1
b. Keterbatasan inheren. Manajemen dapat merancang system yang ideal, namun
efektivitasnya tergantung pada kompetensi dan kejujuran orang-orang yang
menggunakannya.
TANGGUNGJAWAB AUDITOR UNTUK MEMAHAMI PENGENDALIAN
INTERNAL
SA 315.12 menyatakan tanggungjawab auditor yang berkaitan dengan pengendalian
internal entitas sebagai berikut : “Auditor harus memperoleh suatu pemahaman atas
pengendalian internal yang relevan dengan audit. Meskipun sebagian besar pengendalian
yang relevan dengan audit kemungkinan berhubungan dengan pelaporan keuangan, namun
tidak semua pengendalian yang berhubungan dengan pelaporan keuangan relevan dengan
audit. Ini merupakan hal yang berkaitan dengan pertimbangan profesional auditor apakah
suatu pengendalian, secara individual atau bersama-sama dengan yang lain, merupakan hal
yang relevan dengan audit.”
Suatu pemahaman atas pengendalian internal membantu auditor dalam
mengidentifikasi tipe-tipe kesalahan penyajian yang potensial dan faktor-faktor yang
memengaruhi risiko kesalahan penyajian material serta dalam merancang sifat, saat, dan luas
prosedur audit lebih lanjut.
Materi penerapan pengendalian internal yang harus dipahami oleh auditor meliputi hal-
hal sebagai berikut:
a. Sifat dan karakteristik umum pengendalian internal
Pengendalian internal dirancang, diemplementasikan, dan dipelihara untuk merespon
risiko bisnis yang teridentifikasi yang mengancam pencapaian tujuan entitas yang berkaitan
dengan:
Keandalan pelaporan keuangan entitas.
Efektivitas dan efesiensi operasi entitas.
Kepatuhan entitas terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku.
b. Pengendalian yang relevan dengan audit
Faktor-faktor yang relevan dengan pertimbangan auditor tentang apakah suatu
pengendalian, baik secara individu maupun bersama dengan pengendalian lain, adalah
relevan dengan audit dapat mencakup hal-hal sebagai berikut:
Materialitas.
Signifikansi risiko yang terkait.
Ukuran entitas.
2
Sifat bisnis entitas, termasuk karateristik organisasi dan kepemilikannya.
Keberagaman dan kompleksitas operasi entitas.
Ketentuan hukumbdan peraturan yang berlaku.
Kondisi dan komponen pengendalian internal yang berlaku.
Sifat dan kompleksitas sistem yang merupakan bagian pengendalian internal entitas,
termasuk organisasi jasa.
Apakah, bagaimana, suatu pengandalian tertentu, baik secara individu atau Bersama
dengan pengendalian lain, mencegah, atau mendeteksi dan mengoreksi, kesalahan
penyajian material.
Pengendalian terhadap kelengkapan dan keakuratan informasi yang dihasilkan oleh
entitas dapat menjadi relevan dengan audit jika auditor bermaksud untuk menggunakan
informasi tersebut dalam merancang dan melaksanakan prosedur lanjutan. Pengendalian yang
berkaitan dengan tujuan operasi dan kepatuhan dapat juga menjadi relevan dengan audit jika
pengendalian tersebut berkaitan dengan data yang dievaluasi atau yang digunakan oleh
auditor dalam menerapkan prosedur audit.
c. Sifat dan luas pemahaman atas pengendalian relevan
Pengevaluasian atau rancangan suatu pengendalian melibatkan pertimbangan atas
apakah pengendalian tersebut baik secara individu maupun bersama dengan pengendalian
lain, dapat secara efektif mencegah, atau mendeteksi dan mengoreksi, kesalahan penyajian
material.
d. Komponen pengendalian internal
Komponen pengendalian internal akan dijelaskan pada subbab selanjutnya.
