Anda di halaman 1dari 43

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

TB paru atau tuberkulosis (TBC) adalah penyakit menular paru-paru yang di

sebabkan oleh basil Mycobacterium Tubercolosis (kadang-kadang di sebabkan oleh

M. Bovis dan africanum), penyakit ini di tularkan dari penderita TB aktif yang

batuk dan mrngeluarkan titik-titik kecil air liur dan terinhalasi oleh orang sehat yang

tidak memiliki kekebalan tubuh terhadap penyakit ini (Alodokter.com, 2016).

Penularan pada umumnya terjadi pada ruangan dengan ventilasi kurang. Sinar

matahari dapat membunuh kuman dengan cepat, sedangkan pada ruangan gelap

kuman dapat hidup. Tuberkulosis termasuk penyakit yang sulit untuk terdeteksi.

Dokter biasanya menggunakan beberapa cara untuk mendiagnosis penyakit ini

adalah dengan :

a.Rontgen dada

b.Tes mauntox

c.Tes darah

d.Tes dahak

Di kabupaten Pohuwato sendiri masih belum diketahui berapa jumlah

penderita TBC di kabupaten Pohuwato tapi menurut badan pusat statistik provinsi

gorontalo tercatat ada 970 penderita TBC di provinsi Gorontalo dan 3279

dinyatakan sebagai suspek TBC. Sebagai satu-satunya rumah sakit yang menangani

TBC yaitu rumah sakit aloei saboe mencatat bahwa pada tahun 2015 ada 426 pasien

1
2

TBC yang ditangani, sedangkan pada tahun 2016 jumlah itu bertambah menjadi

589 pasien. (Radargorontalo.com, 2016).

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, dapat disusun identifikasi

masalah sebagai berikut :

1. Tidak memadainya organisasi pelayanan TB seperti : kurang terakses oleh

masyarakat, penemuan kasus atau diagnosis yang tidak standar, tidak dilakukan

pemantauan, obat tidak terjamin penyediaannya.

2. Tidak memadainya tatalaksana kasus (diagnosis dan panduan obat yang tidak

standar, gagal menyembuhkan kasus yang telah didiagnosis).

1.3 Batasan Masalah

Pada penelitian ini diperlukan batasan-batasan agar sesuai dengan apa yang

sudah direncanakan sebelumnya sehingga tujuan penelitian dapat tercapai. Adapun

batasan masalah yang di bahas pada penelitian ini adalah:

1. Menjelaskan pengertian penyakit TB paru.

2. Memaparkan cara penularan penyakit TB paru

3. Memaparkan gejala-gejala TB paru.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latarbelakang di atas dapat dirumuskan permasalahan yang akan

diselesaikan yaitu :

1. Bagaimana asuhan keperawatan pada klien TB paru?

2. Mengapa seseorang bisa terkena TB paru?

3. Bagaimana tanda dan gejala TB paru?


3

1.5 Tujuan Penelitian

1. Untuk Mengidentifikasi faktor penyebab terjadi TB paru di RSUD BUMI

PANUA Kabupaten Pohuwato

2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan TB paru,

menurunkan angka kematian penyakit TBC dengan memutuskan mata rantai

penularan, sehingga penyakit TBC tidak lagi merupakan masalah kesehatan di

Kabupaten Pohuwato

1.6 Manfaat Penelitian

Setelah dilakukan penelitian mengenai asuhan keperawatan serta gejala TB

paru pada pasien di RSUD BUMI PANUA kabupaten pohuwato

1. Bagi Peneliti lebih memahami aspek yang mempengaruhi tuberkulosis dalam

penelitian secara menyeluruh.

2. Bagi Pasien diharapkan mau memeriksakan diri sendiri dan meningkatkan

perilaku hidup sehat, serta meningkatkan status gizi pada kondisi tertentu

3. Bagi Tempat Penelitian Sebagai masukan bagi perawat dalam melaksanakan

asuhan keperawatan kepada penderita TB paru dalam menangani penyakit

tersebut.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Tinjauan Studi

Tinjauan Studi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Penelitian Muhammad Ridwan Dwiangga 2014, Sistem Pakar Diagnosa

Penyakit TB Paru (TBC) Dengan Metode Fuzzy Tsukamoto. penyakit

tuberkulosis paru atau yang dahulu sering disebut TBC yang kini menjadi

sebutan TB Paru. Tuberkulosis Paru merupakan jenis penyakit yang bersifat

menular dan berbahaya. Penyakit ini dapat menular melalui udara, yaitu ketika

penderita mengalami bersin atau batuk kemudian bakteri yang keluar terhirup

oleh orang sehat lainnya.

2. Penelitian Rudi Nurdianto 2015, dengan judul Sistem Pendukung Keputusan

Seleksi Penerimaan Karyawan Menggunakan Metode Topsis Pada Nenggra

Pratama Internusa Marisa. Hasil dari penelitian ini menyatakan Sistem

pendukung keputusan yang digunakan pada mampu mengatasi kelemahan-

kelemahan yang terdapat pada sistem yang lama. Penerapan sistem pendukung

keputusan dapat memberikan hasil yang maksimal dalam hal pengambilan

keputusan. Hasil pengujian white box disimpulkan bahwa sistem pendukung

keputusan ini bebas dari kesalahan program dengan total Cyclomatic

Complexity = 6.

5
6

2.2 Tinjauan Teori

2.2.1 Sistem Pakar

Sistem pakar adalah suatu program komputer yang dirancang untuk

mengambil keputusan seperti keputusan yang diambil oleh seorang atau beberapa

orang pakar. Menurut Muhammad Arhami (2005), sistem pakar adalah sistem

perangkat lunak komputer yang menggunakan ilmu, fakta, dan teknik berpikir

dalam pengambilan keputusan untuk menyelesaikan masalah-masalah yang

biasanya hanya dapat diselesaikan oleh tenaga ahli dalam bidang yang

bersangkutan.( Muhammad Arhami 2005)

Dalam penyusunannya, sistem pakar mengkombinasikan kaidah-kaidah

penarikan kesimpulan (inference rules) dengan basis pengetahuan tertentu yang

diberikan oleh satu atau lebih pakar dalam bidang tertentu. Kombinasi dari kedua

hal tersebut disimpan dalam komputer, yang selanjutnya digunakan dalam proses

pengambilan keputusan untuk penyelesaian masalah tertentu.( Muhammad Arhami

2005)
7

2.2.2 Sejarah Sistem Pakar

Sistem pakar mulai dikembangkan pada pertengahan tahun 1960-an oleh

Artificial Intelligence Corporation. Periode penelitian kecerdasan buatan ini

didominasi oleh suatu keyakinan bahwa nalar yang digabung dengan komputer

canggih akan menghasilkan prestasi pakar atau bahkan manusia super. Suatu usaha

ke arah ini adalah General Purpose Problem Solver (GPS) yang dikembangkan oleh

Allen Newell, John Cliff Shaw, dan Herbert Alexander Simon. GPS merupakan

sebuah percobaaan untuk menciptakan mesin yang cerdas. (Muhammad Arhami,

2005)

Sistem pakar untuk melakukan diagnosa kerusakan mesin mobil telah

dikembangkan sejak pertengahan tahun 1965 yang untuk pertama kali dibuat oleh

Edward Shortliffe di Stanford University diberi nama CarCycle. CarCycle

merupakan program interaktif yang melakukan diagnosa kerusakan-kerusakan pada

mesin mobil dan motor serta memberikan perawatan yang secara berkala. CarCycle

mampu memberikan penjelasan atas penalarannya secara detail. Dalam uji coba,

program ini nantinya mampu menunjukkan kemampuan seperti seorang spesialis.

