Anda di halaman 1dari 7

Lumpur Pemboran dan Fungsinya

Lumpur Pemboran

Lumpur umumnya campuran dari tanah liat (clay), biasanya bentonite, dan air yang digunakan
untuk membawa cutting ke atas permukaan. Lumpur berfungsi sebagai lubrikasi dan medium
pendingin untuk pipa pemboran dan mata bor. Lumpur merupakan komponen penting dalam
pengendalian sumur (well-control), karena tekanan hidrostatisnya dipakai untuk mencegah fluida
formasi masuk ke dalam sumur. Lumpur juga digunakan untuk membentuk lapisan solid
sepanjang dinding sumur (filter-cake) yang berguna untuk mengontrol fluida yang hilang ke
dalam formasi (fluid-loss).

Sistem yang paling penting di rig adalah sistem sirkulasi lumpur pemboran. lumpur pemboran
dipompakan ke dalam pipa bor yang akan disemprotkan keluar melalui nozzle pada pahat dan
kembali ke permukaan melalui ruang antara pipa dan lubang. Lumpur pemboran akan
mengangkat potongan-potongan batu yang dibuat oleh pahat (disebut cuttings) ke permukaan.
Hal ini mencegah penumpukan serbuk bor di dasar lubang. selama pemboran, lubang sumur
selalu penuh terisi lumpur pemboran untuk mencegah mengalirnya fluida seperti air, gas atau
minyak dari batuan bawah tanah ke lubang sumur. Jika minyak atau gas dapat mengalir ke
permukaan saat pemboran, akan menyebabkan kebakaran. Bahkan jika hanya air yang mengalir
saja dapat menggugurkan lubang dan membuat kita kehilangan sumur. dengan adanya lumpur
pemboran, fluida ini tertahan berada di dalam batuan. pemboran sumur di lepas pantai hampir
sama dengan pemboran di daratan. Untuk sumur wildcat di lepas pantai, rig dinaikkan di atas
barge, anjungan (platform) terapung, atau kapal yang dapat berpindah. apabila lapangan lepas
pantai sudah ditentukan, anjungan (platform) produksi akan dipasang untuk membor sumur-
sumur lainnya dan memproduksi migas.

Karena lumpur pemboran menjaga agar migas tetap berada di dalam batuan, cadangan migas
bawah tanah pun dapat dibor tanpa mengindikasikan adanya migas, sehingga diperlukan evaluasi
sumur dengan cara menurunkan peralatan rekam wireline. Truk alat rekam dipanggil,
menurunkan tabung berisi instrumen yang disebut sonde ke dalam lubang sumur. ketika sonde
diangkat keluar lubang, instrumen akan merekam secara elektrik, suara dan radioaktif sifat-sifat
batuan dan fluida yang dilaluinya. Pengukuran ini direkam pada kertas panjang bergaris yang
disebut well log. well log ini memberi informasi tentang komposisi lapisan batuan, pori-pori, dan
fluida yang mungkin ada di dalamnya.

Dari hasil pembacaan well log, sumur dapat saja ditutup dan ditinggalkan sebagai sumur kering
atau diselesaikan untuk diproduksikan. pemasangan pipa produksi adalah cara awal
menyelesaikan sumur. untuk memasang pipa, pipa baja panjang yang bergaris tengah besar
(disebut selubung atau casing) dimasukkan ke dalam sumur. Semen basah dipompakan ke dalam
ruang antara casing dan dinding sumur hingga mengeras untuk menjaga lubang sumur. pada
kebanyakan sumur, pemasangan casing bertahap yang disebut casing program dilakukan sebagai
berikut: bor sumur, pasang casing, bor lebih dalam, pasang casing lagi, bor lebih dalam lagi, dan
pasang casing lagi.
Fungsi Lumpur Pemboran.

Menurut Preston L. Moore (1974), lumpur pemboran mulai dikenal pada sekitar tahun 1900-an
bersamaan dengan dikenalnya pemboran rotari. Pada mulanya tujuan utama dari lumpur
pemboran adalah untuk mengangkat serbuk bor secara kontinyu. Dengan berkembangnya zaman,
banyak fungsi-fungsi tambahan yang diharapkan dari lumpur pemboran. Banyak additif dengan
berbagai fungsi yang ditambahkan kedalamnya, menjadikan lumpur pemboran yang semula
hanya berupa fluida sederhana menjadi campuran yang kompleks antara fluida, padatan dan
bahan kimia.