3
komponen pengendalian yang paling penting. Lingkungan pengendalian meliputi unsur-unsur
sebagai berikut:
a. Komunikasi dan penegakan nilai integritas dan etika.
b. Komitmen terhadap kompetensi.
c. Partisipasi oleh pihak yang bertanggungjawab atas tata kelola.
d. Filosofi dan gaya operasi manajemen.
e. Struktur organisasi.
f. Pemberian wewenang dan tanggungjawab.
g. Kebijakan dan praktik sumber daya manusia.
2. Proses Penilaian Risiko Entitas
Penilaian risiko untuk pelaporan keuangan adalah identifikasi dan analisis risiko yang
dilakukan manajemen berkaitan dengan penyusunan laporan keuangan yang sesuai dengan
kerangka pelaporan keuangan entitas yang berlaku. Proses penilaian riisko entitas
membentuk suatu basis bagi manajemen untuk menentukan bagaimana risiko dikelola. Jika
proses tersebut sudah tepat sesuai dengan kondisinya, termasuk sifat, ukuran, dan
kompleksitas entitas, maka hal ini membantu auditor dalam mengidentifikasi risiko kesalahan
penyajian material. Risiko dapat timbul atau berubah karena kondisi-kondisi seperti berikut
ini:
Perubahan dalam lingkungan operasi.
Personel baru.
Sistem informasi baru atau yang ditingkatkan.
Pertumbuhan yang pesat.
Teknologi baru.
Model, produk, atau aktivitas bisnis baru.
Restrukturisasi korporasi.
Ekspansi entitas di luar negeri.
Standar akuntansi baru.
3. Sistem Informasi, Termasuk Proses Bisnis yang Terkait, Pelaporan Keuangan yang
Relevan, dan Komunikasi
Suatu sistem informasi terdiri dari infrastruktur (komponen fisik dan perangkat keras),
perangkat lunak, orang, prosedur, dan data. Banyak sistem informasi menggunakan teknologi
informasi secara ekstensif. Sistem informasi pada suatu entitas umumnya mencakup
penggunaan entri jurnal standar yang dibutuhkan secara berulang untuk mencatat transaksi.
4
Proses pelaporan keuangan suatu entitas juga mencakup penggunaan entri jurnal nonstandar
untuk mencatat transaksi atau penyesuaian yang tidak berulang dan tidak biasa.
Proses bisnis menghasilkan transaksi yang dicatat, diolah, dan dilaporakn oleh sistem
informasi. Komunikasi oleh entitas tentang peran dan tanggungjawab pelaporan keuangan
dan hal-hal signifikan yang berkaitan dengan pelaporan keuangan mencakup penyediaan
pemahaman peran dan tanggungjawab individu terkait dengan pengendalian internal atas
pelaporan keuangan.
4. Aktivitas Pengendalian
Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur, selain yang tercakup dalam
keempat komponen pengendalian yang lain, yang membantu dalam memastikan bahwa
tindakan yang diperlukan dilakukan untuk menghadapi risiko guna tercapainya tujuan entitas.
Banyak aktivitas pengendalian yang secara potensial bisa dilakukan pada setiap entitas, baik
yang bersifat manual mauun terotomatisasi.
Pada umumnya, aktivitas pengendalian yang relevan dengan suatu audit dapat
dikategorikan sebagai kebijakan an prosedur yang berkaitan dengan hal-hal sebagai berikut:
Penelaahan kinerja. Aktivitas pengendalian ini mencakup penelaahan dan analisis
kinerja aktual dibandingakn dengan anggaran, perkiraan dan kinerja periode lalu,
menghubungkan serangkaian data yang berbeda satu sama lainnya.
Pengolahan informasi. Dua pengelompokan besar atas aktivitas pengendalian sistem
informasi adalah : (i) pengendalian aplikasi, yaitu pengendalian yang diterapkan atas
pengolahan aplikasi individu, dan (ii) pengendalian teknologi informasi umum, yaitu
pengendalian berupa kebijakan dan prosedur yang berhubungan dengan banyak
aplikasi yang mendukung berfungsinya pengendalian aplikasi secara efektif dengan
membantu untuk menjamin beroperasinya sistem informasi secara tepat dan
berkelanjutan.
