
terbaru pada binatang menunjukkan pelepasan
nitrit oksida pada usus, suatu neurotransmitter
penghambat, menyebabkan relaksasi dari katub
ileocaecal dan mempredisposisi intususepsi
ileocaecal. Penelitian lain telah
mendemonstrasikan bahwa penggunaan dari
beberapa antibiotik tertentu dapat menyebabkan
hiperplasia limfoid ileal dan dismotilitas intestinal
LO. 1.5. Memahami dan Menjelaskan Patofisiologi Intususepsi dengan intususepsi
Berbagai variasi etiologi yang mengakibatkan terjadinya intususepsi pada dewasa pada intinya Sebagai hasil dari ketidakseimbangan, area dari dinding usus terinvaginasi ke dalam lumen. Proses ini
adalah gangguan motilitas usus terdiri dari dua komponen yaitu satu bagian usus yang bergerak terus berjalan, dengan diikuti area proximal dari intestinal, dan mengakibatkan intususeptum berproses
bebas dan satu bagian usus lainya yang terfiksir/atau kurang bebas dibandingkan bagian lainnya, karena sepanjang lumen dari intususipiens. Apabila terjadi obstruksi sistem limfatik dan vena mesenterial,
arah peristaltik adalah dari oral keanal sehingga bagian yang masuk kelumen usus adalah yang arah akibat penyakit berjalan progresif dimana ileum dan mesenterium masuk ke dalam caecum dan colon,
oral atau proksimal, keadaan lainnya karena suatu disritmik peristaltik usus, pada keadaan khusus dapat akan dijumpai mukosa intussusseptum menjadi oedem dan kaku. Mengakibatkan obstruksi yang pada
terjadi sebaliknya yang disebut retrograd intususepsi pada pasien pasca gastrojejunostomi . Akibat akhirnya akan dijumpai keadaan strangulasi dan perforasi usus.