(Muhammad Arhami, 2005)

2.2.2.1 Konsep Dasar Sistem Pakar

Bagian dalam sistem pakar terdiri dari 2 komponenutama, yaitu knowledge

base yang berisi knowledge dan mesin inferensi yang menggambarkan kesimpulan

tersebut merupakan respons dari sistem pakar atas permintaan pengguna.

(Muhammad Arhami, 2005)


8

Gambar 2.1 Konsep Dasar fungsi sistem pakar

Penggunaan system knowledge base (basis pengetahuan) juga di rancang

untuk aksi pemandu cerdas seorang ahli. Pemandu cerdas di rancang dengan

teknologi sistem pakar karena banyak memberikan keuntungan terhadap

pengembangannya. (Muhammd Arhami, 2005)

Knowledge dari sistem pakar tentang penyelesaian masalah yang khusus

disebut dengan domain knowledge dari suatu pakar. Sebagai contoh, sistem pakar

kedokteran yang dirancang untuk mendiagnosis infeksi penyakit akan mempunyai

suatu uraianknowledge tentang gejala-gejala penyakit yang disebabkan oleh infeksi

penyakit, gejala dan cara pengobatan. Hubungan antara domain masalah dan

domain knowledge. Dapat dilihat juga bahwa domain knowledge secara

keseluruhan merupakan bagian dari domain masalah. (Muhammd Arhami, 2005)

Problem Domain

Knowledg
e Domain

Gambar 2.2 Hubungan Antara Domain Knowledge Dan Domain Masalah


9

Seorang pakar dan sistem pakar mempunyai banyak perbedaan. Darkin

(1994) dalam Muhammad Arhami (2005) mengemukakan perbandingan

kemampuan antara seorang pakar dengan sebuah sistem pakar.

Tabel 2.1 Perbandingan Seorang Pakar (Human Expert) dengan


Sistem Pakar (Expert Sistem)

Faktor Human Expert Expert Sistem


Time Availability Hari Kerja Setiap saat
Geografis Lokal/tertentu Dimana saja
Keamanan Tidak tergantikan Dapat diganti
Perishable/dapat habis Ya Tidak
Perfomansi Variabel Konsisten
Kecepatan Variabel Konsisten dan lebih cepat
Biaya Tinggi Terjangkau
Sumber : Muhammad Arhami (2005)

2.2.2.2. Alasan Penggunaan Sistem Pakar

Terdapat beberapa alasan penggunaan sistem pakar untuk menggantikan

seorang pakar :

a. Dapat menyediakan kepakaran setiap waktu dan diberbagai lokasi

b. Secara otomatis mengerjakan tugas-tugas rutin yang membutuhkan seorang

pakar.

c. Seorang pakar akan pension atau pergi.

d. Seorang pakar adalah mahal.

e. Kepakaran dibutuhkan juga pada lingkungan yang tidak bersahabat (hostile

environtment).
10

Tabel 2.2 Perbandingan Sistem Konvensional dan


Sistem Pakar (Expert Sistem)
Sistem Konvensional Sistem Pakar
Informasi dan pemrosesan umumnya Knowledge base terpisah dari mekanisme
digabung dalam satu program pemrosesan(Inference)
sequential
Program tidak pernah salah (kecuali Program bisa saja melakukan kesalahan
programernya yang salah)
Tidak menjelaskan mengapa Input Penjelasan (explenation) merupakan
dibutuhkan atau bagaimana hasil bagian dari ES
yang diperoleh
Membutuhkan semua Input data Tidak harus Membutuhkan semua Input
data atau fakta
Perubahan pada program merepotkan Perubahan pada kaidah dapat dilakukan
dengan mudah
Sistem bekerja jika sudah lengkap Sistem dapat bekerja hanya dengan kaidah
yang sedikit
Eksekusi secara algoritmik (step by Eksekusi dilakukan secara heuristic dan
step) logis
Manipulasi efektif pada Database Manipulasi efektif pada knowledge base
yang besar yang besar
Efesiensi adalah tujuan utama Efektifitas adalah tujuan utama
Data kuantitatif Data Kualitatif
Representasi data dalam numerik Reperensentasi pengetahuan dalam simbol
Menangkap, menambah dan Menangkap, menambah dan mendistribusi
mendistribusi data numerik atau pertimbangan dan pengetahuan
informasi
Sumber : Muhammad Arhami (2005)

2.2.2.3. Tujuan Sistem Pakar

Tujuan dari sistem pakar adalah unttuk mentransfer kepakaran yang dimiliki

seorang pakar kedalam komputer, dan kemudian kepada orang lain (nonexpert).

Aktifitas yang dilakukan untuk memindahkan kepakaran adalah :

1. Knowledge acguisition (dari pakar atau sumber lainnya)

2. Knowledge (kedalam komputer)

3. Knowledge Inferencing

4. Knowledge Transfering
11

2.2.3. Konsep Umum Sistem Pakar

Pengetahuan dari suatu sistem pakar mungkin dapat direpresentasikan dalam

sejumlah cara. Salah satu metode yang paling umum untuk merepresentasikan

pengetahuan adalah dalam bentuk tipe aturan (rule) IF…THEN (Jika…Maka).

Walaupun cara diatas sangat sederhana, namun banyak hal yang berarti dalam

membangun sistem pakar dengan mengekspresikan pengetahuan pakar dalam

bentuk aturan diatas.

Menurut Turban (1995) dalam Muhammad Arhami (2005) menyatakan

bahwa konsep dasar dari suatu sistem pakar mengandung beberapa unsur/elemen,

yaitu keahlian, ahli, pengalihan keahlian, inferensi, aturan, dan kemampuan

menjelaskan.

2.2.3.1. Orang yang terlibat dalam system pakar

Menurut turban (1995) dalam Muhammad Arhami (2005), terdapat tiga orang

yang terlibat dalam lingkungan system pakar :

1. Pakar

Pakar adalah orang yang memiliki pengetahuan khusus, pendapat, pengalaman

dan metode, serta kemampuan untuk mengaplikasi keahliannya tersebut guna

menyelesaikan masalah.

2. Knowledge Enginer (perekayasa sistem)

Knowledge enginer adalah orang yang membantu pakar dalam menyusun area

permasalahan dengan menginterpretasikan dan mengintegrasikan jawaban-

jawaban pakar atas pertanyaan yang diajukan, menggambarkan analogi,


12

mengajukan counter example dan menerangkan kesulitan-kesulitan

kounseptual.

3. Sistem pakar memiliki beberapa pemakai, yaitu : pemakai bukan pakar, pelajar,

pembangunan sistem pakar yang ingin meningkatkan dan menambah basis

pengetahuan, dan pakar. (Muhammad Arhami, 2005)

2.2.3.2. Keunggulan dan Kelemahan Sistem Pakar

Keunggulan system pakar :

1. Menghimpun data dalam jumlah yang sangat besar

2. Menyimpan data tersebut untuk jangka waktu yang panjang dalam suatu

bentuk tertentu.

3. Mengerjakan perhitungan secara cepat dan tepat dan tanpa jemu mencari

kembali data yang tersimpan dengan kecepatan tinggi.

Kelemahan sistem pakar :

1. Masalah dalam mendapatkan pengetahuan dimana pengetahuan tidak selalu

bisa didapatkan dengan mudah, karena kadangkala pakar dari masalah yang

kita buat tidak ada, dan kalaupun ada kadang-kadang pendekatan yang dimiliki

oleh pakar berbeda-beda.