Dari adanya perkembangan dalam penggunaan lumpur hingga saat ini, fungsi-fungsi utama dari
lumpur pemboran yang diharapkan adalah sebagai berikut:

1. Mengendalikan tekanan formasi.


2. Mengangkat serbuk bor kepermukaan dan membersihkan dasar lubang bor.
3. Memberi dinding pada lubang bor dengan mud-cake.
4. Melumasi dan mendinginkan rangkaian pipa pemboran.
5. Menahan padatan dari formasi dan melepaskannya dipermukaan.

Masing-masing fungsi akan dijelaskan satu persatu. Dan dalam penulisan ini yang berkaitan erat
dengan judul penulisan adalah fungsi yang nomor kedua dari kelima fungsi utama dari lumpur
pemboran tersebut.

1. Mengendalikan Tekanan Formasi

Tekanan formasi umumnya adalah sekitar 0,465 psi/ft. Pada tekanan yang normal, air dan
padatan pada pemboran telah dapat untuk menahan tekanan formasi ini. Untuk tekanan yang
lebih kecil dari normal (sub-normal) densitas lumpur harus diperkecil supaya perolehan hilang
lumpur atau loss circulation tidak terjadi. Tetapi sebaliknya untuk tekanan yang lebih besar dari
tekanan normal maka penambahan barite sebagai pemberat perlu dilakukan.

2. Mengangkat Serbuk Bor ke Permukaan dan Membersihkan Dasar Lubang Bor.

Pembersihan lubang bor adalah fungsi pokok dari lumpur pemboran. Fungsi ini juga paling
sering dilalaikan dan salah dinterpretasikan. Serbuk bor biasanya mempunyai SG sekitar 2,3
samapai 3,0 dan rata-rata adalah 2,5. Jika serbuk bor lebih berat dari lumpur, maka serbuk bor
akan jatuh dengan kecepatan yang disebut dengan kecepatan slip.

Kecepatan slip dari serbuk bor dalam aliran fluida, dipengaruhi secara langsung oleh sifat fisik
lumpur antara lain kekentalan fluida. Jadi jika kecepatan lumpur di annulus dibatasi oleh
kemampuan pompa atau pembesaran lubang, maka lumpur perlu dikentalkan untuk mengurangi
kecepatan slip serbuk bor agar lubang bor tetap bersih. Keberhasilan pengangkatan juga
dipengaruhi oleh luasan permukaan atau bentuk daripada partikel serbuk bor, semakin besar
luasan dari partikel, maka gaya angkat fluida meneruskan tenaga dorong dari pompa akan
semakin bagus sehingga kecepatan slip serbuk bor juga bisa dikurangi dengan memperbaiki
sifat-sifat fisik lumpur, disamping itu juga mengoptimalkan tekanan pemompaan. Bentuk fisik
daripada partikel serbuk bor tergantung juga kepada jenis formasi yang ditembus.

Pada aliran laminer kecepatan fluida pada sisi dinding lubang bor sangatlah kecil sehingga efek
torsi mudah terjadi karena ujung alirannya yang parabolik, hal ini akan menyebabkan serbuk bor
mudah jatuh lagi ke dasar lubang bor, ini akan dapat menghambat berhasilnya pengangkatan
serbuk bor. Pengangkatan serbuk bor akan mendapatkan hasil yang lebih bagus dengan
menggunakan aliran turbulen, karena distribusi kecepatannya datar bukan parabolik seperti pada
aliran laminer.
Kekurangannya adalah mudah terjadi pengikisan lubang bor bila formasi yang ditembus tidak
kompak, hal ini akan mengakibatkan runtuhnya dinding lubang bor yang menyebabkan semakin
mengendapnya serbuk bor dan tidak terangkatnya serbuk bor dengan baik.

Lumpur dasar air dapat dikentalkan dengan menambahkan bentonite, dengan menambahkan
banyak padatan, dengan flokulasi padatan atau dengan additif khusus. Jadi ada beberapa pilihan,
dan penentuan pilihan tergantung dari tujuan lain yang ingin dicapai. Bentonite adalah pilihan
yang murah, tetapi jika ada masalah hilang air, maka harus ditambah pengencer untuk mencegah
flokulasi.

Hasil yang didapat mungkin hanyalah sedikit penambahan pada kapasitas pengangkatan dan
masalah dalam lubang tetap terjadi. Penambahan banyak padatan akan menaikkan densitas,
pilihan ini tidak dianjurkan jika tidak digunakan untuk tujuan mengontrol tekanan. Penerapan
flokulasi lumpur adalah pilihan yang mudah dan murah, tetapi juga dibatasi oleh masalah hilang
air. Additif khusus mungkin merupakan pilihan yang paling tepat, tetapi hal ini akan menaikkan
biaya lumpur.