PBL MANDIRI SKENARIO 3 BLOK EMERGENCY – AZIZAH F ANDYRA//1102014055 2


PBL FK YARSI SKENARIO 3 LANGKAH 3 BLOK EMERGENCY – KEMBUNG PADA ANAK

Pembuluh darah mesenterium dari bagian yang terjepit mengakibatkan gangguan venous disebabkan pada pasien malnutrisi, memiliki tonus yang melemah, sehingga obstruksi tidak cepat
return sehingga terjadi kongesti, oedem, hiperfungsi goblet sel serta laserasi mukosa usus. Hal inilah timbul.
yang mendasari terjadinya salah satu manifestasi klinis intususepsi yaitu BAB darah lendir yang Rasa sakit adalah gejala yang paling khas dan hampir selalu ada. Dengan adanya seranganrasa
disebut juga red currant jelly stool. sakit/kholik yang makin bertambah dan mencapai puncaknya, dan kemudian menghilang samasekali,
diagnosis hampir dapat ditegakkan. Rasa sakit berhubungan dengan passase dari intususepsi.Diantara
LO. 1.6. Memahami dan Menjelaskan Manifestasi Klinis Intususepsi satu serangan dengan serangan berikutnya, bayi atau orang dewasa dapat sama sekali bebasdari
 Manifestasi klinis berupa trias, yaitu sakit perut (85%) yang timbul mendadak, periodik, gejala.Selain dari rasa sakit gejala lain yang mungkin dapat ditemukan adalah muntah, keluarnya
dan anak menekuk kaki (drawing up the leg). darahmelalui rektum, dan terdapatnya masa lunak memanjang seperti sosis (sausage shape mass)
dimana biasanya perut kuadran kanan bawah teraba seakan kosong (dance’s sign). Beratnya gejala
 Muntah (60%) dan feses bercampur darah (currant-jelly stool), baik occult atau darah
muntahtergantung pada letak usus yang terkena. Semakin tinggi letak obstruksi, semakin berat gejala
segar. muntah.Hemathocezia disebabkan oleh kembalinya aliran darah dari usus yang mengalami
 Perut terlihat membuncit, terjadi peningkatan suara usus, teraba massa berbentuk sosis. intususepsi.Terdapatnya sedikit darah adalah khas, sedangkan perdarahan yang banyak biasanya tidak
ditemukan.
Gambaran klinis intususepsi dewasa umumnya sama seperti keadaan obstruksi usus pada umumnya,
Anak atau bayi yang semula sehat dan biasanya dengan keadaan gizi yang baik, tiba-tiba menangis
yang dapat mulai timbul setelah 24 jam setelah terjadinya intususepsi berupanyeri perut dan terjadinya
kesakitan, terlihat kedua kakinya terangkat ke atas, penderita tampak seperti kejang dan pucat menahan
distensi setelah lebih 24 jam ke dua disertai keadaan klinis lainnyayang hampir sama gambarannya
sakit, serangan nyeri perut seperti ini berlangsung dalam beberapa menit. Di luar serangan, anak/bayi
seperti intususepsi pada anak-anak. Pada orang dewasa seringditemukan perjalanan penyakit yang jauh
kelihatan seperti normal kembali. Pada waktu itu sudah terjadi proses intususepsi. Serangan nyeri perut
lebih panjang, dan kegagalan yang berulang-ulangdalam usaha menegakkan diagnosis dengan
datangnya berulang-ulang dengan jarak waktu 15-20 menit dengan lama serangan 2-3 menit. Pada
pemeriksaan radiologis dan pemeriksaan- pemeriksaan lain. Adanya gejala obstruksi usus yang
umumnya selama serangan nyeri perut itu diikuti dengan muntah berisi cairan dan makanan yang ada
berulang, harus dipikirkan kemungkinanintususepsi. Kegagalan untuk memperkuat diagnosis dengan
di lambung.
pemeriksaan radiologis seringkalimenyebabkan tidak ditegakkanya diagnosis. Pemeriksaan radiologis
Sesudah beberapa kali serangan dan setiap kalinya memerlukan tenaga, maka di luar serangan si
sering tidak berhasilmengkonfirmasikan diagnosis karena tidak terdapat intususepsi pada saat
penderita terlihat lelah dan lesu dan tertidur sampai datang serangan kembali. Proses intususepsi pada
dilakukan pemeriksaan. Intussusepsi yang terjadi beberapa saat sebelumnya telah tereduksi
mulanya belum terjadi gangguan pasase isi usus secara total, anak masih dapat defekasi berupa feses
spontan.Dengan demikian diagnosis intussusepsi harus dipikirkan pada kasus orang dewasa dengan
biasa, kemudian feses bercampur darah segar dan lendir, kemudian defekasi hanya berupa darah segar
serangan obstruksi usus yang berulang, meskipun pemeriksaan radiologis dan
bercampur lendir tanpa feses. BAB darah dan lendir (red currant jelly stool) baru dijumpai sesudah 6-
pemeriksaan- pemeriksaan lain tidak memberikan hasil yang positif.
8 jam serangan sakit yang pertama kali, kadang-kadang sesudah 12 jam. BAB darah lendir ini bervariasi
jumlahnya dari kasus per kasus, ada juga yang dijumpai hanya pada saat melakukan colok dubur.
LO. 1.7. Memahami dan Menjelaskan Diagnosis dan Diagnosis Banding Intususepsi
Karena sumbatan belum total, perut belum kembung dan tidak tegang, dengan demikian mudah teraba
Untuk menegakkan diagnosa invaginasi didasarkan pada anamnesis, pemeriksaan fisik, laboratorium
gumpalan usus yang terlibat intususepsi sebagai suatu massa tumor berbentuk curved sausage di dalam
dan radiologi. Gejala klinis yang menonjol dari invaginasi adalah suatu trias gejala yang terdiri dari:
perut di bagian kanan atas, kanan bawah, atas tengah atau kiri bawah. Tumor lebih mudah teraba pada
1. Nyeri perut yang datangnya secara tiba – tiba, nyeri bersifat serang –serangan., nyeri menghilang
waktu terdapat peristaltik, sedangkan pada perut bagian kanan bawah teraba kosong yang
selama 10 – 20 menit, kemudian timbul lagi serangan baru.
disebut dance’s sign. Hal ini akibat caecum dan kolon naik ke atas, ikut proses intususepsi. Sesudah
2. Teraba massa tumor di perut bentuk bujur pada bagian kanan atas, kanan bawah, atas tengah, kiri
18-24 jam serangan sakit yang pertama, usus yang tadinya tersumbat partial berubah menjadi sumbatan
bawah atau kiri atas.
total, diikuti proses oedem yang semakin bertambah, sehingga pada pasien dijumpai tanda-tanda
3. Buang air besar campur darah dan lendir
obstruksi, seperti perut kembung dengan gambaran peristaltik usus yang jelas, muntah warna hijau dan
dehidrasi.
TRIAS INVAGINASI:
Oleh karena perut kembung maka massa tumor tidak dapat diraba lagi dan defekasi hanya berupa darah
1. Anak mendadak kesakitan episodic, menangis dan mengankat kaki (Craping pain), bila lanjut
dan lendir. Apabila keadaan ini berlanjut terus akan dijumpai muntah feses, dengan demam tinggi,
sakitnya kontinyu
asidosis, toksis dan terganggunya aliran pembuluh darah arteri. Pada segmen yang terlibat
2. Muntah warna hijau (cairan lambung)
menyebabkan nekrosis usus, gangren, perforasi, peritonitis umum, shock dan kematian.
3. Defekasi feses campur lendir (kerusakan mukosa) atau darah (lapisan dalam) à currant jelly stool
Pada pemeriksaan colok dubur didapati:
Tonus sphincter melemah, mungkin invaginat dapat diraba berupa massa seperti portio bila jari ditarik, Obstruksi usus ada dua jenisnya:
keluar darah bercampur lendir. 1. Mekanis  kaliber usus tertutup
Perlu perhatian bahwa untuk penderita malnutrisi, gejala-gejala intususepsi tidak khas. Tanda-tanda 2. Fungsional  kaliber usus terbuka akibat peristaltik hilang
obstruksi usus baru timbul dalam beberapa hari. Pada penderita ini tidak jelas tanda adanya sakit berat.
Pada defekasi tidak ada darah. Intususepsi dapat mengalami prolaps melewati anus. Hal ini mungkin