Pengendalian fisik. Pengendalian ini mencakup pengamanan yang memadai atas
fisik aset, seperti fasilitas yang aman atas akses terhadap aset dan catatan, otorisasi
atas akses terhadap program komputer dan file data, penghitungan dan
pembandingan dengan jumlah yang tercantum dan catatan pengendali secara
periodik.
Pemisahan tugas. Pemisahan tugas dimaksudkan untuk mengurangi peluang
kemungkinan individu manapun untuk berada dalam suatu posisi yang
5
memungkinkannya untuk melakukan dan menyembunyikan kesalahan atau
kecurangan dalam tugas normalnya.
5. Pemantauan Terhadap Pengendalian
Pemantauan pengendalian adalah suatu proses untuk menilai efektivitas pelaksanaan
pengendalian internal. Kegiatan ini melibatkan penilaian efektivitas pengendalian secara
berkala dan tepat waktu, serta melakukan tindakan perbaikan yang diperlukan. Manajemen
melakukan pemantauan pengendalian melalui aktiviatas yang sedang berlangsung,
pengevaluasian secara terpisah, atau kombinasi dari keduanya. Pemantauan pengendalian
oleh manajemen mencakup pertimbangan apakah pengendalian tersebut beroperasi
sebagaimana yang dimaksudkan dan pengendalian tersebut dimodifikasi sebagaimana
diperlukan sehubungan dengan perubahan dalam kondisi. Pemantauan juga dilakukan untuk
menjamin bahwa pengendalian beroperasi secara efektif secara berkelanjutan sepanjang
waktu.
Menentukan materialitas
Tahap 2
pelaksanaan
6
Tahap 4 Memperkirakan keseluruhan kesalahan
penyajian
Naratif
Naratif merupakan deskripsi tertulis tentang pengendalian internal yang berlaku pada
entitas klien. Narasi dari suatu sistem akuntansi yang baik dan pengendalian terkait
menjelaskan empat hal, yaitu:
1. Sumber dari semua dokumen dan laporan dalam sistem. Sebagai contoh,
deskripsi harus menerangkan dari mana order pembelian berasal dan bagaimana
faktur penjualan dibuat.
2. Semua pengolahan data yang dilakukan. Sebagai contoh, jika jumlah rupiah
penjualan ditentukan oleh program komputer yang mengalikan jumlah barang yang
7
dikirim dengan harga jual standar yang tersimpan dalam master file harga, maka
prosesna harus dijelaskan.
3. Disposisi setiap dokumen dan catatan dalam sistem. Pengisian dokumen,
pegirimannya kepada konsumen, atau pemusnahannya harus dijelaskan.
4. Indikasi pengendalian yang relevan dengan penilaian risiko pegendalian. Hal
ini meliputi pemisahan tugas (seperti misalnya pemisahan antara pencatatan kas dan
pemegang kas), otorisasi dan pemberian persetujuan (seperti misalnya persetujuan
kredit), dan verifikasi internal (seperti misalnya pembandingan antara harga jual per
unit dengan kontrak penjualan)
Bagan Alir
Bagan alir atau flowchart adalah suatu diagram dari dokumen-dokumen klien dan
urutan alirannya dalam organisasi. Bagan alir yang memadai mencakup keempat
karakteristik yang sama dengan naratif.
Dibandingkan dengan naratif, bagan alir memiliki dua keunggulan, yaitu (1) mudah
dibaca, dan (2) mudah direvisi untuk dimutahirkan.
8
Memutahirkan dan Mengevaluasi Pengalaman Masa Lalu Auditor dengan Klien
(Entitas)
Kebanyakan audit dilakukan setiap tahun oleh kantor akuntan yang sama. Setelah audit
tahun pertama, auditor memiliki banyak informasi dari tahun lalu tentang pengendalian
internal klien. Informasi ini sangat berguna untuk menentukan apakah pengendalian yang
pada tahun lalu tidak berjalan dengan efektif telah diperbaiki.