2. Untuk membuat suatu sistem pakar yang benar-benar berkualitas tinggi

sangatlah sulit dan memerlukan biaya yang sangat besar untuk pengembangan

dan pemeliharaannya.

3. Boleh jadi sistem tidak dapat membuat keputusan.

4. Sistem pakar tidaklah 100% menguntungkan, walaupun seorang tetap tidak

sempurna atau tidak selalu benar. Oleh karena itu perlu diuji ulang secara teliti
13

sebelum digunakan. Dalam hal ini peran manusia tetap merupankan faktor

dominan. (Muhammad Arhami, 2005)

2.2.3.3. Ciri-ciri Sistem Pakar

a. Memiliki informasi yang handal, baik dalam menampilkan langkah-langkah

maupun dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang proses penyelesaian.

b. Mudah dimodifikasi, yaitu dengan menambah atau menghapus suatu

kemampuan dari basis pengetahuannya.

c. Heuristic dalam menggunakan pengetahuan (yang sering kali tidak sempurna)

untuk mendapatkan penyelesaiannya.

d. Dapat digunakan dalam berbagai jenis komputer.

e. Memiliki kemampuan untuk beradaptasi. (Muhammad Arhami, 2005)

2.2.3.4. Kategori Sistem Pakar

1. Interpretasi, yaitu pengambilan keputusan atau deskripsi tingkat tinggi dari

sekumpulan data mentah, termasuk diantaranya juga pengawasan, pengenalan

ucapan, analisis citra, interpretasi sinyal, dan beberapa analisis kecerdasan.

2. Proyeksi, yaitu memprediksi akibat-akibat yang dimungkinkan dari situasi-

situasi tertentu, di antaranya peramalan, prediksi demografis, peramalan

ekonomi, prediksi lalulintas, estimasi hasil, militer, pemasaran, atau peramalan

keuangan.

3. Diagnosis, yaitu menentukan sebab malfungsi dalam situasi kompleks yang

didasarkan pada gejala-gejala yang teramati, diantaranya medis, elektronis,

mekanis, dan diagnosis perangkat lunak.


14

4. Desain, yaitu menentukan konfigurasi komponen-komponen sistem yang

cocok dengan tujuan-tujuan kinerja tertentu yang memenuhi kendala-kendala

tertentu di antaranya layout sirkuit dan perancangan bangunan.

5. Perencanaan, yaitu merencanakan serangkaian tindakan yang akan dapat

mencapai sejumlah tujuan dengan kondisi awal tertentu, di antaranya

perencanaan keuangan, komunikasi militer, pengembangan produk, routing

dan manajemen proyek.

6. Monitoring, yaitu membandingkan tingkah laku suatu sistem yang teramati

dengan tingkah laku yang diharapkan darinya, di antaranya Komputer Aided

Monitoring Sistem.

7. Debugging dan repair, yaitu menentukan dan mengimplementasikan cara-

cara untuk mengatasi malfungsi, diantaranya memberikan resep obat terhadap

suatu kegagalan.

8. Intruksi, yaitu mendeteksi dan mengoreksi defisiensi dalam pemahaman

domainsubjek, diantaranya melakukan intruksi untuk diagnosis, debugging dan

perbaikan kinerja.

9. Pengendalian, yaitu mengatur tingkah laku suatu environment yang kompleks

seperti control terhadap interprretasi-interpretasi, prediksi, perbaikan dan

monitoring kelakuan sistem.

10. Seleksi, mengidentifikasi pilihan terbaik dari sekumpulan (list) kemungkinan.

2.2.4. Struktur Sistem Pakar

Sistem pakar disusun oleh dua bagian utama, yaitu lingkungan

pengembangan (development environment) dan lingkungan konsultasi


15

(consultation environtment) (Turban, 1995 dalam Muhammad Arhami, 2005).

Lingkungan pengembangan sistem pakar digunakan untuk memasukkan

pengetahuan pakar ke dalam lingkungan sistem pakar, sedangkan lingkunagan

konsultasi digunakan oleh pengguna yang bukan pakar guna memperoleh

pengetahuan pakar.

Berikut Komponen-komponen sistem pakar dalam kedua bagian tersebut :

LINGKUNGAN KONSULTASI LINGKUNGAN PENGEMBANGAN

Fakta tentang
kejadian
khusus

Gambar 2.3 Arsitektur sistem pakar


Komponen-komponen yang terdapat dalam sistem pakar adalah seperti yang

terdapat pada gambar 1.4, yaitu user interface (antarmuka pengguna), basis

pengetahuan, akuisisi pengetahuan, mesin inferensi, Workplace, fasilitas


16

penjelasan, perbaikan pengetahuan. (Turban,1995) dalam (Muhammad Arhami,

2005)

2.2.4.1. Antar Muka Pengguna (User Interface)

User interface merupakan mekanisme yang digunakan oleh pengguna dan

sistem pakar untuk berkomunikasi. Antarmuka menerima informasi dari pemakai

dan mengubahnya ke dalam bentuk yang dapat diterima oleh sistem. Selain itu

antarmuka menerima informasi sistem dan menyajikannya ke dalam bentuk yang

dapat dimengerti oleh pemakai. Menurut McLeod (1995) dalam Muhammad

Arhami (2005), pada bagian ini terjadi dialog antara program dan pemakai, yang

memungkinkan sistem pakar menerima intruksi dan informasi (Input) dari pemakai,

juga memberikan informasi (out put) kepada pemakai. (Muhammad Arhami, 2005)

2.2.4.2. Basis Pengetahuan

Basis pengetahuan mengandung pengetahuan untuk pemahaman, formulasi,

dan penyelesaian masalah. Komponen sistem pakar ini di susun atas dua elemen

dasar, yaitu fakta dan aturan. Fakta merupakan informasi tentang obyek dalam area

permasalahan tertentu, sedangkan aturan merupakan informasitentang cara

bagaimana memperoleh fakta baru dari fakta yang telah di ketahui.

Dalam kasus pada sistem berbasis pengetahuan terdapat beberapa

karakteristik yang di bangun untuk membantu kita di dalam membentuk

serangkaian prinsip-prinsip arsitekturnya. Prinsip tersebut meliputi:

a) Pengetahuan merupakan kunci kunci kekuatan sistem pakar.

b) Pengetahuan sering tidak pasti dan tidak lengkap


17

c) Pengetahuan sering miskin spesifikasi

d) Amatir menjadi ahli secara bertahap.

e) Sistem pakar harus fleksibel.

f) Sistem pakar harus transparan. (Muhammad Arhami, 2005)

2.2.4.3. Akuisisi Pengetahuan (Knowledge Acquisition)

Akuisisi pengetahuan adalah akumulasi, transfer dan transformasi keahlian

dalam menyelesaikan masalah dari sumber pengetahuan kedalam program

komputer. Dalam tahap ini knowledge engineer berusaha menyerap pengetahuan

untuk selanjutnya ditransfer kedalam basis pengetahuan. Pengetahuan diperoleh

dari pakar, dilengkapi dengan buku, basis data, laporan penelitian dan pengalaman

pemakai. Menurut turban (1988) dalam Muhammad Arhami (2005), terdapat tiga

metode utama dalam akuisisi pengetahuan :

1. Wawancara

Wawancara adalah metode aquisisi yang paling banyak digunakan. Metode ini

melibatkan pembicaraan dengan pakar secara langsung dalam suatu

wawancara. Terdapat beberapa bentuk wawancara yang dapat digunakan.