PBL MANDIRI SKENARIO 3 BLOK EMERGENCY – AZIZAH F ANDYRA//1102014055 3


PBL FK YARSI SKENARIO 3 LANGKAH 3 BLOK EMERGENCY – KEMBUNG PADA ANAK

Pemeriksaan Fisik
 Obstruksi mekanis ditandai darm steifung dan darm counter. Pemeriksaan Laboratorium
 Teraba massa seperti sosis di daerah subcostal yang terjadi spontan pada pemeriksaan darah rutin ditemukan peningjkatan jumlah leukosit (leukositosis > 10.000/mm3)
 Nyeri tekan (+)
Pemeriksaan Radiologi
 Dancen sign (+)  Sensai kekosongan padakuadran kanan bawah karena masuknya sekum pada
Foto Polos Abdomen
kolon ascenden
Didapatkan distribusi udara di dalam usus tidak merata, usus terdesak ke kiri atas, bila telah lanjut
 RT : pseudoportio(+), lender darah (+)  Sensasi seperti portio vagina akibat invaginasi usus yang
terlihat tanda-tanda obstruksi usus dengan gambaran air fluid level. Dapat terlihat free air bila terjadi
lama
perforasi. Literatur lain menyebutkan bahwa foto polos hanya memiliki akurasi diagnostik 45% untuk
Bila penderita terlambat memeriksakan diri, maka sukar untuk meraba adanya tumor, oleh karena itu
menegakkan diagnosis intususepsi sehingga penggunaannya tidak diindikasikan jika ada fasilitas
untuk kepentingan diagnosis harus berpegang kepada gejala trias invaginasi. Mengingat invaginasi
USG(4). Berdasarkan penelitian yang dilakukan Hooker et al tahun 2008 dalam Radiographic
sering terjadi pada anak berumur di bawah satu tahun, sedangkan penyakit disentri umumnya terjadi
Evaluation of Intussusception, tampilan foto polos abdomen dengan posisi left side down
pada anak – anak yang mulai berjalan dan mulai bermain sendiri maka apabila ada
decubitus meningkatkan kemampuan untuk diagnosis atau menyingkirkan intususepsi.
pasien datang berumur di bawah satu tahun, sakit perut yang bersifat kolik sehingga anak menjadi rewel
sepanjang hari / malam, ada muntah, buang air besar campur darah dan lendir maka pikirkanlah
kemungkinan invaginasi.

