NGT adalah kependekan dari Naso Gastric Tube. Alat ini adalah alat yang digunakan untuk
memasukkan nutsrisi cair dengan selang plastic yang dipasang melalui hidung sampai lambung. Sering
digunakan untuk memberikan nutrisi dan obat-obatan kepada seseorang yang tidak mampu untuk
mengkomsumsi makanan,cairan dan obat-obatan secara oral. Digunakan juga untuk mengeluarkan isi
lambung.
Nasogastric terdiri dari dua kata yaitu dari bahasa latin dan bahasa yunani. Naso adalah suatu kata yang
berhubungan dengan hidung. Sedangkan dari bahasa yunani Gaster yang artinya perut gendut
(berhubungan dengan perut).
Nasogastric Tubes (NGT) sering digunakan untuk menghisap isi lambung, juga digunakan untuk
memasukan obat-obatan dan makananan. NGT ini digunakan hanya dalam waktu yang singkat.
(Metheny&Titler,2001).
B. MACAM-MACAM NGT :
F. PENGKAJIAN
G. PERSIAPAN ALAT
1. Selang NGT ukuran dewasa, anak –anak dan juga bayi. Melihat kondisi pasiennya
2. Handscun bersih
3. Handuk kecil
4. Perlak
5. Bengkok
6. Jelli atau lubricant
7. spuit 50 cc – 100 cc
8. Stetoskop
9. Tongue spatel
10. Plaster
11. Pen light
12. Gunting
13. Klem
14. Baskom berisi air
1. Siapkan peralatan di butuhkan seperti yang telah disebutkan diatas termasuk plester 3 untuk
tanda, fiksasi di hidung dan leher dan juga ukuran selang NGT
2. Setelah peralatan siap minta izin pada pasien untuk memasang NGT dan jelaskan pada pasien
atau keluarganya tujuan pemasangan NGT tapi sebelumnya jangan lupa cuci tangan
3. Setelah minta izin bawa peralatan di sebelah kanan pasien. Secara etika perawat saat memasang
NGT berada di sebelah kanan pasien
4. Cek kondisi lubang hidung pasien , perhatikan adanya sumbatan
5. Untuk menentukan insersi NGT, instruksikan klien untuk rileks dan bernapas secara normal
dengan menutup salah satu hidung. Kemudia ulangi pada lubang hidung lainnya (bagi pasien
sadar)
6. Pakai handscun kemudian posisikan pasien dengan kepala hiper ekstensi
7. Pasang handuk didada pasien untuk menjaga kebersihan kalau pasien muntah
8. Letakkan bengkok di dekat pasien
9. Ukur selang NGT yang akan dimasukan dengan menggunakan metode:
1. Metode tradisional
10. Ukur jarak mulai dari puncak hidung ke telinga bagian bawah, kemudian dari telinga tadi ke
prosesus xipoideus
2. Metode Hanson:
11. Mula-mula tandai 50 cm pada tube, kemudian lakukan pengukuran dengan metode tradisional.
Selang yang akan dimasukan pertengahan antara 50 cm dengan tanda tradisional
9. Setelah selesai tandai selang dengan plaster untuk batas selang yang akan dimasukkan
10. Olesi jelly pada NGT sepanjang 10-20 cm
11. Instruksikan pada pasien bahwa selang akan dimasukan dan instruksikan pada pasien untuk
mengatur posisi ekstensi
12. Masukkan selang dengan pelan-pelan, jika sudah sampai epiglottis suruh pasien untuk menelan
dan posisikan kepala pasien fleksi, setelah sampai batas plester cek apakah selang sudah benar-
benar masuk dengan pen light jika ternyata masih di mulut tarik kembali selang dan pasang lagi
13. Jika sudah masuk cek lagi apakah selang benar-benar masuk lambung atau trakea dengan
memasukkan angin sekitar 5-10 cc dengan spuit. Kemudian dengarkan dengan stetoskop, bila
ada suara angin berarti sudah benar masuk lambung. Kemuadian aspirasi kembali udara yang di
masukkan tadi
14. Jika sudah sampai lambung akan ada cairan lambung yang teraspirasi
15. Kemudian fiksasi dengan plester pada hidung, setelah fiksasi lagi di leher. Jangan lupa mengklem
ujung selang supaya udara tidak masuk
16. Evaluasi pasien setelah terpasang NGT
17. Setelah selesai rapikan peralatan dan permisi pada pasien atau keluarga.
18. Cuci tangan
19. Dokumentasikan hasil tindakan pada catatan perawatan
20. Selang NGT maksimal dipasang 3 x 24 jam jika sudah mencapai waktu harus dilepas dan di
pasang NGT yang baru.
21. Langkah –langkah pemberian makanan cair lewat NGT
I. DOKUMENTASI
Catat hal-hal berikut pada lembar dokumentasi:
Makanan yang bisa di masukkan lewat NGT adalah makanan cair, caranya adalah sebagai berikut:
K. KOMPLIKASI
1. Komplikasi mekanis
a. Sondenya tersumbat.
b. Dislokasi dari sonde, misalnya karena ketidaksempurnaan melekatkatnya sonde dengan
plester di sayap hidung.
2. Komplikasi pulmonal: misalnya aspirasi.
2. Dikarenakan pemberian NGT feeding yang terlalu cepat.
a. Kecepatan aliran nutrisi enteral terlalu tinggih
b. Letak sonde mulai hidung sampai ke lambung tidak sempurna.
3. Komplikasi yang disebabkan oleh tidak sempurnanya kedudukan sonde
c. Yang menyerupai jerat
d. Yang menyerupai simpul
e. Apabila sonde terus meluncur ke duodenum atau jejunum.
3. Hal ini dapat langsung menyebabkan diare.
4. Komplikasi yang disebabkan oleh zat nutrisi
5. Catatan :
6. Posisi Fowler : Pasien duduk setengah tegak (45 – 60 derajat ) , lutut boleh ditekuk atau lurus.
Ada 3 jenis posisi fowler :
a. High Fowler : Kepala pasien diangkat 80 – 90 derajat
b. Semi Fowler : Kepala pasien diangkat 30 – 45 derajat
c. Low Fowler : Kepala pasien diangkat < 30 derajat