PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dengan Narkoba telah ada sejak peradaban Mesir kuno dan penggunaannya
ditujukan untuk pengobatan, mengubah pikiran, suasana hati, atau perasaan, dan
Cannabis sebagai penawar racun (Russo, 2007). NAPZA dalam jumlah kecil bisa
berfungsi sebagai obat namun saat ini fungsinya telah banyak disalahgunakan.
serta dapat menyebabkan kerusakan sistem saraf dan organ penting lainnya
(Depkes, 2010).
perlu mendapat perhatian serius oleh segenap elemen bangsa. Salah satu
kelompok yang rentan untuk ikut terbawa arus adalah remaja. Mereka memiliki
karakteristik tersendiri yang unik dan labil, sedang pada taraf mencari identitas,
penduduk dunia adalah remaja berumur 10-19 tahun, 900 juta berada di negara
berumur 10-19 tahun sekitar 15% populasi. Jumlah penduduk di Asia Pasifik
1
2
merupakan 60% dari penduduk dunia, seperlimanya adalah remaja umur 10-19
tahun. Kelompok umur 10-19 tahun di Indonesia menurut Biro Pusat Statistik
adalah 22%, terdiri dari 50,9% remaja laki-laki dan 49,1% remaja perempuan
(Soetjiningsih, 2010).
dengan usia antara 10 sampai 60 tahun. 21,2% tersangka kasus NAPZA berada
adalah anak jalanan yaitu 28,2%. Jenis NAPZA terbanyak yang disalahgunakan di
Indonesia pada tahun 2011 adalah shabu dan ganja, sedangkan di Daerah
Istimewa Yogyakarta (DIY) ganja dan ekstasi adalah terbanyak. Survei Harm
maupun tempat-tempat umum melakukan kegiatan tidak menentu, tidak jelas, dan
keluar rumah membantu mencari nafkah. Usia dan tingkat pendidikan atau
keahlian anak-anak tersebut sangat terbatas, sehingga mereka hanya bisa bekerja
di sektor informal yang bersifat terbuka seperti pedagang asongan dijalanan dan
tempat umum lainnya, menjadi pengamen, penyemir sepatu, juru parkir, dan lain-
lain. Data anak jalanan Yogyakarta pada tahun 2003 yang diperoleh dari data
PKBI berdasarkan jenis kelamin, laki-laki 79,51%, dan perempuan 20,48% (PKBI
3
2004 sebanyak 92,8% anak jalanan terlibat dalam penjualan obat-obatan terlarang.
Dinas Sosial Propinsi DIY hingga akhir tahun 2004 menemukan 5.561 orang
pengguna narkoba, 28% di antara mereka yang terlibat adalah remaja berusia 17–
24 tahun.
menyebabkan penderitaan tidak hanya sosial tapi juga ekonomi bagi individu dan
keluarga sehingga diperlukan suatu strategi yang efektif untuk pencegahan dan
transmisi, dan respon untuk menahan diri (Kalechstein et al., 2007). Woicik et al.,
verbal, memori, dan fungsi eksekutif. Gangguan dalam working memory, recall,
gangguan atensi, fungsi eksekutif, dan short term memory, sedangkan efek jangka
panjang (setelah 24 jam–28 hari) meliputi short term memory dan atensi. Heroin
berdampak negatif pada atensi, kontrol diri, dan berpikir abstrak (Roohi et al.,
4
meliputi sirkuit limbik-striatal yang memediasi proses motivasi dan sirkuit fronto-
mengalami gangguan kognitif lebih berat dibanding kontrol. Mintzer et al., (2005)
juga menyatakan bahwa poly drugs atau penyalahgunaan lebih dari 1 jenis
B. Perumusan Masalah
C. Pertanyaan Penelitian
NAPZA?
D. Tujuan Penelitian
NAPZA.
E. Manfaat Penelitian
penyalahguna NAPZA.
dan neurobehaviour.
F. Keaslian Penelitian
sebagai faktor risiko gangguan kognitif pada remaja jalanan di Indonesia belum
pernah dilakukan.