The Brighton Collaboration Intussuseption Working Group mendirikan sebuah diagnosis klinis
menggunakan campuran dari kriteria minor dan mayor. Strasifikasi ini membantu untuk membuat
keputusan berdasarkan tiga level dari pembuktian untuk membuktikan apakah kasus tersebut adalah
intususepsi.
Kriteria Mayor
1. Adanya bukti dari obstruksi usus berupa adanya riwayat muntah hijau, diikuti dengan distensi
abdomen dan bising usus yang abnormal atau tidak ada sama sekali.
2. Adanya gambaran dari invaginasi usus, dimana setidaknya tercakup hal-hal berikut ini: massa
abdomen, massa rectum atau prolaps rectum, terlihat pada gambaran foto abdomen, USG maupun
CT Scan.
3. Bukti adanya gangguan vaskularisasi usus dengan manifestasi perdarahan rectum atau gambaran
feses red currant jelly pada pemeriksaan Rectal Toucher.
Kriteria Minor
1. Bayi laki-laki kurang dari 1 tahun
2. Nyeri abdomen
3. Muntah
4. Lethargy
5. Pucat
6. Syok hipovolemi
7. Foto abdomen yang menunjukkan abnormalitas tidak spesifik
Berikut ini adalah pengelompokkan berdasarkan tingkat pembuktian, yaitu :
Level 1 – Definite (ditemukannya satu kriteria di bawah ini) Barium Enema
- Kriteria Pembedahan – Invaginasi usus yang ditemukan saat pembedahan Dikerjakan untuk tujuan diagnosis dan terapi, untuk diagnosis
- Kriteria Radiologi – Air enema atau liquid contrast enema menunjukkan invaginasi dengan dikerjakan bila gejala-gejala klinik meragukan. Pada barium
manifestasi spesifik yang bisa dibuktikan dapat direduksi oleh enema tersebut. enema akan tampak gambaran cupping, coiled spring
- Kriteria Autopsi – Invagination dari usus appearance.
Level 2 – Probable (salah satu kriteria di bawah)
- Dua kriteria mayor
- Satu kriteria mayor dan tiga kriteria minor
Level 3 – Possible
Empat atau lebih kriteria minor