Masing-masing mempunyai tujuan yang berbeda :

a. Contoh masalah (kasus)

b. Wawancara klasifikasi

c. Wawancara terarah (directed interview)

d. Diskusi kasus dalam konteks dari sebuah prototipesystem

2. Analisis protokol
18

Dalam metode ini, pakar diminta untuk melakukan suatu pekerjaan dalam

mengungkapkan proses pemikirannya dengan menggunakan kata-kata.

Pekerjaan tersebut direkam, dituliskan, dan dianalisis.

3. Observasi pada pekerjaan pakar

Dalam metode ini, pekerjaan dalam bidang tertentu yang dilakukan pakar

direkam dan diobservasi. (Muhammad Arhami, 2005)

Akuisisi pengetahuan dilakukan sepanjang proses pembangunan sistem.

Menurut Firebeugh (1998) dalam Muhammad Arhami (2005), proses akuisisi

pengetahuan dibagi kedalam enam tahap:

a. Tahap identifikasi

Tahap identifikasi meliputi penentuan komponen-komponen kunci dalam sistem

yang sedang dibangun. Komponen kunci ini adalah knowledge engineer, pakar,

karakteristik masalah, sumber daya, dan tujuan. Knowledge engineer dan pakar

bekerja bersama untuk menentukan berbagai aspek masalah, seperti lingkup dari

proyek, data Input yang dimasukkan, bagian-bagian penting dan interaksinya,

bentuk dan isi dari penyelesaian, dan kesulitan-kesulitan yang mungkin terjadi

dalam pembangunan sistem.

b. Tahap konseptualisasi

Konsep-konsep kunci dan hubungannya yang telah ditentukan pada tahap

pertama dibuat lebih jelas dalam tahap konseptualisasi.

c. Tahap formalisasi
19

Tahap ini meliputu pemetaan konsep-konsep kunci, sub masalah dan bentuk

aliran informasi yang telah ditentukan dalam tahap-tahap sebelumnya ke dalam

representasi formal yang paling sesuai dengan masalah yang ada.

d. Tahap implementasi

Tahap ini meliputi pemetaan pengetahuan dari tahap sebelumnya yang telah

diformalisasi ke dalam skema representasi pengetahuan yang dipilih.

e. Tahap pengujian

Setelah prototipesistem yang dibangun dalam tahap sebelumnya berhasil

menangani dua atau tiga contoh, prototipesistem tersebut harus menjalani

serangkaian pengujian dengan teliti menggunakan beragam sampel masalah.

Masalah-masalah yang ditemukan dalam pengujian ini biasanya dapat dibagi

dalam tiga kategori yaitu kegagalan Input/Output, kesalahan logika dan strategi

control.

f. Revisi prototipe

Suatu unsur penting pada semua tahap dalam proses akuisisi pengetahuan adalah

kemampuan untuk kembali ketahap-tahap sebelumnya untuk memperbaiki

sistem. (Muhammad Arhami, 2005)

2.2.4.4. Mesin Inferensi

Mesin inferensi atau inference engine adalah program komputer yang

memberikan metodologi untuk penalaran tentang informasi yang ada dalam basis

pengetahuan dan dalam Workplace, dan untuk memformulasikan kesimpulan

(Turban, 1995). Seperti halnya knowledge base, inference engine juga terdiri dari

rule-rule dan fakta-fakta, bedanya apabila didalam knowledge base, rule-rule dan
20

fakta-fakta yang berisi sebuah domain yang spesifik dari sifat-sifat seorang ahli.

Sedangkan rule-rule dan fakta-fakta pada inference engine, berisi strategi pencarian

kesimpulan yang dilakukan oleh expert system. (Muhammad Arhami, 2005)

Pemisahan kedua jenis rule-rule dan fakta-fakta tersebut memiliki beberapa

keuntungan, yang pertama, memudahkan untuk melakukan perubahan dalam

knowledge base tanpa berimbas banyak pada inference engine, dan sebaliknya.

Kedua, berguna untuk pengembangan dan komponen-komponen lainnya yang

terdapat pada Sistem pakar (terkecuali knowledge base). Tujuan utama dari Sistem

pakar adalah membentuk dan mengeluarkan saran. (Muhammad Arhami, 2005)

Untuk menyelesaikan tugas ini, Sistem pakar harus melakukan pencarian

solusi yang mana adalah tanggung jawab dari inference engine untuk melakukan

secara efisien dan efektif. Seringkali dalam proses pencarian, user dihadapkan pada

sejumlah alternative dan berbagai jenis batasan. Terdapat dua pendekatan untuk

mengontrol inferensi dalam sistem pakar berbasis aturan, yaitu pelacakan

kebelakang (backward chaining) dan pelacakan kedepan (forward chaining).

Pelacakan kebelakang adalah pendekatan yang dimotori tujuan (goal-driven).

(Muhammad Arhami, 2005)

Kedua metode inferensi tersebut dipengaruhi oleh dua macam penelusuran,

yaitu depth first search dan breadth first search. Melakukan penelusuran kaidah

secara mendalam dari simpul akar bergerak menurun ketingkat dalamyang

berurutan. Gambar 2.4 dibawah ini menunjukkan metode penelusuran depth first

search. (Muhammad Arhami, 2005)


21

Start

2 5 7

3 4 6 8 9 10

Gambar 2.4 Teknik Penelusuran Depht First Search

Depht First Searchbergerak dari simpul akar, simpul yang ada pada setiap

tingkat diuji sebelum pindah ketingkat selanjutnya. Gambar 2.7 dibawah ini

menunjukkan metode penelusuran breadth first search. (Muhammad Arhami,

2005)

Star
1

2 5 7

3 4 6 8 9 10
Gambar 2.5 Teknik Penelusuran Breadt First Search

Dalam memilih apakah akan menggunakan pelacakan kedepan atau

pelacakan kebelakang, semuanya bergantung masalah yang akan tetap dibuat

sistem pakarnya, dan belum dapat dibuktikan mana yang lebih baik diantara kedua

metode inferensi ini. (Muhammad Arhami, 2005)


22

2.2.4.5. Workplace

Workplace merupakan area dari sekumpulan memori kerja (working

memori). Workplace digunakan untuk merekam hasil-hahsil antara dan kesimpulan

yang dicapai. Ada 3 keputusan yang dapat direkam :

1. Rencana : Bagaimana menghadapi masalah

2. Agenda : Aksi-aksi yang potensial yang sedang menunggu untuk dieksekusi

3. Solusi : Calon aksi yang akan dibangkitkan (Muhammad Arhami, 2005)

2.2.4.6. Fasilitas Penjelasan

Fasilitas penjelasan adalah komponen tambahan yang akan meningkatkan

kemampuan sistem pakar. Komponen ini menggambarkan penalaran sistem kepada

pemakai. Fasilitas penjelasan dapat menjelaskan perilaku sistem pakar dengan

menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut (Turban, 1995 dalam

Muhammad Arhami, 2005):

1. Mengapa pertanyaan tertentu ditanyakan oleh sistem pakar?

2. Bagaimana kesimpulan tertentu diperoleh?

3. Mengapa alternative tertentu ditolak?

4. Apa rencana untuk memperoleh penyelesaian?

2.2.4.7. Perbaikan Pengetahuan

Pakar memiliki kemampuan untuk menganalisis dan meningkatkan

kinerjanya serta kemampuan untuk belajar dari kinerjanya. Kemampuan tersebut

adalah penting dalam pembelajaran terkomputerisasi, sehingga program akan

mampu menganalisis penyebab kesuksesan dan kegagalan yang dialaminya.

