Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
NIM : 837217001
Tugas Tuton 2
1.Menurut Henderson dan Dweck bahwa pada anak-anak dan remaja ditemukan 2 reaksi yang
berbeda dalam menghadapi suatu tantangan , jelaskan kedua reaksi tersebut ?
2.Setelah tahun 1930-an Thorndike meralat 2 hukum belajarnya yaitu hukum latihan (law of exercise)
dan hukum akibat. Mengapa Thorndike meralat kedua hukum belajar tersebut?
3.Seorang guru harus memiliki sikap empatik, terbuka, keaslian, kekonkretan dan kehangatan,
jelaskan maksud dari masing- masing istilah diatas ?
Jawab :
1. Reaksi anak-anak dan remaja cenderung berbeda dalam menghadapi sesuatu, anak-anak
cenderung lebih polos dan ingin mencari jalan yang lebih mudah untuk menghadapi suatu
permasalahan, dan biasanya, jika perempuan, dia akan lebih menghindar dari permasalahan
yang tidak terlalu penting dan yang tidak dia mengerti.
namun, pada remaja atau mahasiswa, sangat berbeda, mereka lebih cenderung mengatasi atau
menghadapi suatu tantangan dengan lebih antusias dan semangat, bahkan, untuk beberapa
remaja, lebih memilih jalan yang lebih susah, karena menurut mereka, dengan begitu, mereka
bisa lebih cepat menjadi pandai.
Empati merupakan suatu sifat dimana guru dapat merasakan apa yang dirasakan oleh anak
didiknya. Contohnya ketika sedang belajar di dalam kelas, Nadia terlihat murung dan tidak
bergairah untuk mengikuti kegiatan. Seorang guru yang memiliki sifat empati tidak akan
membiarkan anak didiknya sedih, guru akan mendekati Nadia dan bertanya mengapa dia
tidak mau mengikuti kegiatan seperti teman-temannya. Apa yang dirasakan anak pada satu
waktu tertentu dapat dirasakan oleh gurunya pula. Sifat empati perlu dimiliki guru agar
guru memiliki rasa kepekaan terhadap apa yang dialami atau dirasakan anak didik, sehingga
dengan sifat seperti itu guru dapat membantu mengatasi masalah yang dihadapi anak.
- Penuh kehangatan
Guru yang memiliki sifat penuh kehangatan ditandai dengan kemampuan menciptakan
suasana yang penuh dengan keriang gembiraan, bebas dari rasa takut dan cemas. Suasana
seperti ini dapat diciptakan guru dalam kondisi dan waktu apapun. Anak tidak takut dengan
guru yang penuh kehangatan dan bahkan anak merasa aman dan selalu ingin dekat dengan
gurunya.