PBL MANDIRI SKENARIO 3 BLOK EMERGENCY – AZIZAH F ANDYRA//1102014055 4


PBL FK YARSI SKENARIO 3 LANGKAH 3 BLOK EMERGENCY – KEMBUNG PADA ANAK

Ultrasonografi Abdomen 5. Prolapsus recti atau Rectal prolaps, dimana biasanya terjadi berulang kali dan pada colok dubur
Pada tampilan transversal USG, tampak konfigurasi usus berbentuk ‘target’ atau ‘donat’ yang terdiri didapati hubungan antara mukosa dengan kulit perianal, sedangkan pada intususepsi didapati
dari dua cincin echogenisitas rendah yang dipisahkan oleh cincin hiperekoik, tidak ada gerakan pada adanya celah.
donat tersebut dan ketebalan tepi lebih dari 0,6 cm. Ketebalan tepi luar lebih dari 1,6 cm menunjukkan
perlunya intervensi pembedahan. Pada tampilan logitudinal tampak pseudokidney sign yang timbul LO. 1.8. Memahami dan Menjelaskan Tatalaksana Intususepsi
sebagai tumpukan lapisan hipoekoik dan hiperekoik. Dasar pengobatan adalah:
Pemeriksaan USG selain sebagai diagnostik, juga dapat digunakan untuk membantu 1. Koreksi keseimbangan cairan dan elektrolit.
mendiferensiasikan tipe dari intususepsi. Park et al (2007) melaporkan bahwa intususepsi transien dari 2. Menghilangkan peregangan usus dan muntah dengan selang nasogastrik.
usus kecil lebih sering terlokalisir pada kuadran kanan bawah atau region periumbilikal, memiliki 3. Antibiotika.
diameter anteroposterior yang lebih kecil (1,38 cm vs 2,53 cm), memiliki garis luar yang lebih tipis 4. Laparotomi eksplorasi.
(0,26 cm vs 0,53 cm), dan tidak memiliki nodus limfatikus, dimana berbanding terbalik dengan Keberhasilan penatalaksanaan invaginasi ditentukan oleh cepatnya pertolongan diberikan, jika
intususepsi ileocolic. Sebuah studi oleh Munden et al (2007) mendukung penemuan ini, dengan pertolongan kurang dari 24 jam dari serangan pertama, maka akan memberikan prognosa yang lebih
diameter anteroposterior rata-rata adalah 1,5 cm pada intususepsi ileoileal dan 3,7 cm pada intususepsi baik.
ileocolic dan panjang rata-ratanya berkisar 2,5 cm dan 8,2 cm secara respektif.
Penatalaksanaan penanganan suatu kasus invaginasi pada bayi dan anak mencakup tindakan:
Reduksi hidrostatik
Metode ini dengan cara memasukkan barium melalui anus
menggunakan kateter dengan tekanan tertentu. Tingkat
keberhasilan 50-78%. Kontra indikasi barium enema
adalah terdapatnya peritonitis, ruptur usus, sepsis dan
terdapat gangren pada usus. Pertama kali keberhasilannya
dikemukakan oleh Ladd tahun 1913 dan diulang
keberhasilannya oleh Hirschprung tahun 1976.

Reduksi pneumostatik
Reposisi dengan tekanan udara makin sering digunakan karena lebih aman dan hasilnya lebih baik dari
pada reposisi dengan barium enema. Tekanan udara maksimal 110 mmHg untu anak, dan 80 mmHg
untuk infant. Tingkat keberhasilan 75-94%. Reduksi dilakukan dengan bantuan ultra sonografi.
CT Scan
Intususepsi yang digambarkan pada CT scan merupakan
Reduksi manual (milking) dan reseksi usus
gambaran klasik seperti pada USG yaitu target sign.
Pasien dengan keadaan tidak stabil, didapatkan peningkatan
Intususepsi temporer dari usus halus dapat terlihat pada
suhu, angka lekosit, mengalami gejala berkepanjangan atau
CT maupun USG, dimana sebagian besar kasus ini secara
ditemukan sudah lanjut yang ditandai dengan distensi abdomen,
klinis tidak signifikan.
feces berdarah, gangguan sistema usus yang berat sampai timbul
shock atau peritonitis, pasien segera dipersiapkan untuk suatu
operasi. Laparotomi dengan incisi transversal abdominal
kuadran kanan bawah merupakan tindakan operasi invaginasi.
Tindakan selama operasi tergantung kepada penemuan keadaan
DIAGNOSIS BANDING
usus, reposisi manual dengan milking harus dilakukan dengan
1. Gastroenteritis, bila diikuti dengan intususepsi dapat ditandai jika dijumpai perubahan rasa sakit,
halus dan sabar, juga bergantung kepada ketrampilan dan pengalaman operator. Reseksi usus dilakukan
muntah dan perdarahan.
apabila pada kasus yang tidak berhasil direduksi dengan cara manual, bila viabilitas usus diragukan
2. Divertikulum Meckel, dengan perdarahan, biasanya tidak ada rasa nyeri.
atau ditemukan kelainan patologis sebagai penyebab invaginasi. Setelah usus direseksi dilakukan
3. Disentri amoeba, disini diare mengandung lendir dan darah, serta adanya obstipasi, bila disentri
anastomose “end to end” apabila hal ini memungkinkan, bila tidak mungkin maka dilakukan
berat disertai adanya nyeri di perut, tenesmus dan demam.
exteriorisasi atau enterostomi.
4. Enterokolitis, tidak dijumpai adanya nyeri di perut yang hebat.