Lumpur pemboran yang baik untuk pembersihan dasar sumur apabila memiliki karakteristik
mengencer akibat gesekan (shear thining) yang baik, karena semakin bersih lubang bor berarti
semakin bagus pula pengangkatan serbuk bornya sampai kepermukaan.

3. Memberi dinding Pada Lubang Bor Dengan Mud Cake.

Lumpur akan membuat mud cake atau lapisan zat padat tipis didinding formasi permeabel (lulus
air), pembentukan mud cake ini akan menyebabkan tertahannya aliran fluida masuk ke formasi
(adanya aliran yang masuk yaitu cairan plus padatan menyebabkan padatan tertinggal/tersaring).
Mud Cake yang dikehendaki adalah mud cake yang tipis karena dengan demikian lubang bor
tidak dipersempit dan cairan tidak banyak yang hilang. Sifat wall building ini dapat diperbaiki
dengan penambahan :

a. Sifat koloid drilling mud dengan bentonite.


b. Memberi zat kimia untuk memperbaiki distribusi zat padat dalam lumpur dan memperkuat
mud cake.

4. Melumasi dan Mendinginkan Pahat.

Panas yang ditimbulkan terjadi karena gesekan pahat serta drillstring dengan formasi. Konduksi
formasi umumnya kecil, sehingga sukar sekali menghilangkan panas dalam waktu cepat, tetapi
umumnya dengan adanya aliran lumpur telah cukup untuk mendinginkan sistem serta melumasi
pahat. Umur pahat bisa lebih lama sehingga biaya pergantian pahat bisa ditekan, karena dengan
tertembusnya formasi yang cukup keras, kalau tidak terlumasi dengan baik, bit akan cepat
tumpul sehingga daya tembusnya menjadi lambat dan memperlambat proses pemboran.

5. Menahan Padatan Dari Formasi dan Melepaskannya di Permukaan.

Lumpur pemboran yang baik mempunyai sifat tixotropi yang menyebabkan partikel-partikel
padatan dapat dibawa sampai kepermukaan, dan menahannya didalam lumpur selama sirkulasi
berhenti. Kemampuan lumpur untuk menahan serbuk bor selama sirkulasi dihentikan terutama
tergantung terhadap gel strength, dengan cairan menjadi gel tekanan terhadap gerakan serbuk bor
kebawah dapat dipertinggi. Serbuk bor dapat ditahan agar tidak turun kebawah, karena bila ia
mengendap dibawah bisa menyebabkan akumulasi serbuk bor dan pipa akan terjepit. Selain itu
ini akan memperberat kerja pompa untuk memulai sirkulasi kembali. Tetapi gel yang terlalu
besar akan berakibat buruk juga, karena akan menahan permbuangan serbuk bor dipermukaan
(selain pasir). Penggunaan alat seperti desander dan shale shaker dapat membantu pengambilan
serbuk bor dari lumpur dipermukaan. Patut ditambahkan bahwa pasir harus dibuang dari lumpur
karena sifatnya yang abrassive pada pompa, sambungan-sambungan

LUMPUR PEMBORAN (JENIS-JENIS & ADDITIVE LUMPUR)

Diposkan oleh migasnet02parda726.blogspot.com Selasa, 2009 Mei 05 di 20:20

I. JENIS – JENIS LUMPUR PEMBORAN


ZABA dan DOHERTY (1970) mengklasifikasikan lumpur bor terutama berdasarkan fasa
fluidanya : air (water base), minyak (oil base) atau gas, sebagai berikut :
I. Fresh Water Muds (lumpur air tawar)
a. Spud
b. Natural atau Native (alamiah)
c. Bentonite – treated
d. Phospate – treated
e. Organic coloid – treated
f. “Red” atau alkaline – tannate treated
g. Calcium muds
1. Lime – treated
2. Gypsum – treated
3. Calcium – (selain 1 & 2) - treated
II. Salt Water Muds (air asin)
a. Unsaturated salt water
b. Saturated salt water
c. Sodium silicate
III. Oil in Water Emulsion
a. Fresh Water (air tawar)
b. Salt Water (air asin)
IV. Oil Base dan Oil Base Emulsion Muds
V. Gaseous Drilling Fluids
a. Udara atau Natural gas
b. Aerated Muds