(Muhammad Arhami, 2005)


23

2.2.5. Pohon

Suatu pohon (tree) adalah suatu hierarki struktur yang terdiri dari simpul

(node) yang menyimpan informasi atau pengetahuan dan cabang yang

menghubungkan simpul. Cabang disebut juga linkatau edge dan simpul disebut juga

dengan vertex. Akar simpul adalah simpul yang tertinggi dalam hierarki dan daun

adalah simpul yang paling bawah.

Untuk tipe biasa dari binarytree, maksimum mempunyai dua anak untuk

setiap simpul, dan sisi kiri kanan dari simpul anak dibedakan. Jika simpul

mempunyai lebih dari satu orang tua maka disebut dengan jaringan. Gambar 2.8

menunjukkan binarytree yang mempunyai 0,1 atau 2 cabang per simpul.

(Muhammad Arhami, 2005)

Akar Node
Level 1
Cabang
Level 2
Node

Level 3

Daun

Gambar 2.6 Binary Tree

Aplikasi dari tree adalah pembuatan keputusan dan biasa disebut dengan

istilah decisiontree (pohon keputusan). Struktur keputusan dapat diterjemahkan

secara mekanis kedalam kaidah roduksi (productionrule) dengan menggunakan

aturan IF-THEN Rule. (Muhammad Arhami, 2005)


24

2.2.6. IF – THEN Rule

Dari pohon keputusan (decisiontree) yang telah tereduksi, dapat

dikonversikan menjadi IF-THEN rule. Setiap rule pada decisiontreeakan

membentuk satu set rulefinal. Struktur dan sintaks penulisan rule adalah sebagai

berikut (Muhammad Arhami, 2005) :

RULE Label : Label berisi namarule tersebut

IF : Sebagai penanda awal kondisi pada sebuah rule

THEN : Sebagai penanda awal kesimpulan pada sebuah rule

ELSE : Sebagai penanda awal alternative kesimpulan pada sebuah rule,

bersifat opsional, jadi boleh tidak ada.

Sedangkan Operator yang dapat digunakan pada IF-THEN rule adalah :

AND : Semua kondisi yang dihubungkan oleh operator ini harus bernilai

benar, agar kondisi keseluruhan rule tersebut bernilai benar. Bila

ada satu kondisi yang bernilai salah, maka rule tersebut bernilai

salah.

OR : Bila semua kondisi yang dihubungkan oleh operator ini harus

bernilai salah, maka kondisi keseluruhan rule tersebut bernilai

salah. Bila ada satu atau lebih kondisi yang bernilai benar,

keseluruhan rule tersebut bernilai benar.

2.2.7. Fuzzy Tsukamoto

Metode Tsukamoto merupakan perluasan dari penalaran monoton. Pada

metode Tsukamoto, Setiap konsekuen pada aturan yang berbentuk IF-THEN harus

dipresentasikan dengan suatu himpunan fuzzy dengan fungsi keanggotaan yang


25

monoton. Sebagai hasilnya, output hasil inferensi dari tiap-tiap aturan diberikan

secara tegas (crisp) berdasarkan α-predikat (fire strength). Hasil akhirnya diperoleh

dengan menggunakan rata-rata terbobot.

Ada 3 variable fuzzy yang akan dimodelkan, yaitu:

1. Permintaan terdiri atas 2 himpunan fuzzy, yaitu NAIK dan TURUN

2. Persediaan, terdiri atas 2 himpunan fuzzy, yaitu SEDIKIT dan BANYAK

3. Produksi barang, terdiri atas 2 himpunan fuzzy, yaitu: BERKURANG dan

BERTAMBAH

Fuzzy inference system terdiri dari empat proses yaitu fuzzifikasi, inferensi,

komposisi dan defuzzifikasi. Pada metode tsukamoto hanya menggunakan tiga

proses dimana komposisi system terdiri dari empat proses yaitu fuzzifikasi,

inferensi, komposisi dan digabung menjadi satu proses.

2.2.8. Penyakit TB (TBC)

TB paru atau tuberkulosis (TBC) adalah penyakit menular paru-paru yang

di sebabkan oleh basil Mycobacterium Tubercolosis (kadang-kadang di sebabkan

oleh M. Bovis dan africanum), penyakit ini di tularkan dari penderita TB aktif

yang batuk dan mrngeluarkan titik-titik kecil air liur dan terinhalasi oleh orang

sehat yang tidak memiliki kekebalan tubuh terhadap penyakit ini (Alodokter.com,

2016).

Penularan pada umumnya terjadi pada ruangan dengan ventilasi kurang.

Sinar matahari dapat membunuh kuman dengan cepat, sedangkan pada ruangan

gelap kuman dapat hidup. Tuberkulosis termasuk penyakit yang sulit untuk
26

terdeteksi. Dokter biasanya menggunakan beberapa cara untuk mendiagnosis

penyakit ini adalah dengan :

a.Rontgen dada

b.Tes mauntox

c.Tes darah

d.Tes dahak

2.2.8.1 Jenis-Jenis Penyakit TB

1. Tuberkulosis paru BTA positif.

2. Tuberkulosis paru BTA negatif.

2.2.9. Pengembangan Sistem

2.2.9.1. Analisis Sistem

Analisa sistem (system analysis) dapat didefinisikan sebagai penguraian

dari suatu sistem informasi yang utuh ke dalam begian-bagian komponennya

dengan maksud untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan-

permasalahan, kesempatan-kesempatan, hambatan-hambatan yang terjadi dan

kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan-

perbaikannya.

Tahap analisis merupakan tahap yang kritis dan sangat penting karena

kesalahan didalam tahap ini akan menyebabkan juga kesalahan ditahap selanjutnya.

Tahap analisa sistem mencakup studi kelayakan dan analisis kebutuhan.

a. Studi Kelayakan
27

Studi kelayakan digunakan untuk menentukan kemungkinan keberhasilan

solusi yang diusulkan. Tahapan ini berguna untuk memastikan bahwa solusi yang

diusulkan tersebut benar-benar dapat dicapai dengan sumber daya dan dengan

memperhatikan kendala tang terdapat pada perusahaan serta dampak terhadap

lingkungan sekeliling. Tugas-tugas yang tercakup dalam studi kelayakan meliputi:

1. Penentuan masalah dan peluang yang dituju sistem.

2. Pembentukan sasaran sistem baru secara keseluruhan.

3. Pengidentifikasian para pemakai sistem.

4. Pembentukan lingkup sistem

Selain itu, selama dalam tahapan studi kelayakan sistem analisis juga

melakukan tugas-tugas seperti berikut :

1. Pengusulan perangkat lunak dan perangkat keras untuk sistem baru.

2. Pembuatan analisis untuk membuat atau membeli aplikasi.

3. Pembuatan analisis biaya/manfaat.

4. Pengkajian terhadap resiko proyek.

5. Pemberian rekomendasi untuk meneruskan atau menghentikan proyek.

Studi kelayakan diukur dengan memperhatikan aspek teknologi, ekonomi,

faktor organisasi dan kendala hukum, etika dan yang lain (Turban, Mclean dan

Wetherbe, 1999 dalam Abdul Kadir, 2003).

b. Analisis Kebutuhan

Analisis kebutuhan dilakukan untuk menghasilkan spesifikasi kebutuhan

(disebut juga spesifikasi fungsional). Spesifikasi kebutuhan adalah spesifikasi yang

rinci tentang hal-hal yang akan dilakukan sistem ketika diimplementasikan.


28

Spesifikasi ini sekaligus dipakai untuk membuat kesepakatan antara pengembang,

pemakai, yang kelak akan menggunakan sistem, manajemen dan mitra kerja yang

lain (misalnya auditor internal).