PBL MANDIRI SKENARIO 3 BLOK EMERGENCY – AZIZAH F ANDYRA//1102014055 5


PBL FK YARSI SKENARIO 3 LANGKAH 3 BLOK EMERGENCY – KEMBUNG PADA ANAK

Terapi intususepsi pada orang dewasa adalah pembedahan. Diagnosis pada saat pembedahan tidak sulit DAFTAR PUSTAKA
dibuat. Pada intususepsi yang mengenai kolon sangat besar kemungkinan penyebabnya adalah suatu
keganasan, oleh karena itu ahli bedah dianjurkan untuk segera melakukan reseksi, dengan tidak usah International Child Health Review Collaboration.2016. http://www.ichrc.org/943-obstruksi-
melakukan usaha reduksi. Pada intususepsi dari usus halus harus dilakukan usaha reduksi dengan hati- usus-pada-bayi-dan-anak
hati. Jika ditemukan kelainan telah mengalami nekrose, reduksi tidak perlu dikerjakan dan reseksi
segera dilakukan (Ellis, 1990). Pada kasus-kasus yang idiopatik, tidak ada yang perlu dilakukan selain Syamsuhidayat, R dan Wim De Jong. Buku Ajar Ilmu Bedah. Ed.2. Jakarta: Penerbit Buku
reduksi (Aston dan Machleder, 1975 cit Ellis, 1990). Tumor benigna harus diangkat secara lokal, tapi
jika ada keragu-raguan mengenai keganasan, reseksi yang cukup harus dikerjakan.
Kedokteran EGC. 2004. p 617, 626-628, 646.

LO. 1.9. Memahami dan Menjelaskan Komplikasi Intususepsi M. Kliegman, Robert. Nelson Text Book of Pediatric-18th Ed. USA : Saunders El sevier.
Salah satu pencegahan yang dapat dilakukan ialah dengan tidak memberikan makanan padat selain asi 2007. p 1569-1570
pada bayi dibawah 6 bulan karena sistem pencernaan dan daya tahan tubuh bayi belum sempurna.
Vaksin rotavirus generasi lama diketahui dapat menimbulkan intususepsi pada bayi/anak yang M. Towsend Jr, Courtney. Sabiston Text Book of Surgery 18th Ed. USA : Saunders El sevier.
mendapatkannya. Akibatnya pemakaian vaksin ini kemudian dilarang. Vaksin rotavirus generasi yang 2007. p 551, 569 (e-book).
baru telah diantisipasi untuk tidak menyebabkan hal yang sama sebelum dipakai secara massal pada
bayi dan anak. Tidak ada obat atau cara untuk mencegah terjadinya intususepsi yang diketahui sampai Rasad, Syahriar. Radiologi Diagnostik edisi kedua. Jakarta : Balai penerbit FKUI.2008. p
saat ini. 245-253, p 256-258, p 415-416
Komplikasi post operatif :
 Adynamis usus yang berkepanjangan
 Demam, infeksi pada luka operasi, urinary tract infection
 Enterostomy stenosis, subhepatic abses
 Gangguan keseimbangan elektrolit
 Sepsis
Jika invaginasi terlambat atau tidak diterapi, bisa timbul beberapa komplikasi berat, seperti kematian
jaringan usus, perforasi usus, infeksi dan kematian

LO. 1.10. Memahami dan Menjelaskan Prognosis Intususepsi


Kematian disebabkan oleh intususepsi idiopatik akut pada bayi dan anak-anak sekarang jarang di
negara maju. Sebaliknya, kematian terkait dengan intususepsi tetap tinggi di beberapa negara
berkembang. Pasien di negara berkembang cenderung untuk datang ke pusat kesehatan terlambat, yaitu
lebih dari 24 jam setelah timbulnya gejala, dan memiliki tingkat intervensi bedah, reseksi usus dan
mortalitas lebih tinggi.
Mortalitas secara signifikan lebih tinggi (lebih dari sepuluh kali lipat dalam kebanyakan studi) pada
bayi yang ditangani 48 jam setelah timbulnya gejala daripada bayi yang ditangani dalam waktu 24 jam
setelah onset pertama. Angka rekurensi dari intususepsi untuk reduksi nonoperatif dan operatif masing-
masing rata-rata 5% dan 1-4%.

PBL MANDIRI SKENARIO 3 BLOK EMERGENCY – AZIZAH F ANDYRA//1102014055 6

Anda mungkin juga menyukai