Auditor harus mengajukan pertanyaan kepada manajemen, pengawas, dan staf agar
menjelaskan tugas mereka. Pengajuan pertanyaan yang cermat kepada personel yang tepat
akan membantu auditor dalam mengevaluasi apakah para pegawai memahami tugas mereka
dan menjalankan apa yang diuraikan dalam dokumentasi pengedalian internal klien.
Manakala auditor mengamati personel klien dalam menjalankan aktivitas akuntansi dan
pengendalian normal, termasuk bagaimana mereka menyiapkan dokumen dan catatan, hal itu
akan melengkapi pemahaman dan pengetahuan auditor tentang bagaimana pengendalian
diterapkan.
Dalam mengikuti penelusuran jejak (walkthrough) suatu transaksi, auditor memilih satu
atau beberapa dokumen dari suatu jenis transaksi dan menelusurnya sejak dari awal
terjadinya transaksi sampai selesainya proses akuntansi.
9
MENETAPKAN APAKAH LAPORAN KEUANGAN BISA DIAUDIT ATAU TIDAK
Ada dua faktor yang mempengaruhi apakah laporan keuangan bisa diaudit atau tidak
(auditabilitas) yaitu: integritas manajemen dan kecukupan catatan akuntansi. Catatan
akuntansi adalah sumber utama bukti audit untuk sebagian besar tujuan audit. Apabila catatan
akuntansi tidak memadai, bukti audit yang diperlukan biasanya tidak akan tersedia. Apabila
kita menerapkan teknologi informasi yang kompleks, banyak informasi transaksi hanya
tersedia dalam bentuk elektronik tanpa menghasilkan jejak audit (audit trail) dokumen dan
catatan yang terlihat kasat mata.
10
mengidentifikasi pengendalian-pengendalian yang mempunyai kontribusi untuk mencapai
tujuan audit transaksi.
Setiap pengenndalian memenuhi satu atau beberapa tujuan audit tertentu. Matrik
digunakan untuk menunjukan bagaimana pengendalian berkontribusi untuk mencapai satu
atau lebih tujuan audit transaksi. Matrik risiko pengendalian serupa bisa dibuat untuk tujuan
audit saldo dan tujuan audit penyajian dan pengungkapan.
Auditor harus mengevaluasi apakah pengendalian kunci tidak terdapat dalam rancangan
pengendalian internal untuk pelaporan keuangan sebagai bagian dari penilaian risiko
pengendalian dan kemungkinan terjadinya kesalahan penyajian dalam laporan keuangan.
11
3. Mempertimbangkan kemungkinan adanya pengendalian pengganti
4. Menentukan apakah terdapat defisiensi signifikan atau kelemahan material
5. Menentukan kesalahan penyajian potensial yang bisa terjadi
Mengaitkan definisi signifikansi dan kelemahan material dengan tujuan audit yang
bersangkutan .
Seperti halnya untuk pengendalian , setiap defisiensi signifikansi atau kelemahan material
dapat diterapkan pada satu atau lebih tujuan audit.
Pengomunikasian kepada pihak yang bersangkutan dengan tata kelola dan manajemen
Auditor harus menentukan apakah berdasarkan pekerjaan audit yang telah dilakukan , auditor
telah mengidentifikasikan satu atau lebih defisiensi dalam pengendalian internal
12
3. Hal hal yang dilaporkan terbatas pada defisiensi yang diidentifikasi oleh auditor
selama audit dan telah menyimpulkan bahwa hal – hal tersebut cukup penting
untuk dilaporkan kepada pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola .
Auditor juga harus mengomunikasikan kepada manajemen pada tingkat tanggungjawab yang
tepat secara tepat waktu ( SA 265.10 ) :
a. Secara tertulis , defisiensi signifikansi dalam pengendalian internal yang oleh auditor
telah dikomunikasi kepada pihak yang bertanggungjawab atas kelola , kecuali jika hal
itu tidak tepat untuk dikomunikasikan secara langsung kepada manajemen dalam
kondisi tersebut dan :
b. Defisiensi lain dalam pengendalian internal yang diidentifikasikan selama audit yang
belum dikomunikasikan oleh pihak lain kepada manajemen dan yang menurut
pertimbangan profesional auditor , adalah cukup penting untuk mendapatkan
perhatian manajemen .
6. PENGUJIAN PENGENDALIAN
Oleh karena itu auditor harus mencari bukti tambahan mengenai efektifitas
pengendalian sepanjang periode yang diaudit melalui pengujian pengendalian yaitu: “Suatu
prosedur audit yang dirancang untuk mengevaluasi efektivitas operasi pengendalian dalam
13
mencegah, atau mendeteksi dan mengoreksi kesalahan penyajian material pada tingkat
asersi” (SA 330.4 (b))
Prosedur penilaian risiko untuk memperoleh bukti audit tentang rancangan dan
implementasi pengendalian yang relevan dapat mencakup:
Luas pengujian pengendalian yang ditterapkan tergantung pada penilaian awal risiko
pengendalian.apabila auditor menghendaki penilaian risiko pengendalian yang lebih rendah,
maka diperlukan pengujian pengendalian yang lebih luas.
Untuk meningkatkan keyakinan terhadap pengendalian, hal-hal yang juga yang dapat
dipertimbagkan oleh auditor dalam menentukan pengujian pengendalian menurut SA 330.
A28 adalah sebagai berikut:
14
b. Lamanya waktu selama periode audit yang didalamnya auditor dapat
mengandalkan efektivitas pengendalian operasi.
c. Tingkat penyimpangan yang diharapkan dari suatu pengendalian.
d. Relevansi dan keandalan bukti audit yang diperoleh yang berkaitan dengan
efektivitas operasi pengendalian tersebut pada tingkat asersi.
e. Luasnya bukti audit yang diperoleh dari pengujian atas pengendalian lainnya
terhadap asersi.
Jadi SA330.12 menetapkan sebagai berikut : “Jika auditor memperoleh bukti audit tentang
efektivitas operasi pengendalian selama periode interim maka auditor harus : ”
Faktor relevan dalam menentukan bukti audit tambahan apa yang diperoleh tentang
peaudit ngendalian yang dioperasikan selama periode sisa setelah suatu periode interim
mencakup:
a. Signifikansi risiko yang ditentukan atas kesalahan penyajian material pada tingkat
asersi.
b. Pengendalian khusus yang telah diuji selama periode interim, dan perubahan penting
atas pengendalian tersebut sejak pengendalian tersebut diuji, termasuk perubahan
dalam perubahan dalam sistem informasi, proses dan karyawan.
c. Tingkat bukti audit atas efektivitas operasi pengendalian tersebut diperoleh.
d. Lamanya sisa periode
15
e. Luas prosedur substantif lebih lanjut yang auditor ingin kurangi berdasarkan
keyakinan auditor atas pengendalian.
f. Lingkungan pengendalian
Dalam kondisi tertentu, bukti audit yang diperoleh dari audit periode lalu dapat
memberikan bukti audit ketika auditor melakukan prosedur audit untuk membuat pengcuan
untuk audit periode kini.
Dalam menentukan tepat atau tidaknya untuk menggunakan bukti audit tentang
efektivitas operasi pengendalian yang diperoleh dalam audit sebelumnya, dan jika demikian
lamanya periode waktu yang mungkin telah berlalu sebelum pengujian ulang suatu
pengendalian, auditor harus mempertimbangkan hal berikut :
16
a. Pengujian pengendalian yang telah dilakuakan memberikan suatu dasar yang tepat
bagi auditor untuk mengandalkan pada pengendalian tersebut
b. Tambahan pengujian pengendalian diperlukan
c. Risiko potensial kesalahan penyajian perlu direspons dengan menggunakan prosedur
substantif.
17
DAFTAR PUSTAKA
18