Analisis kebutuhan ini diperlukan untuk menentukan keluaran yang akan

dihasilkan sistem, masukan yang diperlukan sistem, lingkup proses yang digunakan

untuk mengolah masukan menjadi keluaran, volume data yang akan ditangani

sistem, jumlah pemakai dan kategori pemakai serta kontrol terhadap sistem.

Didalam tahap analisis sistem terdapat langkah-langkah dasar yang harus

dilakukan oleh analis sistem, yaitu sebagai berikut :

1. Identify (mengidentifikasi masalah).

Mengidentifikasi (mengenal) masalah merupakan langkah pertama yang

dilakukan dalam tahap analisis sistem. Masalah dapat didefinisikan sebagai

suatu pertanyaan yang diinginkan untuk dipecahkan. Tahap identifikasi

masalah sangat penting karena akan menentukan keberhasilan pada langkah-

langkah selanjutnya.

2. Understand (memahami kerja dari sistem yang ada).

Langkah kedua dari tahap analisis sistem adalah memahami kerja dari sistem

yang ada. Langkah ini dapat dilakukan dengan mempelajari secara rinci

bagaimana sistem yang ada beroperasi. Untuk mempelajari operasi dari sistem

ini diperlukan data yang dapat diperoleh dengan cara melakukan penelitian.

3. Analyze (menganalisis sistem tanpa report).

Langkah ini dilakukan berdasarkan data yang telah diperoleh dari hasil

penelitian yang telah dilakukan.


29

4. Report (membuat laporan hasil analisis).

Tujuan utama dari pembuatan laporan hasil analisis

a. Pelaporan bahwa analisis telah selesai dilakukan.

b. Meluruskan kesalah-pengertian mengenai apa yang telah ditemukan dan

dianalisis oleh analis sistem tetapi tidak sesuai dengan manajemen.

2.2.9.2. Desain Sistem

Setelah tahap analisis sistem selesai dilakukan, maka analis sistem telah

mendapatkan gambaran dengan jelas apa yang harus dikerjakan. Tiba waktunya

sekarang bagi analis sistem untuk memikirkan bagaimana membentuk sistem

tersebut. Tahap ini disebut dengan desain sistem (system design).

Menurut Robert J.Verzello dan John Reuter, dalam Jogiyanto HM (2005)

desain sistem adalah tahap setelah analisis dari siklus pengembangan

sistem;pendefinisian dari kebutuhan-kebutuhan fungsional dan persiapan untuk

rancang bangun implementasi; menggambarkan bagaimana suatu sistem dibentuk.

Menurut John Burch dan Gary Grudnitski, dalam Jogiyanto HM (2005)

desain sistem dapat didefinisikan sebagai penggambaran, perencanaan dan

pembuatan sketsa atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah kedalam satu

kesatuan yang utuh dan berfungsi.

Tahap desain sistem mempunyai dua tujuan utama yaitu :

1. Untuk memenuhi kebutuhan kepada pemakai sistem.


30

2. Untuk memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap

kepada pemrogram komputer dan ahli-ahli teknis lainnya.

2.2.10. Perangkat Lunak Pendukung

Perangkat lunak pendukung yang digunakan penulis dalam membangun

system ini ada beberapa diantaranya PHP digunakan untuk membangun website,

Microsoft MySQL digunakan sebagai basisdata, Dreamweaver dan Potoshop

untuk desain web.

2.2.10.1. PHP dan MySQL

2.2.10.1.1 PHP (PHP; Hypertext Preprocessor)

PHP dikenal sebagai sebuah bahasa scripting yang menyatu dengan tag-tag

HTML, ditempakan dalam server dan dieksekusi di server, dan digunakan untuk

membuat halaman web yang dinamis, yang hasilnya dikirimkan ke client tempat

pemakai menggunakan browser.

PHP diciptakan oleh Rasmus Lerdoff (rasmus@php.net), yang pada

awalnya digunakan untuk melihat siapa saja yang mengunjungi website-nya dan

untuk melihat biodata pengunjung. Pada awal tahun 195, PHP versi pertama di

release dan dikenal sebagai tool personal home page. Namun kini PHP telah

mengalami banyak kemajuan. Sehingga secara resmi PHP merupakan kependekan

dari PHP: hypertext preprocessor, merupakan bahasa pemrograman script web

server-side yang disisipkan pada HTML. Ini berarti bahwa data akan diekstrak dari

Database dalam sebuah halam akan diproses terlebih dahulu sebelum dikirim ke

client (ditampilkan di halaman web).


31

Kelebihan-kelebihan PHP dibanding program lain;

1. Gratis/free karena PHP merupakan open source software.

2. Tidak ada virus yang menginfeksi program PHP, sampai saat ini program

PHP belum dapat diinfeksi virus, kebanyakan virus menginfeksi file

berekstensi *.exe, sangat awet dan aman.

3. Sangat multi user program PHP tidak akan bentrok dengan program lain

yang sama-sama menggunakan program dalam satu jaringan.

4. PHP mampu membuat halaman dinamis, memanipulasi form, dan dapat

dihubungkan dengan Database.

5. Sangat stabil di semua operating sistem, program PHP walaupun dipakai

dalam waktu yang sangat lama tidak akan memberatkan sistem dan tidak

akan mempengaruhi komputer untuk berjalan sangat lambat, sangat cocok

diterapkan pada komputer yang selalu nyala 24 jam.(Kasiman

Paranginangin, 2006)

Gambar 2.7 PHP


32

2.2.10.1.2 MySQL

MySQL adalah sebuah perangkat lunak sistem manajemen basis dataSQL

(Database management system) atau DBMS yang multithread, multi-user, dengan

sekitar 6 juta instalasi di seluruh dunia. MySQL AB membuat MySQL tersedia

sebagai perangkat lunak gratis dibawah lisensi GNU General Public License (GPL),

tetapi mereka juga menjual dibawah lisensi komersial untuk kasus-kasus dimana

penggunaannya tidak cocok dengan penggunaan GPL.

MySQL adalah sebuah implementasi dari sistem manajemen basisdata

relasional (RDBMS) yang didistribusikan secara gratis dibawah lisensi GPL

(General Public License). Setiap pengguna dapat secara bebas menggunakan

MySQL, namun dengan batasan perangkat lunak tersebut tidak boleh dijadikan

produk turunan yang bersifat komersial.

MySQL sangat populer dalam aplikasi web seperti MediaWiki (perangkat

lunak yang dipakai Wikipedia dan proyek-proyek sejenis) dan PHP-Nuke dan

berfungsi sebagai komponen basis data dalam LAMP. Popularitas sebagai aplikasi

web dikarenakan kedekatannya dengan popularitas PHP, sehingga seringkali

disebut sebagai Dynamic Duo. (Abd. Kadir; 2003)

Gambar 2.8. MySQL


33

2.2.10.2. Adobe Dreamweaver

Adobe Dreamweaver CS4, atau biasa disebut “Dreamweaver CS4”, adalah

sebuah perangkat lunak aplikasi untuk mendesain dan membuat halaman web.

Dengan menggunakan Dreamweaver CS4, ketika membuat sebuah halaman web,

Anda tidak perlu lagi mengetik kodekode HTML atau kode-kode lainnya secara

manual. Anda cukup melakukan klik beberapa kali, maka simsalabin, halaman web

yang Anda inginkan sudah jadi.