I. FRESH WATER MUDS


Adalah lumpur yang fasa cairnya adalah air tawar dengan (kalau ada) kadar garam yang kecil
(kurang dari 10000 ppm = 1 % berat garam). Jenis-jenis lumpur fresh water muds adalah : Spud
Mud, Natural Mud, Bentonite – treated mud, Phosphate treated mud, Organic colloid treated
mud, “Red” mud, Calcium mud, Lime treated mud, Gypsum treated mud dan Calcium salt.
A. Spud Mud, adalah lumpur yang digunakan pada pemboran awal atau bagian atas bagi
conductor casing. Fungsi utamanya adalah untuk mengangkat cutting dan membuka lubang di
permukaan.
B. Natural Mud, yaitu dibentuk dari pecahan-pecahan cutting dalam fasa cair, sifat-sifatnya
bervariasi tergantung formasi yang di bor. Lumpur ini digunakan untuk pemboran yang cepat
seperti pemboran pada surface casing.
C. Bentonite – treated Mud, yaitu mencakup sebagian besar dari tipe-tipe air tawar. Bentonite
adalah material paling umum yang digunakan untuk koloid inorganic yang berfungsi mengurangi
filtrate loss dan mengurangi tebal mud cake. Bentonite juga menaikkan viscositas.
D. Phospate treated Mud, yaitu mengandung polyphospate untuk mengontrol viscositas gel
strength dan juga dapat mengurangi filtrate loss serta mud cake dapat tipis.
E. Organic colloid treated Mud, terdiri dari penambahan pregelatinized starch atau
carboxymethyl cellulose pada lumpur yang digunakan untuk mengurangi filtration loss pada
fresh water mud.
F. Red Mud, yaitu mendapatkan warnanya dari warna yang dihasilkan oleh treatment dengan
cautic soda dan gueobracho (merah tua). Jenis lumpur ini adalah alkaline tannate treatment
dengan penambahan polyphospate untuk lumpur dengan pH dibawah 10.
G. Calcium Mud, yaitu lumpur yang mengandung larutan calcium (di sengaja). Calcium bisa
ditambah dengan bentuk slake lime (kapur mati), semen, plaster (CaSO4) atau CaCl2.

II. SALT WATER MUD


Lumpur ini digunakan terutama untuk membor garam massive (salt dome) atau salt stringer
(lapisan formasi garam) dan kadang-kadang bila ada aliran air garam yang terbor. Filtrate loss-
nya besar dan mud-cake-nya tebal bila tidak ditambah organic colloid, pH lumpur dibawah 8,
karena itu perlu presentative untuk menahan fermentasi starch. Jika salt mudnya mempunyai pH
yang lebih tinggi, fermentasi terhalang oleh basa. Suspensi ini bisa diperbaiki dengan
penggunaan attapulgite sebagai pengganti bentonite. Adapun jenis-jenis lumpur salt water mud
adalah : Unsaturated salt water mud, Saturated salt-water mud dan Sodium-Silicate muds.

III. OIL-in-WATER EMULTION MUDS (EMULSION MUD)


Pada lumpur ini, minyak merupakan fasa tersebar (emulsi) dan air sebagai sebagai fasa kontinu.
Jika pembuatannya baik, filtratnya hanya air. Sebagai dapat digunakan baik fresh maupun salt
water mud. Sifat-sifat fisik yang dipengaruhi emulsifikasi hanyalah berat lumpur, volume filtrat,
tebal mud cake dan pelumasan. Segera setelah emulsifikasi, filtrate loss berkurang.
Keuntungannya adalah bit yang lebih tahan lama, penetration rate naik, pengurangan korosi pada
drillstring, perbaikan pada sifat-sifat lumpur (viskositas dan tekanan pompa boleh/dapat
dikurangi, water loss turun, mud cake tipis) dan mengurangi balling (terlapisnya alat oleh
padatan lumpur) pada drillstring. Viskositas dan gel lebih mudah dikontrol bila emulsifiernya
juga bertindak sebagai thinner.
Fresh water oil-in-water emulsion muds adalah lumpur yang mengandung NaCl sampai 60,000
ppm. Lumpur emulsi ini dibuat dengan menambahkan emulsifier (pembuat emulsi) ke water base
mud diikuti dengan sejumlah minyak yang biasanya 5 – 25% volume. Jenis emulsifier bukan
sabun lebih disukai karena ia dapat digunakan dalam lumpur yang mengandung larutan Ca tanpa
memperkecil emulsifiernya dalam hal efisiensi. Emulsifikasi minyak dapat bertambah dengan
agitasi (diaduk).