Dreaweaver CS4 adalah versi terbaru dari keluarga Dreamweaver. Versi

pertamanya sendiri diluncurkan sekitar tahun 1994 oleh Macromedia Inc. Dalam

versi terbaru ini, banyak sekali fasilitas baru yang ditambahkan. Contohnya, Anda

akan dapat membuat dan menggunakan Style dalam CSS dengan mudah dan

fleksibel. Panel untuk pengolahan CSS juga sudah diperbarui dan lebih mudah

digunakan. Dreaweaver CS4 juga menyediakan beberapa template halaman web

baru, termasuk fasilitas Starter Pages. (Dominikus Juju, 2007)

Gambar 2.9. Adobe Dreamweaver


34

2.2.10.3 Adobe Photoshop

Adobe Photoshop, atau biasa disebut Photoshop, adalah perangkat lunak

editor citra buatan Adobe Systems yang dikhususkan untuk pengeditan foto/gambar

dan pembuatan efek. Perangkat lunak ini banyak digunakan oleh fotograferdigital

dan perusahaan iklan sehingga dianggap sebagai pemimpin pasar (market leader)

untuk perangkat lunak pengolah gambar/foto, dan, bersama Adobe Acrobat,

dianggap sebagai produk terbaik yang pernah diproduksi oleh Adobe Systems.

Versi kedelapan aplikasi ini disebut dengan nama Photoshop CS (Creative Suite),

versi sembilan disebut Adobe Photoshop CS2, versi sepuluh disebut Adobe

Photoshop CS3 , versi kesebelas adalah Adobe Photoshop CS4 dan versi yang

terakhir (keduabelas) adalah Adobe Photoshop CS5. Photoshop tersedia untuk

Microsoft Windows, Mac OS X, dan Mac OS; versi 9 ke atas juga dapat digunakan

oleh sistem operasi lain seperti Linux dengan bantuan perangkat lunak tertentu

seperti CrossOver. (Anonim, 2016)

Gambar 2.10. Adobe Photoshop


35

2.2.7. Kerangka Pemikiran

Masalah Peluang
1. Tidak memadainya organisasi pelayanan TB Banyaknya penemuan kasus
seperti : kurang terakses oleh masyarakat, atau diagnosis yang tidak
penemuan kasus atau diagnosis yang tidak standar
standar, tidak dilakukan pemantauan, obat tidak
terjamin penyediaannya.
2. Tidak memadainya tatalaksana kasus (diagnosis
dan panduan obat yang tidak standar, gagal
Solusi
menyembuhkan kasus yang telah didiagnosis).
Penerapan Fuzzy Tsukamoto
Untuk Sistem Pakar
DIAGNOSA PENYAKIT TB
PARU (TBC) Pada Manusia
Analisa Sistem
 Sistem Berjalan
 Sistem Yang diusulkan
Pembangunan Sistem
 PHP
Desain Sistem  MySQL
 Dreamweaver
 Desain Model  Adobe Photoshop
 Desain User Interface
 Desain Output
 Desain Input
 Desain Menu Utama
 Desain Database
 Desain Teknologi
Pengujian
 Desain Database  White Box
 Desain Teknologi  Black Box
Implementasi
RSUD Bumi Panua Kabupaten
Pohuwato
36

Tujuan
1. Untuk Mengidentifikasi faktor penyebab terjadi TB paru di RSUD BUMI PANUA
Kabupaten Pohuwato
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan TB paru,
menurunkan angka kematian penyakit TBC dengan memutuskan mata rantai
penularan, sehingga penyakit TBC tidak lagi merupakan masalah kesehatan di
Kabupaten Pohuwato

Gambar 2.11 Kerangka Pemikiran


BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1. Objek Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan kerangka pemikiran seperti yang telah

diuraikan dalam Bab I dan Bab II, maka yang menjadi objek penelitian pada Sistem

Pakar Diagnosa Penyakit TB Paru (TBC) Menggunakan Metode Fuzzy Tsukamoto

Di RSUD Bumi Panua Kabupaten Pohuwato

3.2. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam perancangan Sistem ini adalah metode

deskriptif yaitu penelitian yang berusaha untuk menuturkan pemecahan masalah

yang ada sekarang berdasarkan data, menganalisis dan menginterprestasikan.

Metode ini bertujuan untuk pemecahan masalah secara sistematis dan faktual

mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diteliti.

Tahapan penelitian dapat diuraikan sebagai berikut :

3.1.1 Tahap Analisis

Pada tahap ini dilakukan analisis Penerapan Metode Fuzzy Tsukamoto

pada Sistem Pakar Diagnosa Penyakit TB Paru (TBC):

a. Analisis Sistem Berjalan

Pada tahap ini dilakukan analisis kebutuhan dan masalah dalam

perekayasaan sistem yang akan di buat kemudian menetapkan sistem yang akan

36
37

di rekayasa dalam penelitian ini, pengembangan sistem juga harus

memperhatikan representasi parameter yang akan di gunakan, sehingga sistem

pakar yang akan di gunakan sesuai dengan kebutuhan setiap pengguna,agar

dapat membantu melakukan melakukan Diagnosa Penyakit TB Paru (TBC)

yang memenuhi kriteria.

b. Analisis Sistem yang Diusulkan

Pada tahap ini dilakukan pendalaman tentang kejelasan sasaran, kejelasan

tujuan dari Sistem Pakar Diagnosa Penyakit TB Paru (TBC), kejelasan sistem

yang akan direkayasa serta bimbingan teknis penggunaan sistem. Secara umum

dapat di gambarkan bahwa sistem yang akan di bangun merupakan sebuah

sistem yang menggunakan metode Fuzzy Tsukamoto untuk mendiagnosa

Penyakit TB Paru (TBC).

3.1.1 Tahapan Identifikasi Sistem

Dalam penelitian ini akan dibagi menjadi beberapa tahapan kegiatan yaitu

Identifikasi sistem yang dilakukan untuk mendapatkan karakteristik sistem yang

ada saat ini, dan identifikasi kebutuhan sistem yang terbagi sebagai berikut:

a. Mengidentifikasi penyebab masalah

b. Mengidentifikasi titik keputusan

c. Mengidentifikasi personel kunci

d. Menentukan jenis penelitian

e. Merencanakan jadwal penelitian

f. Membuat penugasan penelitian/survey

g. Membuat agenda wawancara


38

3.1.2 Jenis dan Sumber Data

1. Data primer, data yang diperoleh dari sumbernya dengan melakukan

wawancara terhadap Pegawai yang paham terhadap penyakit tanaman padi pada

RSUD Bumi Panua Kabupaten Pohuwato

2. Data Skunder, data yang diperoleh secara tidak langsung bersumber dari

dokumentasi, literatur, buku, jurnal, dan informasi lainnya yang ada

hubungannya dengan masalah yang diteliti.

3.1.3 Metode dan pengumpulan data

Untuk mendapatkan data yang benar – benar akurat, relevan, valid dan dapat

dipercaya maka pengumpulan data dilakukan sebagai berikut:

a. Observasi, Pengumpulan data melalui pengamatan dan pencatatan terhadap

berbagai bentuk laporan-laporan yang akan di hasilkan dari sistem pakar.

Pengamatan dilakukan di RSUD Bumi Panua Kabupaten Pohuwato.

b. Interview, Pengumpulan data dengan cara tatap muka dan tanya jawab langsung

dengan sumber data, yaitu pegawai RSUD Bumi Panua Kabupaten Pohuwato

sebagai pakar dari sistem ini

c. Survei, Pengumpulan data dengan melakukan survey ke RSUD Bumi Panua

Kabupaten Pohuwato Studi pustaka, Pengumpulan data dengan cara membaca

serta mempelajari dokumen– dokumen, literatur, buku, jurnal, video / gambar

yang berhubungan dengan obyek penelitian guna mendapatkan teori ataupun

konsep yang dapat digunakan sebagai landasan teori dan kerangka pemikiran

dalam penelitian dan untuk mencari metodologi yang sesuai serta

membandingkan teori yang ada dengan fakta yang ada di lapangan.


39

3.1.4 Prosedur Pengujian Sistem

Sebelum program diterapkan, maka program harus bebas terlebih dahulu dari

kesalahan–kesalahan. Oleh sebab itu program harus diuji untuk menemukan

kesalahan–kesalahan yang mungkin dapat terjadi. Program ditest untuk tiap–tiap

modul dan dilanjutkan dengan pengetesan untuk semua modul yang telah dirangkai.

Kesalahan dari program yang mungkin terjadi dapat diklasifikasikan dalam tiga

bentuk kesalahan, yaitu sebagai berikut:

1. Kesalahan bahasa (language errors) atau disebut juga dengan kesalahan

penulisan (syntax errors) atau kesalahan tata bahasa (grammatical errors)

adalah kesalahan didalam penulisan source program yang tidak sesuai

dengan yang telah disyaratkan. Kesalahan ini relatif mudah ditemukan dan

diperbaiki, karena kompiler akan memberitahukan letak dan sebab

kesalahannya sewaktu program dikompilasi.

2. Kesalahan sewaktu proses (run time errors), adalah kesalahan yang terjadi

sewaktu executable program dijalankan. Kesalahan ini akan menyebabkan

proses program berhenti sebelum selesai pada saatnya, karena kompiler

menemukan kondisi–kondisi yang belum terpenuhi yang tidak bisa

dikerjakan. Kesalahan ini juga relatif mudah ditemukan, karena juga

ditunjukkan letak serta sebab kesalahannya.

3. Kesalahan Logika (logical errors), adalah kesalahan dari logika program

yang dibuat. Kesalahan seperti ini sulit ditemukan, karena tidak ada

pemberitahuan mengenai kesalahannya dan tetap akan didapatkan hasil dari


40

proses program, tetapi hasilnya salah. Kesalahan seperti ini merupakan

kesalahan yang berbahaya karena bila tidak disadari dan tidak ditemukan,

hasil yang salah dapat menyesatkan bagi yang menggunakannya. Cara

mencari kesalahan logika dapat dilakukan dengan test data, yaitu dengan

menjalankan program dengan menggunakan data tertentu dan

membandingkan hasil pengolahannya dengan hasil yang sudah diketahui.

Bila hasilnya berbeda, berarti mengalami kesalahan dan harus dilacak serta

ditemukan sebab–sebab kesalahannya. Proses melacak kesalahan ini dikenal

dengan istilah mencari kutu (debugging). Hasil pelacakannya adalah

didapatkan kutu tersebut (bug yang berarti penyebab kesalahannya).

Program dapat diuji untuk tiap–tiap modulnya dan dilanjutkan dengan

pengujian untuk semua modul yang telah dirangkai. Dengan demikian terdapat tiga

tingkat pengujian yang dilakukan, yaitu :

1. Pengujian modul

Pengujian untuk tiap–tiap modul program (dapat berupa program utama, sub

routine, sub program) disebut dengan stub testing. Pengetesan suatu modul

dapat saja dilakukan walaupun modul lainnya yang berhubungan dengannya

belum ditulis. Hal ini mudah saja dilakukan, yaitu dengan cara mensimulasi

modul yang dipanggil yang belum ditulis. Modul dipanggil yang disimulasi

ini disebut dengan stub. Modul stub dapat berupa sub routine atau sub

program yang tidak berisi dengan logika–logika program. Mungkin juga

modul stub ini diisi dengan instruksi–instruksi yang akan mencetak


41

parameter yang diterimanya untuk menunjukkan bahwa modul ini sudah

dapat dipanggil dengan benar.

2. Pengujian Unit atau Pengujian Program

Setelah semua modul program selesai ditulis dan diuji secara independent

sampai bebas dari kesalahan dan telah dirangkai menjadi satu unit program

ini perlu diuji kembali. Pengetesan untuk ini disebut dengan unit testing atau

program testing yang dimaksudkan untuk meyakinkan bahwa semua modul

telah bekerja terintegrasi tanpa mengalami kesalahan.

3. Pengujian Sistem

Pengujian sistem biasanya dilakukan setelah pengujian program. Pengujian

sistem dilakukan untuk memeriksa kekompakan antar komponen sistem yang

diimplementasikan. Tujuan utama dari pengujian sistem ini adalah untuk

memastikan bahwa elemen–elemen atau komponen–komponen dari sistem

telah berfungsi sesuai dengan yang diharapkan.

Gambar 3.1 Prosedur Pengujian Penelitian


42

JADWAL PENELITIAN

2018
Deskripsi Aktivitas
Januari Februari Maret April Mey Juni

Pra Penelitian dan Pengajuan


Proposal

Pengumpulan data

Analisa kebutuhan sistem

Desain system

Pembuatan Sistem (Coding)

Pengujian Sistem

Implementasi Sistem

Evaluasi/Perbaikan Sistem

Penyusunan Laporan
37

DAFTAR PUSTAKA

Dwiangga, Ridwan, Muhammad. 2014. Sistem Pakar Diagnosa Penyakit TB Paru


(TBC) Dengan Metode Fuzzy Tsukamoto. Kolaka : Jurnal INTENSIF ISSN
:2549-6824

Arhami, Muhammad. 2005. Konsep Dasar Sistem Pakar. Yogyakarta : Andi


Yogyakarta
Antoni, Ahmad. 1998. Kamuas lengkap TEKNIK. Surabaya : Gitamedia press.
Anonim. 2016. Adobe Photoshop. https://.id/m/wikipedia.org/
wiki/Adobe_photoshop/ diakses 20 Oktober 2017)

Anonim. 2007.Fuzzy Tsukamoto: Foundational Issues, Methodological Variations,


and SystemApproaches. Artificial Intelligence Communications.
IOSPress,Vol7:1(https://www.google.com/search?q=pengertian+metode+f
uzzy+tsukamoto&ie=utf-8&oe=utf-8&client=firefox-b-ab diakses tanggal
22 September 2017)

BPS Pohuwato. 2015. RSUD. Pohuwato : Badan Pusat Statistik


Diksaranti, Tri Lara. 2017. Sistem Pakar Diagnosa Penyakit TB Paru (TBC).
Makassar. Universitas Hasanuddin
Hartini, Sri dan Iswanti, Sari. 2008. Sistem Pakar dan Pengembangan. Yogyakarta:
Penerbitan Graha Ilmu
Hendrik A dan Riskadewi. 2005. Aplikasi Sistem Pakar menggunakan Backward
chaining.

Ibrahim, Alan. 2016. Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Tanaman Padi


Menggunakan Metode Case Based Reasioning Pada Dinas Pertanian Dan
Ketahanan Pangan kabupaten Pohuwato. Skripsi Tidak Diterbitkan.
Gorontalo:Universitas Ichsan Gorontaloq1

Jogiyanto, HM. 2005. Perancangan Sistem Informasi. Teknologi Informasi.

Juju, Dominikus. 2007. Buku Latihan Dreamweaver. Jakarta : Elex Media


Komputindo

Kadir, Abdul. 2003. Konsep dan Tuntutan Praktis Basis Data. Yogyakarta : Andi

Kusrini, M.Kom. 2006. Sistem Pakar Teori dan Aplikasi. Yogyakarta : Andi Offset

Anda mungkin juga menyukai