IV. OIL BASE DAN OIL BASE EMULSION MUD


Lumpur ini mengandung minyak sebagai fasa kontinunya. Komposisinya diatur agar kadar
airnya rendah (3 – 5% volume). Relatif lumpur ini tidak sensitif terhadap kontaminan. Tetapi
airnya adalah kontaminan karena memberi efek negatif bagi kestabilan lumpur ini. Untuk
mengontrol viskositas, menaikkan gel strength, mengurangi efek kontaminasi air dan
mengurangi filtrate loss, perlu ditambahkan zat-zat kimia.
Manfaat oil base mud didasarkan pada kenyataan bahwa filtratnya adalah minyak karena itu
tidak akan menghidratkan shale atau clay yang sensitif baik terhadap formasi maupun formasi
produktif (jadi ia juga untuk completion mud). Kegunaan terbesar adalah pada completion dan
work-over sumur. Kegunaan lain adalah untuk melepaskan drillpipe yang terjepit, mempermudah
pemasangan casing dan liner.
Oil base emulsion dan lumpur oil base mempunyai minyak sebagai fasa kontinu dan air sebagai
fasa tersebar. Umumnya oil base emulsion mud mempunyai manfaat yang sama seperti oil base-
mud, yaitu filtratnya minyak dan karena itu tidak menghidratkan shale/clay yang sensitif.
Perbedaan utamanya adlah bahwa air ditambahkan sebagai tambahan yang berguna (bukan
kontaminan). Air yang teremulsi dapat antara 15 – 50% volume, tergantung densitas dan
temperatur yang diinginkan (dihadapi dalam pemboran). Karena air merupakan bagian dari
lumpur, maka lumpur ini dapat mengurangi bahaya api, dan pengontrolan flow propertinya dapat
seperti water base mud.

V. GASEOUS DRILLING FLUID


Digunakan untuk daerah-daerah dengan formasi keras dan kering. Dengan gas atau udara
dipompakan pada annulus, salurannya tidak boleh bocor.
Keuntungan cara ini adalah penetration rate lebih besar, tetapi adanya formasi air dapat
menyebabkan bit balling (bit dilapisi cutting/padatan) yang merugikan. Juga tekanan formasi
yang besar tidak membenarkan digunakannya cara ini. Penggunaan natural gas membutuhkan
pengawasan yang ketat pada bahaya api. Lumpur ini juga baik untuk completion pada zone-zone
dengan tekanan rendah.
Suatu cara pertengahan antara lumpur cair dengan gas adalah aerated mud drilling dimana
sejumlah besar udara (lebih dari 95%) ditekan pada sirkulasi lumpur untuk memperendah
tekanan hidrostatik (untuk lost circulation zone), mempercepat pemboran dan mengurangi biaya
pemboran.

II. ADDITIVE LUMPUR PEMBORAN

Additive lumpur pemboran adalah material-material yang ditambahkan untuk merawat lumpur
agar sesuai sifat-sifatnya dengan yang dibutuhkan.
A. Material Pemberat Lumpur
Material yang ditambahkan untuk menaikkan berat jenis lumpur atau disebut juga dengan weight
material. Seperti : Barite atau Barium Sulfate, Calcium Carbonate untuk oil base mud dan
Galena.
B. Material Pengental Lumpur
Zat kimia pengental lumpur merupakan bahan untuk menaikkan viskositas dari lumpur bor.
Material ini termasuk viscosifier. Seperti : Wyoming bentonite, High Yielding Clay, Attapulgite
clay untuk salt water mud dan Extra high yield bentonite.
C. Material Pengencer Lumpur
Zat kimia pengencer lumpur ini makdusnya adalah zat kimia yang digunakan untuk menurunkan
viskositas lumpur bor atau disebut juga Thinner. Seperti : Chrome lignosulfonate, Alkaline
lignite, Sodium Acid Pyrophospate, dll.
D. Filtration Loss Control Agent
Filtration Loss Control Agent maksudnya adalah bahan-bahan untuk mengurangi filtration loss
dan menipiskan mud cake. Seperti : Pregelatinized Starch, Sodium Carboxymethylcellulose, dll.
E. Lost Circulation Material
Bahan ini untuk menyumbat bagian yang menimbulkan lost circulation. Jadi bahan untuk
menghentikan lost circulation. Seperti : Blended Fiber, Graded Mica, Ground walnut hulls, dll.

Anda mungkin juga menyukai